Anda di halaman 1dari 11

Bagaimana nikel laterit terbentuk?

Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika
dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras
yang biasa dipakai untuk peralatan makan, ornamen gedung, maupun bahan konstruksi.

Ditinjau dari bentuk endapannya, nikel dibagi menjadi 2 yaitu nikel laterit dan nikel sulfida.
Bijih nikel laterit merupakan salah satu sumber bahan logam nikel yang banyak terdapat di
Indonesia, diperkirakan mencapai 11% cadangan nikel dunia. Nikel laterit merupakan sumber
bahan tambang yang sangat penting, menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia.
Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam dari batuan induk dari jenis
ultrabasa, berkaitan dengan mobilitas unsur unsur penyusun source rocknya. Umumnya
terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis. Negara penghasil nikel laterit di dunia diantaranya
New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia, Columbia dan Australia.

Nikel laterit di Sulawesi dari link ini.


Pada umumnya bijih nikel laterit terbentuk di bagian atas kompleks Ophiolit (komposisi lempeng
samudera yang bersifat ultra mafic). Akibat adanya pengangkatan secara tektonik, batuan
induknya menjadi memiliki relief permukaan, air tanah yang dalam dan memiliki sesar dan kekar
serta fractures. Hal ini menyebabkan tersedianya media untuk aliran air yang berpengaruh pada
intensitas pelapukan.

Batuan induk dari nikel laterit adalah ultrabasa dengan rata-rata kandungan Ni 0,2% yang
terdapat pada kisi-kisi kristal olivin dan piroksen (Vinogradov). Proses awal yang dialami oleh
batuan induk adalah proses serpentinisasi. Serpentinisasi akibat pengaruh larutan hydrothermal
pada akhir pembekuan magma telah mengubah batuan ultrabasa menjadi serpentinnit atau
peridotit terserpentinkan. Batuan ini sangat mudah terpengaruh oleh pelapukan lateritik.

Secara geologis, batuan ultra basa diketahui mengandung sejumlah kecil nikel yang terikat
dengan silika. Oleh karena adanya proses pelapukan batuan, maka ikatan tersebut mudah terurai
sehingga akan terjadi penghilangan silikat di satu sisi, dan terjadi pengkayaan nikel pada lapisan
atau horison tertentu pada hasil pelakukan batuan tersebut.
Pengaruh iklim tropis mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah
di Indonesia memiliki profil laterit (produk pelapukan) yang tebal. Bijih nikel laterit tersebut
tersebar di kawasan bagian timur Indonesia. Persebaran ini tidak terlepas dari pengaruh tatanan
tektonik. Tatanan geologi Indonesia dianggap unik dan rumit. Banyak ahli geologi yang berusaha
menjelaskan fenomena tersebut, baik dengan menggunakan pendekatan teori tektonik klasik
maupun tektonik global.

Sebaran ophiolites di Indonesia.


Mewakili contoh pemikiran tektonik klasik, Van Bemmelen (1933) menggunakan Teori Undasi
dalam menjelaskan keberadaan jalur-jalur magmatik yang menyebar secara ritmik menerus dari
Sumatera ke Kalimantan barat dan Kalimantan. Berikutnya, Westerveld (1952)
merekontruksikan jalur orogen di Indonesia dengan menggunakan pendekatan konsep
geosinklin. Hasilnya adalah terpetakan lima jalur orogen dan satu komplek orogen yang ada di
Indonesia.

Menurut pemikiran tektonik global, konfigurasi saat ini merupakan representasi dari hasil kerja
pertemuan konvergen tiga lempeng sejak jaman Neogen, yaitu: lempeng samudera Indo-
Australia, lempeng samudera Pasifik, dan lempeng benua Asia Tenggara. Tatanan tektonik
Indonesia bagian barat menunjukkan pola yang relatif lebih sederhana dibanding Indonesia
timur. Kesederhanaan tatanan tektonik tersebut dipengaruhi oleh keberadaan daratan Sunda yang
relatif stabil. Sementara keberadaan lempeng benua mikro yang dinamis karena dipisahkan oleh
banyak sistem sangat mempengaruhi bentuk kerumitan tektonik Indonesia bagian timur.
Berdasarkan konsep ini pula di Indonesia terbentuk tujuh jalur orogen, yaitu jalur-jalur orogen:
Sunda, Barisan, Talaud, Sulawesi, Banda, Melanisia dan Dayak.
Teknik Eksplorasi Tambang
Written By Deka Mario on Selasa | Selasa, November 04, 2014

Setelah kita mengetahui Teknik Eksplorasi Tambang, langkah selanjutnya adalah kita membahas
mengenai Macam Pekerjaan Teknik Eksplorasi Tambang.

Eksplorasi Geokimia, Geokimia adalah : Satu bidang Ilmu Pengetahuan Yang menitik beratkan pada ilmu
kimia bumi secara keseluruhan, menguraikan proses penyebaran dan pemindahan unsur-unsur kimia
dalam kandungan bumi.
Geokimia secara luas : Pengukuran secara absolut dan relatif dari elemen-elemen dan isotop pada
berbagai bagian bumi dengan sasaran menemukan, distribusinya dan migrasinya melalui siklus geologi.
Eksplorasi Geokimia menitik beratkan pada distribusi dan migrasi elemen 2 bijih atau elemen-elemen
yang berasosiasi dengan bijih untuk mendeteksi endapan bijih. (Joyce, A.S 1976).
Penyebaran Geokimia :
1. Penyebaran Primer : disebut aureoles / Geokimia Primer halo yang terjadi akibat adanya alterasi
disekitar badan bijih dalam dimensi beberapa cm sampai beberapa meter bahkan dapat ratusan meter di
sepanjang badan bijih. Geokimia Primer ini tidak akan dibentuk oleh mineralisasi epigenetik tetapi dapat
merupakan akumulasi syngenetik lemah pada kondisi badan bijih yang baik. Jumlah ukuran akumulasi
syngenetik diukur sampai ratusan km, bentuk akir dari syngenetik ini adalah dikontrol oleh metamorfisme
dan remobilisasinya

2. Penyebaran sekunder/Geokimia Sekunder halo mengandung sisa mineralisasi bijih yang dikenal dalam
batuan Tanah sedimen dan conto air. Penyebarannya dapat beberapa meter sampai 10 km dari sumber,
dibawah kondisi ini rekonsentrasi akan lebih kuat membentuk badan bijih yang kaya, bentuk
rekonsentrasi anomali spurious secara umum polanya bercampur disekitar badan bijih.

- Karakteristik dasar : kemungkinan pola penyebaran kimia kurang menyolok daripada penyebaran
mekanis menurut Joyce, A.S. 1976 antara lain :
1. Mungkin mempunyai sifat mineralogis yang berbeda dgn deposit bijih.
2. Mungkin dalam bentuk larutan (ion Cu pada air tanah akan keluar dari endapan Chalchopyrit).
3. Tersembunyi dlm mineral lain (Ni pada serpentin dan lumpur yang berbatasan dengan endapan
Penloudit).
4. Terserap (Ca terserap pada lempung atau bahan organis yang menembus endapan Chalchopyrite).
5. Tergabung dalam massa Organik(Cu pada tumbuhan atau hewan).

Perbaikan utama yang dilakukan oleh prospeksi Geokimia Modern adalah berdasarkan pada
analisis kimia conto yang :
1. Dapat mendeteksi pada penyebaran yang lebih lemah.
2. Dapat memangfaatkan elemen yang tdk membuat mineral tidak dikenal pada pola penyebaran atau
terserap atau tergabung dalam mineral lain.
3. Dapat menyelidiki daerah lebih cepat tanpa harus menggunakan tenaga ahli untuk mendapatkan data
terpercaya, tetapi interprestasi dilakukan tenaga ahli.
Geokimia Aureoles merupakan anomali dengan konsentrasi unsur yang tinggi dekat dengan badan bijih.
Perkembangan Geokimia : Ilmu pengetuan Geokimia pertama kali diperkenalkan oleh schonbein
(swiss) yang menemukan gas ozon 1838.
- Tahapan penyelidikan geokimia :
a. Penyelidikan pendahuluan (orientation survey) :
Penentuan cara dan methoda yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan setiap tahapan
penyelidikan tersebut. Tujuannya menentukan media conto, prosedur pengumpulan, ukuran besar butir.
b. Penyelidikan Tingkat tinjau (reconnaissance survey) :
Menentukan daerah yang beranomali dengan tujuan menemukan daerah mineralisasi.
c . Penyelidikan Lanjut (follow up survey) :
Menentukan batas daerah anomali yang ditemukan dalam penyelidikan tingkat tinjau mendekati sumber,
tujuannya melengkapi lebih lanjut tentang daerah anomali dgn bukti dan alasan terjadinya.
d . Penyelidikan terinci (detailed survey) : hasil dari penyelidikan Lanjut adalah menentukan daerah target
yang diteruskan pada tahap penyelidikan terinci ini, jenis conto yang diambil adalah endapan Sungai
dengan kerapatan yang lebih besar lagi dan dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah dan batuan.

Konsep Penting Geokimia :


1. Mekanisme penyebaran : istilah dispersi umumnya umumnya digunakan utk seluruh proses
transportasi elemen fraksi , ada perbedaan antara penyebaran scr mekanis (pergerakan pasir sungai)
dan penyebaran kimia (disolusi, difusi dan pengendapan dlm larutan ).Jenis perbedaan mempengaruhi
media, lokasi dan ukuran fraksinya.
2. Lingkungan Geokimia : Lingkungan Geokim primer lingkungan yang terjadi dibawah zona pelapukan,
dicirikan tekanan dan temperatur yang tinggi, sirkulasi cairan yang terbatas dan kandungan O2 bebas
yang rendah, sedang Geokimia sekunder lingkungan pada pelapukan, erosi dan sedimentasi yang
dcirikan temperatur dan tekanan yang rendah, sirkulasi cairan yang tidak terbatas dan melimpahnya O2,
CO2, H2O.
3. Mobilitas Elemen : Beberapa elemen memperlihatkan tingkat mobilitas yang tinggi selama penyebaran
pd lingkungan tertentu, akan mengalami proses transportasi pd fase cair atau gas tetap diam pada
substansi padat.
4. Elemen Indikator : Suatu elemen yang melimpah atau penyebarannya dapat digunakan sebagai
indikasi mineralisasi. Patfinder elemen : elemen jejak.
5. Assosiasi alamiah dari elemen : disadari elemen, mineral dan proses akan berasosiasi dengann batuan
Dasar, penerapannya secara nyata melalui : Pengenalan kumpulan mineral tertentu, pengenalan proses
geologi tertentu, pemilihan patfinder elemen, pengenalan pola geokimia yang disebabkan oleh proses
non geologi.
6. Pola penyebaran yang berasosiasi dgn bijih : Endapan bijih umumnya tertutup atau terselubungi oleh
pola kimia conto : zona alterasi pada batuan yang lapuk mengelilingi batuan yang segar dari tembaga
porfiri dan disekitar endapan bijih Sn.

3. Kandungan kimia bumi dan tata surya :

a. Kandungan matahari: mencerminkan kandungan unsur dilapisan luar dari matahari, terdapat 70 unsur
yang diserap bumi, unsur yang dominan adalah : hidrogen dan helium, (Spectroskop), helium pertama x
ditemukan Lockyer 1868 pada spektrum matahari, di bumi oleh Ramsay 1895 dari pemanasan urannite
(UO2).
b. Kandungan Planet : Secara megakospis dan spektroskop permukaan planer sangat heterogen dan
berbeda dibawah permukaan, unsur yang dominan : hidrogen dan helium.
c. Kandungan Meteorit : sebagian besar mengandung besi- nikel aloi, silikat yang menghablur, olivin dan
piroksin, mineral besisulfida (FeS) dapat dibagi menjadi 3 :

1. Siderit/Meteorit besi (logam 98 %) mengandung nikel besi (Ni 4% -20 %), selalu mengandung troilite
(FeS), syrebersite (Fe,Ni,Co) 3 P dan grafit, mineral tambahan daubrelite (FeCr2S4), kohenite (Fe3C),
Kromite (FeCr2O4).
2. Siderolit /Meteorit batu besi : nikel -besi (logam 50 %) dan silikat (50 %), dikelompokkan 2 : palasit
(palasit nikel besi mengelilingi butiran olivin), Mesosiderit kebanyakan silikatnya adl plagioklas felspar,
dan piroksen.
3. Aerolit/ batu : dikelompokkan menjadi 2 yaitu : kondrit dan akondrit. Perbedaanya ada tdknya
kondrul/kondri (kecil,bulat berdiameter 1 mm) yang terdiri dari olivin dan piroksen, kandungan aerolite ;
olivin (40%), Piroksen (30%), nikel-besi (5-20%), plagioklas(10%) dan troilite(6%).

d. Kandungan Atsmosfer : yang dominan nitrogen, oksigen dan argon, Penambahan unsur dapat
disebabkan :
Penambahan gas 2 yang berasal dari magma gunung api.
Penambahan O2 dari penguraian fotokimia uap air dan fotosintesis,
Penambahan Helium yang berasal dr radiasi radioaktif uranium dan torium.
Penambahan Argon dari radiasi radioaktif kalium,
Penamb. Gas-gas dari komet dan meteorit,
Penamb. CO2 sesuai dengan peningkatan penggunaan bahan bakar fosil).

Sedangkan berkurangnya unsur disebabkan :


Berkurangya O2 secara oksidasi hidrogen dari air, perubahan besi fero ke ferri, perubahan sulfur ke
sulfat, mangan ke mangan dioksida,
Berkurangya Co2 melalui pembentukan batubara dan minyak bumi.
Berkuranya nitrogen melalui Pembentukan oksida nitrogen dlm udara.
Berkurangnya hidrogen dan helium dr bumi.
e. Kandungan hidrosfer : hidrosfer adalah air yang berada di bumi mencakup samudera, laut, danau,
sungai, rawa,dan air tanah. kandungan kimia hidrosfer dipengaruhi lingkungan batuan disekitarnya
terutama hidrosfer daratan.
f. Kandungan biosfer : Semua kehidupan dibumi baik di daratan atau di dalam bumi.
g. Kandungan kerak bumi : dibagi menjadi 2 lapisan :

1. Lapisan Atas mengandung grani/granodiorit,


2. Lapisan Bawah mengandung basalt/gabro (Lapisan Atas SIAL, lap. Bawah SIMA), kerak bumi dapat
dibagi 2 yaitu : Kerak benua : silikat magnesium, besi, aluminium, kalsium, silika bebas (SiO2), unsur2
alkali. Kerak samodera : dunit, peridotit.

h. Kandungan mantel bumi : mantel bumi bersifat homogen, secara umum mantel mengandung : besi,
kalsium, alumuniun, natrium, dibagi :

1. Mantel atas mengandung ultrabasa yi dunit (olivin), peridotit (Olivin dan Piroksen) Menurut Ringwood
(1973) kandungan mantel 1/3 basalt, 2/3 dunit yang disebut pirolite.

Pirolite ini berubah menjadi 4 perubahan :


a. Olivin + amfibol > Amfibolite.
c. Olivin + piroksen kaya Al + Spinel -> Pirolite piroksen.
d. Olivin + piroksen sedikit Al + garnet -> Pirolite garnet.

2. Zona peralihan atas dan bawah : terjadi perubahan polimorf, MgSiO4 dari piroksen mjd struktur ilmenit
dan SiO2 menjadi Struktur Rutil, berdasarkan kedalaman atas-bawah dapat dibagi menjadi 4 :

a. 2MgSiO3 (Piroksen) = Mg2SiO4 (olivin)+ SiO2 (Stishovite).


b. Mg2SiO4 (olivin) = Mg2SiO4 (spinel).
c. Mg2SiO4 (spinel) + SiO(stishovite) = 2MgSiO3 (Ilmenite).
d. Mg2SiO4 (spinel) = MgSiO3 (ilmenite) + MgO (periklas).

3. Mantel bawah mengandung : campuran (Mg,Fe) SiO3 dgn struktur ilmenite dan (Mg, Fe) periklas.
i. Kandungan inti bumi : tersusun dari bahan-bahan yang berat jenisnya tidak kurang dari 10.

4. Kandungan Kimia Batuan :

1. Batuan Beku : tergantung dari jenis magma asal, temperatur pembekuan magma dan kedalaman
sehingga komposisinya berbeda-beda. Macam-macam endapannya :

A. Endapan Metasomatis kontak : Reaksi magma yang kaya volatil(asam/intermediate) dan dinding
batuan reaktif (skanns) yang kadang-kadang kaya magnetite,bersama dengan jajaran mineral calcsilicate
yang sangat luas.
B. Endapan hydrothemal cavity fillings : jenis endapan bijihnya mengandung bermacam-macam elemen
yang melimpah : Cu,Pb,Zn,Au,Ag,Hg,Sb,Mo. Larutan Hidrothermal umumnya :
H2O kaya,
Lebih panas daripada batuan Dinding yang dilewati selama migrasi,
awalnya pengkristalan magma, batuan metamorfis/batuan diagenesis.

Bentuk endapan bijihnya ada 2 :


1. Vein tunggal dengan dinding yang tegas (spt joint, bidang patahan,persimpangan joint) .
2. Difusi mineralisasi tanpa batas yang jelas (spt Gelembung filling, pori filling dl sedimen klastik, breksi).
C. Endapan hydrothermal replacement ores : pd dasarnya bijih berbeda dengan endapan hydrothermal
cavity filling, perbedaanya terletak pd end. bijihnya lebih besar, bentuknya tidak teratur dan mempunyai
batas yang sedikit nyata.

D. Endapan Pneumatolytic: berbeda dengan Endapan hydrotermal disebabkan oleh transformasi uap dan
reaksi dari larutan panas. Conto unsur kimia yang tdp pd end. tunggal ;
Sn, W, B, Cu, As didalam/dekat dengan endapan bijih.
Pb, Zn, Bi,Au kira-kira 10-100 m dari endapan
Ag, F : meluas paling tidak 1 km dari endapan yang besar.

2. Batuan sedimen : dikelompokkan menjadi :

a. Batuan Sedimen dedritus (klastik): diendapkan secara mekanis, pengendapannya dapat dilingkungan
darat maupun air (laut), batuan yang ukurannya butir besar dapat diendapkan langsung dari letusan
gunung api.
b. Bat. Sedimen evaporite : terjadi dilingkungan air umumnya danau atau laut yang tertutup, shg terjadi
pengayaan unsur tertentu. termasuk dalam golongan : gip, anhidrit, batu garam.
c. Batuan Sedimen batubara: berasal dari unsur-unsur organik yi tumbuh-tumbuhan pada lingkungan
yang kusus.
d. Batuan Sedimen Silika : terjadi dari rijang, radiolaria dan tanah diatom, terbentuk dari proses organik
dan kimia pada lingkungan yang terbatas penyebarannya.
e. Batuan Sedimen karbonat : umumnya terbentuk dari cangkang mollusca, alga, foraminifera atau
lainnya yang bercangkang kapur dilingkungan litoral sampai neritik.

3. Batuan Metamorf : kandungan kimia dari batuan Metamorf tergantung dari batuan Asalnya dan type
metamorfosanya.
Tipe metamorfosa ada 3 yaitu :

a. Metamorfosa kontak (disebabkan oleh panas yang dipancarkan oleh intrusi massa magma).
B. Metamorfosa dinamis/kataklastik (yang berperan adalah tekanan).
c. Metamorfosa Regional (disebabkan oleh tekanan dan panas meliputi daerah yang luas).

Beberapa batuan Metamorf berdasarkan foliasinya dibedakan menjadi 2 :


Tanpa tekstur foliasi ; hornfel (batu tanduk), kuarsit, marmer.
Berfoliasi hasil metamorfosa regional : sabak, filit, sekis, amfibolit, gneis.
Pola Dispersi setelah terbentuknya akumulasi bijih :
ada 3 proses yang menyebabkan pola dispersi setelah terbentuknya akumulasi endapan bijih :
Proses di dekat permukaan yang berhubungan Dengan pelarutan,
Difusi cairan dalam bijih pada saat terbentuk (Hg) atau yang dihasilkan setelah terbentuk (Rn),
Lewatnya cairan asing melalui endapan bijih yang meningkatkan remobilisasi dan dispersi. Meliputi :
a. Pelapukan :
ada 2 macam pelapukan :
pelapukan mekanis ; melibatkan faktor joint, exfoliasi.
pelapukan kimia , melibatkan : O2, H2O, CO2, humid acid, Hcl.
Faktor pengontrol Pelapukan : stabilitas mineraldi lingkungan di permukaan, iklim, topografi, aktivitas
biologi, waktu.
b. Pola penyebaran tanah dan sedimen :

faktor utamanya adalah :


- Produk dekomposisi batuan sumber gas-gas, dan material asing yang bertemu mempengaruhi
penyebaran elemen kimia. Ph dan Eh larutan alamiah penting dalam menentukan stabilitas fase
mineral.
formasi kimia kompleks yang dapat larut akan memperluas mobilitas ion terlarut diluar daerah Ph dan
Eh normal.
sorption dan scavenging elemen material yang tidak dapat larut mempunyai efek yang berlawanan
daripada yang dapat larut.
Aktivitas biologi mempengaruhi proses inorganik.
Gravitasi dan topografi. Air.
angin dpt membawa partikel kecil melayang cukup jauh dalam pendistribusian hasil pelapukan.
Berdasarkan interprestasi diatas proses penyebaran dapat dikelompokkan :
Klastis (akibat penyebaran mekanis dari padatan), Hydromorfis (akibat penyebaran ketika larut dalam
air),
Biogenis (akibat aktivitas biologi).

Metode geokimia :
penyelidikan geokimia mencakup :
penentuan kandungan unsur-unsur kimia yang dapat memberikan petunjuk terhadap adanya suatu
mineralisasi.
pengolahan data hasil analisis scr statistik.
interprestasi hasil laboratorium.
Berdasarkan jenis/type conto maka metode geokimia dapat dibagi menjadi :
a. Lithogeeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat dalam batuan penyebaran dari
unsur-unsur logam terdiri dari 2 komponen : back ground dan komponen anomalous, unsur-unsur
tersebut berasosiasi dengan cebakan mineral dan dengan cara membandingkan terhadap penyebaran
unsur dalam batuan. Maka dapat diketahui proses terbentuknya mineralisasi.
Bedrock surveys : utk memenuhi informasi back ground elemen 2 yang melimpah dalam survey tanah
dan sedimen perlu dilakukan pengambilan conto batuan Secara terbatas.
Gossan surveys : survey ini dimaksudkan untuk membedakan gossan sejati yang terbentuk dari
pelapukan endapan sulfida dgn gossan palsu yaitu laterit / hasil pelapukan yang mengandung besi dari
berbagai macam batuan induk.

b. Hidrogeokimia : berdasarkan unsur-unsur yang tdp diair.


c. Biogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.
d. Atmogeokimia : berdasarkan penyebaran unsur-unsur yang terdapat diudara/gas.
e. Stream sedimen : berdasarkan penyebaran unsur-unsur bersifat mobildan sudah terurai yang terbawa
dalam sedimen sungai.
f. Residual soil : Berdasarkan migrasi unsur yang terdapat dalam tanah pelapukan residual.

Geofisika Eksplorasi, Geofisika merupakan suatu cabang Ilmu pengetahuan yang menggunakan prinsip-
prinsip fisika untuk mempelajari susunan didalam bumi.
Sifat-sifat yang dipakai dalam mempelajari geofisika :
Panas,
berat jenis,
susceptibility,
klastisitas batuan
listrik (geolistrik).
Penyelidikan Geofisika dijumpai dengan 4 cara :
a. cara statis : penyelidikan Geofisika dengan menggunakan media statis, termasuk didalamnya
pengukuran magnetis dan gravitasi.
b. cara dinamis : penyelidikan geofisika dgn memasukkan energi kedlm bumi, kemudian dicatat pada titik-
titik pengamatan dalam waktu berlainan, termasuk pengukuran seismik.
c. Cara relaxation : penyelidikan geofisika berdasarkan waktu.
d. Cara efek integrasi : penyelidikan geofisika dengan peralatan statis, dari luas dan volume daerah-
daerah yang berupa isyarat.

Ditinjau dari hasil pengukuran geofisika maka dapat dibagi menjadi :


a. cara geofisika langsung : dengan menggunakan isyarat yang bisa langsung menunjukkan endapan
misal : endapan besi dengan mengukur magnetis dan gravitasi.
B. Cara geofisika tak langsung : hasil pengukuran tidak memberikan langsung keterangan tentang
ada/tidaknya endapan tetapi untuk mengetahui struktur (patahan, sinklinal, antiklin). geofisika dan
seismic.
Karakteristik data geofisika : A = p. F. (V/r),
dimana
A : Anomali terukur,
p : perbedaan sifat fisik,
F : gaya alam/ buatan di lapangan,
V : Volume Badan bijih,
r : jarak nbadan bijih dari titik observasi,
n : angka bulat, hasil percobaan.
Metode dan penerapannya : metode Geofisika airbone digunakan dalam pengenalan dan metode ground
geofisika digunakan untuk lebih detil.
Perencanaan dan koordinasi pekerjaan geofisika :
meliputi :
a.Pertimbangan awal :
i. Model eksplorasi geofisika : ditentukan berdasarkan konsep model badan bijih dan informasi geologi,
perbedaan fisik, kedalaman dan penyebaran.
ii. Obyektif : batasan biaya, waktu dan penjadualan.
iii. Prosedur : meliputi pembagian kerja :
ukuran daerah,
tingkat ketelitian yang diinginkan,
pengenalan tanda pada lintasan survey,
tipe cakupan yang diinginkan,
diperlukan sensitifitas macam-macam metode yang diinginkan,
dibutuhkan ketelitian dalam pengawasan lintasan survey,
keterangan dan bentuk data,
penjadualan kerja yang ketat,
jenis daerah yang diliput, karakteristik musim.
b. Penanganan pekerjaan geofisika :
I. Pertemuan para geologis :
a. kondisi geologi,
b. sumber suara,
c. acces/ jalan masuk,
d. fasilitas.

II. Penjadualan :
a. season/musim,
b. delay/penundaan,
c. extension/ perpanjangan.

III. Pengambilan conto dan orientasi.


IV. Pengawasan survey.
V. Interpretasi bawah permukaan.

c. Koordinasi pekerjaan survey geofisika :


i. Pemisahan anomali nyata,
ii. Pemboran dan pembuatan parit.
iii. melengkapi penyelidikan geofisika.
iv. Melengkapi utk perluasan cakupan.
v. Penyelesaian pekerjaan.

Airbone Geofisika : foto udara, foto udara ini bukan metode geofisika tetapi melengkapi semua metode
airbone geofisika. Meliputi :
1. Aeromagnetis : merupakan cara mengenali tanda-tanda perbedaan litologi, patahan dan konsentrasi
bijih magnetik, peta kontur intensitas menunjukkan penyebaran magnetik bumi dilapangan oleh pola
pola pd permukaan batuan, mendeteksi 10000- 50000 gamma selebihnya badan bijih.
2. Airbone radiometric survey : prinsipnya gammaray spektrometri dari total radiasi radiometri, gamma
ray spektrometri lebih serbaguna dgn menggunakan dedektor, unit dedektor sesuai dengan 1 atau lebih
sinar kristal thallium. tabung photo multhiplier pada pd scintillation mengubah voltase dan pulsanya lebih
tinggi dibandingkan dengan petunjuk sumber. Voltase dan pulsa masuk masuk ke saluran diagnosa
kemudian keluaran dari saluran akan masuk ke recorder.
3. Airbone electromagnetic survey : Audio frequency magnetics (AFM) dan Very low frequency (VLF)
adalah 2 metode elektromagnetic pasif yang sering dipakai dlm survey airbone dan ground survey.

Ground Geofisika : keuntungannya dapat secara langsung kontak dengan bumi. meliputi :
1. Ground electrical survey : metode Induced polarization adalah paling populer dan merupakan metode
Ground geofisika yang digunakan dalam eksplorasi mineral. Rintangan melengkapi 2 fenomena electrical
yaitu :
a. pertama adl extravoltage (over voltage) yaitu dibutuhkan pengiriman arus menyilang dari rintangan,
arus yang memotong over voltage tidak segera ke luar ke titik nol.
b. kedua adalah resistivity mineralisasi batuan mempunyai rintangan elektrokimia berbeda sesuai dengan
frekuensi penggunaan arus, pengurang resistivity dalam frequensi yang tinggi.
2. Ground magnetic survey : survey ini populer pada geologi lapangan Sebab selalu dipakai dengan
dioperasikan dengan magnetometer, instrumen yang dilakukan flux gate dan proton precession
magnetometer, akurasinya 0,25- 5 gamma.
3. Ground electromagnetic survey : Biasanya sistem operasinya dalam frequensy domain dan time
domain, variasinya ditentukan oleh teknik dan instrumen, termasuk VLF.
4. Ground radiometric survey, mempunyai 2 instrumen yaitu :
a. geiger counters : mempunyai respon yang relatif lemah terhdap radiasi gamma, tetapi mempunyai
mekanik yang kuat dan mempunyai kestabilan electronic yang besar pada scintillation dedector.
b. Scintillatometers : digunakan untuk mendeteksi total radiasi gamma dan gamma ray spectometer,
untuk membedakan antara radiasi dari uranium, thorium, dan sumber potassium.

Anda mungkin juga menyukai