Geometri jalan tambang yang selama ini diterapkan oleh perusahaan berdasarkan
medan kerja, dan peralatan yang dimiliki maka Geometri jalan yang
direkomendasikan sebagai berikut:
1) Geometri jalan angkut.
a. Lebar jalan pada jalan lurus
2) Radius Tikungan
Jari-jari tikungan berhubungan langsung dengan bentuk dan kontruksi alat
angkut yang digunakan. Untuk itu dalam keperluan perencanaan jalan angkut,
diperhitungkan alat angkut yang terbesar yang akan melewati jalan angkut
tersebut. Dalam penerapannya jari-jari tikungan yang dijalani oleh roda depan dan
roda belakang membentuk sudut sama dengan besarnya penyimpangan roda.
Jari-jari tikungan minimum umumnya digunakan untuk menentukan besarnya
area manufer dipermukaan kerja (lihat Gambar 3.27) dan dapat ditentukan dengan
persamaan:
R = Wb / sin ..(3.5)
Keterangan :
R = Jari-jari truck membelok
Wb = Jarak antara poros roda depan dan belakang
= Sudut penyimpangan roda depan ()
Sumber: Yanto Indonesianto (2011)
Gambar 3.27
Radius Tikungan Truk
Diketahui
- HD 773 E
Wb = 4,191 m
= 31 o
R = 4,191 / sin 31 o
= 8,137
- ADT A 40 F
Wb = 6,458
= 45 o
R = 6,458 / sin 45 o
= 9,132
3) Kemiringan jalan
a. Kemiringan Jalan Melintang (Cross slope)
Untuk menghindari tergenangnya air hujan di jalan, maka jalan perlu dibuat cross
slope dengan cara membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari pada bagian tepi
jalan (Gambar 3.29). Nilai umum pada cross slope yang direkomendasikan adalah 20-
40 mm/m lebar jalan.
Gambar 3
Road Cross Slope
B = a x slope
Keterangan :
a = 0,5 lebar jalan (meter)
b = beda tinggi / jarak vertical (meter )
= besarnya kemiringan melintang (mm/m)
Maka diperoleh nilai cross slope yang diambil adalah 40 mm/m (untuk jalan angkut
tambang) (Hustrulid, 1995) dengan lebar jalan angkut minimum pada jalur lurus
adalah 16 meter, maka kemiringan melintang :
a = x lebar jalan
= x 16 m
=8m
Jadi b = 8 m x 40 mm/m
= 320 mm
= 32 cm