INA.5220.3.13.01.05
DAFTAR ISI
69
B. Keterampilan yang Diperlukan Menyusun Rincian Kebutuhan
Bahan/Material, Peralatan Dan Kebutuhan SDM …………………… 74
C. Sikap Kerja dalam Menyusun Rincian Kebutuhan
Bahan/Material, Peralatan Dan Kebutuhan SDM ………………… 74
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. 75
A. Dasar Perundang-undangan………………………………………………. 75
B. Buku Referensi………………………………………………………………… 75
C. Referensi Lainnya…………………………………………………………….. 76
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ………………………………………. 77
A. Daftar Peralatan/Mesin……………………………………………………… 77
B. Daftar Bahan…………………………………………………………………… 77
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan
spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak untuk pengendalian
mutu.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi ini melalui buku informasi
memberi pengertian bagaimana mengkaji spesifikasi teknik, rencana mutu
sesuai dokumen kontrak guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengkaji spesifikasi teknik, rencana mutu sesuai dokumen kontrak.
2. Mengkaji isi dokumen kontrak dalam pelaksanaan konstruksi.
3. Menyusun rincian kebutuhan bahan / material, peralatan dan kebutuhan
SDM.
BAB II
1) Sistem kontrak.
Pemilihan sistem kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan dengan
jenis, sifat, dan nilai pengadaan jasa pemborongan yang
bersangkutan. Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan
dalam pekerjaan jasa pemborongan:
a) Kontrak Lumpsum.
Kontrak lumpsum pada pekerjaan jasa pemborongan adalah
kontrak yang berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para
pihak pada waktu dilakukan negosiasi. Kontrak lumpsum dipilih
untuk pekerjaan jasa pemborongan yang sifat pekerjaannya tidak
rumit serta jenis pekerjaannya dan volumenya dapat ditentukan
dan dihitung secara akurat. Dalam kontrak lumpsum semua risiko
yang mungkin terjadi dalam proses pengadaan jasa pemborongan
tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa
pemborongan kecuali dalam
b. Spesifikasi Teknik
1) Ketentuan Spesifikasi teknik
a) Spesifikasi teknik adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan
yang disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang,
metode atau hasil akhir pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun
atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga dapat
memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.
3) Dasar Hukum
Perpres No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis sebagai
berikut :
Spesifikasi teknis dan gambar :
a) tidak mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali untuk suku
cadang/komponen produk tertentu;
b) tidak menutup digunakannya produksi dalam negeri;
c) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
d) metode pelaksanaan pekerjaan harus logis;
e) jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode
pelaksanaan;
f) macam/jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
g) syarat-syarat kualifikasi dan jumlah personil inti yang dipekerjakan;
h) syarat-syarat material (bahan) yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
i) gambar-gambar kerja harus lengkap dan jelas; dan
j) kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan harus
jelas.
2.1.7 Blangkat
2.1.8 Lapisan Pasir Urug
2.2 Pekerjaan Beton
2.2.1 Umum
2.2.2 Bahan-bahan
2.2.3 Acuan dan Pekerjaan Penyelesaian
2.2.4 Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan
2.2.5 Tulangan Baja
2.2.6 Sambungan Gerak
2.2.7 Lining Beton
2.3 Pasangan Batu
2.3.1 Bahan Batu
2.3.2 Pekerjaan Bata
Daftar isi spesifikasi pekerjaan Irigasi yang ditulis disini “hanya” sebagai
contoh penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis
yang diambil dari Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk
proyek-proyek pekerjaan Sumber Daya Air.
b. Rencana mutu
Rencana Mutu berisi rencana pelaksanaan kegiatan proyek dalam rangka
penjaminan mutu konstruksi yang dihasilkan.
Referensi atau acuan yang digunakan dalam Rencana Mutu adalah
Dokumen Kontrak termasuk Spesifikasi Teknik beserta gambar-gambar
konstruksi. Rencana Mutu mencakup antara lain :
1) Informasi proyek.
2) Lingkup kegiatan proyek.
3) Jadwal pelaksanaan kegiatan.
4) Bagan alir pelaksanaan kegiatan.
5) Struktur organisasi pelaksana pekerjaan termasuk organisasi pengguna
barang / jasa serta konsultan pengawas.
6) Uraian tugas dan tanggung jawab.
7) Penjelasan spesifikasi teknik meliputi;
a) Detail gambar konstruksi / gambar kerja (shop drawing). Dalam
gambar ini ada ukuran/dimensi dari konstruksi yang akan
dilaksananakan.
b) Daftar bahan / material yang digunakan termasuk jenis dan
kualitasnya (SNI).
8) Penjelasan metode kerja termasuk pentahapannya.
Acuan rencana mutu diatas umumnya ada dalam Dokumen Kontrak dan
Spesifikasi Teknik. Namun demikian bila dalam dokumen kontrak /
spesifikasi tidak ada atau tidak lengkap harus klarifikasi kepada direksi
pekerjaan secara tertulis . Hasil klarifikasi selanjutnya digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan.
Pengendalian Dimensi
(Dimension Control)
Pengendalian Penerapan K3
(Safety Control)
Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air Membuat rekomendasi untuk pekerjaan yang
Buku Informasi Versi: 2018
Tindak Lanjut memenuhi syarat-syarat danHalaman
mengadakan
26 dari 78
survei untuk pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat atau ditolak
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05
1. Cermat
2. Teliti
BAB III
Kontrak
b. Pekerjaan beton
1) Acuan normatif
a) SNI 03-2492, Metode pengambilan benda uji beton inti
b) SNI 03-2493, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
c) SNI 03-4810, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan
d) SNI 03-6369, Tata cara pembuatan kaping (pelapis permukaan)
untuk benda uji silinder beton.
2) Persiapan.
Membuat rencana kerja yang berisi ;
a) Metode kerja
b) Komposisi campuran
c) Jadwal pelaksanaan
d) Lokasi material
2) Pekerjaan galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
a) Siapkan alat-alat yang diperlukan
b) Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi
bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
c) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan
yang tepat.
d) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
e) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan
rencana
3) Pekerjaan urugan pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir
adalah :
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
4) Pekerjaan pasangan batu kali.
Pada pekerjaan pasangan batu ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
a) Pembuatan profil :
(1) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap
d. Pekerjaan pemancangan
1) Lingkup pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan
pengukuran (staking out) untuk menentukan posisi masing-masing
tiang pancang, pemancangan, pencatatan data pemancangan dan
pekerjaan penunjang lainnya.
a. Konstruksi beton.
1) Acuan (Bekisting)
Acuan harus di usahakan tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan beton. Acuan harus dipasang dengan sempurna. dan
sesuai dengan bentuk. ukuran pekerjaan beton.
2) Perancah.
Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah distel dengan baja. Tiang perancah boleh mempunyai
paling banyak satu sambungan yang tidak disokong kearah samping.
Stabilitas perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton serta
beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat
getaran alat penggetar, berat pekerja dll.
3) Sambungan Pengecoran
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Siar pengecoran
harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus. dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dari tempat dengan gaya lintang/geser yang terkecil.
Sebelum beton yang harus dicor disamping beton yang sudah
mengeras, beton yang lama harus debersihkan dari batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang
bersih serta bebas dari buih semen.
4) Beton Pra Cetak
Beton Pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh
itu memungkinkan. Setiap unit pracetak harus segera ditandai
dengan tanggal pengecoran dan setelah dicetakan dibuka maka
selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton
5) Pembetonan Pada Permukaan Tidak Kedap Air
Tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
b. Pasangan batu
1) Pasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dan berukuran
Lantai kerja blok beton diatas muka tanah galian untuk pondasi yang
disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok-blok harus diletakkan
dan dialasi dengan seksama untuk membuat permukaan yang benar-
benar rata dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1cm antara tiap-
tiap blok. Semua itu harus dari beton klas K225.
9) Lantai Kerja Batu Kosong
Lantai kerja batu kosong terdiri dari batu pecah kasar sedemikian
sehinnga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu mempunbyai
panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20cm dan tebal tidak kurang
dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir dan
diletakkan pada dasar alamiah sedemikian sehingga permukaan yang
telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.
10)Lantai Kerja Pasangan Batu
Lantai kerja pasangan batu diletakan diatas lantai dasar yang telah
ditetapkan. Batu harus seperti yang ditentukan untuk lanta kerja batu
kosong, akan tetapi semuanya harus didasari dan disambung dengan
adukan semen dan pasir .
Bila ditunjukan dalam gambar harus membuat drain dari batu yang
dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain harus
terdiri dari parit yang digali dan diisi kembalidengan batu belah yang
dibungkus dengan ijuk.
11)Bronjong dan Matras
Batu untuk Bronjong dengan ukuran tidak kurang dari 15cm dan tidak
lebih dari 25cm. Batu yang dipakai dipilih yang berbentuk agak bulat
dari pada bersudut.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemidah bagian
dalam dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas
pemisah itu ditempatkan sedemikian sehingga membentuk matras
bagian atas/luar harus dibuat halus dan rata. Pada bagian bawah /luar
dibuat dari permukaan kasar kecuali ditentukan lain.
Batu candi harus dipasang dengan adukan 1 Pc : 4 ps dengan jarak
antara pada bagian atas tidak boleh lebih dari 1 cm. Pada bagian atas
harus disisir rata dengan adukan 1 PC : 2 Ps.
c. Pekerjaan pipa
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa tulangan
dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari beton K. 175.
Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7 meter dibuat
dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225.
Hubungan untuk pipa beton, belokan dan tikungan harus dilaksanakan
dengan bagian – bagian khusus seperti yang ditentukan dan disediakan
oleh pabrik
1) Pemasangan
Pipa harus diletakkan/dipasang dengan selimut pasangan batu kali
menurut ukuran yang ditunjukkan didalam gambar. Pasangan batu kali
pembungkusnya harus dengan adukan 1 pc : 4 ps.
2) Landasan Beton
Bila lapisan landasan dari beton kelas Bo harus dihampar keseluruh
lebar dari formasi atau galian fondasi dengan ketebalan minimum 70
mm dan menurut kemiringan rencana dari saluran pipanya.
3) Meletakkan Pipa .
Setiap pipa sebelum diletakkan/dipasang harus disikat bersih dan
diperiksa terhadap cacat – cacat yang ada. Setiap pipa harus dipasang
dengan teliti menurut arah dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar Dalam keseksamaan sebagai berikut :
Diameter – dalam Toleransi dalam arah dan ketinggian :
Sampai dengan 75 Cm ± 5 mm
Diatas 75 Cm ± 10 mm
4) Pemasangan Pipa dengan Pembungkus Pasangan Batu Kali
Pasangan batu pembungkus pipa harus dibentuk sedemikian sehingga
bagian luar pipa selalu terbungkus dengan adukan pasangan batu.
Sebelum pipa diletakkan, pasangan batu dasar harus diselesaikan
sampai 3 cm dibawah pipa dan lantai kerja dengan adukan 1 Pc : 4 Ps
menurut kemiringan pipa. Pipa yang diletakkan harus diganjal kukuh
diatas blok –blok beton pracetak menurut arah dan kelandaiannya.
Kemudian pipa dihubungkan dan dibungkus dengan adukan sampai 15
cm diatas lapis kerja. Pemasangan pembungkus pasangan batu tidak
boleh dilanjutkan sebelum sambungan diatas berumur 24 jam.
Sambungan antara 2 pipa harus diplester dengan adukan sehingga
muka bagian dalam pipa menjadi kontinu merata (smooth).
Pipa besi dan penyambungnya harus terbuat dari besi cor abu – abu.
Pipa asbes dan penyambungnya harus sesuai dengan Standar nasional
Inonesia PUBI – 1982 atau yang lainnya sepadan.
Sesudah pekerjaan pipa selesai dan sebelum ditimbun kembali semua
pipa besi harus dibersihkan dan bila disyaratkan harus dicat dengan 2
lapis bitumen.
5) Sambungan Pipa Besi atau Pipa Asbes
Sambungan pipa harus dibuat sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
Bila dipakai sambungan sayap, ulir semua baut yang dipakaiharus
diminyaki sebelum dipasang. Setelah semua baut terpasang harus
dicat 2x dengan cat bitumen.
Pipa besi yang dipasang diatas permukaan tanah pada umumnya
memakai sambungan sayap, dan yang dibawah permukaan tanah
memakai sambungan lentur (flexible).
d. Pekerjaan pemugaran
1) Umum
Pekerjaan pemugaran termasuk memugar, memperbaiki atau
meningkatkan bangunan lama.
2) Penutupan Saluran
Pekerjaan yang membutuhkan penutupan saluran harus dilaksanakan
dalam periode waktu penutupan saluran
3) Pekerjaan Siar Ulang Pasangan Batu Lama
Bila permukaan pasangan lama harus disiar kembali, bidang
sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak
2 cm dan disiar kembali rata dengan adukan 1 pc : 2 ps
4) Ikatan Sambungan
Jika pasangan batu baru akan disambungkan pada pasangan batu
yang telah ada (lama), permukaan pasangan batu lama harus
seluruhnya dibersihkan
e. Jalan inspeksi
1) Galian
Galian untuk terowongan harus dikerjakan, sesuai batas kemiringan
dan ukuran – ukuran yang tertera dalam gambar. Garis pembayaran
yang ditunjukkan pada gambar adalah batas terluar yang dipakai
dalam pengukuran progres volume pekerjaan galian untuk
pembayaran, tanpa mengindahkan batas galian sesungguhnya yang
sudah dikerjakan.
Semua penggalian, pengeboran atau peledakan harus dilaksanakan
dengan hari-hati hingga bahan diluar garis pembayaran tidak menjadi
retak. Segera setelah penggalian dalam bagian-bagian yang tidak
ditopang maka semua bahan didalam atau diluar garis pembayaran
yang diperkirakan akan lepas dan jatuh harus disingkirkan.
2) Penopang Terowongan (Tunnel Support)
Penopang dari baja konstruksi (steel support) harus disediakan dan
dipasang sesuai ditunjukkan pada gambar.
3) Lain – lain Penopang, Baja dll
Jumlah dan ukuran dari blok-blok kaki, papan-papan penunjang diatas
penopang baja, pemisah-pemisah, baja, tidak semuanya dicantumkan
dalam gambar, tetapi semuanya harus ada sesuai dengan
keperluannya dan untuk keamanan. Bahan yang dipakai untuk blok
kaki, ganjal-ganjal dapat dibuat dari kayu, baja atau beton pracetak.
Semua papan kayu harus dipakai kayu meranti tua atau sejenisnya,
dengan potongan lintang 3 cm x 15 cm.
4) Lapisan Beton Pada Terowongan (Tunnel Concrete Lining)
a. Bahan Timbunan
Bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan harus diuji menurut
cara yang di syaratkan Direksi didalam Laboratorium yang disetujui guna
mendapatkan ketebalan lapisan yang ditimbun, sampai berapa jauh
pemadatannya serta kebutuhan air, siraman dalam pemadatannya,
demikian juga kelayakannya.
c. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Semen Portland sesuai
dengan merek yang disetujui dan memenuhi Standar Nasional Indonesia,
NI-8 atau standar lain nya sesuai spesifikasi teknik.
d. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-2 atau standar lainnya yang dipersyaratkan dalam spesifikasi
teknik.
e. Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton untuk adukan
memenuhi Standar Nasional Indonesia, NI-2 atau standar lainnya sesuai
spesifikasi teknik.
f. Zat Tambahan
Zat penambah (additives) atau cat tambahan untuk mempermudah
persiapan pembuatan sambungan cor sesuai spesifikasi teknis.
g. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan Gambar dari sesuai
dengan Standar Indonesia NI-2/PBI. 1971 atau standar lain yang
disyaratkan atau spesifikasi teknik.
h. Kelas Beton
Kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batangan dari bahan
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI
71. NI – 2 atau standar lain sesuai spesifikasi teknik dan sifat-sifatnya
yang terpenting.
m. Bitumen
Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40 / 50 atau sesuai spesifikasi
teknis.
n. Batu
Batu harus yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lobang-lobang, pasir, cacat atau ketidak
sempurnaan lainnya.
o. Bata
Semua bata harus memenuhi Standar Nasional Indonesia dan bermutu
paling baik dari masing-masing jenis. Bata harus keras, utuh dan dibakar
dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya
harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi.
p. Adukan
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan
pasir dengan perbandingan isi 1 : 3 atau 1 : 4 seperti ditentukan dalam
gambar untuk tiap jenis pekerjaan.
u. Batu Candi
Batu yang dipakai harus berasal dari gunung berapi (andesite, basalt,
dasite, diabase, diorite, gabre atau grane-diorite) berwarna gelap sewarna
dan sejenis semua batu harus didapatkan dari satu sumber, kuat tidak
mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan yang dibawa
arus sungai.
Setiap batu harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai
piramida terpancung dengan ukuran 30 cm30cm bujur sangkar atau
maksimum 40cm x 40cm pada permukaan luarnya. Bagian dalam
berukuran minimal 20cm x 20cm dan tingginua 30 – 60cm .
Bahan untuk batu candi harrus dari batuan yang mempunyai bereat jenis
tidak boleh kurang dari 2.65 dengan angka porositas maksimum 2%.
v. Pipa Beton
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa tulangan
dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari beton K. 175.
Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7 meter dibuat
dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225
75 5-30
52 5-20
45 1-10
1. Cermat
2. Teliti
BAB IV
Secara Cermat.
a. Konstruksi beton bertulang
1) Detail Beton bertulang
Beton merupakan bahan yang sangat mampu menahan tegangan
tekan tetapi tidak dapat atau hampir tidak dapat menahan tegangan
tarik. Dalam beton bertulang maka baja tulangan merupakan bahan
yang menahan tegangan tarik. Sebuah batang baja tulangan yang
tertanam baik dalam beton yang mengeras akan merekat sedemikian
rupa hingga diperlukan gaya yang cukup besar untuk menariknya
keluar. Gejala ini disebut dengan adhesi atau lekatan yang
memungkinkan kedua bahan dapat saling bekerja sama secara
struktural. Selain itu, penutup beton yang cukup padat dan tebal
sebagai pelindung tulangan, akan melindungi tulangan baja terhadap
korosi.
2) Penampang balok bertulang
Sebuah penampang balok bertulang berbentuk empat persegi panjang
dengan tinggi h dan lebar b, bagian atas merupakan bagian beton
d h
p
b
Gambar 3. Potongan Balok Beton
Tinggi total penampang (h) dan tinggi efektif (d) merupakan dimensi
yang penting pada analisis penampang baik pada balok maupun plat.
Salah satu faktor yang menentukan perbedaan antara h dan d adalah
penutup beton (p). Penutup beton adalah bagian beton yang
digunakan untuk melindungi baja tulangan.
Penutup beton yang sesuai dengan ketentuan akan berfungsi untuk :
a. Menjamin penanaman tulangan dan kelekatannya dengan beton.
b. Menghindari korosi pada tulangan
Meningkatkan perlindungan struktur terhadap kebakaran Penutup
beton yang memenuhi ketentuan tergantung pada:
a) Kepadatan dan kekedapan beton
b) Ketelitian pelaksanaan pekerjaan
c) Kondisi lingkungan sekitar elemen struktur tersebut
e) Pada dinding dan plat lantai yang bukan berupa konstruksi plat
rusuk,tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih dari tiga kali
tebal dinding atau plat lantai, ataupun 500 mm.
9) Bundel tulangan:
a) Kumpulan dari tulangan sejajar yang diikat dalam satu bundel
sehingga bekerja dalam satu kesatuan tidak boleh terdiri lebih dari
empat tulangan per bundel.
b) Bundel tulangan harus dilingkupi oleh sengkang atau sengkang
pengikat.
c) Pada balok, tulangan yang lebih besar dari D-36 tidak boleh
dibundel.
d) Masing-masing batang tulangan yang terdapat dalam satu bundel
tulangan yang berakhir dalam bentang komponen struktur lentur
harus diakhiri pada titik-titik yang berlainan, paling sedikit dengan
jarak 40 db secara berselang.
e) Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimum didasarkan
pada diameter tulangan db, maka satu unit bundel tulangan harus
diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang
didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan.
10)Penyaluran tulangan
a) Beton bertulang dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan
komposit jika baja tulangan saling bekerja sama sepenuhnya
dengan beton. Untuk itu perlu diusahakan agar terjadi penyaluran
gaya dari bahan satu ke bahan lainnya. Agar batang tulangan
dapat menyalurkan gaya sepenuhnya melalui ikatan, baja harus
tertanam dalam beton hingga kedalaman tertentu yang disebut
sebagai panjang penyaluran. Gaya tarik dan tekan pada tulangan di
setiap penampang komponen struktur beton bertulang harus
c. Bahan Pemancangan
Material pancang macam, bentuk dan dimensinya sesuai dengan gambar
perencanaan, sedang kualitasnya sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknik.
d. Urugan tanah.
Bila tanah kupasan dari lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk
tanah urugan, perlu mendatangkan tanah urugan dari luar lokasi
perkerjaan dengan kualitas sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknik.
Benar.
2) Slump test yang masih berbentuk kerucut dan lengkap dengan alat
bantunya.
3) Kubus / silinder untuk cetakan beton uji dalam keadaan baik.
4) Vibrator untuk pemadatan beton saat pengecoran beton untuk
mendapatkan hasil yang memenuhi syarat.
5) Konstruksi talang, apabila diperlukan di lokasi yang agak sulit posisi
pelaksanaan pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air.
b. Peralatan pemancangan
1) Alat ukur jenis sesuai kebutuhan, diperlukan untuk menentukan titik –
titik pemancangan.
2) Peralatan pancang yang dinamakan type drop hammer, berat hammer
minimal 200 kg dan tinggi jatuh diperkirakan 4 m.
Gambar 5. Excavator
Gambar 6. Backhoe
Gambar 7. Roller
Gambar 8. Grader
Gambar 9. Stamper,
Sesuai Kebutuhan.
Tabel 7. Contoh Kebutuhan SDM dan Alat untuk galian tanah per m3
1. Cermat
2. Teliti
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Perpres No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Keppres 80/2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
3. Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
4. Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum
. B. Buku referensi
1. Draft SKKNI 2005 Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum.
2. Rostiyanti, Susy Fatena Subject, 2002 Kendaraan Bermotor (Alat Berat),
Jakarta
3. Ir. Rochmanhadi, 1992 Alat-Alat Berat Dan Penggunaanya Dunia Gratika
Indonesia
4. Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007.
5. SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah
6. SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
7. SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis
8. SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah
9. SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
10. SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat
Konus Pasir
11. SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum
12. SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
13. SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji
14. SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar
C. Referensi lainnya
1. https://www.ilmutekniksipil.com/dokumen-kontrak/dokumen-kontrak.
2. http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/dokumen-kontrak html.
3. https://core.ac.uk/download/pdf/11717058.pdf Pemodelan proporsi sumber
daya proyek konstruksi.
4. https://www.slideshare.net/jockybnahor/sop-pekerjaan- konstruksi
5. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-1974-
2011.pdfStandar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji kuat tekan beton
A. Daftar Peralatan/Mesin
No Nama Peralatan Keterangan
1
2
3
4
5
B. Daftar Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1
2
3
4