Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI

TAMBANG TERBUKA BATUBARA


PT.ALLIED INDO COALJAYA
Studi Kasus:
Pengaruh Kedalaman Lubang Bor Tehadap Ledakan Di PT. AIC Jaya

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program D2 Teknik Pertambangan

Oleh :
Vindho Galih Utama
NIM. 14201057
Konsentrasi : Pertambangan Umum
Program Studi

: D-2 Teknik Pertambangan

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PLI


Dalam rangka penyedian Sumber Daya Manusia yang terampil,
profesional dan berwawasan yang luas, maka mahasiswa selain mengikuti
materi perkuliahan dan praktikum di lapangan perlu juga dilakukannya
kegiatan pengembangan wawasan di luar llingkungan kampus, khususnya
dalam dunia perindustrian. Kegiatan ini salah satunya dapat berupa
praktek lapangan industri dengan disiplin ilmu di bidangnya masingmasing.
Dari kegiatan praktek lapangan industri, mahasiswa diharapkan
mampu memperoleh pengalaman dan penelitian secara langsung dari
teori yang didapatkan dari bangku perkuliahan. Kegiatan praktek lapangan
industri di jurusan Teknik Pertambangan UNP merupakan kegiatan wajib
dan penting untuk diikuti oleh mahasiswa, dengan tujuan untuk
melatihdan mempersiapkan mahasiswa agar mampu bersaing didunia
Pertambangan.
Selain mendapatkan pembelajran dikampus, mahasiswa juga
mendapatkan pengalaman pertama dalam melatih keterampilan,
sikap,serta pola tindakan dalam dunia lapangan

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan atau menggali pengetahuan dan pengalaman
praktis di industri, memupuk sikap dan etos kerja mahasiswa sebagai
calon tenaga kerja profesional, serta mampu membahas topik yang

ditemui di lapangan melalui metoda analisis ilmiah kedalam bentuk


suatu laporan pengalaman lapangan industri (PLI).
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mendapat pengetahuan dan pengalaman praktis di
lapangan tentang teknis perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan
pekerjaan teknik pertambangan dalam rangka melengkapi pengetahuan
dan keterampilan yang telah didapatkan dalam perkuliahan.
2. Mahasiswa
mampu
mengintegrasikan
dan
mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di perkuliahan
dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang di peroleh
dilapangan khususnya tamabang terbuka (TAMKA)
3. Mahasiswa mampu membuat suatu laporan kegiatan pengalaman
lapangan yang diperolehnya serta menganalisanya
4. Mahasiswa mampu mempresentasikan laporan kegiatan yang telah
dibuatnya sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi diploma 2
teknik pertambangan
c. Izin melakukan kegiatan PLI
Berdasarkan surat balasan dari PT. Allied Indo Coal Jaya tanggal 7
Januari 2016 dengan nomor surat 177/un35.1.7.8/PP/2015 mengenai
izin praktek lapangan industri, bahwa telah mengizinkan mahasiswa D2
taknik pertambangan UNP untuk mengikuti praktek lapangan industri di
perusahaan yang bersangkutan
d. Tempat pelaksanaan PLI
Lokasi tempat pelaksanaan praktek lapangan industri ini yaitu di
tambang batubara PT. Allied indo coal jaya parambahan, desa batu
tanjung, kecamatan talawi, kota sawahlunto.
e. Langkah-langkah pelaksanaan PLI
Sebelum melakukan pelaksanaan PLI ada beberapa langkah yang
harus dilakukan, yaitu:
a. Mempersiapkan dan melengkapi surat menyurat tang dirasa perlu.
b. Mengajukan surat permohonan untuk PLI ke jurusan teknik
pertambangan dan unit hubungan industri fakultas teknik
Universitas Negeri Padang (UNP)
c. Mengirim surat permohonan untuk mengikuti praktek lapangan
industri ke perusahaan yang di inginkan
d. Menerima surat balasan dari perusahaan, bahwasanya mahasiswa
tersebut bersedia diterima untuk mengikuti praktek lapangan
industri
e. Minggu pertama di perusahaan adalah orientasi lapangan dengan
melihat lihat bagaimana kondisi lapangan dan perkenalan dengan
staf

f.

Minggu ke-2 samapai minggu ke-5 mengamati lapangan den


mengambil data yang dirasa perlu
g. Minggu ke-6 dan ke-7 menyusun laporan praktek lapangan
industri dan menyusun tugas akhir

B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah perusahaan
PT. Allied indo coal (PT. AIC) merupakan perusahaan umum yang
melakukan kegiatan penambangan batubara dengan jenis perusahaan
PKP2B (perjanjian kerjasama pengusahaan tambang batubara sesuai
dengan kontrak no.J2/Ji.Du/25/1985 pada tanggal 21 agustus 1985.
Masa kontrak penambangan selama 32 tahun (berakhir pada tahun
2017) dengan luas areal 844 Ha. Awalnya perusahaan ini meruapakan
perusahaan swasta yang didukung penanaman modal asing,
bekerjasama antara Allied Queensland Coaldfields (AQS) limited dari
australia dengan PT. Mitra abadi sakti (PT. MAS) dari indonesia dengan
komposisi saham masing-masing 80% dan 20%. Pada tahun 1992 PT.
MAS mengambil alih 80% saham AQS, dengan demikian PT. MAS yang
mengontrol seluruh manajemen perusahaan.
Pada awalnya kegiatan eksplorasi di parambahan telah dilakukan
oleh pemerintah indonesia pada tahun 1975 dan 1983. Kegiatan
eksplorasi dilanjutkan oleh PT. AIC dalam tahun 1985 dan 1998. Setelah
kegiatan eksplorasi selesai dilaksanakan, maka PT. AIC melakukan
tambang terbuka tang bekerjasama dengan divisi alat berat. United
tractors dalam pengembangan peralatan penambangan. Pada tahun
1991 PT. AIC selaku pemilik kuasa penambangan (KP) bekerjasama
dengan kontraktor PT. Pama persada nusantara hingga tahun 1996.
Selanjutnya PT. AIC melakukan kerjasama berturut turut dengan
kontraktor PT. Berkelindo jaya pratama dan PT. Pasura bina tambang.
Pada tahun 2001 kegiatan penambangan sempat mengalami
ganguan dengan adanya masalah tambang rakyat, selain itu stripping
ratio penambang semakin tinggi, PT. AIC melakukan pengembangan
tambang terbuka ke tambang bawah tanah yang diresmikan pada bulan
oktober 2003, kegiatan operasional tambang bawah tanah dilaksanakan
oleh kontraktor Telagabar Makmur (TMS)
Namun pada tahun 2008 PT. Allied Indo Coal berubah nama menjadi
PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) merupakan izin Walikota berupa kuasa
penambangan dengan luas area 327,40 Ha, kemudian pada tanggal 4
april 2010 izin kuasa Penambangan menjadi izin usaha penambangan
(IUP) dengan luas 327,40 Ha
2. Bidang kegiatan

Jenis dan bidang usaha jasa pertambangan yang dilakukan PT. Allied
Indo Coal Jaya (PT. AICJ) meliputi :
a. Bidang penambangan, sub bidang:
1) Pengupasan, pemuatan dan pemindahan
(overburden)
2) Penggalian mineral atau batubara
b. Bidang pengakutan, sub bidang:
1) Menggunakan truck
2) Menggunakan exavator

batuan

penutup

3. Struktur Organisasi
Untuk malaksanakan proyek penambangan, PT. Allied Indo Coal Jaya
(PT. AICJ) mempunyai sistem oraganisasi dalam operasionalnya.
Organisasi penambangan batubara PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
dipimpin oleh seorang Manager Operasional diikuti dengan Kepala
Teknik Tambang yang bertanggung jawab secara langsung kepada
Direksi. Kepala Teknik Tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi
penambangan. Struktur organisasi kegiatan penambangan PT. Allied
Indo Coal Jaya (PT. AICJ) dapat dilihat pada Lampiran A.
4. Karyawan (Pekerja)
PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) mempunnyai beberapa karyawan
tetap yang terdaftar sebagai karyawan PT. Allied Indo Coal Jaya (PT.
AICJ) selain daftar nama dan jumlah karyawan di PT. Allied Indo Coal
(PT. AIC)
5. Kebijakan PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan
kondusif, PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) menerapkan dua sistem
keselamatan kerja, yaitu:
1) Menrapkan cara kerja yang benar SOP (Standar Operasional
Prosedur)
2) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

C. Deskripsi Kegiatan Industri

1. Keadaan umu daerah pertambangan


a. Lokasi dan kuasa eksplorasi
Lokasi penambangan PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) terletak di
Parambahan, kecamatan talawi, kota sawahlunto, provinsi sumatra
barat.
Secara goegrafis wilayah KP PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
berada pada posisi 100 46 48 - 100 48 47 BT dan 00 35 34 00 36 59 LS, dengan batas lokasi kegiatan sebagai berikut:

Sebelah utara : wilayah desa batu tanjung dan desa Tumpuak Tangah,
Kecamatan Talawi, Kota sawahlunto
Sebelah Timur :
wilayah jorong bukit bual dan koto panjang
nagari V koto
kecamatan koto VII, kabupaten
sijunjung
Sebelah selatan
:
1. Wilayah jorng koto panjang nagari V
koto kecamatan koto
VII, kabupaten sijunjung
2. wilayah desa salak, kecamatan talawi, kota
sawahlunto
Sebelah barat :
wilayah desa salak dan desa sijantang koto,
kecamatan
talawi, Kota sawahlunto.
Lokasi pertambangan PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) berada di
parambahan, kota sawahlunto provinsi sumatera barat. Dari kota
padang kurang lebih berjarak 100 km ke arah timur laut. Untuk lebih
jelasnya lokasi kesampaian wilayah kota sawahlunto dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

2. Iklim dan curah hujan


Keadaan iklim dilokasi penambangan termasuk iklim tropis dengan
suhu udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari,

dengan suhu berkisar 22C. Sepanjang tahun terdapat dua musim


yang terjadi secara bergantian yaitu :
a. Musim hujan dan lembab, biasanya terjadi pada bulan oktober
sampai april
b. Musim kemarau dan panas dengan sekali hujan, biasanya terjadi
pada bulan april sampai oktober.
Dari data pos pengamatan curah hujan kecamatan talawi tahun
2013 jumlahj hujan daerah penyelidikan untuk tahun 2015 adalah
188 hari. Volume curah hujan 1.598,91 mm dengan lama hujan 125
jam. Secara terperinci, curah hujan dan banyaknya hari hujan yang
mempengaruhi iklimdan suhu dapat dilihat di lampiran B.
3. Kondisi geologi
1) Kondisi umum goelogi regional
Wilayah kerja PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) berada pada
cekungan Ombilin yang terbentuk sebagai akibat langsung dari
gerak mendatar menganan system sesar besar sumatera.
Kondisi morfologi wilayah KP PT. Allied Indo Coal Jaya (PT.
AICJ) berupa perbukitan rendah sampai terjal, dengan kemiringan
lereng berkisar 10 - 50 dan ketinggian daerah antara 250 m 530
m diatas permukaan laut.
Secara stratigrafi, Cekungan ombilin tersusun dari beberapa
formasi batuan, berurut dari yang tertua adalah formasi brani
berupa breksi dan konglomerat yang menyatu dengan formasi
sangkarewang berupa perselingan batu pasir dan batu lempung
yang menunjukan lingkungan pengendapan kipas alluvial danau

Kedua formasi ini berumur paleosen awal-eosen akhir. Pada oligosen


awal-misen akhir terjadi fase kompresi di cekungan ombilin sehingga
terjadi pengangkatan yang mengakibatkan di endapkannya secara
tidak selaras formasi sawahlunto berupa perselingan batu lempung
dan batu pasir dari lingkungan darat (meander sungai) di atas formasi

brani dan sangkewang. Diatas formasi sawahlunto secara tidak selaras


diendapkan formasi sawah tambang berupa perselingan batu pasir dan
batu lempung dari lingkungan darat (sungai bradded system) pada
oligen akhir.
Pada miosen akhir poliosen terjadi fase ekstensi di cekungan
ombilin yang mengakibatkan terbentuknya terban sinamar, berpindah
sumber endapan dari barat laut ke tenggara cekungan dan diendapkan
formasi ombilin berupa perselingan batu lempung, batu pasir dan
lanau serta anggota batu gamping ombilin. Menjelang akhir pliosen
hingga kuarter terjadi fase kompresi kembali yang mengakibatkan
terbentuk gunung api kuarter dan terendapkannmya formasi ranau
berupa endapan tufa gunung api secara tidak selaras. Lapisan
batubara terdapat pada formasi sawahlunto.
Cekungan ombilin terbentuk sebagai akibat langsung dari gerak
mendatar yang mengarah ke kanan dari sistem sesar sumatera pada
masa paleosen awal. Aakibatnya terjadi tarikan saling yang dibatasi
oleh sistem sesar normal berarah utara selatan. Daerah tarikan
tesebut dijumpai di bagian utara cekungan pada daerah pengundakan
mengarah ke kiri antara sesar setangkai dan sesar silungkang yaitun
terban talawi. Sedangkan bagian selatan cekungan merupakan daerah
kompresi yang ditandai oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan.
Ketebalan batuan sedimen di cekungan ombilin mencapai 4.500 m
terhitung sangat tebal untuk cekungan berukuran panjang 60km
lebar 30 km.

Secara umum endapan batubara terdiri dari tiga lapisan, diantaranya :

Lapisan A, ketebalan 1 -3 meter, sudut kemiringan 3 23 dengan ketebalan overburden sekitar 40 300
meter

Lapisan B, ketebalan 0,6 1,5 meter, sudut


kemiringan 3 - 23 dengan ketebalan interburden
antara lapisan A dengan lapisan B sekitar 10 20
meter
Lapisan C, ketebalan 1,5 7 meter, sudut kemiringan
3 - 23 dengan ketebalan interburden antara lapisan B
dengan lapisan C sekitar 14 -20 meter

2) Cadangan

Dari hasil eksplorasi telah diketahui terdapat 2 lapisan utama yaitu B1 dan
C, dimana lapisan C mengalami pemisahan (splitting) menjadi 2 lapisan yaitu C 1
dan C2.
Lapisan B1 merupakan lapisan batubara dengan ketebalan berkisar 1,30
4,0 m. Lapisan B1 sehingga selain ditambang secara terbuka juga memungkinkan
untuk ditambang dengan tambang bawah tanah.
Lapisan C2 merupakan lapisan batubara dengan ketebalan berkisar 3,0
6,0 m berda hampir sama dengan lapisan batubara C 1 namun memiliki sifat yang
lebih kompleks

Kondisi akhir neraca cadangan batubara PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 1. Berikut

Tabel 1. Cadangan batubara PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
n
o

Lokasi
area)

tambang

(central

Sisa cadangan yang dapat ditambang


(ton)

Seam A

40.00,00

Seam B1

796.695,71

Seam C1

1.018.185.05

Seam C2

854.168,00

Total cadangan
2.709.048,76
Sumber: PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
3) Kualitas batubara
Kualiatas batubara yanng dihasilkan PT. Allied Indo Coal Jaya (PT.
AICJ) termasuk kedalam rank subbituminus. Dari hasil penelitian
yang telah dilakuakan oleh PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)
berkisar 6.810 kkal/kg, kadar sulfur 0,67% dan kandungan abu
13,30%. Dapar dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Hasil analisis PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) terhadap kualitas
batubara :

N
o
1

Parameter
Proximat analysis
a. Inherent moisture (IM)
b. Volatile matter (Vm)
c. Ash content (Ash)
d. Fixed carbon (Fc)

2 Caloric value (ADB)


3 Total Sulfur
Sumber : PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ)

Satuan

Angka

%
%
%
%

3,11
36,39
16,33
47,61
6,810
0,67

Kkal/kg
%

Keterangan :
a. Analis Prosimat (Proximat analysis)
Suatu analisis pada batubara yang bertujuan untuk mmemperoleh
data-data kualitas batubara yang meliputi
1) Kandungan air bawaan (Inherent moisture)
Kandungan ari bawaan adalah kandungan air yang pada batubara
bersamaan dengan tebentuknya batubara itu, air bawaan ini mengisi
pada pori-pori dari batubara tersebut.
2) Kandungan abu (Volatile matter)
Merupakan sisa zat organik yang terkandung dalam batubara
setelah dibakar, kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari
pengotoran bawaan dari pembentukan batubara maupun dari proses
penambangan.

3) Kandungan zat terbang (Ash content)


Zat terbang merupakan zat akitf yang menghasilkan energi atau
panas apabila batubara tersebut dibakar. Zat terbang umumnya terdiri
dari gas-gas yang mudah terbakar, seperti hidrogen (H), karbon
monoksida (CO) dan methan (CH4). Dalam pembakaran batubara
dengan zat terbang tinggi akan mempercepat pembakaran, sebaliknya
zat terbang rendah akan mempersulit proses pembakaran.
4) Kandungan karbon tertambat (Fixed carbon)
Merupakan karbonyang tertinggal sesudah zat terbang dan
kandungan airnya hilang. Dengan adanya pengeluaran zat terbang dan
kandungan air maka karbon tertambat secara otomatis akan naik,
sehingga makin tinggi kandungan karbonnya kelas batubara akan naik.
a. Kandungan nilai kalori (Caloric value)
Nilai kalori batubara adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran
setiap satuan berat batubara dalam sejumlah oksigen pada kondisi
standar.
b. Total Sulfur (S)
Kandungan sulfur total dalam batubara yang terdapat dalam bentuk
pirit (FeS2) akan bereaksi eksotermis yang mana reaksi ini akan
membebaskan energi dalam bentuk panas.
5) Mesin dan peralatan penambangan
Peralatan-peralatan
yang
beroperasi
dalam
melaksanakan
penambangan di PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) terdiri dari:
1. Bulldozer
Beberapa fungsi dari Bulldozer pada proyek penambangan
batubara ini adalah :
a. Membuat jalan tambang dan meratakan permukaan kerja jalan
tambang serta meratakan tanah timbunan di disposal area.
b. Membuka dan membersihkan lahan serta membuat jalan perintis
untuk keperluan eksplorasi
2. Exavator
Fungsi utama dari Exavator pada proyek penambangan
batubara ini adalah sebagai alat Loading. Terutama Loading Over
Burden dan batubara.
3. Dump truck
Jenis dump truck yang digunakan adalah HINO Ranger 260 TI,
fungsi dari dump truck adalah :
a.
b.
c.
d.

Mengangkut
Mengangkut
Mengangkut
Mengangkut
batubara
e. Mengangkut

overburden dari area penambangan ke waste dump


batubara dari pit ke stick file dan crusher
batubara dari stockfile ke PLTU Sijantang
pekerja yang ingin ke lokasi penambangan
bahan peledak (HANDAK)

4. Wheel loader
Wheel loader digunakan untuk keperluabn loading material
ke dump truck di stockfile. Tipe wheel loader yang dipakai adalah
CATERPILAR WA 420 dengan kapasitas bucket 3,5 m 3
5. Furukawa rock drill
Sementara alat bor yang digunakan adalah furukawa rock
drill PCR 200 bertujuan untuk menembus batuan, dan
kompresornya yang bermerk PDS750S untuk memompakan angin
yang bertujuan untuk membawa material hasil peledakan keluar
permukaan
6. Jam kerja
Pada kegiatan penambangan di PT. Allied Indo Coal Jaya (PT.
AICJ) jam kerjanya yaitu: mulai jam 08.00 17.00 WIB
D. Perencanaan kegiatan paraktek lapangan industri
Kegiatan praktek lapangan minimal berada di lapangan adalh 320
jam atau setara dengan 40 hari kerja (8 jam/hari). Berkenaan dengan hak
di mulai tanggal 12 maret 2015 s/d 20 april 2015 dengan rencana
kegiatan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai