Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

Marnix Arthur Soruday


NIM : 1406100008
Judul
Evaluasi Geometri Jalan Angkut Tambang Dari Pit Menuju Disposal Area
Di PT. Trubaindo Coal Mining, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai
Barat.
Latar Belakang
• PT. Trubaindo Coal Mining ( PT. TCM ) merupakan perusahan yang bergerak di
sektor pertambangan batubara dengan sistem penambangan yang diterapkan
adalah tambang terbuka.
• Salah satu kegiatan penambangan yang dilakukan PT. TCM adalah tahapan
pengangkutan.
• Faktor – factor yang mempengaruhi kegiatan pengangkutan antara lain kondisi
jalan, kondisi kendaraan dan peralatan, kondisi cuaca dan lainnya.
• Agar kegiatan pengangkutan dapat berjalan dengan baik dan aman diperlukan
perhitungan desain geometri jalan angkut yang baik ( Lebar jalan sesuai dengan
dimensi alat angkut yang digunakan, tidak ada tanjakan yang curam, tidak licin ).
• Untuk desain geometri jalan angkut tambang mengacu pada Keputusan Mentri
ESDM No 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik (good mining practice).
Tujuan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini terdiri dari :
1. Menentukan desain geometri jalan angkut tambang PT. TCM
berdasarkan pada dimensi kendaraan yang akan digunakan.
2. Mentukan kemiringan jalan ( Grade ).
3. Menentukan kemiringan melintang ( Cross fall )
4. Menentukan Superelevasi
Landasan Teori
1. Desain Geometri Jalan Angkut Tambang
a. Jalan Lurus
• Lebar jalan angkut sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan
pengangkutan. Perhitungan desain geometri jalan tambang mengacu
pada Keputusan Mentri ESDM No 1827 K/30/MEM/2018 tentang
pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik ( Good
mining practice ).
• Lebar jalan angkut minimum adalah 3 ½ x Lebar alat angkut.
Gambar lebar jalan angkut dua jalur pada jalan lurus
b. Lebar jalan pada tikungan
• Perhitungan lebar jalan pada tikungan menggunkan rumus :
Wmin = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)
• Dengan : Wmin = Lebar jalan minimum pada belokan, m
U = Lebar jejak roda, m
Fa = Lebar juntai depan, m
Fb = Lebar juntai belakang, m
Z = Lebar bagian tepi jalan, m
C = Jarak antar kendaraan, m
Gambar lebar jalan angkut pada tikungan
c. Tanggul Pengaman ( Bundwall )
d. Pemisah jalur ( Separator )
e. Sudut belokan pada pertigaan jalan
2. Kemiringan Jalan (Grade)
• Kemiringan jalan (Grade) dinyatakan dengan persen (%).
• Kemiringan jalan yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut tidak
boleh lebih dari 12 % atau sekitar 6,67. Jika ingin di buat kemiringan
lebih dari 12 % maka perlu dilakukan kajian resiko, kajian spesifikasi
teknis alat, dan spesifikasi teknik jalan.
• Grade merupakan perbandingan antara beda tinggi dengan jarak
mendatar.
• Perhitungan grade menggunakan rumus :

Grade = X 100%
𝑥
Dengan : h = beda tinggi, m
x = jarak mendatar, m
h
x
3. Kemiringan Melintang ( Cross fall )
• Cross fall perlu dibuat untuk mengatasi masalah drainase supaya
kondisi permukaan jalan tidak tergenang oleh air sehingga permukaan
jalan tidak mudah rusak.
• Angka Cross fall pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan
jarak vertikal dan horizontal, dengan satuan mm/m.
4. Menentukan Jari – jari Tikungan dan Superelevasi
• Kemampuan alat angkut truk untuk melewati tikungan terbatas, maka
dalam pembuatan tikungan harus memperhatikan besarnya jari-jari
tikungan jalan.
• Masing-masing jenis truk mempunyai jari-jari lintasan jalan yang
berbeda. Perbedaan ini dikarenakan sudut penyimpangan roda depan
pada setiap truk belum tentu sama. Semakin kecil sudut
penyimpangan roda depan maka jari-jari lintasan akan terbentuk akan
semakin besar.
• Dalam pembuatan jalan menikung, jari-jari tikungan harus dibuat
lebih besar dari jari-jari lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari-
jari tikungan jalan angkut juga harus memenuhi keselamatan kerja di
tambang atau memenuhi faktor keamanan yang dimaksud adalah
jarak pandang bagi pengemudi di tikungan, baik horisontal maupun
veretikal terhdap kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut
yang diukur dari mata pengemudi.
• Superelevasi bertujuan untuk membantu kendaraan dalam mengatasi
tikungan. Dengan superelevasi yang ada diharapkan nantinya alat
angkut yang melewati tikungan tidak tergelincir walaupun melaju
dengan kecepatan maksimum, sehingga dapat memperkecil cycle
time dari alat angkut tersebut.
• Kecepatan yang digunakan adalah berdasarkan grade per section.
Sedangkan kofisien gesekan secara matematis dapat dihitung dengan
: a. Untuk V < 80 Km/Jm
f = - 0,00065 x V + 0,192
b. Untuk V > 80 Km/Jm
f = - 0,00125 x V + 0,24
• Untuk mencari angka Superelevasi yang standar penulis berpatokan
pada nilai standar Superelevasi yang diinginkan.
• Untuk menghitung angka superelevasi digunkan rumus :
𝑣2
R=
127 𝑥 ( 𝑒+𝑓 )
Dengan : e = Angka superelevasi
f = Kofisien gesekan melintang
V = Kecepatan kendaraan (Km/Jm)
R = Radius / Jari – jari tikungan
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur dilakukan pada beberapa buku dan penelitian -
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Pengumpulan data – data yang diperlukan.
a. Data primer yaitu berupa data yang diambil langsung dilapangan
seperti ukuran actual geometri jalan angkut, ukuran geometri alat
angkut, lebar jejak roda dan lainnya
b. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari arsip perusahan
yang telah tersedia yaitu peta lokasi IUP, peta geologi, peta topografi,
data curah hujan dan lainnya.
Waktu Penelitian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai