Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEMIRINGAN JALAN TAMBANG TERHADAP KINERJA DUMP TRUCK

DALAM MENCAPAI TARGET PRODUKSI PADA CV. ILYAS KARYA KECAMATAN


MORAMO UTARA, KABUPATEN KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh : Misrani M.1, Sahrul Poalahi Salu2, Hasriyanti3


1. Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka
2. Dosen Teknik Pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Email : Misranimajid843@gmail.com

ABSTRAK
CV. Ilyas Karya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha pertambangan dengan
komoditas batuan. CV. Ilyas Karya berlokasi di Desa Lamokula Kecamatan Maramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada daerah penelitian terdapat beberapa
segmen pada jalan yang tidak memenuhi standarisasi kemiringan jalan menurut teori AASTHO
(American Association of State Highway and Transportation Officials).Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kemiringan jalan tambang terhadap kinerja dump truck dalam pencapaian target
produksi pada perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan Metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka seperti, data kemiringan jalan angkut khususnya jarak dan elevasi, serta data
produktivitas alat angkut dan analisis data menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukkan jarak
jalan angkut dari front penambangan menuju stockpile yaitu ±322,242 m dengan pembagian segmen
jalan berjumlah 10 segmen. Standarisasi jalan angkut yaitu sesuai dengan teori AASTHO (American
Association of State Highway and Transportation Officials) alat angkut terbesar yang digunakan
adalah dump truck hino 500. Dimana untuk standarisasi kemiringan jalan yaitu 10–15 %. Adapun
target produksi CV. Ilyas Karya yaitu 28.000 ton/bulan. Berdasarkan standar tersebut terdapat
beberapa segmen jalan yang tidak memenuhi standar antara lain segmen A-B = 17,05 %, segmen B-C
= 17,22 %, dan Segmen C-D = 16,04 %. Produksi aktual alat angkut yaitu 27.106 Ton/bulan untuk
delapan unit alat angkut. Setelah dilakukan standarisasi kemiringan jalan pada beberapa segmen
dengan dilakukannya proses penggerusan secara bertahap dari beberapa jarak pada segmen jalan
angkut dengan menggunakan wheel loader diperoleh hasil diantaranya pada Segmen A-B grade
sebelum perbaikan yaitu 17,05 % menjadi 14,66 % , segmen B-C dengan grade 17,22 menjadi
14,73%, dan Segmen C-D grade sebelum perbaikan yaitu 16,04 % menjadi 14,79 %. Sedangkan
Produksi yang dihasilkan setelah dilakukannya standarisasi kemiringan jalan yaitu 29.452 ton/bulan
untuk delapan unit alat angkut.
Kata Kunci : Pengaruh Kemiringan Jalan, Produktivitas Dump truck, Produksi

ABSTRACT
CV. Ilyas Karya is a company active in the mining sector with rock products. CV. Ilyas Karya
is located in Lamokula village, North Moramo disrict, South Konawe Regency, South East Sulawesi
Province. In the search area, there are several segments on the road that do not meet the road grade
standardization according to AASTHO theory. This study aims to determine the effect of the slope of
the mining road on the performance of dump trucks in achieving the company's production objectives.
This study uses quantitative methods as the research data comes in the form of numbers such as
conveyance road slope data, especially distance and elevation, as well as conveyance equipment
productivity data and l data analysis using statistics.This study uses quantitative methods as the
research data is in the form of numbers such as haul road geometry data, in particular straight road
widths, bend road widths, road gradients , mechanical equipment productivity data and data analysis
using statistics. The results showed that the haul road distance between the mine face and the heap
was ±322.242 m with 10 road segments divided. Transport road normalization is according to
AASTHO theory, the biggest transport used is Hino 500 dump truck. Where to normalize the road
grade, it is 10-15%. As for the production target of CV. Ilyas Karya is 28.000 tons/month. Based on
these standards, several road segments do not meet the standards, including segment A-B = 17.05%,
segment B-C = 17.22% and segment C-D = 16.04%. The actual production of transport equipment is
1
27.106 tons/month for eight medium transport units. After uniforming the grade of the road in several
segments by carrying out gradual grinding of several distances to the segments of the transport road
using a wheel loader, the results are obtained including actual grade segment A-B 17.05% to 14.66%,
the actual grade segment B-C 17.22 to 14.73% and actual grade segment C-D 16.04% to 14.79%.
The resulting production after normalizing the road gradient is 29,452 tons/month for eight transport
units.
Keywords: Road Grade, Dump Truck Productivity, Production

2
PENDAHULUAN Kemirungan Jalan
Industri pertambangan merupakan salah Pada tahap ini melakukan pengukuran langsung
satu industri yang padat modal, padat teknologi tentang bagaimana kondisi kemiringan jalan
dan resiko sangat besar. Agar kegiatan usaha tambang. Titik pengukuran kemiringan jalan
pertambangan memperoleh keuntungan yang diambil berdasarkan kondisi kemiringan jalan
besar maka diperlukan perencanaan jalan secara terbesar pada setiap segmennya.
matang sebelum kegiatan pertambangan H
dilakukan. Keuntungan yang diharapkan akan Grade ( )  x 100 0 0
tercapai seiring dengan tercapainya target X
produksi yang ditetapkan oleh masing-masing Dimana :
perusahaan.  = Kemiringan/Grade (%)
Setiap operasi penambangan memerlukan ΔH = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang (m)
vital di dalam lokasi penambangan dan ΔX = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m)
sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai
peghubung lokasi-lokasi penting, antara lain Kemampuan produksi Dump truck
lokasi tambang dengan area stockpile, crusher, Dilakukan perhitungan langsung untuk
perkantoran, perumahan karyawan dan tempat- mengetahui kemampuan produksi dump truck
tempat lain di wilayah penambangan. dalam memenuhi target produksi. Dapat dihitung
Sebelum menentukan kemiringan jalan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
yang akan dibuat maka perlu diketahui alat :
angkut yang akan melaluinya. Jalan yang baik
akan mendukung terpenuhinya target produksi (Kb x Sf x Ff x Ef x 60 menit /jam ) x n
P
yang diinginkan dan produksi per dump truck CT
juga akan baik. Dimana :
Hasil survei awal dan keterangan dari P = Produksi alat angkut (m3/ jam)
pihak perusahaan terdapat beberapa segmen pada Kb = Kapasitas bucket (m3)
jalan yang tidak memenuhi standarisasi Sf = Swell factor (%)
kemiringan jalan (grade) angkut khususnya pada Ff = Fill factor (%)
segmen jalan A-B = 17,05 %, segmen B-C = Ef = Efisiensi Kerja (%)
17,22 %, segmen C-D = 16,04%, segmen D-E = Ct = Cycle time (menit)
14,40 % dan segmen E-F = 14,84 %. Dari n = Jumlah Pengisian
keenam segmen tersebut terdapat tiga segmen
yang tidak memenuhi standar kemiringan jalan
(grade) menurut teori ASSHTO yaitu segmen A- HASIL DAN PEMBAHASAN
B = 17,05 %, B-C = 17,22 %, dan segmen C-D = Kondisi Kemiringan Jalan Sebelum Perbaikan
16,04 %. Adapun produksi perusahaan yang Berdasarkan hasil penelitian jarak pengangkutan
tercapai yaitu hanya 27.106 ton/bulan dari target batugamping dari front penambangan menuju
produksi yaitu 28.000 ton/bulan. crusher ± 2.296 m, karena jalan tersebut sebagian
melintasi jalan provinisi, maka geometri jalan
METODOLOGI PENELITIAN yang akan dikaji hanya jalan produksi tambang
Metode penelitian yang diterapkan selama saja yang berjarak 322,242 meter. Jalan tambang
pelaksanaan penelitian di lapangan yaitu metode tersebut terdiri dari 6 segmen. Adapun
langsung (observasional) dengan cara standarisasi geometri jalan angkut menurut teori
pengumpulan data menggunakan teknik AASHTO nilai grade yang dapat dilalui alat
observasi atau mengumpulkan data hasil angkut sebesar 10-15 .
pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.
Metode kuantitatif digunakan karena data
penelitian berupa angka-angka seperti, data Tabel 1 Koordinat segmen jalan dari Front
geometri jalan angkut, data produktivitas alat Menuju crusher
mekanis dan analisis menggunakan statistik. Koodinat
No Segmen Elevasi (m)
Adapun rangkaian pengambilan data yang x-y
dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut : 456386.53
1 A 27.779
9642006.5

3
456369.73
2 B 37.087
951948.6
Grade (%) =
456429.92
3 C 46.87
9541979.6 Grade (%) =
456490.91 Grade (%) = 17,05 %
4 D 58.116
9542010.4
456516.17
5 E 68.373
9541963.3
456559.96
6 F 78.552
9541939.5
Sumber : Data Lapangan Misrani M., 2022

Gambar 2 Grafik elevasi jalan angkut produksi


sebelum perbaikan

Berdasarkan hasil pengukuran grade jalan


angkut terdapat tiga segmen yang tidak
memenuhi standar kemeringan jalan (grade),
diantaranya segmen A-B = 17.05 %, segmen B-C
= 17.22 %, dan segmen C-D = 16.04 %. sehingga
perlu dilakukan penurunan presentase kemiringan
Gambar 1 Peta cross section jalan angkut jalan (grade) sesuai dengan teori dari AASHTO.
CV. Ilyas Karya
Produktivitas Alat angkut Sebelum Perbaikan
Tabel 2 Kondisi Kemiringan Jalan dari Front Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh
Menuju crusher sebelum Perbaikan waktu edar alat angkut dump truck Hino 500
Elevasi Jarak Grade Tipe
No Segmen
(m) (m) (%) Jalan
yaitu sebagai berikut, waktu manuver isi adalah
0,29 menit, waktu mengisi adalah 7.90 menit,
27.779
1 A–B 54.557 17.05 Lurus waktu mengangkut adalah 10.56 menit, waktu
37.087 manuver tumpah adalah 0,27 menit, waktu
37.087 menumpah adalah 1,33 menit dan waktu kembali
2 B–C 56.316 17.22 Tikungan kosong adalah 8,29 menit. Sehingga total dari
46.87
waktu edar alat angkut dump truck Hino 500
46.87
3 C–D 70.043 16.04 Lurus sebelum perbaikan yaitu 28,66 menit.
58.116
58.116
4 D–E 71.981 14.40 Tikungan
68.373
68.373
5 E–F 69.345 14.84 Lurus
78.552
Sumber : Data Lapangan Misrani M., 2022

Untuk kemiringan (grade) jalan angkut


produksi dinyatakan dalam persen (%) yang
merupakan perbandingan antara beda tinggi
dengan jarak mendatar. Perhitungan untuk
kemiringan jalan dapat menggunakan persamaan Gambar 3 Grafik waktu edar alat angkut
sebagai berikut :
4
Produkutivitas dump truck berdasarkan mengalami perubahan dapat dilihat pada gambar
kemiringan jalan sebelum perbaikan adalah 4 grafik elevasi jalan angkut sebelum dan setelah
sebagai berikut : perbaikan.
 Jumlah pengisian (n) = 15 Bucket Hasil pengukuran kemiringan jalan angkut
 Kapasitas bucket teoritis (Kb) = 1.75 ton setelah perbaikan, tiga segmen tersebut telah
 Faktor pengisian (Ff) = 89% memenuhi standar kemeringan jalan (grade),
= 0,89 dengan dilakukannya penggerusan secara
 Efisiensi kerja alat angkut (Ef) = 74% bertahap dari beberapa jarak pada segmen jalan
= 0,74 angkut dengan menggunakan wheel loader pada
 Faktor pengembangan (Sf) = 60% segmen. Berdasarkan teori AASHTO dengan
= 0,60 kemiringan yang dianjurkan yaitu 12-15 %
 Waktu Kerja = 6 jam diantaranya segmen A-B = 14.66 %, segmen B-C
 Total waktu edar = 28.66 = 14.73 %, dan segmen C-D = 14,79 % Adapun
perbaikan elevasi yang dilakukan yaitu seperti
Adapun persamaan yang digunakan dalam pada gambar berikut.
menghitung produksi alat angkut yaitu sebagai
berikut :

P = 21.72 Ton/jam x 6 jam


P = 130.32 Ton/hari x 26 hari/bulan
P = 3.388 Ton/bulan x 8 Unit Alat angkut
P = 27.106 Ton/bulan

Jadi, kemampuan produksi dari 8 unit dump


truck Hino 500 sebelum perbaikan yaitu 27.106
Ton/bulan. Sumber:Dokumentasi lapangan Misrani M. 2022.
Sehingga diperoleh persentasi untuk produksi Gambar 4 Proses Penggerusan pada beberapa
terhadap segmen jalan sebelum dilakukan segmen jalan angkut
perbaikan yaitu seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 4 Kemiringan Jalan Angkut Setelah
Tabel 3 Persentasi produksi terhadap segmen Perbaikan
jalan sebelum perbaikan Jarak Grade Tipe
No Segmen Elevasi
(m) (%) Jalan
Total Waktu
% 27.102
No Segmen Edar/segmen 1 A–B 54.557 14.66 Lurus
Produksi
(menit) 35.136
1 A–B 25.28 13 % 35.136
2 B–C 56.316 14.73 Tikungan
43.44
2 B–C 25.3 13 %
43.44
3 C–D 70.043 14.79 Lurus
3 C–D 24.05 19 % 53.80

4 D–E 24.03 19 % 53.80


4 D–E 71.981 14.40 Tikungan
68.373
5 E–F 25.06 14 %
68.373
Sumber : Data Lapangan Misrani M., 2022 5 E–F 69.345 14.84 Lurus
78.552
Sumber : Data Lapangan Misrani M., 2022
Kondisi Kemiringan Jalan Angkut Setelah
Perbaikan
Setelah dilakukan perhitungan kemiringan
jalan angkut sesuai dengan dimensi dari alat
angkut yang digunakan dihasilkan data seperti
pada tabel 4 dimana ada beberapan segmen yang
5
Gambar 5 Grafik elevasi jalan angkut sebelum Gambar 7 Grafik perbandingan waktu tempuh
dan setelah perbaikan alat angkut

Produktivitas Alat Angkut Setelah Perbaikan Setelah dilakukan perbaikan terhadap


Berikut merupakan grafik perbandingan kemiringan jalan angkut didapatkan produktivitas
antara cycle time sebelum perbaikan dengan cycle dari alat angkut yaitu sebagai berikut :
time setelah dilakukannya perbaikan pada
kemiringan jalan angkut, dapat dilihat bahwa dari
waktu angkut dan kembali perbaikan jalan
mempengaruhi besarnya nilai kecepatan dari
waktu mengangkut dan waktu kembali kosong
seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.
P = 23.60 Ton/Jam x 6 jam/hari
P = 141.6 Ton/hari x 26 hari
P = 3.681 Ton/Bulan x 8 Unit Alat angkut
P = 29.452 Ton/bulan
Jadi untuk kemampuan produksi dari 8 unit
dump truck Hino 500 setelah dilakukan
perbaikan yaitu 29.452 Ton/bulan.
Sehingga berdasarkan selisih waktu tempuh
tersebut diperoleh selisih produksi aktual dan
setelah perbaikan kemiringan jalan yaitu 2.321
Ton/bulan, dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 6 Grafik perbedaan cycle time sebelum


dan setelah perbaikan kemiringan jalan

Perhitungan waktu edar alat angkut setelah


adanya perbaikan terhadap Kemiringan jalan,
dilakukan dengan cara menjumlah fixed time
(waktu tetap) dan variable time (waktu berubah).
Waktu tetap (fixed time) didapatkan langsung
dari lapangan dengan mengunakan stopwatch
yang terdiri dari waktu manuver isi, waktu
mengisi, waktu manuver tumpah dan waktu
menumpah Gambar 8 grafik selisih produksi alat angkut
sebelum dan setelah perbaikan kemiringan jalan

Berikut merupakan grafik perbandingan


antara persentase produksi sebelum perbaikan
dan setelah dilakukannya perbaikan pada
kemiringan jalan angkut, diperoleh persentase
6
produksi tertinggi pada segmen C-D yaitu 19 % kemiringan jalan angkut adalah sebesar
dan segmen D-E yaitu 19 %. Setelah dilakukan 29.452 Ton/bulan untuk 8 unit alat angkut.
perbaikan grade jalan mengasilkan persentase
produksi dari segmen C-D 15 % dan D-E 15 % UCAPAN TERIMA KASIH
seperti pada grafik dibawah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak terutama :
1. Ibu Ernawati selaku Kepala Teknik Tambang
CV. Ilyas Karya
2. Bapak Agus Darmawijaya, S.T, selaku
Pengawas Operasional CV. Ilyas Karya

DAFTAR PUSTAKA
Adisoma G, 2010. “Pengantar Perencanaan
Tambang”, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan Dan Energi.
Aldiyansyah. Analisis Geometri Jalan di
Tambang Utara Pada
Gambar 9 Grafik persentase produksi sebelum PT.IFISHDECO Kecamatan
dan setelah perbaikan kemiringan jalan Tinanggea Kabupaten Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara.Jurnal Geomine 4,2.
KESIMPULAN Universitas Muslim Indonesia.(2016)
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan American Association of state highway and
pembahasan maka dapat disumpulkan sebagai transportation officials (AASHTO),
berikut : 2018. “A Policy on Geometric Design
1. Berdasarkan hasil pengukuran kemiringan of Highways and Streets 7 Edition”
jalan angkut sebelum perbaikan terdapat tiga Washington DC, Amerika Serikat.
segmen yang tidak memenuhi standar AR A Rahman. (2018). Evaluasi Teknis
kemeringan jalan (grade), diantaranya segmen Geometri Jalan Tambang Batu Kapur
A-B = 17.05 %, segmen B-C = 17.22 %, dan Untuk Meningkatkan Produktivitas
segmen C-D = 16,04 %. sehingga perlu Alat Angkut di PT. Semen Baturaja
dilakukan penurunan presentase kemiringan (persero), Tbk. Sumatera Selatan.
jalan angkut (grade) sesuai dengan teori dari Azwari, R. (2014). Evaluasi Geometri Jalan
AASHTO. Angkut Dari Front Tambang
2. Produktivitas alat angkut dump truck Hino Batubara Menuju Stockpile Di PT
500 sebelum perbaikan berdasarkan hasil Minimex Indonesia, Desa Talang
perhitungan Cycle time, fill factor, match Serdang, Kabupaten Sarolangun,
factor, efisiensi kerja, kapasitas bucket dan Provinsi Jambi. Prosiding TPT.
jumlah pengisian alat angkut yaitu 27.106 ISSN:2460-6499.
Ton/bulan untuk 8 unit alat angkut. Head of Mine Engineering Departement,
3. Berdasarkan hasil pengukuran kemiringan Standard Operating Procedure
jalan angkut setelah perbaikan dengan “Desain Jalan Tambang” PT. Darma
dilakukannya penggerusan secara bertahap Henwa Tbk. Jakarta.
dari beberapa jarak pada segmen jalan angkut Keputusan Menteri Energi Sumberdaya dan
dengan menggunakan wheel loader, tiga Mineral No 1827 K/30/MEM/2018
segmen tersebut telah memenuhi standar tentang pedoman pelaksanaan kaidah
kemeringan jalan (grade), berdasarkan teori teknik pertambangan yang baik.
AASHTO dengan kemiringan yang Kurniawan, R, Yoszi Mingsi Anaperta. Evaluasi
dianjurkan yaitu 10-15 % diantaranya segmen Teknis Geometri Jalan Angkut
A-B = 14.66 %, segmen B-C = 14.73 %, dan Produksi Berdasarkan Ketentuan
segmen C-D = 14,79 %. AASTHO Terhadap Optimalisasi
4. Produktivitas alat angkut dump truck Hino Produksi Dump Truck Sebagai Upaya
500 yang diperoleh setelah perbaikan pada Percapaian Target Produksi
Batubara 1.000 ton/hari di Site Jebak
7
PT. Nan Riang, Kecamatan Muara
Tembesi, Kabupaten Batanghari,
Jambi.Jurnal Bina Tambang 3 No 2
(2018).
Sayuti, Z dan Azikin, B. (2013). Kajian Teknis
Geometri Jalan Angkut Tambang di
PT Kitadin Kalimantan Timur.Jurnal
GEOSAINS. 09 (1), 77-82
Sujana, 1989. “Metode Statistik”. Bandung :
Penerbit Tarsito.
Prodjosumarto, Partanto. Pemindahan Tanah
Mekanis. Bandung: Institut Teknologi
Bandung (1993).
Suwandhi, A, 2004. “Perencanaan Jalan
Tambang”. Diklat Perencanaan
Tambang Terbuka.
Winarko Ady, 2014. “Evaluasi Teknis Geometri
Jalan Angkut Untuk Mencapai Target
Produksi pada PT. Ulima Nitra
Sumatera Selatan”. Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Sriwijaya.
William Hustrulid and Mark Kuchta. 1995,
”Open Pit Mine Planning & Design,
Vol I”, A.A.
Balkema/Rotterdam/Brockfield.

Anda mungkin juga menyukai