1. Peralatan Tambang
1.1 Power Shovel
A. Definisi Power Shovel
Power Shovel merupakan alat gali dan muat tambang yang sering di
gunakan berupa skop mekananasi yang amat besar.Alat ini di gerakkan
oleh mesin uap,mesin bensin,mesin diesel,atau dapat juga motor
listrik.Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa batuan alat
lain, dan sekaligus memuat ke dalam truck atau alat angkut lainnya.
Alat ini juga dapat membuat timbunan bahan persediaan ( Stock pilling
).Power Shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing
yag letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel
dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendai kabel ( cable
controlled ) , dan shovel dengan kendali hidrolis ( hydraulic
controlled).
B. Cara Kerja Power Shovel
Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat
tebing yang akan digali, dengan menggerakkan dipper / bucket ke
depan kemudian ke atas sambil menggaruk tebing sedemikian rupa
sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk dalam bucket, jika
bucket sudah penuh, maka bucket ditarik ke luar.Operator yang telah
berpengalaman dapat mengatur gerakan ini sedemikian rupa sehingga
bucket sudah terisi penuh pada saat bucket mencapai bagian atas
tebing.
Setelah terisi penuh, maka shovel dapat diputar (swing ) ke kanan atau
kekiri menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak
lagi dapat mencapai tebing dengan sempurna, maka shovel
digerakan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat bekerja seperti
semula.
Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah :
1. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4. Swing (memutar) untuk membuang (dump)
5. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
Menaikkan/menurunkan sudut boom jika di perlukan.
C. Bagian-bagian power shovel
A. Definisi Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-
alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat
dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan
kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas
boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
B. Cara kerja dragline
Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju
ke posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable
dikendorkan, sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah. Sesudah
sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable
digerak-gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing
galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass
dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable
dikunci pada saat penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik,
bucket bergerak mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom
bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan gigi bucket ke
dalam tanah adalah maksimal. Setelah bucket terisi penuh, sementara
drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci sehingga bucket terangkat
lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk menjaga agar muatan tidak
tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak berubah
kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat (dump)nya
material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa
sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di
atas badan truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke
bawah dan muatan tertuang.
C. Bagian-bagian dragline.
D. Fungsi Dragline
Menggali material dengan jangkauan yang lebih jauh dari alat-alat gali
lainnya. Ketinggian timbunan hasil pembongkaran, radius pergerakan
dan jangkauan penggalian dragline lebih besar dibandingkan dengan
dari alat gali lainnya pada ukuran bucket yang sama.
Pemakaian dragline sangat menguntungkan pada proyek pembuatan
saluran di mana tanah mengandung air. Selain itu juga dragline
digunakan untuk penggalian di bawah permukaan air. Dragline dengan
bucket yang kecil dan ringan biasanya untuk penggalian material lepas
dan kering. Jika dragline akan dipakai untuk penggalian material yang
lebih keras maka pada alat tersebut harus ditambahkan rantai drag dan
bucket diperkuat dengan pelat baja yang berfungsi untuk membantu
bucket dalam menggali batuan pecah dan material padat. Bucket
dragline yang sedang biasanya dipakai untuk menggali lempung dan
kerikil atau pasir padat.
1.4 Clamshell
A. Definisi Clamshell
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya
tinggal mengganti bucket nya saja. Clamshell terutama digunakan
untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur
dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara
massa oleh clamshell.
B. Cara kerja clamshell
Pada pengoperasian clamshell perlu diperhatikan bahwa penggalian
tergantung pada berat bucket serta kapasitas mesin seperti yang telah
dijelaskan di atas. Selain itu panjang rantai akan mempengaruhi
kedalaman penggalian. Sedangkan jangkauan clamshell akan
tergantung pada panjang boom. Untuk memaksimalkan daya angkat
clamshell maka boom yang digunakan sependek mungkin. Hal ini erat
kaitannya dengan kestabilan alat. Semakin panjang boom maka alat
akan semakin tidak stabil yang pada akhirnya akan menurunkan daya
angkat alat. Daya angkat clamshell juga dapat ditingkatkan dengan
memperkecil sudut swing.
Pada umumnya waktu siklus clamshell didapat dari hasil perkiraan
berdasarkan pengalaman. Siklus kerja clamshell meliputi kegiatan-
kegiatan pengisian (filling) bucket, pengangkatan bucket penuh,
berputar, dan pembongkaran (dumping). Secara lebih detail, cara kerja
clamshell pada saat pengisian bucket adalah sebagai berikut :
1. Bucket digantungkan pada kepala crane melalui hoist cable.
2. Kemudian tag cable dilepas.
3. Bucket turun karena beratnya sendiri dan rahangnya membuka.
4. Untuk mengisi bucket, rahang ditutup dengan menarik tag cable.
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran,
mempunyai dua macam bucket yakni :
1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat
dilepas, digunakan untuk penggalian
2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa
dilengkapi oleh gigi-gigi.
Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:
1. Water level capasity adalah kapasitas bucket dimana bucket
terendam air (digantungkan setinggi permukaan air)
2. Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata
mengikuti garis sepanjang puncak clamshell.
3. Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung.
C. Fungsi Clamshell
Clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas seperti pasir,
kerikil, batuan pecah, dan lain-lain. Clamshell mengangkat material
secara vertikal. Ukuran bucket pada clamshell bervariasi antara ringan
sampai berat. Bucket yang ringan umumnya digunakan untuk
memindahkan material, sedangkan bucket berukuran berat digunakan
untuk menggali. Pada bucket yang berukuran berat umumnya
dipasangkan gigi yang membantu alat dalam menggali material. Dalam
pemilihan tipe bucket perlu diperhatikan bahwa bucket yang berat
dapat mempersulit pengangkutan namun membantu penggalian.
1.5 Tower Crane
1.10 Bulldozer
A. Definisi Bulldozer
Bulldozer adalah peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai
serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di
depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong
dan menarik material (tanah, pasir, dsb).
B. Fungsi Bulldozer
Bulldozer merupakan sebuah traktor rantai (crawler tractor) yang
berguna untuk pekerjaan menggali,menggusur, mendorong tanah atau
material dan menarik log atau portable camp yang dapat di operasikan
di medan berbatu, berbukit, maupun tanah lumpur pada berbagai
sektor pekerjaanseperti pertambangan (mining), konstruksi
(construction), logging, Hutan Tanaman Industri (forestry) dan
perkebunan. Bulldozer dapat melakukan pemindahan tanah yang
efektif sejauh 100 meter dengan cara estafet.
Ripper
Suatu alat yang dipasang dibagian belakang pada alat Buldozer.
Fungsi alat ini antara lain :
1. Untuk memudahkan pembongkaran material yang sifat sangat
keras
2. Memudahkan penetrasi dengan material
C. Cara Kerja Bulldozer
1. Metode Penggusuran
a. Down Hill dozing
Pada metode ini cara kerja "bulldozer" adalah selalu
mendorong ke arah bawah, jadi mengambil keuntungan dari
bantuan gaya gravitasi untuk menambah tenaga dan kecepatan.
b. High wall or float dozing
A. Definisi Excavator
Excavator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus
yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa
dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.
B. Fungsi Excavator
Menggali parit , lubang, pondasi bangunan
Penanganan Material
Memotong semang dengan alat khusus
Pekerjaan kehutanan
Penghancuran
Perataan tanah
Angkut berat
Pertambangan, terutama Pertambangan pit terbuka
Pengerukan sungai
Menancapkan Batang pondasi
C. Bagian-Bagian Excavator
Bowl
Bowl adalah bak untuk menampung muatan material yang terketak di antara
ban belakang. Bagian bibir atau depan bowl memiliki ujung yang tajam yang
berfungsi untuk mengeruk. Dalam keadaan penuh, bowl ini sanggup
menampung sekitar 3 – 38 m3 muatan. Selain sebagai penampung, bak ini
juga bisa berfungsi sebagai pengeruk dan pembongkar muatan dengan cara
digerakkan ke bawah.
Apron
Apron adalah dinding bowl di bagian depan yang bisa diangkat atau dibuka
pada saat sedang digunakan untuk mengeruk dan membongkar muatan.
Sedangkan saat digunakan untuk memuat material, bagian apron ini akan
ditutup sehingga muatan tidak tumpah.
Ejector/Tail gate
Ejector atau tail gate merupakan dinding di bagian belakang bowl yang
digunakan pada saat membongkar. Pada saat digunakan, bagian ejector ini
akan mendorong semua material atau muatan yang ada di dalam bowl
sehingga mudah untuk dikeluarkan.
C. Cara kerja Scraper
Secara umum, kerja alat berat scraper terbagi menjadi tiga tahap yakni pengerukan
dan pemuatan material, pengakutan material, serta pemongkaran muatan. Tahap
pengerukan dan pemuatan material dilakukan pada saat yang bersamaan. Pada saat
pengerukan ini, bagian apron scraper terbuka sementara bagian bowl berfungsi seperti
sekop yang mengeruk permukaan tanah/material yang dilewatinya. Hasil
pengerukkan ini akan langsung tersimpan di dalam bowl.
Setelah bowl penuh, maka apron akan ditutup dan dimulailah tahap selanjutnya, yakni
pengangkutan. Pada saat pengakutan ini, bagian bowl akan diangkat sedikit sehingga
tidak terkena permukaan tanah selama scraper bergerak menuju tempat
pembongkaran. Pembongkaran material pada scraper biasanya dilakukan dengan cara
menyebar secara rata secara bertahap. Pada saat pembongkaran, bagian apron bisa
dibuka-tutup berkali-kali atau secara bertahap hingga bagian depan bowl kosong.
Setelah itu, bagian ejector akan mendorong sisi material yang ada di belakang bowl.
Macam-macam cara transportasi, yaitu :
1. Manual haulage
2. Mechanical haulage
3. Transport raise
4. Hoisting
Aktivitas penambangan bawah tanah
1. Blasting (pembongkaran)
Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk
memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan menggunakan bahan
peledak.
Tujuan peledakan tbt
Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan trowongan
Mengambil material/pembongkar material
Factor-faktor yang mempengaruhi peledakan:
Jenis batuan
Density batuan
Struktur batuan
Jenis bahan peledak, cara atau teknik peledakan
Dasar-dasar peledakan tbt:
Peledakan bawah tanah dilakukan kearah satu bidang bebas. Sedangkan
peledakan dipermukaan kearah dua bidang bebas.
Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan peledak umumnya
low eksplosif
Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan baahan peledak pada tbt:
1. Sifat bahan peledak
2. Api penyalaannya kecil
3. Peledakannya berlangsung singkat
4. Temperature peledakannya relative rendah
5. Tidak menghasilkan gas beracun
6. Disesuaikan dengan material yang diledakkan
7. Partikuler set dari standart blasting
8. Besarnya biaya.
2. Mucking (pemuatan/loading)
Pemuatan pada tbt istilahnya hamper sama dengan pemuatan tambang terbuka (tb)
yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas alat angkut untuk selanjutnya diangkut
keluar permukaan (pengangkutan)
Macam-macam alat muat yang digunakan
a. Continous loader
b. Scraper
c. Coal catter
d. Lhd (load haul dump)
e. Overshoot loader
f. Gathering arm loader
3. Hauling (pengangkutan)
Kegiatan pengangkutan tbt adalah
Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil penambangan ke permukaan
Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan ke penampungan
sementara selanjutnya ke mulut shaft kemudian ke happer, lori, atau langsung
ke dump truck untuk diangkut kepermukaan atau:
a. Dari tempat penambangan ke penampungan sementara
b. Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)
c. Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun langsung ke
truck lewat incline.
Macam-macam jalan masuk ke tbt dan alat angkut yang sesuai:
1. Shaft vertical : incline kombinasi
2. Tunnel
3. Adit
Jenis-jenis alat angkut :
1. Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan.
2. Tunnel/adit : lokomotif dan lori, truck, belt conveyord, lhd, pipa/pompa,
shuttle car
Jenis jalan pengangkutan :
1. Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material dari stop eke chute
atau dari stop eke loading point
2. Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke shaft
station/keluar tambang.
Macam-macam alat angkut :
Alat angkut mekanis :
1. Cage skip
2. Truck
3. Belt conveyord
4. Lori-lokomotif
5. Lhd
6. Rope haulage
7. Hoisting
8. Pipa pompa dan sutlle.
System pengangkutan tbt
Pengangkutan tbt merupakan upaya untuk mengeluarkan ore dari permukaan
kerja ke permukaan tanah, ataupun pengiriman alat dan bahan dari permukaan
kedalam tambang dan pengangkutan bawah tanah rancangan system
pengangkutan yang baik harus mencakup secara keseluruhan. Pengangkutan
didalam tbt dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Gathering haulage adalah system pengangkutan yang langsung berhubungan
atau berhadapan dengan permukaan kerja.
2. Auxalary/secondary haulage adalah system pengangkutan yang mengangkut
material dari penambangan ke penampungan sementara.
3. Main haulage adalah system pengangkutan yang mengangkut material dari
penampungan sementara ke mulut shaft, ke happer langsung kepermukaan
tanah.
Macam-macam cara pengangkutan
1. Manual hauling adalah penangkutan dengan menggunakan tenaga
manusiandengan bantuan alat sedrhana dan atau hewan
2. Mechanical hauling adalah pengangkutan dengan alat-alat mekanis
3. Transport raise adalah pengangkutan dengan mengguakan system grafitasi
(ore press atau ore chute atau menggunakan raise)
4. Hoisting adalah pengangkutan dengan menggunakan kerekan.
Peralatan berbeda dengan peraltan tambang terbuka yakni dalam hal :
1. Geometri
2. Fungsi
3. Kekuatan
Jenis peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah tergantung pada
beberapa hal seperti :
1. Geometri endapan : bentuk, ketebalan, kemiringan dan struktur.
2. Karakteristik endapan adalah jenis endapan, kadar kekuatan, kondisi struktur,
kondisi pelapukan.
3. Karakteristik batuan samping
4. Posisi endapan terhadap permukaan
5. Kondisi air tanah
6. Tingkat produksi dan umur tambang
Macam-macam peralatan tbt:
1. Alat pemboran
Rock drill
Drill jumbo
Drill rigs
2. Alat muat/gali
Overshoot loader
Continous loader
Gathering arm loader
Scraper
Goal chutter
Lhd (load haul dump)
3. Alat angkut
Truck
Belt conveyord
Lori + lokomotif
Lhd
Rope haulage
Hoisting
Pipa + pompa dan chage/skip
A. Scrafer
Penggunaan scraper pada tambang bawah tanah apabila metode gravitasi tidak bias
dimanfaatkan 30o – 35o, penggunaan scraper dapat menurunkan biaya development,
meningkatkan produksi, dan menurunkan biaya timber.
Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan scrafer ;
1. Sifat Material dan kondisi lantai kerja
2. Sudut adalah digging angle
3. Kapasitas scrafer dan berat buatan
4. Typy hoist yang digunakan dipengaruhi oleh tempat kerja
Untuk daerah naik atau turun pengaruhnya terhadap sudut gali, untuk daerah naik
digging angle relative besar dan material yang digali ditarik lebih sedikit, sedangkan
untuk daerah turun digging angle relative kecil dan material yang digali relative
besar. Hal-hal yang dibutuhkan untuk menetukan tipe dan ukuran scrafer :
1. Kondisi material yang akan dipisahkan berat, basah, kering atau lengket, ukuran
material.
2. Tonage yang diinginkan : perjam pada jarak rata-rata, perjam pada jarak terjauh,
waktu produksi.
3. Kondisi tempat kerja : luas, lebar, panjang front kerja, jarak tempuh rata-rata dan
maksimum, kondisi lantai (kasar, licin), arah angkut material, gardien lantai kerja
(naik-turun)
4. Tenaga yang tersedia: tekanan udara, listrik
5. Maksud pemakaian scrafer untuk pekerjaan persiapan, produksi dan pengisian.
Alat muat
Klasifikasi scrafer berdasrkan jumlah hoistnya scrafer diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Single drum hoist
Konstruksi, sebuah motor penggerak, 2 buah drum, sebuah tail rape, sebuah
mainrape, sebuah shape, sebuah scrafer.
Aplikasi cocok untuk daerah dimensi sempit dengan produksi sedikit.
2. Double drum hoist
Konstruksi sebuah motor penggerak, 2 buah drum, sebuah tail rape, sebuah
main rape, sebuah shape, sebuah scrafer.
Aplikasi cocok untuk daerah dimensi sempit dengan produksi besar.
3. Tree drum hoist
Konstruksi sebuah motor penggerak, 3 buah drum 3 buah amin rope, 2 buah
tail rope, 2 buah toil shafe, sebuah scafer
Aplikasi cocok untuk daerah dimensi stope luas dan produksi luas.
B. Overshoot loader
Adalah alat muat yang bekerja dengan cara mendorong bucket kedalam tumpukan
material hingga penuh kemudian bucket diangkat kebelakang melewati mesinnya dan
menumpahkan muatan kealat angkut yang berada dibelakangnya tanpa memutar alat
muat.
Digerakkan dengan udara bertekanan tinggi (hydraulic)
Overshoot loader bekerja di drift heading sempit
Ukuran busket bervariasi 0,14-0,60 m3
C. Gathering arm loader
Sering digunakan pada tambang batubara, pada bagian depan dilengkapi dengan alat
pengumpal material yang bertumput kemudian didorong menuju belt conveyor yang
berada dibelakang, selanjutnya kea lat angkut berikutnya, dilengkapi dengan klaurel
dan digerakkan dengan tenaga listrik.
D. Slushier
Adalah suatu alat garu digerakkan dengan udara dimana efek pengaraannya diperoleh
melalui sebuah garu yang dihubungkan dengan kawat masuk dalam tumpukan
material lepas yang terletak didasar lantai dan membawa material ketempat
penumpahan, sering digerakkan pada screen drift dari dasar scrape.
E. Load haul dump
Alat muat-angkut tambang bawah tanah merupakan kombinasi front end loader
dengan dump truck mampu memuat mengangkut dan menumpahkan material pada
alat angkut berikutnya enaga penggerak adalah tenaga diesel dan jarak pengangkut
dekat.
Alat angkut
Untuk mengangkut jarak dekat lebih kecil 5 km menggunakan truck berukuran
kecil atau lhd
Untuk pengangkutan jarak sedang 5-20 km menggunakan truck besar, belt
conveyor, cable way
Untuk pengangkutan jarak jauh > 20 km menggunakan pompa/pipa.
1. Truck (mine truck)
Truck yang digunakan pada tbt hampir sama pada tambang terbuka berdasarkan roda
penggeraknya (wheel drive)
Roda penggeraknya roda depan (front wheel drive)
Roda penggeraknya roda belakang (real wheel drive)
Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang (four wheel drive)
Roda penggeraknya semua roda belakang (double rear wheel drive)
Berdasarkan pengosongannya muatan
End dump atau rear dump mengosongkan muatan kebelakang
Side dump : mengosongkan muatan kesamping
Bottom dump : mengosongkan muatan ke bawah.
Berdasarkan ukurannya :
Ukuran kecil kapasitas 25 ton
Ukuran sedang kapasitas 25-100 ton
Ukuran besar kapasitas > 100 ton
Keuntungan menggunakan truck
Jarak angkut bias mencapai 2 km
Fleksibel dalam menambah alat tanpa menganggu produksi
Kecepatan relative tinggi
Kerugian menggunakan truck
Kondisi jalan harus baik dan tidak licin
Jumlah operator banyak
Ventilasi harus baik
Jalan harus lebar dan tidak boleh menyudut
Hambatan-hambatan yang terjadi pada penganggutan truck
Grade resistence (hambatan pada tanjakan)
Rolling resistance (hambatan akibat ban dan jalan)
2. Lokomotif + lori (mine car)
Pemilihan penggunaan loko tambang lori berdasarkan pada pertimbangan:
Jalan relative datar
Kemiringan maks. 5 %
Jarak angkut panjang
Tonase relative besar
Umur pekerjaan panjang
Berdasarkan tenaga lokomotif dibedakan menjadi 6 macam :
Lokomotif uap (steam lokomotif)
Lokomotif bakar (bensine / gasoline)
Lokomotif diesel (diesel lokomotif)
Lokomotif udara bertekanan tinggi (compressive air lokomotif)
Lokomotif listrik (elektrik headley loc)
Lokomotif batrey (storage battray loc)
Berdasarkan mengosongkan muatan lori dibedakan menjadi :
Rear dumper
Bottom dumper
Side dumper
Overtunner dumper
Keuntungan menggunakan lokomotif
Diperlukan mine fower lebih sedikit
Fleksibel dan mudah diperpanjang
Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama
Mempunyai kecepatan tinggi
Lebih mudah menyesuaikan dengan belokan
Kekurangan menggunakan lokomotif :
Mempunyai kemiringan yang terbatas
Lantai harus kuat
Bahaya kebakaran, kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat
Hambatan-hambatan yang terjadi pada pengangkutan dengan lokomotif menurut (daris
formula)
1. Tram resistence : lb/ton = 1,3 + 29/w + 0,03 v + 0,00240/WN
Hambatan untuk gerbang = 1,3 + 29/w + 0,03 v + 0,0034 Av2 / WN
Hambatan untuk gerbang barang = 1.3 + 29/w + 0,045 v + 0,085 Av2 /WN
Dimana : w = rata-rata ton/as roda
N = Jumlah as roda
V = Kecepatan (mph)
A = Luas area
2. Gradian resistance : 20 lb/ton
3. Curve resistance : 0,8 lb/ton 1o kelengkungan
Perhitungan tenaga lokomotif
Hal-hal yang mempengaruhi dalam perhitungan lokomoif :
1. Adhesi (A)
Koefisien adhesi atau statistic fricting diantara ragam lokomotif dengan rel tergantung
pada :
Material yang menyusun roda dan rel
Kondisi rel (basah, kering dan berpasir)
Pusat gravitasi lokomotif koefisien adhesi mempengaruhi pulling power
(kekuatan tarik) atau tractive effort lokomotif.
2. Tracrif ef fort (TE)
Adalah tenaga tarik yang ditimbulkan lokomotif untuk menggerakkan lokomotif
beserta rangkaian dan muatannya tractif effort diperoleh melalui roda-roda lokomotif
sehingga tenaga lokomotif tersebut tergantung pada berat lokomotif dan koefisien
adhesinya.
Jenis roda Kondisi rell Nilai koefisien adhesi
Metode penambangan terbuka yaitu metode penambangan yang medan kerja atau permukaan
kerja berhubungan langsung dengan udara luar. Metode ini digolongkan menjadi :
Open Pit - Metode ini biasanya diterapkan untuk menambang endapan-endapan bijih
(ore). secara umum ini dengan menggunakan siklus operasi penambangan yang
konvensional, yaitu : pemecahan batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti operasi
penanganan material penggalian, pemuatan dan pengangkutan, perbedaan open
pit dengan open cut dicirikan oleh arah penambangan. Disebut Open Pit apabila
penggalian endapan dilakukan dari permukaan relatif mendatar menuju arah bawah
dimana endapan tersebut berada. Disebut open cut apabila penggalian endapan bijih
dilakukan pada suatu lereng bukit.
Quarry / Kuari - adalah metode tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang
endapan-endapan bahan galian industri. berdasarkan letak bahan galian atau arah
penambangan secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan :
a. Side hill type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri
yang letaknya di lereng bukit.
b. Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang
terletak pada suatu daerah yang relatif mendatar.
Strip Mine - adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-
endapan sedimenter yang letaknya kurang lebih mendatar misalnya tambang batu bara.
Alluvial Mine - adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang
endapan-endapan alluvial misalnya tambang bijih timah, emas sekunder, pasir besi dll.
Sedangkam metode tambang bawah tanah yaitu metode penambangan yang medan kerja atau
permukaan kerja berada dibawah tanah dan tidak berhubungan langsung dengan udara luar.
Metode digolonglkan menjadi :
1. Metode tak disangga meliputi :
Underground Gloryhole, kadang-kadang disebut juga underground millingkarena bentuknya
berupa corongan (mill hole). corongan tersebut terdiri dari jenjang-jenjang (benches) yang
membentuk lingkaran-lingkaran konsentris mengelilingi sebuah raise. Kadang-kadang
sebelum penambangan dimulai, endapan bijih dibagi dalam blok-blok oleh beberapa level
atau sublevel untuk menghubungkan beberapa raise dengan jarak tiap level antara 8-15
meter.
Gophering, nama lainya adalah Coyoting (di Indinesia disebut lubang tikus atau lubang
marmot), yaitu cara penambangan yang tidak sitematis, tidak perlu mengadakan persiapan-
persiapan penambangan (development works) dan arah penggalian hanya mengikuti arah
larinya endapan bijih. Oleh karena itu ukuran lobang juga tidak tentu, tergantung dari ukuran
endapan bijih ditempat itu dan tanpa penyanggaan. Cara penambangan ini adlah cara
penambangan yang paling sederhana, tanpa penyangga. Penggalian dilakukan tanpa alat-alat
mekanis, oleh sebab itu sangat cocok untuk daerah-daerah yang upah buruhnya rendah.
Shrinkage stoping, adalah suatu cara penambangan yang termasuk overhand stoping tiap
bagian (slices) dibor dan diledakan dari bawah, tumpukan hasil peledakan itu akan dibiarkan
dilantai untuk dipakai sebagai tempat berpijak untuk pemboran berikutnya, penyangga itu
selalu bertambah volumenya dikeluarkan dari tambang. Tetapi bila nanti blok yang
bersangkutan sudah selesai ditambang, maka seluruh hasil penggalian yang berupa broken
ore diambil semua lombang akan kosong.