Anda di halaman 1dari 5

1.

Quality Control
Quality Control merupakan serangkaian kegiatan untuk menjaga kualitas batubara
serta pengendalian mutu dari batubara tersebut kegiatan ini dimulai dari pengambilan
sample batubara di pit (channel sampling), penambangan batubara (coal getting),
pengangkutan dan penumpukan batubara di ROM area, hingga tahap pengolahan batubara
menjadi product murni (processing).
2. Profil Batubara Di PT. Mega Multi energi…………………………………
3. Tahapan yang ada pada Quality Control
a. Pada Pit Area
1. Pengambilan Sample Pada Pit Area (Channel Sampling)
Pengambilan sample (channel sampling) dilakukan untuk mengetahui kualitas dari
batubara yang sesungguhnya di pit……….PT.MME sebelum dilakukan
pengambilan batubara secara keseluruhan.
Sehingga didapat data analisis tentang kualitas batubara tersebut……………..
2. Pengambilan Batubara (Coal Getting)
Pengambilan batubara merupakan serangkaian kegiatan untuk mengambil
batubara yang ada di pit……PT.MME Pada pengambilan batubara banyak hal
yang mempengaruhi kualitas batubara tersebut dimana banyaknya zat pengotor
terbawa pada pengambilan batubara di pit area dengan excavator seperti batu-batu
(parting), batuan yang mirip dengan batubara (black sil), tanah (clay), kayu dan
lain-lain. ini dapat mengakibatkan kadar abu semakin tinggi sehingga kalori dari
batubara tersebut akan berkurang. Untuk pengambilan batubara dari pit area
haruslah mempunyai trik tertentu (selektif mining) sehingga parting tidak terbawa
sekecil mungkin. Pada saat ini PT. MME pengambilan batubara dimulai dari
lapisan yang paling atas (roof). …………………..
3. Pengangkutan Batubara
Pengangkutan batubara dilakukan untuk membawa batubara dari pit……….ke
ROM area tempat penumpukan batubara, disini penumpukan batubara harus
dengan lokasi dan kualitas yang sama sehingga tidak tercampur dengan kualitas
yang lain.
b. Pada ROM Area
1. Penumpukan Batubara

Pada PT. MME penumpukan batubara di ROM area dilakukan per ………
ton untuk lokasi dengan kualitas yang sama, missal batubara PT.MME ditumpuk
per ……ton, ini dilakukan untuk mempermudah pengambilan sample nantinya di
ROM area. Jatmiko di jelaskan rinci dan boleh di tampilkan gambar

2. Pengambilan Sample
Pada PT. MME pengambilan sample di ROM area dilakukan per … ton untuk
batubara dengan kualitas yang sama…………nanti diketahui hasil analisis
kualitas batubara tersebut setelah berada di ROM. Jatmiko di jelaskan dg rinci
dan boleh di tampilkan gambar
3. Pengendalian Mutu Batubara di ROM area
Saat ini banyak hal yang yang dapat menyebabkan turunnya kualitas batubara
khususnya di ROM area. Seperti, adanya genangan air sehingga disekitar
tumpukan batubara banyak lumpur-lumpur yang nantinya dapat menempel pada
batubara.

Kemudian adanya debu-debu karena aktivitas kerja disekitar ROM, ini dapat
nantinya megurangi kualitas dari batubara
tersebut. Jatmiko di jelasakan rinci sesuai keadaan di lapangan boleh di sertakan
gambar

c. Pada Pengolahan Menjadi Product Murni (Processing)


1. Pengolahan Batubara
Pengolahan batubara pada PT. MME memakai ……..unit alat pengolahan
crushing plant, dimana pada prosesnya crushing plant ini dapat mereduksi
bongkahan batubara menjadi ukuran ……….
Jika diperlukan proses pengolahan juga dilakukan pencampuran batubara (coal
blending) antara dua kualitas yang berbeda yaitu batubara yang high calory
dengan batubara yang low calory, dengan tujuan agar batubara yang memiliki
calory rendah nantinya dapat dipasarkan dengan tetap menjaga kualitas hasil
blending sesuai dengan permintaan pasar.
2. Pengambilan Sample
Pengambilan sample pada product area dilakukan per ………….. ton, ini
bertujuan agar dapat mengetahui kualitas batubara setelah diproses dan parameter
yang dianalisis sama dengan analisis pada pengambilan sample ROM area.
JATMIKO DI JELASKAN RINCI BOLEH DISERTAKAN GAMBAR
3. Penumpukan Batubara
Pada product area, tempat penumpukan batubara yang telah di crushing
dinamakan stockpile product, disini nantinya juga akan dilakukan pengontrolan
batubara, seperti adanya genangan air disekitar product, debu, dan lain-lain.
4. Parameter analisis Secara Umum (Proximate Analysis) yang Terdapat pada
Batubara
Dalam menjaga kualitas batubara ada beberapa parameter proximate yang terdapat
dalam batubara yang harus diketahui (Indra Lubis : 2008) adalah :
a. Kandungan Air (Moisture)
Terdapat dua bentuk kandungan air ( Moisture) yaitu :
1. Kandungan Air Total (Total Moisture)
Total Moisture adalah kandungan air secara total yang terdapat dalam
batubara, yang merupakan penggabungan dari nilai free moisture, residual
moisture dan inanalisis sample, kandungan air total sangat dipengaruhi
ukuran butir dan iklim daerah sekitar, yang dinyatakan dalam % komersial.
Total Moisture sering dijadikan parameter penentu berat akhir atau bahkan
sebagai Batasan rejection.
2. Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)
Merupakan kandungan air yang ada pada batubara bersama saat
terbentuknya batubara tersebut, yang terikat secara kimia dalam batubara,
kandungan air bawaan berhubungan erat dengan nilai kalori, umumnya
bila kandungan air bawaab berkurang maka nilai kalori akan bagus
demikian juga sebaliknya, yang dinyatakan dalam %.
b. Kandungan Abu (Ash Content)
Merupakan sisa-sisa zat anorganik yang terkandung dalam batubara setelah
dibakar, kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari pengotor bawaan dalam
proses pembentukan batubara maupun proses penambangan.
Abu dalam batubara merupakan material yang tidak ikut terbakar pada saat
pembakaran batubara, kandungan abu berpengaruh pada nilai kalori dimana
semakin besar kandungan abu membuat nilai kalori semakin rendah.
Pada dasarnya abu ini dapat dihasilkan dari pengotor bawaan maupun
pengotor sebagai hasil penambangan oleh karena itu komposisi abu dapat
diketahui dengan baik untuk kemungkinan pemanfaatannya sebagai bahan
bangunan atau keramik dan penanggulangannya terhadap masalah lingkungan.
c. Kandungan Sulfhur (Total Sulphur)
Di dalam batubara, sulphur bisa berupa material carbonaceous merupakan
bagian dari material, seperti sulfat pada saat pembakaran batubara kandungan
sulphur yang berupa sulphur oksida akan berubah menjadi fase gas, dimana
sebagian besar akan membentuk belerang dioksida (SO2) dan sebagian kecil 1
% sampai 2 % akan membentuk belerang trioksida (SO3).
Gas CO2 yang terbentuk ini merupakan polutan yang serius pada pembakaran
di ketel, bagian ujung belakang ketel tersebut gas-gas hasil pembakaran akan
didinginkan, dalam keadaan seperti ini belerang kemungkinan akan bereaksi
dengan uap air akan membentuk asam sulfat dan mengembun. Asam Sulfat
yang sudah mengembun ini akan mengakibatkan polusi udara dan akan
memberikan kontribusi atas terjadinya hujan asam.
Nilai sulphur digunakan untuk mengetahui kandungan total belerang yang
terdapat pada batubara dengan membakar sampel batubara pada suhu yang
tinggi, yang dinyatakan dalam %. Sulphur merupakan zat pencemar, maka
adanya sulphur yang tinggi sangat tidak dikehendaki.
d. Zat Terbang (Volatile Matter)
Merupakan zat aktif yang terdapat pada batubara yang menghasilkan energy
atau panas apabila batubara tersebut dibakar, Zat terbang tersebut terdiri dari
gas-gas yang mudah terbakar seperti Hidrogen (H), Karbon Monoksida (CO),
dan Methan (CH4) zat terbang juga dapat berfungsi sebagai ukuran dalam
menentukan peringkat batubara.
Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan zat terbang
tinggi (> 24%) maka batubara akan mudah terbakar, zat tersebut terdiri dari
gs-gas yang mudah terbakar seperti Hidrogen (H), Karbon Monoksida (CO)
dan Methan (CH4) yang dinyatakan dalam %.
e. Karbon Tertambat ( Fixed Carbon)
Merupakan karbon yang tertinggal sesudah zat belerang dan kandungan airnya
hilang. Dengan pengeluaran zat terbang dan kandungan air maka karbon
tertambat secara otomatis akan naik, sehingga semakin tinggi kandungan
karbon maka kelas batubaranya akan naik.
Karbon tertambat adalah karbon yang terdapat pada batubara yang berupa zat
padat, jumlah karbon tertambat ditentukan oleh kandungan air bawaan, abu,
dan zat terbang. Karbon merupakan sisa padat hasil pemanasan batubara
setelah saluran zat terbang habis keluar.
Karbon teroksidasi sempurna menjadi gas CO2 yang merupakan karbon
tertinggal sesudah zat belerang dan kandungan airnya hilang.
f. Nilai Kalori (calorific value)
Nilai kalori dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang
terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas reaksi
eksotermis yang terjadi dari pembakaran komponen pengotor, panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran batubara tersebut dinyatakan dalam
Kcal/kg.
JATMIKO DATA PENGAMBILAN SAMPLE DI PIT AREA DI
TAMPILKAN DAN JUGA PENGAMBILAN SAMPLE DI ROM JIKA
ADA. SEBAGAI BAHAN ANALISA
JATMIKO INI CONTOH LOG PROFILE SEAM KALO ADA BISA JUGA
MASUKIN PETA PROGRES PENGGALIAN DI PIT AREA BIAR
TERLIHAT GAMBARAN DI LAPANGAN……

LOG PROFILE SEAM OF COAL


PT. XXXXXXX
Pit/Block :D Drawn By : XXXXX
Code of Porfile/Block - Roof Elevation : 93,06
Roof Coordinate : N 9.905.813,27 Floor Elevation : 93,90
: E 762.024,55 Date : XXXXXXX
: N 9.905.790,08 Page : XXXX
Floor Coordinate : E 762.014,83

Vertical Thicknes
Depth (m) Litology position Strike/Dip Description
of coal Coal Parting

23
23.00

0.70

23.70

24
25

26

27

28

29

Anda mungkin juga menyukai