Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan PLI

Kegiatan Praktik Lapangan Industri ini merupakan salah satu syarat untuk

kelulusan di Akademi Komunitas Negeri Sawahlunto pada jurusan Teknik Pertambangan.

Kegiatan ini bertujuan, diantara nya :

1. Memberikan pengalaman kerja lapangan di bidang pertambangan.

2. Dapat menambah ilmu lapangan secara langsung setelah mendapat kan ilmu teori di

perkuliahan.

3. Dapat mengaplikasikan ilmu teori yang di dapat selama di lakukan perkuliahan di

kampus.

4. Dapat menjelaskan dan membagi ilmu yang di dapat selama di lakukan praktek

lapangan industri kepada orang sekitar.

5. Dapat menyelesaikan laporan praktek industri.

Mahasiswa yang melakukan Praktik Lapangan Industri terdiri atas 31 mahasiswa

jurusan Teknik Pertambangan di Akademi Komunitas Sawahlunto yang telah di bag

penempatan nya sesuai keputusan dari kampus.

Tempat pelaksanaan Praktik Lapangan Industri berada di lokasi penambangan PT. Alied

Indo Coal Jaya di Parambahan, kota Sawahlunto, provinsi Sumatera Barat.

Langkah-langkah yang di lakukan sebelum dan ketika di lakukan Praktik

Lapangan industri :

1. Menyelesaikan seluruh nilai mata kuliah yang bermasalah.

2. Mengajukan surat permohonan untuk Praktik Lapangan Industri ke Jurusan Teknik

Pertambangan dan Unit Hubungan Industri Akademi Komunitas Negeri Sawahlunto.

3. Mengirim surat permohonan untuk mengikuti Praktik Lapangan Industri ke

perusahaan yang di inginkan.

4. Menerima surat balasan dari perusahaan tempat pelaksanaan Praktik Lapangan

Industri yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di terima untuk mengikuti

Praktik Lapangan Industri.

1
5. Melakukan orientasi lokasi penambangan beberapa hari, yang berguna untuk

mengetahui kondisi lapangan. Dan di terangakan tentang ilmu pengetahuan mengenai

tambang.

6. Membantu kegiatan penambangan bersama dengan karyawan di tempat Praktik

Lapangan Industri.

7. Membuat laporan Praktik Lapangan Industri pada tiga minggu akhir Praktek

Lapangan Industri.

B. Deskripsi perusahaan

1. Sejarah PT. Alied Indo Coal Jaya

PT.Alied Indo Coal Jaya merupakan perusahaan umum yang melakukan kegiatan

penambangan batu bara dengan jenis perusahaan PKP2B (Perjanjian Kerjasama

Pengusahaan Pertambangan Batu bara) sesuai kontrak No.J2/Ji.Du/25/1985 pada

tanggal 21 Agustus 1985. Masa kontrak penambangan adalah 32 tahun dan di

prediksikan akan berakhir pada tahun 2017 dengan luas area 844 Ha.

Awalnya perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang di dukung oleh pemodal

asing. Dengan PT.Alied Queensland Coalfields (AQC) limited dari Australia dan

PT.Mitra Abadi Sakti dari Indonesia dengan komposisi saham 80% dan 20%.

Sebelum pada akhir nya PT.Mitra Abadi Sakti mengambil alih saham AQC pada

tahun 1992.

Pada awal nya kegiatan eksplorasi di Perambahan telah di lakukan oleh

pemerintahan pada tahun 1975 dan 1983. Kegiatan eksplorasi di lanjutkan oleh

PT.Alied Indo Coal Jaya dalam tahun 1985-1988. Setelah kegiatan eksplorasi di

laksanakan maka PT.Alied Indo Coal Jaya melakukan penambangan terbuka yang

bekerja sama dengan PT.United Tractor (UT) untuk divisi alat berat dalam

pengembangan peralatan penambangan.

PT.Alied Indo Coal Jaya bekerja sama dengan PT.Pama Persada Nusantara dari

tahun 1991-1996. Setelah itu bekerja sama dengan kontraktor PT.Berkelindo Jaya

Pertama dan PT.Pasura Bina Tambang. Namun pada tahun 2001 kegiatan

penambangan sempat menghadapi gangguan karena adanya permasalahan tambang

rakyat. Disamping itu SR (stripping ratio) semakin tinggi, maka PT.Alied Indo Coal

2
Jaya melakukan pengembangan ke tambang bawah tanah yang di resmikan pada

bulan Oktober 2003 dengan kontraktor PT.Telaga Makmur Sejati (TMS).

Dan pada tahun 2004 seiring dengan membaik nya harga batubara pada pasaran

internasional maka PT.Alied Indo Coal Jaya melakukan kembali tambang terbuka

dengan kontraktor PT.Cipta Kridatama (CK). Pada tahun 2008 PT.Tamasu Bara

Utama melakukan kontrak kerja sama penambangan dengan PT.Alied Indo Coal Jaya

untuk melakukan kegiatan penambangan terbuka. Dan pada tahun 2010 CV.Telaga

Makmur Sejati resmi memberhentikan kegiatan penambangan di karena kan faktor

geologi yang kompleks.

Operasi penambangan yang di lakukan oleh PT.Tamasu Bara Utama dengan pola

tambang terbuka back filling dalam skala kecil dan tambang bawah tanah CV.Telaga

Makmur Sejati juga metode yang di gunakan untuk kegiatan tambang bawah tanah

adalah metode lorong panjang longwall method dengan sistem penggalian mundur

(retreating system). Yaitu metode tambang bawah tanah yang di terapkan pada

lapisan batu bara yang tipis dan datar (kemiringan lapisan kurang dari 30) dengan

membuat panel-panel penambangan. Pada penambangan batu bara sistem mundur,

penambangan di mulai dengan membuat jalan pada kedua sisi panel sebagai jalan

masuk pekerja, pengangkutan material dan di teruskan dengan pembuatan permukaan

kerja. Kemudian baru di lakukan penambangan dengan arah kemajuan mendekati

jalan utama. Masing-masing dengan prduksi

3.000 ton per bulan untuk tambang terbuka dan tambang bawah tanah underground

mining dengan produksi 1.500 ton per bulan

2. Struktur Organisasi PT.Alied Indo Coal Jaya

Untuk melaksanakan proyek penambangan PT.Alied Indo Coal Jaya mempunyai

sistem organisasi dalam opersionalnya. Organisasi penambangan batu bara di pimpin

oleh seorang menejer operasional diikuti dengan Kepala Teknik Tambang (KTT)

yang bertanggung jawab secara langsung kepada direksi. Kepala Teknik Tambang

merupakan pemimpin tertinggi di lokasi penambangan yang membawahi enam divisi,

yaitu : divisi lingkungan dan K3 tambang, divisi umum, divisi opersional tambang,

divisi produksi, divisi sipil dan divisi logistik. Setiap divisi akan di dukung oleh

beberapa staf untuk kelancaran pekerjaan. (Struktural dapat di lihat pada lampiran A).

3
C. Deskripsi Kegiatan Industri/Pekerjaan

1. Keadaan Umum Daerah Pertambangan

a. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara geografis wilayah penambangan PT.Alied Indo Coal Jaya, Tbk.

Terletak pada koordinat 1004648-1004847 Bujur Timur dan 003534-

003659 Lintang Selatan. Secara administratif konsensi penambangan PT.Alied

Indo Coal Jaya termasuk dalam wilayah Perambahan, kecamatan Talawi, kota

madya Sawahlunto, provinsi Sumatera Barat. Jarak antara daerah penambangan

dengan kota Padang 90 km di sebelah timur kota Padang, dapat di tempuh dengan

kendaraan roda empat pada jalan lintas Sumatera melalui Lubuk Selasih menuju

kota Solok, kota Solok menuju kota Sawahlunto dan dapat di tempuh selama 3-4

jam.

b. Geologi Regional Daerah Penambangan

Endapan batu bara Perambahan berada pada formasi Sawahlunto berumur

tersier di dalam cekungan Ombilin, yang terdiri dari tanah penutup, batu lempung

(claystone), batu lanau (siltstone), batu pasir (sandstone), coal clay, dan batu bara.

Endapan batu bara tersebut memiiki lapisan utama yang mengandung batu bara

yaitu lapisan A, lapisan B, dan lapisan C. Lapisan A terdiri dari empat lapisan,

lapisan B terdiri dari lima lapisan dan lapisan C terdiri dari tiga lapisan. Jarak antara

lapisan A dan lapisan B rata-rata 15m, sedangkan jarak anatara lapisan B dan

lapisan C rata-rata 35m. Lapisan yang potensial untuk di tambang hanya lapisan 1

dan 1 +2 yang memperlihatkan kemiringan batu bara berkisar antara 5-15 ke

arah selatan dan timur. Seperti terlihat pada gambar 2 dan 3.

c. Morfologi

Wilayah konsesi penambangan PT.Alied Indo Coal Jaya berada pada

wilayah yang terletak pada rangkaian pegunungan bukit barisan yang merupakan

morfologi perbukitan ini ketinggian nya bisa mencapai 560m dari permukaan laut

dengan kemiringan yang agak landai ke arah timur. Sementara sungai yang ada di

sekitar kawasan ini adalah sungai simana dan sungai ombilin yang aliran nya

bersifat denritik.

4
d. Stratigrafi

Cekungan ombilin merupakan cekungan sedimen tersier yang terletak pada

median gradien diantara east barisan range dan west barisan range. Secara umum

outline dari cekungan ombilin membentang dari NW-SE. Cekungan ombilin di

bentuk dari dua situasi yaitu umur pelogen dan neogen, di batasi oleh trend utara-

selatan dari patahan Tanjuna Ampalu, Barat Laut-tenggara di batasi oleh strike

sitangkan dan patahan silungkang. Sedangkan bagian barat oleh jalur vulkanis

Gunung marapi, gunung singgalang, dan gunung malintang.

e. Kualitas Batu Bara

Batu bara PT.Alied Indo Coal Jaya memiliki kualitas yang sangat baik,

dari analisa kualitas batu bara yang di lakukan oleh PT.Sucufindo dengan klasifikasi

ASTM (American Standart for Testing Material) batu bara PT.Alied Indo Coal Jaya

termasuk tingkat Bituminous High Volatile B dengan nilai kalori 7.020 Kcal/kg

Tabel 1. Kualitas Batu bara PT.Alied Indo Coal Jaya

Parameter Rata-rata

Total Moisture (%) AR 6,42

Proximate Analisys (ADB) :

Inherent Moisture (%) 2,75

Ash Content (%) 7,30

Volatile Matter (%) 38,29

Fixed Carbon 51,66

Total Sulphur (%) 0,88

Calorific value (Kcal/Kg) 7084

Hardgrove Grindability Index

Coal rank 46

Bituminous

Sumber : PT.Alied Indo Coal Jaya

5
f. Kuantitas Batu Bara

Dari hasil eksplorasi juga telah di ketahui terdapat dua lapisan utama yaitu

B1 dan C, di mana lapisan C mengalami pemisahan splitting menjadi 2 lapisan yaitu

1 dan 2 . Kemiringan lapisan batu bara berkisar 5 hingga 15. Lapisan 1

merupakan lapisan batu bara dengan ketebalan berkisar 1,30-3,13 m. Lapisan 1 ini

dapat di tambang dengan tambang terbuka dan tambang bawah tanah.

Lapisan 1 merupakan lapisan batu bara dengan ketebalan berkisar 2,5-4 m

berada pada 35-40 m di bawah lapisan batu bara 1 sehingga selain di tambang

secara tambang terbuka juga memungkin kan untuk di tambang dengan tambang

bawah tanah. Lapisan 2 merupakan lapisan batu bara dengan ketebalan berkisar 3-

5 m berada hampir sama dengan lapisan batu bara 1 namun memiliki sifat yang

lebih kompleks. Kualitas batu bara Aic dapat di lihat dalam tabel 1 berikut ini.

Kondisi akhir neraca cadangan batu bara PT.Alied Indo Coal Jaya adalah

sebagaimana tercantum dalam tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Neraca cadangan batu bara

No Lokasi Tambang Sisa cadangan yang dapat di tambang

1 Seam B1 1.359.540,95 ton

2 Seam C1 1.790.257,85 ton

3 Seam C2 1.494.794,00 ton

Total Cadangan 4.644.592,80 ton

Sumber : PT .Alied Indo Coal Jaya

g. Iklim dan Curah Hujan

1). Iklim

Iklim pada daerah konsesi pertambangan Sawahlunto pada umum nya

tidak jauh beda dengan kondisi daerah tambang lain nya dengan iklim tropis.

Dengan suhu 29-35 C pada siang hari. Dan 25-31 C pada malam hari.

2). Curah Hujan

Data curah hujan pada daerah ini cukup tinggi yakni 225,5 mm pada bulan

Desember 2014. Ini dapat di lihat pada lampiran curah hujan.

2. Peralatan Tambang

a. Tambang Bawah Tanah

6
Pembuatan lubang bukan pada tambang bawah tanah yang di lakukan oleh

PT.Alied Indo Coal Jaya menggunakan beberapa jenis peralatan tambang, yaitu :

1). Alat Gali dan Muat

Pada kegiatan penggalian dan pemuatan PT.Alied Indo Coal Jaya

menggunakan alat baling untuk menggali dan sekop sebagai alat muat yang lebih

banyak menggunakan tenaga manusia.

2). Alat Transfortasi

a). Batu bara

Batu bara hasil galian di angkut dengan gerobak dorong kemudian di

teruskan ke belt conveyor dan lori. Setelah itu batu bara di bawa keluar

tambang menuju ke penumpukan batu bara sementara di dekat lubang masuk

utama. Dari tempat penumpukan sementara batu bara di muat oleh excavator

ke dump truck untuk di angkut ke stockpile yang telah di sediakan.

b). Material dan Barang

Kebutuhan material dari permukaan akan di angkat ke dalam tambang

dengan menggunakan lori melalui lubang utama. Untuk mencapai tempat

tertentu yang membutuhkan material tersebut dapat di angkut oleh pekerja.

3). Alat Penunjang tambang

a). Drum Hoist

Merupakan peralatan transportasi menggunakan jalur rel dengan memakai

suatu Drum Hoist yang di lengkapi oleh motor penggerak untuk menarik

rangkian lori pada tambang bawah tanah.

b.) Mesin Angin

1]. Mesin angin induk main fan

Mesin angin induk ini di letakan pada mulut lubang, mesin angin ini

berguna menghisap angin yang beradad di luar tambang melakui lubang

utama/jalur masuk tambang yang kemudian di keluarkan melalui main fan.

2]. Mesin angin bantu auxiliary fan

Berfungsi untuk menyuplai udara bersih ke permukaan kerja dengan

menggunakan mesin angin bantu dengan daya 11 kw, 4 kw, 1,7 kw. Yang

7
menggunakan pipa angin dating dengan diameter 30 cm dan panjang 1 buah

pipa 15 cm.

c). Bell conveyor

Bell conveyor merupakan alat angkut yang menggunakan sabuk belt.

Sabuk tersebut di pasang pada suatu struktur, kemudian sabuk di masukan ke

dalam unit penggerak, sehingga dapat bergerak atau berjalan pada struktur

yang telah terbentang sepanjang lokasi yang di di inginkan. Pada tambang

bawah tanah PT.Alied Indo Coal Jjaya bell conveyor ini hanya di pasang pada

lubang main saft.

d). Lori

Lori merupakan alat angkut berbentuk persegi yang di beri roda pada lantai

nya berguna untuk berjalan di atas rel. Yang kemudian di tarik menggunakan

drum hoist.

e). Pompa

Pompa merupakan peralatan yang di gunakan untuk memindahkan air yang

ada pada front kerja keluar mulut tambang.

b. Tambang Terbuka

Dalam kegiatan penambangan PT.Alied Indo Coal Jaya menggunakan

sitem mekanis yaitu menggunakan blasting dan alat berat dalam operasi

penambangan nya untuk pengupasan overburden maupun untuk exsploitasi batu

bara. Berikut alat berat yang di gunakan pada PT.Alied Indo Coal Jaya dalam proses

penambangan beserta jumlah nya :

Tabel 3. Peralatan Penambangan PT.Alied Indo Coal Jaya

No Jenis Alat Berat Tipe Banyak (unit)

1 Excavator Komatsu PC 200-8 1 unit

Komatsu PC 300-7 1 unit

2 Bull dozer Komatsu D85ESS-2 1 unit

3 Drilling Furukawa FRD PCR 200 1 unit

4 Dumptruck Hino 260 Ti 3 unit

8
3. Sitem Penambangan

Sistem penambangan batu bara yang di lakukan di PT.Alied Indo Coal Jaya saat

ini dilakukan dengan tambang bawah tanah dan tambang terbuka. Bentuk sistem

penanambangan yang di terapkan PT.Alied Indo Coal Jaya pada tambang bawah tanah

dan tambang terbuka, ialah :

a). Tambang Bawah Tanah

1). Longwall Secara Reatring Mechanish (2003)

Penambangan di lakukan apabila pembuatan lubang maju oleh peralatan

readhearder telah membentuk panel-panel penambangan. Untuk pemotonh=gan

batu bara di gunakan double ended ranging drum shearer (DERDS), sedangkan

pemuatan nya langsung di lakukan oleh shearer ke AFC menuju stage loder, belt

bank, dan belt conveyor. Jenis penyangga yang di gunakan adalah power roof

support yang merupakan penyangga bertenaga hydraulic untuk menahan beban atap

yang akan runtuh power roof support ini di gerakan sesegera munkin mengikuti

kemajuan penambangan.

2). Room and Pillar

Penambangan dengan sistem ini di lakukan dengan membuat ruangan yang di

batasi oleh pillar (tiang) secara permanen atau semi permanen dari badan biji itu

sendiri. Penambang dengan sistem ini di lakukan secara maju advance. Room and

pillar meerupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batu bara

yang menggunakan blok-blok persegi. Seluruh block batu bara nya di buat jalan

(batu bara yang di gali = room selebar 10 m) dan pilar (sebagai penyangga selebar

3030 m).

b). Tambang Terbuka

Penambangan terbuka di PT.Alied Indo Coal Jaya menggunakan sistem back

filling (1990) yaitu blok-blok yang sudah di tambang di timbun kembali dengan hasil

pengupasan tanah penutup overburden. Penggalian di lakukan dengan cara membagi

wilayah menjadi beberapa blok.

9
D. Perencanaan Kegiatan PLI

Adapun rencana kegiatan yang akan peneliti lakukan selama di perusahaan dalam

Praktek Lapangan Industri, yaitu :

No Tanggal Kegiatan

1 10 November 2015 Kedatangan di perusahaan.

2 11 November s/d Orientasi lapangan dan pengenalan.

14 November 2015

3 15 November s/d Kegiatan pengambilan data dan ikut serta dalam

30 November 2015 aktivitas penambangan di lokasi tambang terbuka

PT.Alied Indo Coal Jaya.

4 2 Maret s/d 30 April Kegiatan pengambilan data dan ikut serta dalam

2016 aktivitas penambangan di lokasi tambang baawah

tanah PT.Alied Indo Coal Jaya.

10

5 2 Mei s/d 20 Mei 2016 Kegiatan pengambilan data dan ikut serta dalam

aktivitas pengambilan contoh batu bara di labor

PT.Alied Indo Coal Jaya.

6 23 Mei s/d 20 Juni Penyusunan laporan dan konsultasi dngan

2016 pembimbing.

7 22 juni s/d 26 juni 2016 Persiapan dan presentasi laporan.

E. Pelaksanaan Kegiatan PLI

Kegiatan yang peneliti lakukan selama melakukan Praktek Lapangan Industri di

perusahaan, yaitu :

10
No Tanggal Kegiatan Kegiatan yang di lakukan

1 11 November 2015 Memberikan pengarahan tentang keselamatan kerja

dalam dunia tambang.

2 12 November 2015 Menjelaskan tentang lokasi penambangan yang ada di

PT.Alied Indo Coal Jaya.

3 13 November 2015 Melihat area lokasi penambangan yang ada di PT.

Alied Indo Coal Jaya.

4 15 November s/d 30 Mengamati tentang cara pemboran peledakan dan ikut

November 2015 serta dalam kegiatan pemboran.

5 2 Desember s/d 4 Mengamati dan mempelajari tentang proses blasting.

Desember 2015

6 5 Desember 2015 s/d Ikut serta dalam kegiatan blasting.

10 Februari 2016

7 12 Februari s/d 19 Mengamati dan ikut serta dalam kegiatan survey.

Februari 2016

8 21 Februari s/d 30 Ikut serta dalam kegiatan blasting.

Februari 2016

9 1 Maret s/d 30 April Mengamati, mempelajari dan ikut serta dalam

2016 kegiatan penambangan bawah tanah di PT.Alied Indo

Coal Jaya.

10 1 Mei s/d 16 Mei Mengamati, mempelajari dan ikut serta dalam

2016 pengambilan sample batu bara.

11 18 Mei s/d 24 Juni Membuat dan bimbingan laporan dengan pembimbing

2016 lapangan PLI.

12 25 Juni s/d 26 Juni Presentasi laporan di perusahaan.

2016

11
F. Hambatan dan Penyelesaian

No Hambatan Penyelesaian

1 Tanggal 30 Desember 2015 s/d 7 Kegiatan di pindahkan untuk membantu

Januari 2016, tidak ada kegiatan mekanik dalam perbaikan drump truck.

blasting, karena drump truck

mengalami kerusakan. Kegiatan langsung di arah kan

Tanggal 10 Mei s/d 16 Mei 2016 pembimbing untuk menyelesaikan

2 kegiatan pengambilan sample batu laporan PLI.

bara tidak ada, karena

pengambilan sample di percepat.

G. Temuan Menarik

Temuan menarik yang di temui peneliti saat melakukan Praktek Lapangan Industri

di PT.Alied Indo Coal Jaya, yaitu :

1. Ukuran Boulder yang banyak di karenakan terjadi kesalahan perhitungan geometri

peledakan.

2. Sering terjadi kerusakan alat, membuat waktu produksi menjadi tertunda.

3. Terjadi nya misfire di karenakan adanya kesalahan pengisian ANFO menggunakan

kondom.

4. Banyak terjadi kebocoran pada pipa peranginan.

5. Kurangan nya sistem drainase pada tambang bawah tanah, karena masih banyak nya

air yang tergenang pada permukaan kerja lubang maju/utama.

12
BAB II

TOPIK PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam yang

beraneka ragam. Batu bara merupakan salah satu sumber daya alam yang diantara nya

juga memililkijumlah cadangan yang cukup banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, batu

bara di gunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang semakin

menipis ketersediaan nya, dan harga batu bara lebih murah di bandingkan minyak bumi.

Batu bara indonesia dapat juga di jadikan sebagai pendapatan negara dan juga daerah

setempat dalam membantu perekonomian. Batu bara juga di manfaatkan sebagai bahan

bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Saat ini perdagangan batu bara pada pasar

perdagangan internasional juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, seiring

dengan meningkat nya kebutuhan energi dunia dan semakin menipisnya cadangan minyak

dan gas bumi.

PT.Alied Indo Coal Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang penambangan batu bara, yang memiliki cadangan cukup berpotensi untuk di

kembangkan. Kegiatan penambangan di PT.Alied Indo Coal Jaya adalah dengan sistem

tambang bawah tanah dan tambang terbuka.

Salah satu kendala yang dapat menghambat kegiatan penambangan di tambang

bawah tanah ialah kebutuhan udara pada daerah front kerja penambangan batu bara. Oleh

karena itu sistem ventilasi memilki peran penting dalam lancar nya kegiatan penambangan

pada tambang bawah tanah. Sistem ventilasi merupakan salah satu cara untuk mencegah

muncul nya gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan penambang pada saat melakukan

kegiatan penambangan pada tambang bawah tanah.

Untuk menghindari terganggu nya kesehatan para pekerja dan supaya lancar nya

aktivitas penambangan bawah tanah, penulis tertarik untuk membahas tentang Sistem

Ventilasi pada Tambang BawahTanah PT.Alied Indo Coal Jaya.

B. Kajian Teoristis

1. Pengertian Ventilasi Tambang Bawah Tanah

13
Arti kata ventilasi tamabang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah pekerjaan pengaturan peredaran udara pada jaringan jalan dalam tambang bawah

tanah yang berhubungan dengan persoalan kuantitas maupun kualitas udara nya.

2. Tujuan Ventilasi Tambang

Sistem peranginan tambang bawah tanah merupakan suatu proses pendistribusian

udara bersih sepanjang jalan udara, tempat kerja serta tempat tertentu pada tambang

dalam.

Secara umum tujuan ventilasi tambang adalah

Menyediakan dan mengalirkan udara segar ke dalam tambang untuk keperluan

pernafasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi

di dalam tambang yang memerlukan oksigen.

Melarutkan dan membawa ke luar segala pengotor dari gas-gas yang ada dalam

tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas yang memenuhi syarat bagi

pernafasan.

Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah

hingga ambang batas yang di perkenan kan.

Mengatur panas dan kelembaban udara sehingga di peroleh suasana atau

lingkungan kerja yang nyaman.

Semua ini dapat di capai dengan cara mengatur dan mengontrol kualitas dan

kuantitas udara tambang berdasarkan rencana peranginan yang di sesuaikan dengan

keperluan tambang dalam.

3. Prinsip Ventilasi Tambang

Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku

prinsip aliran udara tambang yaitu

Udara akan mengalir dari tempat yang bertemperatur lebih rendah ke tempat yang

bertemperatur lebih tinggi.

Aliran udara akan bergerak dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih

rendah.

Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan

tahanan yang lebih kecil di bandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.

Tekanan ventilasi tetap memperhatiakan tahanan atmosfir bisa positif atau negatif.

14
Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan pada

ventilasi tambang.

4. Sistem Ventilasi Tambang

Peranginan tambang dalam dapat di bagi menjadi dua sistem yaitu

a. Sistem Ventilasi Alami (Natural Ventilation System)

Peranginan alami adalah suatu peranginan yang mengalirkan udara ke dalam

tambang dengan memanfaatkan keadaan dan tenaga alam. Mengalirnya udara di

sebabab kan karena adanya perbedaan tekanan antara jalan udara yang masuk dengan

jalan udara yang keluar. Peranginan alami sangat tergantung dari perbedaan ketinggian

bukaan serta perbedaan temperatur di dalam dan di luar tambang. Makin besar

perbedaan tersebut maka tekanan peranginan alam akan semakin besar pula.

Apabila temperatur di dalam tambang lebih tinggi dari temperatur udara di luar

tambang (pada malam hari) maka tekanan udara di dalam tambang akan lebih besar

dari tekanan udara di luar tambang sehingga udara akan mengalir dari titik P2 ke titik

P1. Bila temperatur udara di dalam tambang lebih rendah dari temperatur udara di luar

tambang (pada siang hari), maka tekanan udara di dalam tambang akan lebih kecil dari

pada tekanan udara di luar tambang sehingga udara akan mengalir dari titik P1 ke titik

P2.

b. Sistem Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation System)

Peranginan mekanis adalah suatu peranginan yang mengalirkan udara ke dalam

tambang dengan menggunakan mesin angin sebagai alat untuk memberikan perbedaan

tekanan. Ventilasi sistem mekanis berdasarkan tekanan nya di bedakan menjadi dua,

yaitu

1). Sistem Hisap (Exhaust System)

Pada ventilasi sistem exhaust mesin angin induk di letakan pada jalan udara

keluar. Dengan adanya isapan mesin angin ini maka tekanan udara di dalam tambang

akan mengecil dan udara dari luar tambang yang bertekanan besar akan masuk ke

dalam tambang. Setelah melalui tempat kerja maka udara akan menjadi kotor dan di

hisap oleh mesin angin untuk di alirkan ke luar tambang.

Keuntungan ventilasi mekanis sistem hisap ini yaitu

Jalan udara masuk dapat di gunakan sebagai jalan angkutan utama.

15
Aliran udara lebih mudah di atur dan di kendalikan sehingga dapat menghindari

swabakar.

Relatif tidak menyebabkan bertambah nya kelembaban udara di dalam tambang.

Kerugian dari sistem hisap adalah

o Kurang efektif untuk mengencerkan atau mendilusi gas-gas berbahaya di dalam

tambang.

o Kurang optimal dalam menurunkan kadar debu tambang.

2). Sistem Hembus (Forcing System)

Pada sistem ini mesin angin induk di letakan pada jalan udara masuk. Mesin angin

ini akan menekan udara ke dalam tambang sehingga udara mengalir melalui jalan-

jalam udara ke dalam tambang.

Keuntungan sistem hembus adalah

Kecepatan angin yang di hasilkan akan semakin besar sehingga lebih efektif bila

di gunakan untuk mengencerkan gas-gas dan menurunkan kadar debu di dalam

tambang.

Udara yang di hembuskan adalah udara bersih sehingga dapat menurunkan

temperatur di dalam tambang.

Kerugian dari sistem hembus adalah

o Udara dari permukaan kerja mengandung gas dan debu pada arah balik sangat

mengganggu operator mesin dan menyebar di dalam lubang.

o Kelembaban udara di dalam tambang relatif meningkat.

o Aliran udara sulit di kendalikan sehingga dapat menyebabkan timbulnya

swabakar.

o Pada tambang batu bara bawah tanah metode ini memiliki kelemahan yaitu

adanya gas methan yang terperangkap di dalam gob atau dinding batu bara

sehingga jika fan berhenti beroperasi ada kemungkinan gas tersebut mengalir ke

dalam tunnel atau lokasi kerja lain secara bersamaan, selain itu ada kebocoran

udara pada metoda ini akan sangat besar.

16
c. Sistem Ventilasi Bantu (Auxilary Ventilation System)

Sistem ventilasi bantu sangat di perlukan pada tempat-tempat yang tidak

terjangkau oleh ventilasi induk. Di pergunakan pada pekerjaan atau pembuatan lubang

maju. Tujuan dari sistem ini adalah

Mengalirkan udara ke lubang-lubang buntu baik pada pekerjaan persiapan atau pun

penambangan.

Mengencerkan gas-gas dan debu yang ada di lubang tersebut sampai ambang batas

yang di izinkan.

Udara di alirkan melalui pipa ventilasi dengan menggunakan mesin angin bantu,

pipa angin yang biasa di pakai biasanya berupa :

1). Semi Rigid Fabric Duct / Wire Flexible

Jenis pipa ini mempunyai hambatan dan kebocoran yang besar, flexible,

mudah dalam penyambungan dapat di pakai untuk pipa hembus ataupun pipa isap.

2). Unsupport Flexible Duct / Flatlay

Mempunyai hambatan dan kebocoran yang kecil, flexible, mudah dalam

hal pengangkutan serta pemasangan, tetapi tidak bisa di pasang pada sistem isap

karena mudah menciut.

3). Steel Duct

Mempunyai hambatan dan kebocoran yang kecil, tidak flexible dan sulit

dalam hal pengangkutan dan pemasangan, tetapi dapat di gunakan sebagai pipa

hembus maupun sebagai pipa isap.

d. Pengontrol Udara Penambangan Bawah Tanah

Untuk menciptakan udara tamabang bawah tanah yang bersih maka udara yang

harus di alirkan ke dalam tambang dengan kecepatan tertentu sesuai dengan lias bukaan

tambang per satuan waktu supaya di peroleh lingkungan kerja yang aman dan nyaman

dapat di lakukan dengan cara pengontrolan terhadap kuantitas dan kualitas dari udara

tambang. Pengontrolan dapat di bedakan menjadi dua :

1). Pengontrolan kualitas udara tambang dalam

Kualitas udara meliputi kandungan gas, kandungan debu, temperatur, dan

kelembaban udara. Standart udara di perkenankan adalah udara yang mempunyai

17
komposisi sama atau mendekati komposisi atmosfer pada keadaan normal di atas

peremukaan laut. Komposisi udara di atmosfer terdiri dari oksigen, nitrogen,

karbondioksida dan gas lainya yang mempunyai volumed dan berat yang berbeda-

beda.

Tabel 4. Kandungan gas dalam udara

komposisi
No Kandungan Gas
% Volume % Berat

1 Nitrogen (2 ) 78,9 75,55

2 Oksigen( 2) 20,95 23,13

3 Karbonmonoksida (2) 0,03 0,05

4 Argon (Ar) 0,93 1,27

Sumber : Drs.Bambang Heriyadi,M.T.(ventilasi tambang)

Menurut Hartman, H.L kebutuhan udara pernafasan untuk beberapa jenis

kegiatan dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5. Kebutuhan udara menurut hartman,H.L

Jenis Laju Udara Oksigen Angka bagi

kegiatan perna terhirup/menit terkonsumsi pernafasan

fasan/ dalam /menit ( /dtk)

menit ( /dtk)

Istirahat 12-18 300-800 (0,82-2,18) 0,01 (0,47) 0,75

Kerja 30 2800-3600 (7,64-9,83) 0,07 (3,3) 0,9

moderat

Sumber : Drs.Bambang Heriyadi,M.T.(ventilasi tambang)

Dalam merancang kebutuhan udara dalam tambang bawah tanah ventilasi

tambang yang di gunakan sepuluh kali lebih besar, yaitu 0,13 /dtk/org.

Berdasarksn KEPMEN NO.555 K tentang keselamatan dan kesehatan

kerja pertambangan umum, bagian kedelapan : ventilasi pasal 369 ayat 3 yaitu :

Volume udara bersih yang di alirkan dalam sistem ventilasi harus :

Di perhitungkan berdasarkan jumlah pekerja terbanyak pada suatu lokasi kerja

dengan ketentuan untuk setiap orang tiak kurang dari 23 /menit selama

pekerjaan berlangsung.

18
Di tambah sebanyak 33 /menit untuk setiap tenaga kuda, apabila mesin diesel

di operasikan.

2). Kandungan gas-gas tambang

a). Oksigen

Udara atmosfer mengandung 20%-21% oksigen dan di dalam tambang

kandungan oksigendapat menurun karena adanya kontaminasi dengan gas-gas lain.

Nilai ambang batas oksigen tambang sebesar 19,5%. Penurunan kandungan

oksigen dapat membahayakan jiwa manusia sebagai berikut :

Tabel 6. Pengaruh penurunan konsentrasi oksigen

No Konsentrasi oksigen % Pengaruh

1 17 Pernafasan lebih cepat dan berat

2 15 Kepala pusing, jantung berdetak cepat

3 13 Kemungkinan kesadaran hilang

4 9 Pingsan

5 7 Membahayakan jiwa

6 6 Kejang-kejang

Sumber : Drs.Bambang Heriyadi,M.T.(ventilasi tambang)

b). Karbondioksida ( )

Gas ini berasal dari lapisan batu bara, pernafasan pekerja, oksidasi batu

bara, penyangga kayu, peledakan, kebakaran batu bara dan mesin diesel. Nilai

ambang batas karbondioksida pada udara tambang sebesar 0,5%. Meningkat nya

kandungan karbondioksida akan mengurangi kadar oksigen sehingga dapat

menyebabkan gangguan pada selaput lender, mata, hidung da pada konsentrasi

tinggi dapat menyebabkan kematian. Pendeteksi gas ini pada udara tambang di

lakukan dengan menggunakan multy detector.

Tabel 7. Pengaruh konsentrasi CO

No Konsentrasi (CO)(%) Pengaruh

1 <0,5 Pernfasan normal

2 0,5-3 Pernafasan agak cepat

3 3-5 Pernafasan lebih cepat dan melelahkan

4 <10 Membahayakan jiwa dan kematian

19
Sumber : Drs.Bambang Heriyadi,M.T.(ventilasi tambang)

c). Karbonmonoksida (CO)

Gas ini berasal dari peledakan, mein diesel dan kebakaran tidak sempurna.

Nilai ambang batas CO 0,005%. Pada kandungan 12,5-75% gas Co dapat meledak

jika ada perecikan api. Dapat terdektesi dengan alat detector tube.

d). Methan ( )

Nilai ambang batas dari gas methan di udara tambang tidak lebih dari

0,25%. Gas ini brasal dari lapisan batu bara, mesin diesel dan penguraian gas

organik. Pendeteksi gas ini di lakukan dengan safety lamp atau methan detector.

e). Asam sulfida ( S)

Gas ini terkumpul pada tempat-tempat rendah. Nilai ambang batas pada

udara 0,005% akan menyebab kan kematian. Di samping bersifat beracun, gas ini

dapat juga meledak pada rank 4-44%. Gas ini berasal dari peledakan, lapisan gas

dan genangan air tambang yang di tambang telah lama di tinggalkan. Pendeteksi di

lakukan dengan alat detector tube.

f). Oksida nitrat (NO2)

Gas ini sangat berbahaya berasal dari hasil peledakan pada tambang dalam.

Nilai ambang batas dari gas ini lebih dari 0,0003%.Gas ini apabila melebihi batas

ambang akan menyebabkan kematian. Gas ini dapat diteksi dengan alat detecor

tube.

g). Kandungan debu tambang

Debu tambang dapat di bagi menjadi beberapa macam :

Fibroenic dust yaitu debu yang dapat merusak sistem pernafasan, seperti

silica, biji berlium, biji besi, biji timah dan batu bara.

Carcinogenic dust yaitu debu yang biasa menyebab kan kanker, seperti radon,

asbestor, dan arsenic.

Toxic dust yaitu debu yang beracun dapat merusak kulit, seperti berlium,

arsenic, dan uranium.

Radio actve dust yaitu debu yang mengandung radio aktif, sehingga

berbahaya bagi radiaso nya. Seperti uranium, radium, thorium.

20
Exsplosive dust yaitu debu yang menyebabkan ledakan, seperti debu batu

bara, debu sulfat.

Nuisance dust yaitu debu yang tidak terlalu berbahaya, seperti gypsum dan

kaolin.

Insert dust yaitu debu yang tidak membahayakan.

Untuk memindahkan dan mengurangi konsentrasi debu yang berdebu di

dalam udara di lakukan dengan cara :

Melakukan tindakan mengurangi kegiatan yang banyak menghasilkan

debu dan melakukan penyemprotan.

Pengaturan jumlah dan kapasitas peledakan yang efektif.

Pengenceran konsentrasi dengan mengalirkan udara segar dalam

jumlah yang cukup pada permuka kerja.

Kecepatan udara efektif untuk mengendalikan kualitas udara di setiap

permuka kerja paling sedikit 0,25-0,5 m/s. Kecepatan yang terlalu tinggi dapat

menaikan debu yang mengendap, oleh karena itu kecepatan udara maximum

di batasi antara 1,25-2,03 m/s.

3). Temperatur tambang

Pengaturan temperatur dalam tambang bertujuan untuk menghasilkan udara

segar dan nyaman. Panas udara dalam tambang harus di pertahankan pada batas

tertentu, sehingga manusia dapat bekerja dengan efisiensi kerja yang tinggi.

Temperatur udara sangat mempengaruhi kenyamanan bagi para pekerja yang berada

pada tambang bawah tanah, karena udara di perlukan untuk pendingin panas tubuh.

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan PLI

Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri di PT.Alied Indo Coal Jaya di mulai pada

tanggal 10 November 2015 31 februari 2016 di tambang terbuka dan tanggal 1 Maret

2016 2 Mei 2016 di tambang dalam. Selama mengikuti PLI kegiatan peneliti di bagi

atas dua kegiatan, yaitu

1. Kegiatan Orientasi

a. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

21
Sebelum mengikuti kegiatan di lapangan terlebih dahulu peneliti harus

mengikuti pembekalan untuk memenuhi syarat-syarat yang harus di penuhi dan alat

pelindung diri (APD) sebelum memasuki area penambangan di wilayah kuas

pertambangan PT.Alied Indo Coal Jaya. Kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan

tentang keselamatan kerja dalam melakukan penambangan di PT.Alied Indo Coal

Jaya. Sesuai dalam undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,

Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan

keselamatan kerja di bidang pertambangan, dan Kepmen No.555K/M.PE.1995

tentang K3 dalam pertambangan umum.

b. Pengarahan oleh pembimbing lapangan

Kegiatan ini merupakan pemberian materi atau langkah awal untuk peneliti

guna mengetahui gambaran awal tentang kegiatan atau rencana kegiatan yang harus

di lakukan peneliti ketika di lapangan.

c. Penenalan lokasi penambangan

1). Front Penambangan

Front penambangan merupakan lokasi/tempat di lakukan nya aktifitas

penambangan batu bara. Daerah penambangan terdapat pada areal central puncak

timur PT.Alied Indo Coal Jaya. Pada saat sekarang ini PT.Alied Indo Coal Jaya tidak

memiliki Sub-Kontraktor dalam penambangan di lokasi PT.Alied Indo Coal Jaya.

22

Anda mungkin juga menyukai