DASAR TEORI
4
5
b. Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat
tikungan yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi.
c. Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum,
sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan
mendatang.
d. Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangen di antara kedua
tikungan harus cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi
perkerasan.
2. Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal
melalui sumbu jalan dengan bidang permukaan pengerasan jalan yang biasa
disebut puncak tanjakan dan lembah turunan.
Ditinjau secara keseluruhan alinyemen vertikal harus dapat memberikan
kenyamanan kepada pemakai jalan di samping bentuknya jangan sampai kaku.
Untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Sedapat mungkin menghindari broken back, grad line artinya jangan
sampai kita mendesaign lengkung vertikal searah (cembung maupun
cekung) yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
b. Menghindari hidden dip, artinya kalau kita mempunyai alinyemen vertikal
yang relatif datar dan lurus, jangan sampai di dalamnnya terdapat
lengkung-lengkung cekung yang pendek yang dari jauh kelihatannya tidak
ada atau tersembunyi.
c. Landai penurunan yang tajam dan panjang harus diikuti oleh pendakian
agar secara otomatis kecepatan yang besar dari kendaraan dapat dikurangi.
Gambar 2.1. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus
U + F A+ FB
Z = ......................................................................
2
(2.3)
8
Δh
Grade= ×100 %...................................................................(2.8)
Δx
Dimana : ∆h = beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)
∆x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (meter)
2.5. Cycle Time
Waktu edar merupakan waktu yang dilakukan oleh alat mekanis tambang
dalam 1 (satu) siklus pada saat beroperasi, semakin kecil waktu edar maka
produktifitas alat tersebut semakin baik, begitu juga dengan sebaliknya. Waktu
edar alat gali muat sendiri dimulai digging, swing isi, loading, swing kosong,
sedangkan waktu edar dump truck dimulai dari, yaitu loding time (waktu isi),
dumping time (waktu membongkar muatan), hauling time (waktu angkut), return
time (waktu kembali dalam kondisi kosong), spoting time (waktu manuver di
daerah penggalian ditambah dengan manuver di daerah penimbunan), dan delay
time (waktu tunggu dump truck sebelum diisi oleh alat muat).
RP = W.RR........................................................................(2.9)
Dimana : RR = rimpull untuk rolling resistance (lb/ton)
12
RR untuk Ban
Kondisi Jalan Angkut
Karet (lb/ton)
1 20 11 218
2 40 12 238,4
3 60 13 257,8
GR Kemiringan (%) GR
Kemiringan (%)
(lb/ton) (lb/ton)
4 80 14 277,4
5 100 15 296,6
6 119,8 20 392,3
7 139,8 25 485,2
8 159,2 30 574,7
9 179,2 35 660,6
10 199 40 742,8
Sumber : Komatsu, 2004
V insitu
SF = × 100 %................................................................
V loose
(2.10)
Dimana : SF = swell factor = faktor pengembangan (%)
V insitu = volume dalam keadaaan insitu (m3)
V loose = volume dalam keadaaan loose (m3)
n = jumlah pengisian
Ff = fill factor
eff = faktor koreksi
SF = swell factor
CT = cycle time (menit)
fek = faktor koreksi kerja
fke = faktor koreksi efisiensi waktu
feo = faktor efisiensi operator