Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN C

PERHITUNGAN RANCANGAN DIMENSI JALAN ANGKUT

Geometri jalan tambang yang selama ini diterapkan oleh perusahaan berdasarkan
medan kerja, dan peralatan yang dimiliki maka Geometri jalan yang
direkomendasikan sebagai berikut:
1) Geometri jalan angkut.
a. Lebar jalan pada jalan lurus

Penentuan lebar jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada


AASHTO Manual Rural High Way Design, yaitu jumlah jalur kali lebar truck
pada sisi kiri dan kanan ditambahkan setengah lebar kendaraan. Dapat juga
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus L = n x Wt + (n+1) x (0,5 x Wt), m
Keterangan :
L = Lebar jalan angkut minimum, m
n = Jumlah jalur yang di gunakan
Wt = Lebar alat angkut, m
Dalam perancangan ini akan menggunakan 2 jalur, maka untuk perumusan
di atas nilai n yang digunakan adalah 2 karena jalan yang dipakai 2 arah. Unutk
nilai 0,5 artinya adalah lebar terbesar dari alat angkut yang digunakan dari ukuran
masing masing kendaraan di tepi kiri dan kanan jalan. Perhitungan ini
berdasarkan spesifikasi dari alat angkut caterpillar HD 7773E, maka diketahui
lebar alat : 4,457 m.
Maka perhitungan lebar jalan minimum adalah :
L = (2) x (4,457 m) + (2 + 1) x (0,5 x (4,457 m)
= 8,914 + 6,685 m
= 15,599 m ~ 16 m
= 16 m
Sumber : Awang Suwandi, (2004)

b. Lebar Jalan Pada Tikungan


Untuk 2 (dua) jalur jalan angkut, maka lebar minimum pada tikungan
didasarkan pada lebar atau jarak jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau juntai
truck bagian depan dan belakang pada saat membelok. Dihitung juga jarak antar
truck pada saat persimpangan serta jarak sisi luar truck ditepi jalan.
Persamaan yang digunakan adalah :
Wmin = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = 0,5 (U + Fa + Fb)
Keterangan:
W = lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan, m
U = Jarak jejak roda, m
n = jumlah jalur
Fa = lebar juntai depan (jarak tegak lurus as roda depan dengan bagian
depan kendaraan paling luar yang dikoreksi sinus sudut
penyimpangan roda), m
Fb = lebar juntai belakang (jarak tegak lurus as roda belakang dengan
bagian depan kendaraan paling luar yang dikoreksi sinus sudut
penyimpangan roda), m
C = jarak antara dua truk yang akan bersimpangan, m
Z = jarak sisi luar truk ke tepi jalan, m
Ad = jarak as roda depan dengan bagian depan truk, m
Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang truk, m
= sudut penyimpangan roda depan
Sumber : Waterman Sulistyani, (2015)
Gambar E.2
Lebar Minimum Jalan Angkut Pada Tikungan

Berdasarkan spesifikasi teknis,


Caterpillar 773E
Diketahui :
- Jarak jejak roda = 3,275 meter
- Jarak as roda depan dengan bagian depan = 2,146 meter
- Jarak roda belakang dengan bagian belakang = 2,870 meter
- Sudut penyimpangan = 31
Sehingga, lebar jalan angkut minimum pada tikungan untuk 1 (satu) jalur menuju
rompad dan waste dump sebesar :
Fa = Ad x Sin
Fb = Ab x Sin
Fa = 2,146 m x sin 31 = 1,105 m
Fb = 2,870 m x sin 31 = 1,478 m
C = Z = (3,275 + 1,105 + 1,478) m
2
= 2,93 m
Wmin = 1 (3,275 + 1,105 + 1,478 + 2,93 ) m + 2,93 m
Wmin = 11,718 m
Lebar jalan angkut minimum pada tikungan untuk 2 (dua) jalur menuju hopper
sebesar :
Fa = Ad x Sin
Fb = Ab x Sin
Fa = 2,146 m x sin 31 = 1,105 m
Fb = 2,870 m x sin 31 = 1,478 m
C = Z = (3,275 + 1,105 + 1,478) m
2
= 2,93 m
Wmin = 2 (3,275 + 1,105 + 1,478 + 2,93 ) m + 2,93 m
Wmin = 20,506 m
Jadi lebar jalan angkut untuk 1 jalur dari area penambangan menuju rompad dan
waste dump berdasarkan AASHTO Manual Rural High Way Design adalah
sebesar:
- Lebar jalan lurus (Lmin) = 8,914 m
- Lebar jalan tikungan (Wmin) = 11,718 m
lebar jalan angkut untuk 2 jalur dari area penambangan menuju rompad dan waste
dump berdasarkan AASHTO Manual Rural High Way Design adalah sebesar :
- Lebar jalan lurus (Lmin) = 15,599 m
- Lebar jalan tikungan (Wmin) = 20,506 m

2) Radius Tikungan
Jari-jari tikungan berhubungan langsung dengan bentuk dan kontruksi alat
angkut yang digunakan. Untuk itu dalam keperluan perencanaan jalan angkut,
diperhitungkan alat angkut yang terbesar yang akan melewati jalan angkut
tersebut. Dalam penerapannya jari-jari tikungan yang dijalani oleh roda depan dan
roda belakang membentuk sudut sama dengan besarnya penyimpangan roda.
Jari-jari tikungan minimum umumnya digunakan untuk menentukan besarnya
area manufer dipermukaan kerja (lihat Gambar 3.27) dan dapat ditentukan dengan
persamaan:

R = Wb / sin ..(3.5)

Keterangan :
R = Jari-jari truck membelok
Wb = Jarak antara poros roda depan dan belakang
= Sudut penyimpangan roda depan ()
Sumber: Yanto Indonesianto (2011)

Gambar 3.27
Radius Tikungan Truk

Diketahui
- HD 773 E
Wb = 4,191 m
= 31 o

R = 4,191 / sin 31 o
= 8,137

- ADT A 40 F
Wb = 6,458
= 45 o
R = 6,458 / sin 45 o
= 9,132

Untuk menentukan jari-jari tikungan minimum pada jalan angkut besarnya


tergantung pada berat alat angkut yang akan melewati jalan angkut tersebut. Semakin
berat alat angkut yang digunakan maka jari-jari tikungan yang dibutuhkan oleh alat
angkut tersebut untuk membelok semakin besar. Pada tabel

3.1 terdapat nilai radius tikungan minimum (Hustrulid, 1995).


Tabel 3.1
Radius Tikungan Minimum

Klasifikasi Berat Berat Kendaraan Radius Tikungan Minimum


Kendaraan (lbs) (ft)
1 < 100.000 19
2 100-200.000 24
3 200-400.000 31
4 >400.000 39
Sumber : Yanto Indonesianto (2011)
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan nilai radius tikungan minimum (Hustrulid,
1995), sehingga jari-jari tikungan dapat dihitung :

- Berat caterpillar HD 773E bermuatan = 218.919,06 lb


Termasuk dalam klasifikasi 3, yaitu 200.000 - 400.000 lb dengan radius tikungan
minimum 31 ft = 9,451 meter.
- Berat ADT A40 F bermuatan = 153881,08 lb
Minimum 24 ft = 7,317 meter

3) Kemiringan jalan
a. Kemiringan Jalan Melintang (Cross slope)

Untuk menghindari tergenangnya air hujan di jalan, maka jalan perlu dibuat cross
slope dengan cara membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari pada bagian tepi
jalan (Gambar 3.29). Nilai umum pada cross slope yang direkomendasikan adalah 20-
40 mm/m lebar jalan.

Sumber : Hustrulid, W. & Kuchta, M., (1995)

Gambar 3
Road Cross Slope
B = a x slope
Keterangan :
a = 0,5 lebar jalan (meter)
b = beda tinggi / jarak vertical (meter )
= besarnya kemiringan melintang (mm/m)
Maka diperoleh nilai cross slope yang diambil adalah 40 mm/m (untuk jalan angkut
tambang) (Hustrulid, 1995) dengan lebar jalan angkut minimum pada jalur lurus
adalah 16 meter, maka kemiringan melintang :
a = x lebar jalan
= x 16 m
=8m
Jadi b = 8 m x 40 mm/m
= 320 mm
= 32 cm

b. Superelevasi pada tikungan


Berdasarkan teori T. Atkinson D.I.C pada kondisi jalan kering, nilai superelevasi
merupakan harga maksimum yaitu 9% atau 90 mm/m jalan. Berdasarkan perhitungan
lebar minimum pada jalan tikungan sebesar 21 meter, maka superelevasi-nya dapat
dihitung dengan cara :
Jika setiap 1 meter 90 mm, maka :
Superelevasi = 90 mm/m x 21 m
= 1890 mm
= 1,89 meter.
c. Kemiringan jalan
Desain kemiringan jalan berdasarkan pada rumus (M, Kuchta dan Hustrulid,
1995) :
D = 100 (H) / Grade Diketahui :
Tinggi Jenjang = 15 meter
Grade Jalan = 10%
D = 100 (15 m) / 10%
= 150 meter

Anda mungkin juga menyukai