Anda di halaman 1dari 3

GEOMETRI JALAN TAMBANG

Jalan Angkut Tambang

Beberapa faktor penunjang dalam mengpprasikan alat angkut adalah kondisi


dimensi jalan yang meliputi lebar, panjang, besarnya tikungan serta kemiringan dari
pada jalan angkut serta konstruksi jalan yang digunakan.

Geometri jalan tambang

Geometri jalan tambang yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran-ukuran
dari jalan tambang tersebut sesuai dengan bentuk, ukuran dan spesifikasinya alat
angkut yang digunakan serta kondisi medan yang ada sehingga dapat menunjang
keamanan dan keselamatan aktifitas pengangkutan.
Adapun faktor-faktor yang merupakan geometri penting yang akan mempengaruhi
keadaan jalan angkut yaitu lebar jalan, jari-jari tikungan dan kemiringan jalan. Baca
juga artikel terkait Jalan Tambang

1. Lebar jalan angkut

a. Lebar pada jalan lurus

Lebar jalan angkut pada tambang biasanya dibuat untuk jalur ganda dengan
lalulintas satu arah ataupun dua arah. Dalam kenyataannya, semakin lebar jalan
angkut, maka semakin baik pula keamanan dan kelancarannya aktifitas
pengangkutan.

Lebar jalan angkut pada jalur ganda atau lebih menurut standar AASHTO (American
Association of state and Highway Transportation Official) Manual Rular Highway
disign, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan
kanan jalan.
L = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt)
Keterangan:
L = lebar jalan angkut (meter)
n = jumlah jalur (meter)
Wt = lebar alat angkut (meter)

b. Lebar jalan pada belokan

Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan biasanya dibuat selalu lebih lebar
daripada lebar jalan lurus. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh
roda depan dengan badan truck saat melintasi tikungan.

Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan didasarkan atas:
a. lebar jalan ban
b. lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang alat angku
c. jarak alat angkut pada saat bersimpangan
d. jarak dari kedua tepi jalan

Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan dapat menggunakan rumus:

W = n (U+Fa+Fb+Z) + C
C = Z = 1/2 (U+Fa+Fb)

W = lebar jalan angkut pada tikungan (meter)


N = jumlah jalur
U = jarak jejak roda kendaraan (meter)
Fa = lebar juntai depan (meter)
Fb = lebar juntai belakang (meter)
Z = lebar bagian tepi jalan (meter)
C = jarak antar kendaraan (meter)

2. Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan angkut (grade) berhubungan langsung dengan alat angkut baik itu


dari pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan angkut
biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dalam pengertiannya, kemiringan 1% bearti
jalan tersebut naik atau turun 1 meter pada 1 ft untuk setiap jarak mendatar sebesar
100 meter atau 100 ft.

Grade = ∆h/∆j x (100%)

Dimana:
∆h = beda elevasi antar dua titik yang di ukur (meter)
∆j = jarak antara dua titik yang diukur (meter)

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat
angkut besarnya 8% atau dengan sudut kemiringan 0-5 derajat.

3. Rimpull dan Tahanan

Untuk dapat mengetahui kemampuan suatu truck dalam melewati suatu jalan angkut
dengan kondisi tertentu diperlukan besarnya rimpull pada tiap gear.
Jadi rimpull yang tersedia harus lebih besar dari besarnya rimpull yang diperlukan
untuk mengatasi berbagai tahanan. Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang
dapat diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban
penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan (Prodjosumarto, 1995).
Besar kecilnya rimpull bergantung pada kecepatan gear yang
dipakai. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pound (lb). Rimpull dapat dihitungan
dengan rumus persamaan berikut (Prodjosumarto, 1995):

RP= HPx375xEffM /V

Dimana:
RP = rimpull
HP = house power
Effm = efisiensi mesin

Anda mungkin juga menyukai