Anda di halaman 1dari 7

BAB 2 BUMI DAN BAGIAN UTAMA BUMI

2.1 Teori Terjadinya Bumi


Secara hipotesa asal usul terjadinya bumi atau tata surya terdiri dari beberapa macam pendapat yang diantaranya adalah sebagai berikut ini :

2.1.1. Hipotesa Planetisemal


Teori ini dikemukakan pertama kali oleh George Boffon seorang ahli geologi Perancis pada tahun 1749, kemudian dikembangkan oleh Chamberlain,
Moulton dan terakhir oleh Harold Jeffres (Ahli fisika) dan James Jean (Ahli astronomi). Teori ini mengatakan :
 Benda ruang angkasa berupa matahari mendekati matahari lain.
 Karena tarik menarik, ada sebagian gas yang terlempar keluar, sehingga terjadi kabut pilin.
 Kabut pilin cepat menjadi dingin sehingga menjadi planetisemal.
 Planetisemal planetisemal saling tarik menarik sehingga lama kelamaan menjadi besar yang akan memiliki tarikan lebih kuat lagi terhadap planetisemal yang
lain.
 Penggabungan planetisemal dalam bentuk tubrukan menyebabkan terjadinya panas dan putaran.
 Planetisemal lama kelamaan menjadi dingin dan terjadilah planet.
Tetapi di buku lainnya ada yang mengatakan bahwa teori ini terbentuk diawali dari matahari yang sudah ada (Masa I) karena ada benda langit yang lewat atau
melintas dekat matahari, maka terjadilah gaya tarik menarik, sehingga ada sebagian Masa I (matahari) ada yang tertarik keluar, lama kelamaan material ini akan
menjadi planet planet termasuk bumi kita beserta isinya.

2.1.2. Hipotesa Pasang surut


Hiotesa ini adalah merupakan pengembangan dari hipotesa sebelumnya, adapun hipotesa ini adalah sebagai berikut :
 Mula mula di ruang angkasa ada suatu matahari mendekati matahari lain pada jarak tertentu.
 Karena kedua matahari itu saling tarik menarik maka bagian bagian dari kedua-duanya terlepas menjadi butiran butiran gas.
 Butiran butiran gas saling tarik menarik, sehingga terjadi gumpalan gas besar sekali
 Pendinginan dari gumpalan gas besar dan kecil menjadi terjadinya planet planet.
2.1.3. Hipotesa Kabut Kosmis
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Immanuel Kant dan Laplace pada abad XIX, kemudian dikembangkan terakhir oleh Gerald P. Kupper pada tahun 1951.
Teori ini mengatakan :
 Di ruang angkasa mula mula ada gumpalan kabut yang dinamakan “ kabut pertama “.
 Kabut pertama itu berpijar dan berputar
 Perputaran tersebut menyebabkan terjadinya pemampatan dibagian tengah, sehingga terjadilah bentuk bentuk lensa.
 Gaya tarikan dalam lensa kabut lebih besar dibagian tengah daripada bagian lateralnya, sehingga terjadi bentuk bentuk cicin yang melingkari bagian tengah
lensa.
 Cincin-cincin itu masih juga berputar, sehingga terjadi bola bola kecil yang berpijar.
 Karena pendinginan maka bola kecil akan menjadi planet.
 Bahan yang ditengah menjadi matahari, dan bahan yang tertinggal diluar menjadi planet.

Gambar 2. 1 Proses terjadinya bumi berdasarkan Teori Kabut Kosmis


2.1.4. Hipotesa Ledakan Alam (Big Bang)
Hipotesa ini menjelaskan bahwa awal mulanya diruang angkasa ada sebuah ledakan yang sangat dahsyat. Pada menit menit pertama terjadi radiasi yang meluas.
Pada 3-4 menit kemudian, radiasi menurun sampai pada kondisi dimana materi gas membentuk struktur atom yang komplek, yang pada akhirnya semua partikel
membentuk atom hidrogen. Setelah ratusan juta tahun terjadi proses pendinginan yang melahirkan sistem galaksi. Didalam sistem galaksi tersebut, bintang bintang
terbentuk yang diikuti sejumlah planet planet. Setelah beberapa ribu juta tahun berlalu, planet bumi baru dapat di tempati oleh bentuk bentuk kehidupan alam.
2.2 Tata Surya
Bumi adalah merupakan salah satu anggota dari tata surya. Dalam sistem perbintangan, sistem perbintangan matahari sering disebut dengan nama “ Sistem
Perbintangan Bima Sakti (The Milky Way system Of Galaxy). Tata surya sendiri terdiri dari planet planet bersama sama satelitnya, asteroid dan kumpulan meteorid
yang keseluruhan bergerak didalam pengaruh gaya berat daripada matahari, sedangkan matahari merupakan pusat dari tata surya ini. Sistem perbintangan lain yang
sama besarnya dengan sistem perbintangan bima sakti disebut Extra Galactic Nebulae, salah satu diantara yang cukup terkenal adalah Andromedia. Matahari adalah
bintang yang berwujud gas berbentuk bola dengan diameter 864.000 Km dan massa 332.000 x Massa bumi. Jarak dari bumi 1,5 x 10 8 Km. Jumlah planet yang ada
sekarang ini ada 8 planet, yang bergerak mengelilingi matahari dari urutan terdekat dengan matahari adalah sebagai berikut : Mercury, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptune adapun urutan dari planet planet tersebut dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini.

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)


Gambar 2. 2 Planet beserta Matahari
Planet secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok planet dalam dan kelompok planet luar. Kelompok Planet Dalam adalah planet
planet kecil yang letaknya lebih dekat dengan Matahari yang sering disebut dengan “ Terrestrial Planet “ yang terdiri dari Planet Mercury, Venus, Bumi dan
Mars. Sedangkan Kelompok Planet Luar yang disebut dengan The Mayor Planets yang terdiri dari Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptune. Diantara
Kelompok Planet Dalam dengan Kelompok Planet Luar terdapat Sabuk Asteroid (The Asteroid Belt) sedangkan Kelompok Planet Luar dibatasi Oleh
Sabuk Kuiper (The Kuiper Belt) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut di bawah ini :

Gambar 2. 3
Kelompok planet dalam dan
planet luar

Dalam sistem matahari selain terdapat planet juga terdapat asteroid,


Ceres, comet dan sebagainya.Asteroid adalah minor planet yang
jumlahnya ribuan dan mempunyai garis tengah kurang lebih
500 Mil, menempati lingkaran orbit yang terletak antara Mars
dan Yupiter.Ceres adalah benda terbesar disabuk asteroid yang
diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Comet adalah merupakan
badan yang besar terdiri dari kumpulan benda benda kecil yang
bergerak melalui orbit yang sangat lain. Kadang mendekati
matahari dan kadang mendekati planet terluar.Semua planet mengitari matahari dengan gerakan kearah kebalikan dari jalannya jarum jam bila dilihat dari
kedudukan diatas kutub utara bumi. Garis edar atau lintasan bumi mengelilingi matahari disebut orbit, dimana kalau dilihat dari arah kutub utara bumi,
mempunyai peredaran berlawanan dengan jarum jam. Peredaran bumi mengelilingi matahari disebut revolusi.Jangka waktu bumi mengelilingi matahari disebut
kala revolusi yang lamanya satu tahun ( 365 hari). Data dibawah ini memperlihatkan kala revolusi, kala rotasi benda benda langit yang merupakan waktu yang
diperlukan oleh matahari atau planet-planetnya berputar selama satu putaran penuh melalui porosnya.

Tabel 2. 1 Kala rotasi dan kala revolusi matahari dan planet planetnya

Tata surya Kala Rotasi Kala Revolusi


1. Matahari 25,0 hari -
2. 59,0 hari 88,0 hari
Merkurius
3. Venus 249,0 hari 224,7 hari
4. Bumi 23,9 jam 365,3 hari
5. Mars 24,6 jam 687,0 hari
6. Yupiter 9,9 jam 11,9 tahun
7. Saturnus 10,4 jam 29,5 tahun
8. Uranus 10,8 jam 84,0 tahun
9. Neptunus 15,7 jam 64,8 tahun
10. Pluto 6,4 hari 284,4 tahun

2.3 Susunan Bumi


Secara garis besar bahwa bagian bagian utama daripada bumi kita ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah sebagai berikut :
2.1.5. Atmosfera
Lapisan udara atau gas yang menyelubungi bumi dinamakan atsmosfera. Lapisan ini dahulu ditaksir mempunyai ketinggian kira kira 800 Km. Tetapi setelah para
ahli dari Uni Soviet melakukan penyelidikan penyelidikan satelit, akhir akhir ini beranggapan bahwa tinggi atmosfera kira kira adalah 3.000 Km. Menurut analisis
Ramsay lapisan atmosfera terdiri dari gas gas atau unsur unsur sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Gas pada Lapisan Atmosfera Menurut Ramsay


Berat Volume
Jenis Unsur
(%) (%)
1. Oksigen 23, 024 30,941
2. Nitrogen 75,529 78,122
3. Argon 1,473 0,937
Disamping gas utama tersebut diatas, atmosfera mengandung pula gas gas neon, helium, hidrogenium, kripton dan xenon. Disamping itu terdapat pula
persenyawaan persenyawaan seperti uap air, gas carbon dioksida dan sebagainya. Atmosfera dapat pula dibagi dalam beberapa bagian diantaranya adalah
a. Troposfera
Pada lapisan ketinggian ini sering disebut sebagai lapisan sfera awan atau sfera udara. Didalamnya terdapat perubahan perubahan hawa, angin, hujan, salju dan
sebagainya. Diatas sfera tidak ada gejala gejala yang disebutkan tadi. Tinggi troposfera di Kutub Utara kira kira 9 Km. Sedangkan dikatulistiwa kira kira 15 Km.

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)


Dapatlah dikatakan bahwa tinggi rata rata dari troposfera ini adalah kira kira 12 Km. Didalam troposfera gas gas tidak tersusun menurut berat jenis karena daerah
ini merupakan bagian yang terus bergejolak disebabkan arus angin dan kekuatan kekuatan lainnya.
b. Stratosfera
Pada lapisan ketinggian ini dapat dibedakan menjadi beberapa lapisan diantaranya adalah sebagai berikut :
 Lapisan Isoherm dimana temperatur itu tetap yaitu berkisar antara 50 0 Celcius dan dengan ketinggian antara 12 sampai dengan 35 Km diatas permukaan air
laut.
 Lapisan panas dimana temperatur dimana temperatur itu tidak tetap akan tetapi berkisar antara -50 0 Celcius sampai dengan -700 Celcius dan terletak antara 35
sampai dengan 50 Km diatas permukaan air laut.
 Lapisan campuran, terletak antara 50 Km sampai dengan 80 Km diatas permukaan air laut dan dimana temperatur itu berkisar antara 70 0 Celcius sampai
dengan -800 Celcius.
Menurut Verbeek pada letusan gunung api peledakan gunung api Krakatau pada tahun 1883 debu gunung api terhempas sampai tinggi 50 Km. Debu ini tinggal
dalam lapisan ini selama kira kira 3 tahun lamanya, serta menyebabkan gejala gejala anomali di udara. Makin jauh kita naik keatas, tekanan udara makin
berkurang. Pada tinggi kira kira 40 Km tekanan udara ini hanya setengah tekanan udara dari permukaan bumi dan pada tinggi 75 Km, tekanan udara adalah kira
kira 1/10.000 dari 1 atmosfer. Dalam Ionosfera temperatur naik menjadi kira kira 80 0 Celcius pada tinggi kira kira 100 Km didaerah ini udara sangat tipis, pada
tinggi 150 Km sampai 400 Km temperatur mencapai 600 0 sampai 10000 Celcius. Temperatur setinggi ini bukanlah temperatur daerah sekitar atau temperatur
udara, akan tetapi merupakan temperatur pancaran. Keadaan sekitarnya dingin sekali. Lebih atas daripada jarak 80 Km terjadi ionisasi dari gas gas. Molekul
molekul dipecah menjadi atom atom ini dirubah menjadi ion ion. Zat oksigen misalnya dirubah menjadi ozon.
c.Ionosfera
Pada Ionosfera tebagi menjadi empat lapisan. Lapisan terbawah ionosfera terletak kira kira 50 sampai 60 Km diatas permukaan bumi dan hingga kini belum
banyak diketahui mengenai lapisan itu. Lapisan ini hanya terbentuk diwaktu siang hari, diatas lapisan ini terletak suatu lapisan yang tingginya kira kira 100 Km
diatas permukaan bumi. Lapisan ini lebih banyak di ionisasikan dari lapisan yang terletak dibawahnya, dan tergolong lapisan yang paling stabil dari semua lapisan
lapisan ionosfera. Menyusul kemudian suatu lapisan pada tinggi kira kira 180 Km diatas permukaan bumi. Diwaktu malam pada waktu musim panas dan musim
dingin lapisan itu bercampur dengan lapisan diatasnya. Akhirnya pada tinggi 235 hingga 375 Km terdapat terdapat lapisan yang paling tidak stabil.
d. Dissipasisfera
Pada lapisan ini merupakan ruangan antara bintang (Stellair) tampa batas yang nyata. Didalam sfera ini bagian bagian kecil dari benda benda angkasa dapat lolos
kedalam ruang antar stellair. Karena bagian bagian dalam ruangan ruangan ini menggambarkan lintasan lintasan yang besar. Lagi pula disini pengaruh gaya
gravitasi sangat kecil. Ruangan ini dahulunya dianggap kosong, akan tetapi setelah dilakukan penyelidikan dinyatakan bahwa diruangan ini terdapat gas gas dalam
jumlah kira kira 100 atm per cm3. Bagian bagian yang di ionisir dan elektron elektron dapat ditahan oleh lapangan magnit dari bumi.
2.1.6. Hidrosfera
Semua air yang ada didalam dan diatas bumi digolongkan dalam lapisan air atau hidrosfera. Misalnya air dalam samudera, danau danau, sungai sungai, serta air
dalam tanah. Pembagian jumlah air yang terdapat pada hidrosfera dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 2. 3 Jumlah Air pada Hidrosfera


Jenis Air (Mil3)
1. Air dalam samudera ± 329.000.000
2. Air dalam danau dan sungai ± 55.000
3. Air dalam gletser ± 3.250.000
4. Air tanah diatas 12,500 kaki ± 1.080.000
5. Air tanah dibawah 12.500 kaki ± 19.700.000
Istilah air asin dan air tawar hanya menggambarkan perbedaan kadar garam saja. Oleh karena kedua air tersebut mengandung garam, hanya yang satu lebih
daripada yang lain. Ada beberapa cabang cabang ilmmu pengetahuan yang berhubungan dengan hidrosfera adalah
 Oceanografi adalah pengetahuan yang mempelajari air dalam samudera samudera.
 Glaciologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang es-es atau sungai es di daerah kutub dan sebagainya
 Hidrologi adalah pengetahuan yang mempelajari keberadaan air yang mengalir diatas bumi (sungai) dan yang terdapat didalam bumi (air tanah, artosis dan
sebagainya)
Air sungai dan air tanah
Kadar dari zat kimia yang terdapat dalam air sungai tergantung dari daerah daerah yang dilalui sungai itu, dengan perkataan lain tergantung dari batuan batuan
dimana sungai mengalir.
Sungai yang mengalir melalui daerah kapur dengan sendirinya mengandung lebih banyak kapur daripada yang melalui batuan granit (air sungainya mengandung
SiO2, K dan Na yang lebih tinggi) air didanau lambat yang tidak mempunyai jalan keluar lambat laun akan menjadi asin.
Selain itu air tanah juga terdapat dimana mana utamanya di dalam litosfera. Susunan kimia dari air tanah tergantung dari daerah daerah pengaliannya. Variasi
susunan kimia airtanah ini sangat nyata sekali terlihat dalam berbagai sumber air. Misalnya air panas yang mengandung Fe, CO 2, dan zat zat radioaktif dan
sebagainya.
2.1.7. Litosfera
Semua keterangan perihal susunan bagian dalam bumi diperoleh secara tidak langsung dari data Geofisika, terutama dari kecepatan rambat getaran gempa bumi
atau gelombang seismik, magnetisme, dan gaya berat serta data panas bumi. Dengan menggunakan berbagai macam data dan informasi tersebut yang dikumpulkan
oleh ahli ahli pada abad ke 20 ini, kemudian dilakukan evaluasi dan interpretasi, maka salah seorang ahli bernama Bullen, 1963 memberikan gambaran lengkap
tentang susunan bumi sebagai berikut :
1. Kerak Bumi (Lapisan Batuan)
Kerak bumi adalah bagian bumi yang paling luar dan merupakan benda padat.
Ketebalan kerak bumi tidak sama, seperti ketebalan kerak bumi :
 Dilandas Kontinen berkisar antara 60 – 70 Km.
 Dilandas Samudera berkisar antara 30 – 40 Km.
Kerak bumi disusun oleh batuan batuan beku, sedimen, dan ubahan.
1. Mantel (Selubung Bumi)
Mantel atau selubung bumi, adalah bagian bumi yang letaknya dibawah kerak bumi dan dipisahkan dari kerak bumi oleh Bidang Diskontinue
Mohorovisic. Mantel terdiri atas masa cair liat pijar yang disebut magma. Secara umum unsur unsur kimia yang membentuk mantel ini terdiri atas
unsur unsur kimia mulai dari ringan hingga berat. Misalnya unsur unsur K, Na, Ca, Al, dll. Ini untuk unsur unsur ringan, serta unsur unsur Fe, Mg, Ni,
dll merupakan unsur unsur berat.
2. Inti Bumi
Inti bumi (core) adalah merupakan bagian bumi yang paling dalam dari urutan susunan bumi. Bahan yang membentuk inti bumi, juga masa cair liat
yang pijar, tetapi komposisi unsur unsur berat sangat menonjol. Seperti adanya kandungan Fe, Mg, Ni dan sebagainya. Letak inti bumi pada bagian
yang paling dalam terhadap selubung bumi yang ada diatasnya dibatasi oleh Bidang Diskontinue Guttenberg.

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)


Gambar 2. 4 Susunan Bumi
2.4 Bentuk Penerobosan Magma
Magma banyak terdapat dibawah kerak bumi, mulai daerah mantel bagian atas sampai bagian bagian yang lain yang lebih kebawah, dengan temperature rata rata
diatas 1000 ˚C. Sumber panas utama dari magma ini adalah adanya peristiwa penguraian unsur unsur radioaktif yang ada dibawah lantai samudera maupun yang
ada dibawah lantai benua. Temperatur akan makin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalamannya. Penembahan angka nilai panas temperature ini secara
bertahap kearah bawah sering disebut dengan istilah gradient geothermic. Tekanan juga akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kedalaman.
Intrusi adalah istilah untuk magma yang membeku dibawah permukaan tanah. Aktivitas vulkanik memerlukan daya menerobos magma. Hal ini karena magma
akan menembus kerak bumi yang kemungkinan mulai dari daerah kerak bumi yang dalam, bahkan bisa juga dari daerah yang disebut mantel bagian atas. Hasil
penerobosan ini akan melahirkan apa yang disebut Chanel Magma atau Saluran Magma dan Dapur Magma (Magma Chamber) dikerak bumi.
Berbeda dengan ekstrusi magma, proses intrusi ini tidak bisa diamati oleh kita, namun data bahwa telah terjadi peristiwa penerobosan magma dapat dibuktikan
kalau bagian batuan yang telah menutupi magma yang membeku ini telah hilang akibat adanya erosi. Magma akan menerobos batuan yang lain yang lebih tua
umurnya yang disebut country rock dan apabila ada sebagian country rock yang masih utuh dan terperangkap dalam magma yang telah membeku disebut dengan
istilah Xenolith.
Macam bentuk intrusi batuan beku antara lain sebagai berikut :
 Batholith ialah intrusi yang mempunayi bentuk tidak beraturan dan volumenya besar
 Lacolith ialah bentuk intrusi yang mempunyai bentuk cembung
 Sill ialah bentuk intrusi yang sejajar dengan perlapisan batuan
 Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
 Intrusi korok atau Dike adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng. Dan perbedaan antara intrusi
korok dengan sill adalah apabila sill batuan beku diantara 2 lapisan batuan. Sedangkan apabila intrusi korok adalah batuan beku yang terbentuk dari intrusi
magma yang berbentuk pipih yang posisinya memotong antar lapisan batuan.
 Lopolith ialah bentuk intrusi yang mempunyai bentuk cekung
 Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil atau percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering disebut juga urat-urat
magma.

Gambar 2. 5 Bentuk bentuk penerobosan magma (Intrusi)


2.5 Penentuan Umur Bumi
Penentuan umur bumi dapat dilakukan dengan dua cara :
a) Secara Mutlak atau Absolut
Semenjak ditemukannya unsur unsur radioaktif pada akhir abad yang lalu, yaitu dari hasil kerja Becquerel (1896) dan Joliot Curie, maka kita telah mendapatkan
alat yang tak ternilai untuk mengukur umur bumi dengan teliti. Adapun alat yang dimaksud diatas adalah berupa asas keradioaktifan.
Asas keradioaktifan adalah beberapa unsur tertentu pada pemisahan elektronelektron (sinar β), inti helium (sinar α) dan pemancaran sinar yang bergelombang
lewat pendek (bergelombang ultra-pendek = sinar у) menunjukkan sifat sifat tersebut untuk beralih ke unsur unsur yang berangka atom lebih rendah dan akhirnya
menjadi unsur yang mantap yaitu timbal. Timbal ini bergantung kepada unsur asalnya yang dapat dibedakan menjadi 3 macam keluarga yaitu :
1. Keluarga Uranium
2. Keluarga Aktinium
3. Keluarga Thorium.
Waktu yang diperlukan bagi suatu unsur radioaktif tertentu, yang banyaknya tertentu pula, untuk susut hingga setengahnya, waktu ini dinamakan masa paruh.
Masa paruh dari setiap unsur radioaktif selalu mempunyai angka tetap dan tidak dapat diubah oleh sesuatu pengaruh dari luar. Dengan demikian didapatkan suatu
cara untuk menyelidiki, bilamana suatu zat radioaktif tertentu menghablur dalam suatu batuan, dengan kata lain kapan hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena suatu
zat radioaktif memberikan 2(dua) buah hasil, dan kita dapat membuat perhitungan itu dengan 2(dua) jalan. Misalnya saja kita mengukur banyaknya Pb dan
banyaknya zat radioaktif yang tinggal pada suatu mineral. Pada 10 6 gram Uranium sama dengan 1/7.600 gram Plumbum dikalikan dengan Uranium dalam setiap
tahun. Maka dengan suatu perhitungan yang sederhana dapat diketahui bahwa umur mineral itu adalah Plumbum dibagi Uranium dikalikan 7.600 kali 10 6 tahun.
Mineral itu selain dari Uranium (U) mengandung pula Thorium (T h), Maka kita dapat membuat koreksi. Bila diketahui bahwa 1 gr T h dalam 21.000 X 106 tahun
akan memberikan 1 gram PbTh jadi menurut perhitungan koreksi adalah 7.600/21.000 = 0,36 atau 21.000 =
7.600/0,36. Unsur mineral yang mengandung Th itu menjadi :
Pb Th dibagi Pb dikalikan Pb Th dibagi Th dikalikan 7.600 per 0,36 kali 106 tahun
Pembagian lithosfera secara mutlak dengan cara Radium Timbal hasilnya adalah seperti pada tabel berikut dibawah ini :

Tabel 2. 4 Pembagian Lithosfer secara Mutlak


MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)
Usia Absolut
Usia Relatif Tempat ditemukan
(ma)
Miosen 38 Custer County, Idaho
Kretasius 60 Colorado
Perm Bawah 225 Oslo, Norwegia
Kambrium Atas 450 Swedia
Algonkium 915 s/d 986 Norwegia
Archaikum muda 1.460 South Dakota
Archaikum tua 1.850 Rusia
Dari tabel diatas kita lihat bahwa pembagian dalam masa tidak mencukupi, akan tetapi harus dibagi lagi dalam jaman. Sebagai contohnya adalah pada masa atau
era paleozoikum dibagi dalam beberapa jaman atau pereode diantaranya adalah
 Perm nama yang berasal dari Rusia, adalah merupakan tempat lapisan lapisan yang berumur demikian pada saat ditemukan.
 Karbon berarti sat arang dan nama ini dipakai untuk jaman tersebut karena pada saat itu terdapat pembentukan batu bara secara besar besaran di benua Eropa,
Amerika dan ditempat lain lain benua.
 Devon berasal dari Devonshire, Inggris dimana lapisan lapisan tersebut sangat baik untuk dipelajari.
 Silur berasal dari Inggris, nama suku bangsa Slires pada jaman Romawi.
 Ordovisium adalah nama daerah Wales, nama tersebut dari jaman Romawi juga.
 Kambrium berasal dari Cambrian sebuah nama lama dari daerah Wales dan jaman Romawi.
Mezosoikum dapat dibagi menjadi tiga jaman seperti tersebut dibawah ini :
 Kretasius atau Kapur adalah merupakan nama dari batuan kapur (Chalk) yang terbentuk pada saat itu banyak sekali.
 Jura nama ini berasal dari pegunungan Jura di Alpina, dimana didaerah tersebut ditemukan endapan endapan yang berumur Jura.
 Trias artinya tiga, karena pada pereode ini dapat dibagi lagi dalam satuan waktu yang lebih kecil menjadi tiga bagian yaitu antara lain Bunsandstein,
Muschelkalk, dan Keuper.
 Selanjutnya pada awal abad XX Rutheford & Holmes (Inggris) dan Belwood (Amerika) menyimpulkan bahwa sesungguhnya perhitungan peluruhan unsur
unsur radioaktif dapat digunakan menentukan umur bumi secara lebih tepat dan pasti. Hal ini umumnya disebut “Radiomatric Dating”. Mencapai puncak
ketenarannya pada awal 1950 setelah ditemukannya sebuah alat yang dinamakan Mass Spectrometer yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk
memisahkan unsur unsur radioaktif. Peluruhan radioaktif (Radioactive decay) adalah suatu first order reactions dimana jumlah atom yang terurai dalam suatu
waktu (t) adalah selaras (proportional) dengan jumlah atom yang ada.
dN/dt = - ʎ.N
dimana :
N = jumlah atom yang tidak berubah pada waktu t ʎ = decay constant
Dengan Radiomatric Dating maka diketahui bahwa umur bumi kita itu sekitar 4,5 x 109 th.
b) Secara Nisbi atau Relatif
Perhitungan waktu geologi dapat juga dilakukan dengan mempersamakan serta membandingkan usia lapisan lapisan yang satu dengan yang lain. Skala waktu yang
demikian disebut skala waktu relatif. Perhitungan perhitungan ini pada awalnya didasarkan semata mata atas pikiran evolusif. Dimana mana di Bumi ditempat
tempat dimana letak batuan batuan sedimen belum terganggu, dilapisan lapisan atas kita temukan lapisan lapisan yang termuda. Flora serta fauna yang lebih maju
perkembangannya daripada mahluk mahluk yang terdapat dalam lapisan yang terletak dibawahnya. Dengan jalan membanding bandingkan susunan lapisan serta
mahluk mahluk yang telah membatu didalam endapan endapan terdalam, maka lambat laun tersusunlah skala waktu relatif. Dalam endapan endapan tertua kita
temukan sisa sisa jasad yang sangat sederhana atau primitif bentuknya berangsur angsur serta setingkat demi setingkat berubah menjadi binatang binatang yang
lebih beragam susunan anatominya, yang terdapat dalam lapisan lapisan yang letaknya lebih diatas. Sebaliknya kita dpat mengenal sebuah lapisan dengan
mempelajari fosil fosil atau sisa sisa binatang atau sisa sisa tumbuhan purba yang terletak didalamnya. Skala waktu relatif ini memberikankepada kita pembagian
waktu tentang sejarah bumi.

Tabel 2. 5 Skala pembagian umur yang didasarkan pada fosil fosil

Era Periode Kala/Epoch Umur dlm juta tahun

Holosen 0,5
Kwarter
Pleistosen 0,5-1,8
Pliosen 1,8-5,3
Kenozoikum
Miosen 5,3-23
Tersier
Oligosen 23-33
Eosen 33-65
Kapur 65-140
Jura 140-210
Mesozoikum Kapur
Trias 210-250
Perm 250-290
Karbon 290-360
Devon 360-410
Paleozoikum
Silur 410-440
Ordovisium 440-500
Kambrium 500-590
Proterozoikum
Prekambrium
Arkeozoikum

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)


1. Masa Arkeozoikum (4,5 - 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozoikum artinya Masa Kehidupan purba
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini
ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga
merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan
ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500. juta tahun
2. Masa Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu) Proterozoikum artinya masa kehidupan awal
Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal
menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-
ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
“ Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa pra-kambrium”
1. peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang
Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata "Cambria" nama latin untuk daerah Wales, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka
luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit)
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika
Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
2. Jaman Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang
muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.
Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan
Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar.
Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera
yang berada di antaranya.
3. Jaman Silur (440 - 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan
paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan
mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman silur, deretan Pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai
Amerika Utara.
4. Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai
pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan.
Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa,
Amerika Utara dan Tanah Hijau.
5. Jaman Karbon (360 - 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon
pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka
bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan
bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
6. Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
"Perm" adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan
konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar,
Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup
Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai
terbentuk di bagian utara bumi.
7. Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama
kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai
muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kurakura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer
menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
8. Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam
lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi
dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah
dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
9. Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk
yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
10. Zaman Tersier (65 - 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung
unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada
zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier -
Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
11. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu - sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang
lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial).
Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan
Pegunungan Himalaya. Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai
2.6 Hubungan Struktur Interior Bumi dengan Gempa Bumi
Salah satu metode yang dapat melengkapi pengetahuan manusia tentang struktur interior bumi, adalah tentang kegempaan. Berdasarkan kecepatan rambat
gelombang gempa, dapat diketahui bagaimana susunan bumi secara lebih teliti. Oleh karena itu secara singkat akan diulas masalah gempa. Yang meliputi definisi,
sebab sebab gempa, macam macam gempa, macam gelombang gempa dan jalur jalur utama gempa.Berdasarkan definisinya gempa bumi adalah suatu rentetan
getaran dari dalam perut bumi yang terjadi secara tiba tiba dan berifat “Transient” ( artinya mempunyai waktu mula dan akhir yang jelas), berasal dari suatu daerah
tertentu dan tertabas, didalam bumi, menyebar kesegala arah.Ditinjau dari penyebabnya, gempa bumi dapat digolongkan kedalam :
 Gempa bumi tektonik
 Gempa bumi volkanik

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)


 Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi tektonik, berhubungan dengan gaya gaya yang bekerja dalam kulit bumi, dan merupakan pelepasan dari energi selstis yang terakumulasikan dari
waktu ke waktu didalam batuan.
Gempa bumi volkanik akibat erupsi gunung berapi dan hanya terasa disekitar gunung api. Getaran ini terjadi akibat akumulasi tekanan yang bergerak keluar
menerobos sumbat kepundan.
Gempa bumi runtuhan akibat adanya runtuhan runtuhan didalam tanah, seperti goa goa daerah daerah penambangan dll.
Dari ketiga jenis gempa bumi tersebut, yang berperan dalam membuka tabir struktur interior bumi adalah gempa tektonik.
Tempat atau Daerah didalam bumi dimana suatu gempa bumi berasal disebut fokus gempa atau Hypocenter. Titik dipermukaan bumi yang posisinya tepat diatas
pusat gempa disebut Epicenter.
Oleh karena itu berdasarkan kedalam fokus, dapat dibedakan :
 Gempa bumi dangkal kedalaman fokus kurang lebih 70 Km.
 Gempa bumi intermidiet kedalaman fokus antara 70–300 Km
 Gempa bmi dalam dengan kedalaman fokus lebih besar dari 300 Km.
a) Prinsip Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng (plate tectonic) berusaha menerangkan pola struktur major yang berada di permukaan bumi ini. Kulit bumi (litosfera) disusun oleh dua
jenis kerak bumi yaitu kerak samudera (merupakan dasar lantai samudera) dan kerak benua. Kerak benua mempunyai komposisi SI-MA. Bersifat basaltis dan
relatif lebih tipis bila dibandingkan kerak benua yang disusun oleh SI-AL dan bersifat granitis (asam).
 Struktur makro kulit bumi timbul sebagai produk dari tiga jenis interaksi antara dua lempeng yaitu :
 Menjauhnya dua lempeng satu sama lain (divergent plate system atau sea floor spreading).
 Bertumbuknya dua lempeng (convergent plate system)
 Bergesernya antara dua lempeng (plate colliding system)
Teori pemekaran lantai samudera menjelaskan bahwa dari penggungan tengah samudera (mid ocean ridge) muncul kerak samudera baru, berpola simetri disebelah
menyebelahnya, saling bergerak menjauhi punggungan tersebut dengan kecepatan 1 – 6 cm/th. Distribusi dan struktur sedimen yang berada diatas dasar laut
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan berarti dari lempeng yang bergerak tersebut, sampai akhirnya mencapai daerah subduksi (zone of consumption atau zone
of crust destruction) atau bertabrakan dengan lempeng lain dan kemudian bergerak saling bergeseran (colliding plates). Punggungan tengah samudera ternyata
dapat muncul, dapat menghilang maupun bermigrasi. Hot spots, yaitu titik-titik di dasar laut dalam yang berimpit dengan kegiatan magmatik, apabila dihubung-
hubungkan ternyata membentuk garis yang identik dengan pusat-pusat pemekaran lantai samudera. Sementara lempeng-lempeng samudera bergerak (secara
rotasi), keadaan kerak bumi seperti tetap dan seolah-olah secara pasif mengapung diatasnya.

Gambar 2. 6 Pemekaran lantai samudera & pembentukan kerak samudera baru


Tumbukan antara lempeng samudera dan lempeng benua membentuk zona tunjaman dan palung laut dalam (oceanic trench) serta struktur-struktur lain seperti
terlihat dibawah ini

Gambar 2. 7 Sistem tumbukan antara dua lempeng dgn berbagai produknya


Dari arah bergeraknya lempeng samudera, didalam sistem tumbukan dua lempeng, terdapat lima struktur besar dengan urutan sebagai berikut :
 Zona tumbukan (subduction zone) dan palung laut dalam (oceanic trench)
 Busur punggungan luar (outer arc ridges) berupa deretan pulau dibelakang palung,
 Cekungan depan busur (outer arc basins atau fore arc basins),
 Busur gunung berapi (volcanic arc), dan
 Cekungan belakang busur (back arc basins atau fore land basins).
Zona subduksi memperlihatkan lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua sepanjang bidang yang disebut sebagai Benioff zone. Bidang ini
mempunyai kemiringan antara 30O – 70O dan dapat ditelusuri sedalam 700 km.
Diatas zona subduksi terdapat palung laut dalam, dengan kedalaman dapat mencapai
10.000 m, atau lebih dalam 5000 m dari dasar samudera didekatnya.
Zona subduksi dan palung laut dalam mempunyai tingkat kegempaan paling tinggi dibandingkan dengan tempat-tempat lain di muka bumi ini. Palung laut dalam
sampai – 200 mgal, nilai heat flow-nya juga rendah sekitar 1,1 micro cal/cm2 detik.
Struktur non-cekungan berikutnya adalah busur gunung berapi (volcanic/magmatic arc). Busur ini disusun oleh rangkaian gunung berapi aktif yang menghasilkan
berbagai macam batu beku seperti basalt, andesit, dasit, riolit dan produk piroklastiknya. Batuan-batuan tersebut muncul dari Benioff Zone dengan kedalaman
sekitar 100-200 km.
Seperti diketahui salah satu hukum yang terkenal didalam geologi adalah evolusi. Evolusi tidak saja hanya berlaku bagi perubahan dan perkembangan organisme
dimuka bumi ini, tetapi berlaku pula untuk produk dari sistem tektonik lempeng.

MP : DASAR – DASAR GEOLOGI KELAS X (TENAGA PENDIDIK : BENI SAWITO,S.T)

Anda mungkin juga menyukai