Anda di halaman 1dari 4

September 15, 2019

GEOMETRI JALAN TAMBANG

Jalan Angkut Tambang

Beberapa faktor penunjang dalam mengpprasikan alat angkut adalah kondisi dimensi jalan yang
meliputi lebar, panjang, besarnya tikungan serta kemiringan dari pada jalan angkut serta
konstruksi jalan yang digunakan.

Geometri jalan tambang


Geometri jalan tambang yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran-ukuran dari jalan
tambang tersebut sesuai dengan bentuk, ukuran dan spesifikasinya alat angkut yang digunakan
serta kondisi medan yang ada sehingga dapat menunjang keamanan dan keselamatan aktifitas
pengangkutan.
Adapun faktor-faktor yang merupakan geometri penting yang akan mempengaruhi keadaan jalan
angkut yaitu lebar jalan, jari-jari tikungan dan kemiringan jalan. Baca juga artikel terkait Jalan
Tambang

1. Lebar jalan angkut

a. Lebar pada jalan lurus


Lebar jalan angkut pada tambang biasanya dibuat untuk jalur ganda dengan lalulintas satu arah
ataupun dua arah. Dalam kenyataannya, semakin lebar jalan angkut, maka semakin baik pula
keamanan dan kelancarannya aktifitas pengangkutan.
Lebar jalan angkut pada jalur ganda atau lebih menurut standar AASHTO (American Association
of state and Highway Transportation Official) Manual Rular Highway disign, harus ditambah
dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan.
L = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt)

Keterangan:
L = lebar jalan angkut (meter)
n = jumlah jalur (meter)
Wt = lebar alat angkut (meter)

b. Lebar jalan pada belokan


Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan biasanya dibuat selalu lebih lebar daripada lebar
jalan lurus. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut
yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truck saat melintasi
tikungan.

Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan didasarkan atas:

a. lebar jalan ban


b. lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang alat angku
c. jarak alat angkut pada saat bersimpangan
d. jarak dari kedua tepi jalan
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan dapat menggunakan rumus:

W = n (U+Fa+Fb+Z) + C
C = Z = 1/2 (U+Fa+Fb)
W = lebar jalan angkut pada tikungan (meter)
N = jumlah jalur
U = jarak jejak roda kendaraan (meter)
Fa = lebar juntai depan (meter)
Fb = lebar juntai belakang (meter)
Z = lebar bagian tepi jalan (meter)
C = jarak antar kendaraan (meter)

2. Kemiringan Jalan Angkut


Kemiringan jalan angkut (grade) berhubungan langsung dengan alat angkut baik itu dari
pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan
dalam persen (%). Dalam pengertiannya, kemiringan 1% bearti jalan tersebut naik atau turun 1
meter pada 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.

Grade = ∆h/∆j x (100%)

Dimana:
∆h = beda elevasi antar dua titik yang di ukur (meter)
∆j = jarak antara dua titik yang diukur (meter)

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut
besarnya 8% atau dengan sudut kemiringan 0-5 derajat.

3. Rimpull dan Tahanan


Untuk dapat mengetahui kemampuan suatu truck dalam melewati suatu jalan angkut dengan
kondisi tertentu diperlukan besarnya rimpull pada tiap gear. Jadi rimpull yang tersedia harus
lebih besar dari besarnya rimpull yang diperlukan untuk mengatasi berbagai
tahanan. Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin suatu alat
kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan
(Prodjosumarto, 1995).
Besar kecilnya rimpull bergantung pada kecepatan gear yang dipakai. Rimpull biasanya
dinyatakan dalam pound (lb). Rimpull dapat dihitungan dengan rumus persamaan berikut
(Prodjosumarto, 1995):

RP= HPx375xEffM /V

Dimana:
RP = rimpull
HP = house power
Effm = efisiensi mesin

Anda mungkin juga menyukai