Anda di halaman 1dari 10

Profil Perusahaan - KALTIM JAYA BARA

1. Profil Perusahaan

Kode Perusahaan : 3969

Nama Perusahaan : KALTIM JAYA BARA

Jenis Badan Usaha : PT

No Akte :

Tanggal Akte :
2. Alamat Perusahaan

Peruntukan Contact
No. Alamat Alamat Person

1 Jl. Teluk Betung No. 24, Rt 001, Rw. 006, Jakarta Pusat
& Jl. Krm Kwitang Kecil/20 Kota Jakarta Pusat
-

3. Pemilik / Pemegang Saham

Asal Persentase
No. Jenis Nama Alamat Negara (%) Keterangan

Jalan Purworejo 24
10220 Tanah Abang -
PT. Berau Karet Tengsin
1 Batuah Jakarta - Indonesia INA Mayoritas

PT. Berkat
2 Maratua INA Minoritas

4. Susunan Direksi
No. Kode Nama Jabatan Alamat Telepon Periode

1 Djohansyah Ramlie Owner

2 Dhanny Deputy Managing


Kusumawardhana Director

Agung Subagjo Senior Geologist


3

5. NPWP Perusahaan

Dokumen
No Nomor NPWP Nama NPWP Alamat NPWP NPWP Keterangan

1 023231632727000 KALTIM JAYA JL. PULAU


BARA MANIMBORA NO 88

1. Abstract

Investigasi yang dilakukan Jatam Kaltim menemukan bahwa PT.KJB adalah perusahaan
bermasalah karena diduga tidak memiliki izin pinjam pakai kawasan. Area konsesinya seluas
2391,28 hektar tumpang tindih dengan kawasan hutan produksi sesuai SK Menhut No 79/Kpts-
II/2001 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Akibatnya, negara berpotensi merugi 34 miliar pertahun sejak eksplorasi 2006 dan eksploitasi pada
2010 melalui SK IUP Eksploitasi 540/03/DPE.PU/II/2010.
https://www.mongabay.co.id/2015/06/30/hentikan-kriminalisasi-masyarakat-yang-perjuangkan-
kedaulatan-sda/

KJB memiliki cadangan batubara berkalori 5.600 GAR (sub-bituminuous) dengan perkiraan life
of mine lebih dari 10 tahun. KJB sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan pembeli (off-
taker) sehingga dapat menjamin keberlangsungan produksi hingga penjualan produk KJB. KJB
memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi seluas 5.000 ha di Kabupaten Berau.
KJB merupakan perusahaan pertambangan batubara ADMIRE Corporation management holding
yang mengelola portofolio usaha di bidang pertambangan mineral dan batubara, serta industri
kehutanan. Perusahaan memiliki visi untuk mengembangkan bisnis di sektor agri-industri dan
energi.
http://www.neraca.co.id/article/32773/lagi-abm-investama-kantongi-kontrak-us206-juta
Pada tahun 2014, DAHANA mejalin kerjasama dengan perusahaan yang berada di bawah
naungan ABM Investama Grup yaitu PT Cipta Kridatama. Kali ini, DAHANA menggarap lahan
seluas 4.974 Ha milik PT Kaltim Jaya Bara (KJB) selaku owner. Lokasi tambang terbagi menjadi
dua panel, yaitu Panel 1 dan Panel 2. Secara administratif lokasi project berada di Kampung Long
Lanuk, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

DAHANA kembali di percaya untuk menggarap project Berau, Kalimantan Timur tepatnya
melakukan kerjasama dengan kontraktor PT Putra Perkasa Abadi (PPA) di lokasi tambang milik
PT Kaltim Jaya Bara (KJB) selaku owner. Dengan cakupan area pit yang aktif saat ini seluas 229
Ha milik KJB ini yang sedang digarap,, PPA telah mempercayakan untuk pekerjaan blasting-nya
kepada DAHANA dengan durasi kontrak selama lima tahun ke depan, yang dimulai per Desember
2017 lalu.
http://bumn.go.id/dahana/berita/1-Sekjen-Kemhan-RI-Tinjau-Kinerja-Peledakan-DAHANA-di-
Berau

2. PT.KJB dan Kampung Merasa

Masyarakat yang memiliki kebun disekitar sungai Bawan mulai mengelola Kawasan tersebut pada
tahun 1978, pertama kali masyarakat membuka hutan tersebut untuk berladang padi gunung.
Mengutip keterangan Pak Yahuda salah satu warga yang memiliki kebun sekitar bufferzone
Sungai Bawan dimana dia dan masyarakat masyarakat kampung Merasa lainnya memulai
membuka ladang tersebut dari muara sungai bawan kemudian setiap tahun semakin kehulu sungai.
Ladang-ladang yang ditinggalkan biasanya ditanam beberapa jenis pohon buah maupun jenis
tanaman kebun lainnya.

Pada tahun 2000 diperkirakan mulai ramai masyarakat menanam pohon coklat sebagai komoditas
baru yang memiliki nilai profit bagus bagi ekonomi masyarakat maka dengan itu bekas-bekas
ladang masyarakat segera berubah menjadi kebun-kebun coklat. Beberapa masyarakat bahkan ada
yang menanam kopi sebagai pengganti padi. Perkiraan tahun 2007 masyarakat kemudian sebagai
mulai menanam karet sebagai alternative income selain kebun coklat. Tidak butuh waktu lama
kampung Merasa menjadi pusat penghasil coklat terbesar di Kabupaten Berau. Daerah sungai
Bawan dan Kelay menjadi pilihan utama karena datar dan subur sehingga sangat cocok dengan
pohon coklat.

Pada tahun 2014 keberadaan masyarakat yang telah betani dan berkebun mulai terdengar oleh
masuknya ijin PT.KJB yang akan melakukan explorasi pertambangan batu bara. Pada saat itu tetua
kampung dikumpulkan untuk memberi masukan terhadap masuknya ijin PT.KJB. Pro dan Kontra
mulai terjadi dimana sebagain masyarakat mendukung dan sebagai lagi menolak terutama yang
memiliki kebun tepat berada diijin PT.KJB. Seiring waktu pada tahun 2014 aktifitas PT.KJB sudah
mulai tampak dari kejauhan dimana pada saat itu masih berada diwilayah administrasi dan wilayah
garapan kampung Long Lanuk

3. Awal Konflik

PT. Kaltim Jaya Bara (KJB) saat ini berkerja di area perbatasan Kampung Long Lanuk dan
Kampung Merasa secara administrasi. Secara geografis, PT KJB berada pada 1°50'37.06"N dan
117°15'20.12"E. Secara pengusaaan lahan dalam arti pengolahan hutan maka kampung Merasa
memiliki cukup banyak perkebunan yang tumpang tindih dengan ijin PT.KJB. Hal ini dapat
dibuktikan dengan mudah melalui banyaknya patok-patok ijin PT.KJB yang berada di kebun
coklat masyarakat dan selain itu dapat dilihat melalui citra satellite dengan pola perubahan tutupan
lahan.
PT. KJB mulai melakukan aktifitas yang memasuki wilayah kampung Merasa pada 2015 dimana
hal ini terliat jelas alat berat berkerja diatas bukit yang berada 1 km dari sungai Bawan. Pada saat
tersebut aktiftas PT.KJB belum dianggap menjadi sumber masalah karena tidak berada atau
tumpeng tindih dengan kebun masyarakat kampung Merasa. Namun seiring waktu berjalan
aktifitas PT.KJB mulai mendekati lahan-lahan pertanian warga terutama yang berada dibufferzone
sungai Kelay dan Sungai Bawan.

Permasalahan mulai muncul ketika disposal yang berada di bufferzone Sungai Bawan mengalami
longsor dan menutupi sungai Bawan dan perkebunan masyarakat yang berada disekitarnya.
Berdasarkan citra satelite www.planet.com maka diketahui bahwa longsoran tersebut diperkirakan
terjadi pada Agustus 2018 dengan tingkat longsoran yang berbeda-beda tiap sudutnya, namun
berdasarkan fakta lapangan terdapat 2 titik sungai bawan yang mengalami longsor dengan volume
besar sehingga akses transportasi ke lahan masyarakat tertutup.

Berikut adalah dampat yang terjadi berdasarkan ground check :

1. Sungai Bawan tertutup di 2 titik


2. Terputusnya akses trasportasi akibat sungai yang tertutup
3. Kebun masyarakat yang berada di bufferzone sungai bawan tertimbun terutama dititik yang
dimaksud diatas.
4. Air yang berada disekitar lokasi tersebut mengeruh terutama saat hujan terjadi.
5. Ditemukan juga 2 kanal yang melintas diantara longsoran tersebut, diduga digunakan untuk
mengaliri sungai yang tertimbun.
Citra Satelit longsoran disposal

4. Perjuangan Masyarakat

a. Perjuangan pertama
Setelah masyarakat mengetahui tentang adanya longsoran disposal yang menutupi sungai Bawan
maka diputuskan bersama oleh masyarakat untuk melakukan aksi damai dengan mengehentikan
aktifitas perusahaan dengan cara masyarakat mendatangi ke area kerja perusahan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada ………… dengan tuntutan sebagai berikut :

1. Mengganti rugi lahan masyarakat yang tertimbun


2. Menggant rugi uang sejumlah tertentu sebagai konpensasi atas rusaknya sungai

Menanggapi tuntutan tersebut kemudian perusahan dan masyarakat melakukan pertemuan di hotel
….. dengan keputusan yang kurang memuaskan bagi masyarakat. Dalam aksi yang dimaksud
diatas 3 orang masyarakat ditahan oleh pihak kepolisian yang pada akhirnya dibebaskan dengan
jaminan wakil bupati.

Berselang beberapa pekan kemudian beberapa lahan masyarakat yang terdampak langsung
dilakukan ganti rugi oleh pihak perusahaa namun tidak melalui mekanisme keputusan bersama
dimana pihak perusahan melakukan negosiasi langsung dengan pemilik kebun dalam upaya
menentukan harga.
b. Perjuangan kedua
Beberapa masyarakat yang belum mengalami ganti rugi meskipun lahannya terdampak tambang
KJB masih terus menuntut tanggung jawab pihak perusahaan. Namun tidak sampai disitu saja
masyarakat yang selama ini menggunakan sungai bawan sebagai jalur transportasi juga menuntut
PT.KJB untuk mengembalikan aliran sungai bawan hal ini dikarenakan kebun masyarakat yang
dihulu sungai bawan (tidak terdampak) tidak dapat diakses lagi akibat tidak adanya jalur
transportasi ke lokasi tersebut.

Beriktu adalah lampiran surat permohonan oleh pihak masyrakat kepada PT.KJB untuk melalukan
mediasi terkait konflik yang terjadi :

Hingga saat ini masyarakat yang dimaksud diatas masih belum menemukan titik temu yang baik
dengan pihak perusahaan kendati sudah beberapa kali mencoba untuk melakukan negosiasi
melalui telefon namun pihak perusahaan masih enggan untuk melakukan pertemuan secara terbuka
dengan pihak-pihak terkait.
Sungai Bawan yang tertutup

Aktifitas PT.KJB sangat dekat dengan Sungai Kelay


Kebun Coklat terdampak longsoran Disposal

Kondisi longsoran disposal dilihat dari sungai bawan


Kanal yang dibuat pengganti aliran sungai bawan

Aktivis penggiat Lingkungan melakukan cek lapangan

Anda mungkin juga menyukai