Anda di halaman 1dari 3

GEOMETRI RAMP UNTUK ALAT MUAT KOMATSU HD465

Mengetahui kemampuan alat angkut dalam melakukan pekerjaan perlu


dilakukan pengontrolan secara berkesinambungan terhadap kapabilitasnya dengan
memperkirakan kemampuan produksi alat angkut tersebut. Oleh sebab itu
dalam memperkirakan kemampuan produksi alat angkut, salah satu factor
komponen yang harus dipertimbangkan yaitu geometri jalan yang dilalui
oleh alat angkut agar mendapatkan waktu edar yang efektif. Setiap operasi
penambangan memerlukan jalan tambang (Ramp) sebagai sarana infrastruktur
yang vital dalam operasional penambangan. Ramp berfungsi sebagai
penghubung lokasi front penambangan (pit) dengan area Rom stockpile.
Geometri jalan angkut adalah komponen dari jalan angkut dimana dalam
merencanakan pembuatan rekonstruksi jalan angkut tersebut meliputi
komponen lebar jalan pada kondisi jalan lurus, lebar jalan pada tikungan,
jari-jari tikungan, superelevasi dan kemiringan jalan (Grade).
1. Lebar Jalan Angkut
a. Lebar pada jalan lurus
Penentuan lebar Ramp minimum untuk jalan lurus didasarkan pada “rule
of tumb” yang dikemukakan oleh “AASHTO (American Association of
State Transportation Highway Official) Manual Rural Highway Design”,
adalah:
Lmin = n.Wt+(n+1)( ½ .Wt)

Keterangan:
Lmin = Lebar jalan angkut minimum (meter)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut (meter)

b. Lebar pada jalan tikungan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar pada
jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung
dengan mendasarkan pada:
 Lebar jejak ban
 Lebar juntai alat angkut bagian depan dan belakang pada saat
membelok
 Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan
 Jarak alat angkut terhadap tepi jalan
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dapat
menggunakan rumus:

W = n (U+Fa+Fb+Z)+C
C = Z = ½ (U+Fa+Fb)

Keterangan:
W =Lebar jalan angkut pada tikungan (meter)
N = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (meter)
Fa = Selisih lebar jejak ban depan dan belakang saat tikungan dilihat
dari depan (meter) (dikoreksi dengan sudut penyimpangan (α x Ad)
Fb = Selisih lebar jejak ban depan dan belakang saat tikungan dilihat
dari belakang (meter) (dikoreksi dengan sudut penyimpangan (α x
Ad)
Ad = Lebar juntai depan (meter)
Ab = Lebar juntai belakang (meter)
α = Sudut penyimpangan (belok) roda depan
C = Jarak antara dua “truck” yang akan bersimpangan (meter)
Z = Jarak sisi luar “truck” ke tepi jalan (meter)

2. Kemiringan Jalan
Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan satu faktor penting yang
harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan
tambang tersebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut
berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dari
pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dalam
pengertiannya, kemiringan (α) 1% berarti jalan tersebut naik atau turun 1
meter atau 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.
Kemiringan (grade) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∆h
Grade (α) =
∆x
Keterangan:
∆ h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
∆ x = Jarak datar antara dua titik yang diukur

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik
oleh alat angkut besarnya berkisar antara 18% - 10%. Akan tetapi untuk
jalan naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan
maksimum sebesar 8% atau 4.5°.
3. Ramp untuk spesifikasi Komatsu HD465

Gambar 1. Komatsu HD465


Perhitungan lebar jalan lurus berbeda dengan lebar jalan tikungan karena
jalan lebar tikungan lebih besar daripada lebar jalan lurus. Jumlah lajur pada
jalan angkut produksi mempunyai 2 lajur (n) dengan unit alat angkut terbesar
yang menjadi patokan pengukuran lebar adalah Komatsu HD465 yang
mempunyai lebar sebesar 4.3 meter (Wt). Perhitungan lebar jalan lurus dapat
menggunakan rumus berikut;
Lmin = n.Wt+(n+1)( ½ .Wt)
Lebar Komatsu HD465 = 4.3 m
Jalur kendaraan = 2 jalur
Jalan dari Pit menuju disposal area menggunakan jalur ganda. Untuk jalur
ganda lebar jalan minimum dalam keadaan lurus menjadi:
Lmin = n. Wt + (n+1).(½. Wt)
Lmin = (2 x 4.5) + (2+1) (½ x 4.5)
= 15.75 m

Anda mungkin juga menyukai