Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sumberdaya Mineral dan Energi dengan
judul “Batuan Beku”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 13
Daftar Pustaka 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi kita ini kaya dengan berbagai macam kekayaan yang ada di dalamnya. Bumi
kita memiliki berbagai macam material yang merupakan salah satu jenis kekayaan yang
dimiliki. Berbagai macam material dari bumi yang sering kita temukan antara lain
tanah, pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak material yang ada di
bumi, ada satu material yang keberadaannya sangat mudah kita temukan, bahkan ada
dimanapun saja. Material tersebut adalah batu.
Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah
kita temukan di lingkungan sekitar kita. Batu ini apabila jumlahnya banyak maka
disebut degan batuan. Batuan ini ada berbagai macam. Batuan yang jenisnya ada
bermacam- mamcam ini terbentuk oleh bermacam- macam sebab pula. Adanya
perbendaan jenis jenis batuan ini dapat dilihat dari terkstur ataupun massa dari batuan
tersebut, atau juga keran proses pembentukannya.
Berbagai macam jenis batuan kita ketahui di dunia ini. Salah satu dari berbagai
jenis batuan adalah batuan beku. Apa itu batuan beku? Batuan beku merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pembekuan. Batuan beku ini juga
disebut dengan batuan ignesius. Magma yang membeku ini merupakan magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, yang terjadi baik di
bawah permukaan sebagai jenis batuan intrusif atau plutonik, maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif atau vulkanik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan batuan beku?
2. Bagaimana proses terbentuknya batuan beku?
3. Apa ciri-ciri batuan beku?
4. Bagaimana klasifikasi batuan beku?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian batuan beku
2. Dapat menjelaskan proses terbentuknya batuan beku
3. Mengetahui ciri-ciri batuan beku
4. Mampu mengklasifikasikan batuan beku
BAB II
PEMBAHASAN
Intrusif
Granit, salah satu batuan beku intrusif (Laboratorium Petromine, Universitas Padjadjaran)
Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang membeku dan membatu di bawah permukaan
atau di dalam kerak bumi, dikelilingi oleh batuan asal (biasa disebut country rock). Magma
mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya, batuan beku ini berbutir kasar. Butiran
mineral di batuan ini dapat dengan mudah diidentifikasi dengan mata telanjang.Batuan intrusi
juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya
dengan formasi lainyang diintrusinya. Formasi intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit,
sill dan dike. Ketika magma membeku di dalam kerak bumi, magma mendingin perlahan
membentuk batuan bertekstur kasar, seperti granit, gabro, atau diorit.
Lubang inti dari pegunungan utama terdiri dari batuan beku intrusif, biasanya granit. Ketika
terkena oleh erosi, inti atau core tersebut (disebut batolit) dapat menempati area besar dari
permukaan bumi.
Batuan beku intrusif Berbutir kasaryang terbentuk pada kedalaman di dalam kerak yang disebut
sebagai abisal; batuan beku intrusif yang terbentuk di dekat permukaan yang disebut hipabisal.
Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di permukaan kerak
sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan kerak. Batuan beku ekstrusif
dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan beku intrusif. Mereka dibentuk oleh
pendinginan magma cair di permukaan bumi. Magma, yang dibawa ke permukaan melalui
celah atau letusan gunung berapi, membeku pada tingkat yang lebih cepat. Oleh karena batu
batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum
dan membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava
(Lava plateau). Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal lama. Giant's
Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu contohnya.
Batuan cair, dengan atau tanpa kristal ditangguhkan dan gelembung gas, disebut magma.
magma naik keatas karena densitas yang lebih rendah dibanding batuan yang mereka ciptakan.
Ketika magma mencapai permukaan dari bawah air atau udara, magma disebut lava. Letusan
gunung berapi ke udara yang disebut subaerial, sedangkan yang terjadi di bawah laut yang
disebut submarin. black smokers dan pematang tengah samudera merupakan contoh dari
aktivitas gunung berapi bawah laut.
Basalt, salah satu jenis batuan beku ekstrusif bertekstur columnar joint, di skotlandia.
Volume batuan ekstrusif meletus setiap tahun oleh gunung berapi bervariasi sesuai dengan
setting tektonik lempeng. Batuan ekstrusif diproduksi dalam proporsi sebagai berikut:[2]
Magma yang meletus dari sebuah gunung berapi berperilaku sesuai dengan viskositas,
ditentukan oleh temperatur, komposisi, dan konten kristal. Magma suhu tinggi, yang sebagian
besar komposisinya adalah basaltik , berperilaku dalam cara yang mirip dengan minyak tebal
dan, ketika mendingin, seperti karamel. Aliran basalt yang panjang dan tipis dengan permukaan
pahoehoe sangat umum terbentuk pada magma jenis ini. Komposisi intermediet magma, seperti
andesit, cenderung membentuk cerobong kerucut yang terdiri atas campuran abu, tuf dan lava,
dan mungkin memiliki viskositas yang sama dengan molase tebal dan dingin atau bahkan karet
saat meletus. Magma felsik, seperti riolit, biasanya meletus pada suhu rendah dan 10.000 kali
lebih kental dibandingkan basalt. Gunung berapi dengan magma riolitik umumnya meletus
eksplosif, dan aliran lava riolitik biasanya terbatas dalam luasan dan memiliki lereng yang
curam, karena magma yang begitu kental.
Magma felsik dan menengah yang meletus sering terjadi secara merusak, dengan ledakan
didorong oleh dikeluarkannya gas terlarut-biasanya uap air, juga karbon dioksida. Material
piroklastik yang meletus secara eksplosif disebut tefra dan termasuk tuf, aglomerat dan
Ignimbrit. Abu vulkanik halus juga meletus dan membentuk deposit abu tuf yang sering dapat
menutupi daerah yang luas.
Karena lava mendingin dan mengkristal dengan cepat, batuan ini berbutir halus. Jika
pendinginan begitu cepat sehingga mencegah pembentukan bahkan kristal-kristal kecil setelah
ekstrusi, batuan yang dihasilkan mungkin sebagian besar kaca/gelas (seperti batuan obsidian).
Jika pendinginan lava terjadi lebih lambat, batuan akan kasar.
Karena mineralnya sebagian besar halus, jauh lebih sulit untuk membedakan antara berbagai
jenis batuan beku ekstrusif dibandingkan antara berbagai jenis batuan beku intrusif. Umumnya,
konstituen mineral halus batuan beku ekstrusif hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan
sayatan tipis dari batuan di bawah mikroskop polarisasi, sehingga hanya klasifikasi perkiraan
yang dapat dibuat di lapangan.
Batuan beku Hypabyssal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik dan
vulkanik. Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan yang dihasilkan dari
naiknya magma di bawah permukaan bumi. Batuan Hypabyssal kurang umum daripada
batuan plutonik atau vulkanik dan sering membentuk dike, sill, lakolit, lopolit atau
pakolit
Pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan mengenai proses terbentuknya
batuan beku. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa batuan beku ini terbentuk
oleh magma yang ada di dalam perut bumi. Namun kita juga perlu mengetahui proses
terjadinya dari magma hingga menjadi bentuk batuan. Batuan beku ini terbentuk karena
adanya magma yang mengeras atau mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari
batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada
di mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada
salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan
komposisi. Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang
tergantung pada jenis batuan bekunya masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan
proses pembentukannya antara lain:
1. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi
di dalam dapur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri
dari kristal- kristal besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan granit, batuan
peridotim, dan juga batuan gabro.
2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah antar
lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di
samping kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini
antara lain batu granit porfir
3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika
gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di
sekitar kawah gunung api saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini
berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal (armorf).
Itulah beberapa proses pembentukan batuan beku jenis batuan beku dalam, batuan
beku gang atau korok, dan juga batuan beku luar atau lelehan. Tahukah Anda
bahwasannya batuan beku ini mempunyai sifat penting? Batuan beku ini penting,
terutama ketika dilihat dari segi geologis.
4. Bentuk Kristal
Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal yang
ideal (tegas, jelas teratur).
Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur, sebagian tidak.
Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
5. Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar,
batuan beku memiliki 2 jenis granulitas, yaitu :
Afanitik, batuan beku berbutir sangat halus, sehingga mineral atau kristal penyusunnya
tidak dapat diamati dengan mata telanjang atau kaca pembesar.
Fenerik, batuan beku yang dapat diamati mineral penyusunnya, baik itu dalam bentuk
kristal, ukuran butir, atau hubungan antar butir.
a) Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
b) Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku yang
kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini adalah dasit.
c) Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah andesit.
d) Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu basalt.
Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik
kurang dari 30%.
Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik
sebanyak 30% hingga 60%.
Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih
dari 60%.
b. Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis
mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:
Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang dari
10%.
Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10% hingga
40%.
Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 40%
hingga 70%.
Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari 70%.
A. Kesimpulan
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari pengerasan dan
pendinginan magma dengan atau tanpa proses kristalisasi.
Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau
mengalami pembekuan. Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun
oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun di
kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada salah satu
proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan
komposisi. Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga
terkadang tergantung pada jenis batuan bekunya masing- masing.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Ciri-Pembentukan-dan-Macam-Batuan-
Beku-adalah.html
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-beku
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku