Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“POLA DISPERSI GEOKIMIA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : TRI SATYA LATENDENGAN


NIM : G 81122044
MATA KULIAH : GUNUNG API DAN EKSPLORASI GEOTHERMAL
DOSEN PENGAMPUH : Ir. SANDRA, S.Si., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih juga Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur kami kepadaNya yang tak henti-hentinya memberikan
kesehatan dan kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah ini diupayakan semaksimal mungkin serta bantuan dari berbagai pihak.
Sehingga memberikan kelancaran pada setiap prosesnya. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Dosen, yang telah
membimbing penulis dan memberi banyak inspirasi pada karya tulis ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Orang Tua dan rekan-rekan
yang selalu mendukung keberhasilan makalah ini.

Makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan penulis
dalam menjabarkan yang lebih dalam makalah ini. namun penulis sudah berusaha
dengan baik. Dan setiap saran dan kritik yang membangun, selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap makalah ini akan memberikan
manfaat bagi para pembaca. Demikian laporan ini dibuat dengan sesunguh sunguhnya
kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.

Palu, 18 oktober 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat ini. Geokimia
berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia. Hal ini
bukan merupakan penggabungan ilmu, namun merupakan disiplin ilmu yang
hanya membantu menjelaskan fenomena fenomena geologi yang terjadi dan
ditinjau dari sisi kimianya. Sebelum masuk lebih dalam mempelajari
Geokimia kita harus memahami ilmu geologi terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami ilmu geokimia. Ilmu
Geologi sendiri terdiri dari banyak cabang, diantaranya: mineralogi,
petrologi, sedimentologi, geomorfologi, paleontologi, geologi struktur
stratigrafi dan lain lain. Geokimia adalah ilmu yang Geokimia adalah ilmu
yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan bumi, terutama
yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-
hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang
ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral,
geokimia petroleum dan geokimia lingkungan.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai bagaimana pola dispersi


geokimia terjadi, dimana setiap unsur- unsur berpindah menuju lokasi dan
lingkungan geokimia yang baru.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini untuk mengetahui bagaimana proses pemindahan dari
mineral yang diakibatkan pola dispersi serta jenis- jenis pola dispersinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Geokimia


Geokimia memiliki beberapa definisi, definisi yang dilakukan oleh
Goldschmidt menekankan pada dua aspek, yaitu:
1. Distribusi Unsur dalam bumi (deskripsi).
2. Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut diatas (interpretasi).

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah


dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan
atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil
dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan
serta distribusi inti atom. Secara normal material bumi tidak dapat
mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami transportasi geokimia
yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain.

Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran


kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur- unsur bijih atau unsur-unsur yang
berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih.
Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran
secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen
sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia,
yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungannya (background geokimia).

Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:


1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis (Proses dimana unsur-
unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru
dinamakan ) diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi
permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah
jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi
pelapukan kimiawi.

2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi (dispersi


kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan). Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini terlihat kurang
seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang
membentuk pola dispersi bisa :
a) Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:
serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b) Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam air tanah berasal dari
endapan kalkopirit)
c) Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin
dan empung yang berdekatan dengan satu endapan pentlandit)
d) Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsorbsi pada lempung atau material
organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati
endapan kalkopirit)
e) Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam
umbuhan atau hewan) Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan
sangat perlu kita ketahui.
2.2 Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau
fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya
pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan
pengendapan dalam larutan).

Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan contoh,


pemilihan lokasi contoh, pemilihan fraksi ukuran dan sebagainya. Contohnya
dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah contoh diambil dari air
atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah
pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya
adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi
Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut
diendapkan dicari dalam tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang
diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka
fraksi yang kasar kemungkinan mengandung unsur yang dicari.

 Pola dispersi dan assosiasi dengan cebakan bijih mencakup :


a) Tubuh bijih memotong bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat
diobservasi secara langsung. Pola dispersi geokimia berasosiasi
dengan tubuh bijih primer
b) Tubuh bijih tidak tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah
pelapukan. Dispersi unsur akan terdapat pada sedimen maupun pada
soil
c) Tubuh bijih persis tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam
keadaan ini jika konsentrasi mineral- mineral stabil dan mobil tidak
banyak maka diteksi terhadap tubuh bijih sangat sulit
d) Tempat tubuh bijih terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan
geokimia akan memberi hasil nihil, deteksi harus dilakukan dengan
metode geofisika.
 Hal Dasar Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:
a) Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam
badan bijih yang dicari
b) Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih
tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas
penyebarannya dari unsur petunjuk.

2.3 Metode Eksplorasi Geokimia


Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar
dan sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan untuk
melakukan eksplorasi geokimia. Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum
(Peters, 1978).

a) Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian


yang dinginkan, serta pola sampling.
b) Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek
contoh-contoh secara umum dan kedalaman contoh untuk mnentukan
level yg dapat diyakini & mengevaluasi faktor bising (noise).
c) Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang
dibuat pada beberapa metode.
d) Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika).
e) Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi
pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih
rapat & penambahan metode geokimia.
f) Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang &
penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
Konsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia. Tiap eksplorasi geokimia
terdiri dari tiga komponen, yaitu:
• sampling (pengambilan contoh)
• analisis
• Interpretasi
Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi bebas yang saling terkait.
Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap
berikutnya. Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan
eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan
dicari.

2.4 Peran pola Dispersi pada Mineral Bijih Yang Dibentuk oleh Hasil
Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan
Transportasi.

Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan


akan mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan
bercampur dengan material lain. Proses dimana unsur- unsur berpindah
menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi
geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.

Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia
sekunder. Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di
dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-unsur selama
pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih
terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi
dipermukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola- pola dispersi
primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain proses
pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada
suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan
mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya,
sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari
tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu
lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi
sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah.

Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada


endapan lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber
oksigen dari udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah
sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu
akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian
terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut, akan
jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan
gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan definisinya pola dispersi dibagi menjadi dua yaitu: pola
dispersi mekanis (Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan
lingkungan geokimia yang baru dinamakan), pola dispersi kimiawi (dispersi
kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan). Adapun jenis-
jenis mineral yang dapat dijumpai pada proses dispersi adalah : emas,
platina, kasiterit, kromit, serussit, anglesit, kalkopirit dan nikel.
DAFTAR PUSTAKA

Joyce, A.S., Jurnal Geomine. Exploration Geochemistry., Techpress,


Australia, 1974.

Reedman, J.H., Jurnal : Techniques in Mineral Exploration., Applied Science


Publisher Ltd., 1979

D Rizky - Jurnal Eksakta Kebumian, 2020

IW Karyasa - JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 2015

D Novita, B Muljana – Jurnal : Geologi dan Sumberdaya, 2023

Anda mungkin juga menyukai