Sebelum mengetahui beberapa pendapat mengenai dimensi jenjang, perlu diketahui istilah pada
jenjang seperti terlihat di bawah ini. Dalam penentuan gometri jenjang, beberapa hal yang
dipertimbangkan, antar:
- Sasaran produksi harian dan tahunan
- Ukuran alat mekanis yang digunakan
- Sesuai dengan ultimate pit slope
- Sesuai dengan kriteria slope stability
Elemen-elemen suatu jenjang terdiri dari tinggi, lebar dan kemiringan yang penentuan
dimensinya dipengaruhi oleh:
(1) alat-alat berat yang dipakai (terutama alat gali dan angkut),
(2) kondisi geologi,
(3) sifat fisik batuan,
(4) selektifitas pemisahan yang diharapkan antara bijih dan buangan,
(5) laju produksi dan
(6) iklim.
Tinggi jenjang adalah jarak vertikal diantara level horisontal pada pit; lebar jenjang adalah jarak
horisontal lantai tempat di mana seluruh aktifitas penggalian, pemuatan dan pengeboranpeledakan dilaksanakan; dan kemiringan jenjang adalah sudut lereng jenjang. Batas ketinggian
jenjang diupayakan sesuai dengan tipe alat muat yang dipakai agar bagian puncaknya
terjangkau oleh boom alat muat. Disamping itu batas ketinggian jenjang pun harus mempertimbangkan aspek kestabilan lereng, yaitu tidak longsor karena getaran peledakan atau akibat
hujan. Tinggi pada tambang terbuka dan quarry batu andesit dan granit sekitar 15 m, sedangkan
pada tambang uranium hanya sekitar 1,0 m.
Kemiringan dinding jenjang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk
pit serta luas areal pit. Kemiringan lereng jenjang juga akan membantu penentuan jumlah
buangan yang harus diangkat untuk mendapatkan bijih. Telah disinggung sebelumnya bahwa
lereng jenjang harus stabil selama aktifitas penggailan berlangsung, oleh sebab itu perlu
dilakukan analisis kestabilan lereng diseluruh areal tambang (pit). Kekuatan batuan, patahan,
retakan-retakan, kandungan air tanah dan informasi geologi lainnya adalah faktor kunci untuk
menganalisis lereng tambang. Akibat dari perbedaan karakteristik batuan dan informasi geologi,
maka tidak heran apabila di dalam wilayah penambangan akan terjadi kemiringan lereng yang
berbeda. Kemiringan dinding permuka kerja (individual slope) pada tambang bijih dan quarry
batuan kompak berkisar antara 720 - 850. Penentuan lebar jenjang akan dipengaruhi oleh laju
produksi yang diinginkan, dimensi serta jumlah alat angkut dan alat muat, aktifitas pengeboranpeledakan dan kondisi geologi di sekitar pit.
Tidak ada rumus baku untuk menentukan lebar jenjang; namun, beberapa parameter penting di
bawah ini harus dipertimbangkan, meliputi:
radius manuver alat angkut saat akan dimuat material oleh alat muat, Rm:
cukup leluasa untuk berpapasan minimal dua alat angkut, 2 Lt +c ;
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
Ro : Digging radius dari alat muat (m)
L : Jarak antara sisi jenjang dengan rel (3 4 m)
L1 : Lebar lori (1,75 3,00 m)
L2 : Jarak untuk menjaga agar tidak longsor (m)
o Untuk Material Keras
B = N + L + L1 + L2
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
N : Lebar yang dibutuhkan untuk broken material (m)
Disini tidak disediakan lebar untuk alat gali / muat, karena dianggap alat muat bekerja disamping
broken material
- Melinkov dan Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)
o Untuk Lapisan yang lunak (soft strata)
B = 2R + C + C1 + L
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
R : Digging radius dari alat muat (m)
C : Jarak sisi jenjang atau broken material ke garis tengah rel (m)
L : lebar yang disediakan untuk faktor keamanan, biasanya sebesar dump-truck (m)
o Untuk Lapisan yang lunak (soft strata)
B = a + C + C1 + L + A
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
a : Lebar untuk broken material (m)
A : Lebar pemotongan pert ama (m)
- Popov (The Working of Mineral Deposit)
a. Tinggi jenjang dan kemiringannya
i) Kemiringan jenjang tergantung pada kandung air pada bahan galian; bila relatif kering
biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang besar.
ii) Umumnya tinggi jenjang berkisar antara 12 15 m dengan kemiringan :