Anda di halaman 1dari 5

Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur.

Dispersi
dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi,
difusi dan pengendapan dalam larutan).

Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan lokasi conto, pemilihan
fraksi ukuran dsb. Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah conto diambil dari air
atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah pengendapan unsur yang dicari sensitif
terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya
dispersi Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorp\si dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari
dalam tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam
mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan mengandung unsur yang dicari.

Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan
dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya,
lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh
temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola
geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target
bagi survey tanah dan sedimen. 1.5 Mobilitas UnsurMobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak
dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari
asalnya, ini disebut mudah bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon.
Rn dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium.

Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya: F bersifat sangat mobil dalam
proses pembekuan magma (pembentukan batuan beku), cebakan pneumatolitik dan hidrotermal,
namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F
masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.

Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas yang sangat berbeda,
sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial. Misalnya: Pb dan Zn sangat
sering terdapat bersama-sama (berasosiasi) di dalam endapan bijih (di dalam lingkungan siliko-alumina),
sedangkan dalam lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil daripada Pb akan mudah mengalami
pelindian, sehingga Pb yang tertinggal akan memberikan anomali pada zona mineralisasinya.

 Pathfinders adalah suatu unsur yang jlh atau pola sebarannya dapat dipakai sbg petunjuk adanya
mineralisasi.

Awalnya geokimia digunakan dalam program eksplorasi hanya

untuk menentukan kadar dari material yang akan ditambang.

• Pada akhirnya eksplorasi geokimia juga digunakan untuk melokalisir endapan menggunakan sifat kimia
dari lingkungan di sekitarnya  untuk sampel tanah atau vegetasi pada area dengan sedikit singkapan.

• Tujuan eksplorasi geokimia  untuk menentukan anomaly geokimia yang membedakan endapan dari
penguatan backgroundnya terhadap endapan yang tidak signifikan.
• Ahli geologi eksplorasi umumnya terlibat langsung pada eksplorasi geokimia daripada pada eksplorasi
geofisika yang biasanya dilakukan oleh kontraktor.

• Program geokimia dapat dibagi menjadi: perencanaan, sampling, analisis kimia, interpretasi, dan
follow-up.

Beberapa elemen yang bergerak atau terdispersi dari sumber utamanya proses secondary
dispersion (misalnya Zn), dimana hal ini dapat dipengaruhi juga oleh:
• Pergerakan mekanis fragmen-fragmen melalui gaya berat.

• Pergerakan sebagai gas atau difusi elemen dalam bentuk ion seperti halnya pergerakan dalam
larutan.

 Pertambangan adalah ….

Kegiatan eksplorasi lapangan sebagai bagian dari strategi / cara untuk mencari dan menentukan
komoditas mineral tertentu yang dapat ditambang secara ekonomis.

Eksplorasi biasanya terbagi menjadi beberapa proyek / kegiatan dimana setiap kegiatan tsb dapat
menangani satu atau lebih prospek.

 Geochemistry : studi tenteng kimia bumi dan bagian komponen-komponennya.

Metode geokimia mencakup pengukuran kimia dari batuan, tanah, sdimen sungai, dan tanaman untuk
menentukan pola kimianya yang mungkin menunjukkan daerah mineralisasi.

 Dipersi Fisik dan kimia shg mineral2 mengalami proses penguraian dan unsur2 kimia nya
tersebar / tertransport menuju lingkungan baru berdasarkan sifat mobilitasnya

 Sifat mobilitas geokimia suatu mineral sangat penting dalam prospeksi. Moblitas rendah &
mobilitas tinggi

 Primary and secondary environment : Zona hampir equidimensional yang menutupi


bahan sumber (misalnya, deposit bijih) disebut halo dispersi primer yang menandakan
distribusi elemen dalam pola sistematis dan berbeda yang dihasilkan sebagai
konsekuensi dari dispersi primer. Lingkaran dispersi sekunder kadang-kadang
digambarkan sebagai kereta dispersi, geometri, dan cakupan yang bertumpu pada
berbagai faktor di antaranya fisiografi dan pergerakan air tanah sejauh ini yang paling
penting.
 Krn unsur2 memiliki mobilitas yang berbeda-beda. Shg seringkali kita harus
menggunakan pathfinders dalam prospeksi.
 Pathfinders adalah suatu unsur yang jlh atau pola sebarannya dapat dipakai sbg petunjuk
adanya mineralisasi.

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA


BARAT

Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S

SARI

”Kegiatan survey ini dilaksanakan dalam rangka kerjasama antara China Geological Survey
dengan Badan Geologi mengenai kerjasama teknik dan keilmuan di bidang Kebumian yang
dilaksanakan oleh Pusat Sumber Daya Geologi melalui DIPA 2011 bersama dengan Wuhan
Center of China Geological Survey. Oleh karena kerjasama ini berlangsung selama 3 (tiga) tahun
(2011 – 2013), maka dalam periode pertama ini dipilih Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok
Selatan.

Maksud kegiatan penyelidikan geokimia ini adalah untuk melakukan pengambilan conto
sedimen sungai aktif, sari dulang dan batuan termineralisasi di daerah
penyelidikan.Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui penyebaran unsur–unsur
kimia logam dari conto yang diambil dan zona-zona anomali unsur logam serta daerah
prospek sebagai data penunjang untuk penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP).

Metoda penyelidikan berupa pengumpulan data yang dilakukan dalam pekerjaan ini
meliputi pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur hasil


pemetaan dan survei mineral di daerah penelitian dengan cara :

 mengumpulkan data-data laporan hasil inventarisasi dan eksplorasi yang


dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Geologi atau Pusat Sumber daya Geologi.

 mempelajari Peta Geologi Skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat


Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G).
 mengumpulkan data-data laporan hasil penelitian dari pemerintah daerah
setempat.

Pengumpulan data primer merupakan peker jaan yang langsung dilakukan di lapangan yang
meliputi pengambilan conto sedimen sungai, sari dulang, batuan dan pengamatan geologi,
alterasi serta mineralisasi pada lintasan sungai dan di lokasi yang memiliki indikasi keterdapatan
maupun secara konsep geologi memungkinkan terbentuknya endapan mineral logam
berdasarkan hasil evaluasi data sekunder.

Pemercontoan geokimia dengan dilakukan cara pengambilan conto endapan sungai aktif meng-
gunakan saringan lolos 60 mesh atau 80 mesh, disertai pemercontoan konsentrat mineral berat
dengan melakukan pendulangan pada lokasi yang sama. Bila ditemukan indikasi pemineralan,
dilakukan pengambilan conto batuan ubahan dan termineralisasi dengan metoda grab sampling.

Grab sampling

Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara mengambil
bagian (fragmen) yang berukuran besar dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu
tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat
ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.

Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :

Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum kadar.

Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material, dengan tujuan
pengecekan kualitas.

Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas
umum dari material yang diledakkan, dll.

Bulk Sampling

Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara mengambil material
dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi
sampai dengan pengolahan). Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini
dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini
juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu
proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk
sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji (lihat Gambar).

Chip sampling
Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan
pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang
memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut
biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu
kantong conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik ukuran butir,
jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti
urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran
fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

Channel sampling

Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan membuat alur
(channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut
dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal,
atau tegak lurus kemiringan lapisan (Gambar).

Gambar Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)

Gambar Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis (Chaussier et al.,
1987)

Anda mungkin juga menyukai