Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara
ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses,
pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu Tahap Preparasi,
Tahap Pemisahan, dan Tahap Dewatering.

Kegiatan pengolahan bahan galian ini bertujuan untuk membebaskan dan


memisahkan mineral berharga dari mineral yang tidak berharga atau mineral pengotor
sehingga setelah dilakukan proses pengolahan bahan galian dihasilkan konsentrat yang
bernilai tinggi dan tailing yang tidak berharga. Metode pengolahan bahan galian yang
dipakai bermacam-macam tergantung dari sifat kimia, sifat fisika, sifat mekanik dari mineral
itu sendiri.

Proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya (gangue mineral) yang
kurang berharga merupakan inti dari proses pengolahan bahan galian. Proses ini terdiri dari
beberapa langkah :
1. Communition (Pengecilan ukuran dengan alat crushing dan grinding)
2. Sizing (Penyeragaman ukuran dengan screening classiflying)
3. Concentration (Pemisahan mineral berharga dari pengotornya)
4. Dewatering (Pengeringan).
5. Penanganan material (material handling)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja manfaat dari pengolahan bahan galian?

2. Bagaimana tahapan pengolahan bahan galian?


1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui manfaat dari pengolahan bahan galian.

2. Untuk Mengetahui tahapan pengolahan bahan galian


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manfaat Pengolahan Bahan galian

Dengan melakukan Pengolahan Bahan Galian ini didapat beberapa keuntungan, antara
lain :

 Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan, karena


sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga kadar bijih telah
ditingkatkan.
 Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi
metal yang hilang bersama slag.
 Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang
dileburkan lebih sedikit.
 Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar
mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya.
 Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.

3.1. Tahapan Pengolahan Bahan galian

Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara
ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses,
pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu tahap preparasi,
tahap pemisahan dan tahap dewatering.
3.1.2. Preparasi

Preparasi merupakan proses tahap awal dalam pengolahan bahan galian yang
meliputi :

A. Sampling

Sampling merupakan pengidentifikasian bahan galian baik sifat fisik, kimia,


kemagnetan, serta kelistrikan dari mineral yang terkandung dalam bahan galian diantaranya
Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian, Kadar masing-masing mineral dalam
bahan galian, Besar ukuran dan distribusi ukuran, Distribusi mineral-mineralnya, Macam
dan tipe ikatan mineral-mineralnya, Derajat liberasi mineral-mineralnya, Sifat-sifat fisik
mineralnya seperti berat jenis, kemagnetan, konduktivitas listrik, sifat-sfat permukaan
mineralnya dan sebagainya.

B. Kominusi

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi
lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari
mineral pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi bahan galian meliputi kegiatan
berikut :
a. Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan
agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain :

Alat yang digunakan pada Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara lain
:

1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
C. Sizing

Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesuai ukuran
yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu pemisahan
berdasarkan ukuran adalah proses pengayakan (screening). Sizing dibagi menjadi dua antara
lain :

a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan


perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu antara lain :


1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium yaitu antara lain :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri yaitu antara lain :


1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
b. Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan


pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat
yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu antara lain:

1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar)
disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept

3.1.3. Konsentrasi
Merupakan proses pengambilan kosentrasi mineral berharga dari percampuran
berbagai mineral dalam suatu bahan galian. Pengambilan kosentrat tersebut dapat dilakukan
dengan berdasarkan tegangan permukaan (Flotasi), Sifat kelistrikan (HTS), sifat kemagnetan
(MS), hand sorting (Kilap), serta berdasarkan gravitasinya (jigging, tabling, sharking table,
sluice box, DMS, HMS).
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar atau pengambilan konsentrat itu ada bermacam-macam,
yaitu antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-
mineral yang ada.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
1. Jig.
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium liquid berat yang
tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary yang disebabkan
karena perbedaan Specific Gravity.
Prinsip Kerja Alat ini adalah semakin besar perbedaan Specific Gravitasi, semakin baik jalan
mineral-mineral yang mengalami proses tersebut. Bila dalam bijih menpunyai Specific
Gravity yang berbeda-beda maka untuk meramalkan pemisahan baik dengan bantuan CC
(Concentration Criteria). CC lebih besar dari 2,s pemisahan makin baik.

2. Meja goyang (shaking table).

Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling merupakan


pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang,
denghan menggunakan media aliran tipis dari air (Flowing Film Concentration). Alat yang
digunakan disebut “Shaking Table” atau “Meja Goyang”.

Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel
terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama akan
memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila ssspecific Gravitynya berbeda
maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena
pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat dari
partikel berat searah aliran.

Karena gerakan relative Horizontaldari motor maka partikel berat akan bergerak
lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle
(penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi
kesempatan berada diatas dan partikel berat relative dibawah.

3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).

Prinsip Kerja Alat Humprey Spiral adalah Gaya sentrifugal, Gaya ini arahnya
kebagian luar dari area yang berputar, sehingga akan memberikan pengaruh kepada mineral-
mineral ringan untuk terlempar keluar dan terkumpul sebagai tailing.

4.sluice box

Sluice box merupakan suatu alat kosentrat mineral bijih berdasarkan atas perbedaan
“specific Gravity” diharapkan dalam proses ini mineral yang mempunyai SG tinggi akan
mengendap yang nantinya kan diambil sebagai konsentrat, sedang minera yang ringan akan
ikut terbawa aliran air sebagai tailing.

3.1.4. Flotation

Flotasi adalah proses pengapungan. Di bidang metalurgi, flotasi atau lebih spesifik
lagi flotasi buih adalah metode fisika kimia di mana partikel-partikel dari mineral yang
berbeda dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan mengapungkan mineral tertentu ke
permukaan air.

Mekanisme flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa jenis partikel mudah
basah (hydrophil) dan lainnya tidak demikian mudah (hidrofhob). Menurut sifat
permukaannya, mineral dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :

1). Hidrofilik

Mineral yang permukaannya mempunyai lapisan polar, sehingga sukar dibasahi air,
tetapi mudah melekat pada gelembung udara.

2). Hidrofobik

Mineral yang permukaannya mempunyai lapisan non polar, sehingga mudah


dibasahi air, tetapi sukar melekat pada gelembung udara. Keterapungan (float ability) dari
suatu mineral ditentukan dengan kecenderungannya untuk menempel pada permukaan
gelembung udara, dan hali ini dipengaruhi oleh sifat-sifat permukaan mineral. Dengan
menggunakan berbagai reagent flotasi, sifat-sifat permukaan mineral dapat diubah dan
dikendalikan.

3.1.5. Dewatering

Dewatering merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah


kosentrat didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsure), Filtering
(Pemilihan), Drying (Pengeringan).
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya
mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.

2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)


Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat
dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah
air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.

Peralatan yang dipakai adalah :


Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
1. intermitten, misalnya Moore leaf filter.
2. Continuous ada beberapa tipe, yaitu antara lain :
a. bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
b. bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
c. bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
d. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.

3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai
oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
1. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal
yang dialiri udara panas (80o – 100o).
2. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada
posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini meliputi :

1. Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis
berdasarkan teknologi yang ada sekarang.
2. Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan
proses, yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap Dewatering.
3. Concentration yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu
media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
4. Flotation adalah proses pengapungan. Di bidang metalurgi, flotasi atau lebih spesifik lagi
flotasi buih adalah metode fisika kimia di mana partikel-partikel dari mineral yang berbeda
dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan mengapungkan mineral tertentu ke permukaan
air.
5. Dewatring merupakan kegiatan akhir dari pengolahan bahan galian setelah kosentrat
didapatkan. Kegiatan ini meliputi Thickening (Pengkayaan unsure), Filtering (Pemilihan),
Drying (Pengeringan).

4.2. Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan yaitu semoga apa yang telah kita pelajari pada
pelajaran Pengolahan Bahan Galian ini dapat kita terapkan dengan kemampuan kita masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai