Oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal,
Universitas Sriwijaya,
B. LOKASI
PT Gema Gempita Site-Lahat
C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.
D. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 25 September 2015, negara-negara yang menjadi anggota
PBB mengangkat sebuah agenda mengenai pembangunan berkelanjutan 2030
dan meyertakan 17 tujuan dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Satu
diantara 17 tujuan tersebut ialah energi bersih dan terjangkau, poin ke tujuh.
Dimana, perencaan energi sangat perlu dilakukan guna ketersediaan energi
untuk jangka panjang dapat terpenuhi. Kebutuhan ini akan terus tumbuh
seiring pertumbuhan penduduk, pertambahan sarana transportasi serta faktor
lainnya.
Sebagai salah satu sektor yang mengelola energi di Indonesia, industri
pertambangan menjadi tolak ukur akan hal ini. Baik mineral maupun batubara
yang diambil dalam kegiatan pertambangan merupakan sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui dan terbatas persediannya. Mineral dan batubara yang
di eskploitasi secara besar-besaran dan terus menerus lama kelamaan akan
habis. Yang mana, hal ini bertolak belakang dengan permintaan akan mineral
dan batubara yang semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negeri.
Permasalahan ini menjadi sebuah tantangan di era industri yang menuntut
tersedianya sumber daya manusia yang handal dan berkualitas serta siap pakai
dan dapat bersaing dimasa mendatang, terlebih lagi dalam memasuki era pasar
bebas. Tuntutan tersebut muncul karena seorang lulusan perguruan tinggi
harus mampu menemukan solusi-solusi dari masalah yang dihadapi. Untuk
mampu menjawab dan mencapai tujuan agenda pembangunan berkelanjutan
tersebut, mahasiswa sebagai salah satu faktor pendukung tentunya perlu
membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
disiplin ilmunya masing-masing. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman
diharapkan nantinya mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang siap pakai
dan berkualitas. Serta diharapkan nantinya muncul pembaruan yang dapat
dilakukan, guna mewujudkan energi yang bersih dan terjangkau.
PT. Budi Gema Gempita Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur
Kabupaten Lahat, yang bergerak dalam industri pertambangan batubara.
Sebagai salah satu anak cabang perusahaan yang melakukan usaha
pertambangan batu bara saat ini melakukan penambangannya diwilayah seluas
1.700 hektar di desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur Kabupaten
Lahat. PT. Gema Gempita Site-Lahat ini menggunakan lahan dari tempat
perkebunan warga setempat yang kemudian dikelola menjadi tempat
penambangan batubara. PT. Gema Gempita Site-Lahat merupakan salah satu
dari beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri batu bara di kabupaten
Lahat, tingginya permintaan energi baik nasional dan mancanegara menuntut
kebutuhan batu bara yang sangat tinggi. Sumatera Selatan adalah salah satu
provinsi penghasil batu bara nasional. PT. Gema Gempita Site-Lahat yang
berada di salah satu kabupaten di Sumatera Selatan, juga salah satu pemasok
batu bara dari kabupaten Lahat.
Sebagai bekal pengetahuan dalam memepersiapkan diri memujudkan tujua
n pembangunan berkelanjutan, maka dari itu pemohon mengajukan Kerja
Praktek (KP) di PT. Gema Gempita Site-Lahat dengan judul “Kegiatan
Penambangan Batubara di PT. Gema Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera
Selatan” untuk mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan mengenai
tahapan-tahapan kegiatan penambangan batubara. Dalam kerja praktek ini
juga nantinya diharapkan dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi
mahasiswa untuk terjun ke lapangan kerja serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah diperolah di bangku kuliah. Dengan pengalaman yang nantinya
diperoleh, semoga wawasan dan aplikasi ilmu di dunia pertambangan dapat
bertambah dan juga bermanfaat.
E. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kuliah Praktek ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Pengaplikasian ilmu yang telah didapat di perkuliahan untuk diterapkan di
industri
2. Adanya disparitas antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah
dengan prakteknya di lapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan
industri, masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.
3. Program link and match antara dunia industri dengan perguruan tinggi sesu
ai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia.
4. Kurikulum tahun 2014 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk
pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.
F. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengetahui kegiatan penambangan yang dilakukan di PT Gema Gempita
Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan
2. Mengetahui metode penambangan batubara yang dilakukan di PT PT
Gema Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan
G. PERMASALAHAN
Permasalahan pada Kerja Praktek ini adalah :
1. Apa saja kegiatan penambangan yang dilakukan di PT PT Gema
Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan?
2. Bagaimana metode penambangan batubara di PT PT Gema
Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan?
H. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah pada Kerja Praktek ini dibatasi pada kegiatan
penambangan batubara, metode penambangan di PT PT Gema Gempita Site-
Lahat, Lahat, Sumatera Selatan.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di
seluruh dunia. Di banyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi: Polandia
menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika
Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu bara merupakan sumber
energi yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat di dunia di tahun-tahun
belakangan ini – lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya
pengganti. (World Coal Institute, 2005).
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Dan sebagai salah satu
bahan galian dari alam, batubara mempunyai heterogenitas, dan kompleksitas
yang tinggi akibat proses pembentukannya. Istilah batubara merupakan hasil
terjemahan dari coal. Disebut batubara mungkin karena dapat terbakar seperti
halnya arang kayu (charcoal). Banyak sekali defini mengenai batubara yang
telah dikemukakan dalam referensi, salah satunya bebunyi : “batubara adalah
suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa berbagai tumbuhan
yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa organik dan zayt
organik yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya”.
(Muchjidin, 2006).
Beberapa pakar juga telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu,
antara lain (Sundoyo, 2014):
1. Spackman (1958): Batubara adalah suatu benda padat karbonan
berkomposisi maseral tertentu.
2. The lnternational Hand Book of Coal Petrography (1963): Batubara adalah
batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman
dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur
dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal
sampai dalam.
3. Thiessen (1974): Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri
dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan benda padat organik
yang sangat rumit.
4. Achmad Prijono, dkk. (1992): Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon
padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas
oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung
sangat lama.
2. Teori Drift
Teori ini meyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara
terjadinya ditempat yang berbeda tempat tumbuhan semula hidup dan
berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh
media air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen
dan mengalami proses coalification. (Sukandarrumidi, 2017:12)
b. Eksplorasi detil
Eksplorasi detil adalah eksplorasi tahap dimana pengerjaan eksplorasi
semakin detail dan rinci, tahap ini dikerjakan apabila pada tahap
sebelumnya mengidentifikasikan adanya cadangan yang cukup ekonomis
untuk ditambang, maka luasan dari sumberdaya tahap sebelumnya menjadi
lebih kecil, tetapi peralatan yang digunakan semakin banyak dan semakin
canggih (Prodjosoemarto, Partanto, 2000). Adapun maksud tahapan
eksplorasi rinci adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model
tiga-dimensi endapan batubara secara lebih rinci. (Basuki Rahmad, 2017).
c. Eksplorasi lanjut
Eksplorasi lanjut adalah eksplorasi tahap akhir yang bertujuan untuk
menentukan apakah akan ditambang atau tidak, apabila hasil dari tahap-
tahap sebelumnya pada suatu lokasi adalah ekonomis dan menguntungkan
untuk ditambang, maka akan dilanjutkan pada pengerjaan berikutnya
(Prodjosoemarto, Partanto, 2000).
3. Studi kelayakan
Studi Kelayakan, merupakan tahap kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang agar dapat
diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan
perancangan tambang diperlukan kegiatan studi kelayakan yang menyajikan
beberapa informasi. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil
keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan,
juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan. (Hambali, M.I.,
2014).
4. Operasi Produksi
Tahap kegiatan pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana
pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.
5. Konstruksi
Kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh
fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.
6. Eksploitasi
Kegiatan eksploitasi merupakan kegiatan penambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya. Kegiatan
ini terdiri dari :
a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Land clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari
tumbuhan semak belukar dan pohon. Dengan menggunakan peralatan seperti
bulldozer dan gergaji (Rochmanhadi, 1982).
c. Pembongkaran (lossening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan
induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat gali, namun apabila bahan galian granit sulit di ambil oleh
alat gali, atau volume bahan galian terlalu besar apabila di ambil dengan alat
gali, maka bahan galian granit dapat di ambil dengan melakukan proses
peledakan terlebih dahulu.
d. Pengangkutan
Pengangkutan, kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan
dan pemurnian sampai tempat penyerahan. Cara pengangkutan batu bara ke
tempat batu bara tersebut akan digunakan tergantung pada jaraknya. Untuk
jarak dekat, batu bara umumnya diangkut dengan menggunakan ban berjalan
atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu bara
diangkut dengan menggunakan kereta api atau tongkang atau dengan
alternatif lain dimana batu bara dicampur dengan air untuk membentuk
bubur batu dan diangkut melalui jaringan pipa. (World Coal Institute, 2005).
7. Pengolahan
Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara
tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran
yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk pecahan
dengan berbagai ukuran. Namun demikian pengguna batu bara
membutuhkan batu bara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara
– juga disebut pencucian batu bara (“coal benification” atau “coal washing”)
mengarah pada penanganan batu bara tertambang (ROM Coal) untuk
menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna
akhir tertentu. Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara
dan tujuan penggunaannya. Batu bara tersebut mungkin hanya memerlukan
pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang
kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. (World Coal Institute,
2005).
8. Penjualan
Penjualan, kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara. Batu bara diperdagangkan di seluruh
dunia, dimana batu bara diangkut dengan menggunakan kapal untuk pasar-
pasar dengan jarak yang jauh.
9. Reklamasi
Reklamasi, kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.
10. Pasca Tambang
Kegiatan Pasca tambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan
setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal
di seluruh wilayah penambangan.
J. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metodologi penelitian yang akan dilakukan ialah :
1. Pengumpulan data, yang mencakup :
a. Data primer, data ini didapatkan dari pengamatan langsun
g di lapangan.
b. Data sekunder, data ini didapatkan dari literatur maupun l
aporan serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Penyusunan laporan, setelah melakukan pengamatan dilapangan.
Dilakukan bimbingan secara berkala serta penyusunan laporan hasil kerja
praktek secara sistematis dan ilmiah.
K. WAKTU PELAKSANAAN
Sesuai dengan surat permohanan yang diajukan, maka saya bermaksud untuk
melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 8 Januari – 8 Februari 2020 yang
memakan waktu lebih kurang lebih empat minggu.
Adapun perincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan dan Observasi
3 Pengumpulan Data
4 Penyusunan Laporan
L. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang direncanakan akan
dilakukan di PT. Gema Gempita. Besar harapan agar saya dapat melakukan
Kerja Praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan.
Melihat keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki, maka saya sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari pihak
perusahaan untuk kelancaran Kerja Praktek ini.
Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah:
1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Kerja
Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara
harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan,saya
ucapkan terima kasih.
M.1DAFTAR PUSTAKA
Hambali, I. M., 2014. Pedoman dan Aturan Studi Kelayakan Tambang.
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Yogyakarta.
Hutton, A., Jones, B., 1995. Short Course on Coal Exploration, Manpower
Development Centre for Mines, Bandung, Indonesia
Rahmad, B., Raharjo,S., Pramudio, E.H., dan Ediyanto, 2017. Pengantar Ekspl
orasi Geologi Batubara dan Kualitas Batubara. Yogyakarta. LPPM Uni
versitas Pembanguna Nasional “Veteran”.
andreequatorio25@gmail.com
Andre Equatorio
NIM. 03021181722013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
harirahmadperdana@gmail.com