Anda di halaman 1dari 78

BUKU INFORMASI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

MENERAPKAN SPESIFIKASI TEKNIK YANG


TERCANTUM DALAM DOKUMEN KONTRAK UNTUK
PENGENDALIAN MUTU

INA.5220.3.13.01.05

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
Jl. Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat, Jakarta Selatan

KEMETERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. 2


BAB I PENDAHULUAN …………………………………….………………………….... 4
A. Tujuan Umum ………………………………………………………………….. 4
B. Tujuan Khusus …………………………………………………………………. 4
BAB II MENGKAJI SPESIFIKASI TEKNIK, RENCANA MUTU SESUAI
DOKUMEN KONTRAK ……...................................................... 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengkaji Spesifikasi
Teknik, Rencana Mutu Sesuai Dokumen Kontrak ………………..… 5
1. Spesifikasi Teknik Diteliti Sesuai Dokumen Kontrak ......... 5
2. Isi Dokumen Kontrak dan Spesifikasi Teknik dirangkum
Sebagai Bahan Penyusunan Mutu................................... 20
3. Kerangka Kerja Untuk Pengendalian Mutu Disusun Sesuai
Dokumen Kontrak......................................................... 25
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengkaji Spesifikasi
Teknik, Rencana Mutu Sesuai Dokumen Kontrak …..……………… 27
C. Sikap Kerja dalam Mengkaji Spesifikasi Teknik, Rencana Mutu
Sesuai Dokumen Kontrak …………………………………………………… 27
BAB III MENGKAJI ISI DOKUMEN KONTRAK DALAM PELAKSANAAN
KONSTRUKSI…………………………………………………………………….. 28
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengkaji Isi Dokumen
Kontrak Dalam Pelaksanaan Konstruksi …………………………….. 28
1. Prosedur Tiap Item Pekerjaan Diinventarisir Sesuai Didalam
Kontrak……………………………………………………………………..
2. Jenis Konstruksi Yang Akan Diuji Mutu Diinventaris……… 28
3. Jenis Bahan Untuk Konstruksi Diinventaris……………………
34
49
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengkaji Isi Dokumen
Kontrak Dalam Pelaksanaan Konstruksi ……………………….. 54

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 2 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

C. Sikap Kerja dalam Mengkaji Isi Dokumen Kontrak Dalam


Pelaksanaan Konstruksi ………………………………………………. 55
BAB IV MENYUSUN RINCIAN KEBUTUHAN BAHAN/MATERIAL,
PERALATAN DAN KEBUTUHAN SDM …………………………….. 56
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyusun Rincian
Kebutuhan Bahan/Material, Peralatan Dan Kebutuhan SDM …
56
1. Detail Konstruksi dan Pemakaian Bahan Konstruksi
Diindentifikasi Secara Cermat……………………………………..
2. Kebutuhan Peralatan Bahan Yang Diperlukan Diindentifikasi 56
Dengan Benar…………………………………………………………..
3. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Diindentifikasi Dengan
64
Benar Sesuai Kebutuhan…………………………………………….

69
B. Keterampilan yang Diperlukan Menyusun Rincian Kebutuhan
Bahan/Material, Peralatan Dan Kebutuhan SDM …………………… 74
C. Sikap Kerja dalam Menyusun Rincian Kebutuhan
Bahan/Material, Peralatan Dan Kebutuhan SDM ………………… 74
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. 75
A. Dasar Perundang-undangan………………………………………………. 75
B. Buku Referensi………………………………………………………………… 75
C. Referensi Lainnya…………………………………………………………….. 76
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ………………………………………. 77
A. Daftar Peralatan/Mesin……………………………………………………… 77
B. Daftar Bahan…………………………………………………………………… 77

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan
spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak untuk pengendalian
mutu.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 3 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi ini melalui buku informasi
memberi pengertian bagaimana mengkaji spesifikasi teknik, rencana mutu
sesuai dokumen kontrak guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengkaji spesifikasi teknik, rencana mutu sesuai dokumen kontrak.
2. Mengkaji isi dokumen kontrak dalam pelaksanaan konstruksi.
3. Menyusun rincian kebutuhan bahan / material, peralatan dan kebutuhan
SDM.

BAB II

MENGKAJI SPESIFIKASI TEKNIK, RENCANA MUTU SESUAI DOKUMEN


KONTRAK

A. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Mengkaji Spesifikasi Teknik,

Rencana Mutu Sesuai Dokumen Kontrak.

1. Spesifikasi Teknik Diteliti Sesuai Dokumen Kontrak

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 4 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Untuk meneliti spesifikasi teknik kesesuaiannya dengan dokumen kontrak


perlu pemahaman baik terhadap dokumen kontrak maupun spesifikasi
teknik,yaitu sebagai berikut:

a. Dokumen kontrak jasa pemborongan.


Dokumen kontrak adalah dokumen perikatan antara pengguna barang /
jasa dengan penyedia barang / jasa dalam pelaksanaan pengadaan
barang / jasa. Dalam dokumen kontrak berisikan pasal-pasal mengenai
perjanjian yang di lakukan antara pengguna barang atau jasa dengan
penyedia barang atau jasa. Pasal-pasal tersebut menjelaskan tentang
spesifikasi pekerjaan yang ada dalam dokumen kontrak.

1) Sistem kontrak.
Pemilihan sistem kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan dengan
jenis, sifat, dan nilai pengadaan jasa pemborongan yang
bersangkutan. Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan
dalam pekerjaan jasa pemborongan:

a) Kontrak Lumpsum.
Kontrak lumpsum pada pekerjaan jasa pemborongan adalah
kontrak yang berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para
pihak pada waktu dilakukan negosiasi. Kontrak lumpsum dipilih
untuk pekerjaan jasa pemborongan yang sifat pekerjaannya tidak
rumit serta jenis pekerjaannya dan volumenya dapat ditentukan
dan dihitung secara akurat. Dalam kontrak lumpsum semua risiko
yang mungkin terjadi dalam proses pengadaan jasa pemborongan
tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa
pemborongan kecuali dalam

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 5 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

hal terjadi keadaan kahar (force majeure). Pembayaran dilakukan


secara bertahap berdasarkan tahap penyelesaian pekerjaan jasa
pemborongan.
Dalam Kontrak Lumpsum ada beberapa batasan :
(1) Jumlah harga pasti dan tetap dimana volume pekerjaan
tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang
(2) P.P. No.29/2000 Pasal 21 ayat 1: suatu jumlah harga pasti dan
tetap,semua resiko ditanggung Penyedia Jasa sepanjang
gambar dan spesifikasi tidak berubah
(3) Harga tetap selama tidak ada perintah perubahan. Resiko bagi
Pengguna Jasa kecil, namun bagi Penyedia Jasa besar
(4) Jumlah pasti yang harus dibayar Pengguna Jasa. Resiko pada
Penyedia Jasa.
Dari keempat batasan terlihat :
(1) Yang pasti dan tak berubah adalah jumlah harga kecuali ada
perintah perubahan
(2) Volume pekerjaan dalam kontrak tidak boleh diukur ulang
(3) Nilai kontrak berubah bila ada perintah perubahan (kerja
tambah,kurang, perubahan spek)
(4) Nilai kontrak berubah bila ada perintah perubahan (kerja
tambah,kurang, perubahan spek)
(5) Resiko salah hitung volume ada pada Penyedia Jasa

b) Kontrak harga satuan


Kontrak berdasarkan Harga Satuan adalah kontrak pekerjaaan jasa
pemborongan yang berdasarkan harga satuan setiap jenis
pekerjaan yang disepakati. Pembayarannya dilakukan secara
bulanan atas nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai
dengan saat bulan yang bersangkutan. Nilai pekerjaan tersebut

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 6 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

dihitung berdasarkan volume dan harga satuan masing-masing


mata pembayaran yang dimuat dalam daftar kuantitas dan harga.
Pada sistem kontrak harga satuan ini, yang mengikat sebagai harga
kontrak adalah harga satuan masing-masing mata pembayaran
untuk sejumlah volume yang dimuat dalam daftar kuantitas dan
harga. Sedangkan nilai total kontrak untuk seluruh pekerjaan yang
merupakan penjumlahan semua hasil perkalian volume dan harga
satuan masing-masing mata pembayaran adalah merupakan nilai
yang “belum pasti” dan bukan merupakan nilai yang akan
dibayarkan pada akhir kontrak apabila seluruh pekerjaan telah
terselesaikan.
Volume masing-masing jenis mata pembayaran yang ada di dalam
daftar kuantitas dan harga merupakan volume perkiraan sementara
untuk menyelesaikan pekerjaan proyek dan merupakan volume
yang berlaku untuk setiap harga satuan yang ditawarkan oleh
penyedia jasa dalam penawarannya.
Karena harga satuan adalah mengikat dalam kontrak, maka nilai
harga satuan masing-masing mata pembayaran tidak dapat diubah
kecuali apabila terjadi perubahan volume mata pembayaran dari
volume awal melebihi nilai tertentu, misalnya 15%, atau karena
adanya penyesuaian harga sebagai akibat fluktuasi harga yang
resmi.
Sistem kontrak harga satuan ini umumnya diterapkan pada jenis-
jenis pekerjaan yang volumenya tidak dapat dihitung secara pasti
sehubungan dengan sifat perencanaannya sendiri masih harus
disesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga akan mempengaruhi
nilai volume awal yang disiapkan pengguna jasa.
Dalam Kontrak Harga Satuan ada beberapa batasan :

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 7 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

(1) Volume pekerjaan dalam kontrak baru merupakan perkiraan


(bukan volume pasti)
(2) Volume pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan, akan
diukur ulang bersama
(3) PP. No.29/2000 Pasal 21 ayat 2 : Penyelesaian pekerjaan
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap dengan volume
pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran bersama atas
pekerjaan yang benar- benar dilaksanakan.
(4) Unit Price : harga satuan x volume yang sesungguhnya
dilaksanakan – Tidak ada resiko kelebihan membayar bagi
Pengguna Jasa, Perlu pengawasan seksama.
Dari keempat batasan terlihat :
(1) Tidak ada resiko kelebihan membayar (Pengguna Jasa)
(2) Tidak ada keuntungan mendadak (Penyedia Jasa)
(3) Banyak pekerjaan pengukuran ulang

c) Kontrak biaya tambah imbalan jasa (cost plus fee)


Kontrak sistem cost plus fee adalah kontrak pengadaan jasa
pemborongan yang berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah
fee yang disepakati. Pembayaran dilakukan secara periodik
(misalnya bulanan) dengan nilai pembayaran minimum yang
disepakati para pihak. Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk
jenis dan volume pekerjaannya belum pasti.

Dalam kontrak system cost plus fee umumnya:


(1) Prosentase jasa biasanya 10% atas biaya (tidak ada batasan
biaya)
(2) Tidak ada rangsangan efisiensi

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 8 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

(3) Penggunaan bahan/peralatan cenderung boros karena tak ada


batasan biaya.
(4) Makin tinggi biaya - makin tinggi jasa

Pasal 30 Keppres No. 80 Tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai


jenis kontrak pengadaan barang dan jasa sebagai berikut :
Kontrak pengadaan barang/jasa dibedakan atas :

a) Berdasarkan bentuk imbalan :


(1) Lumpsum
Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko
yang mungkin terjadi bdalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
(2) Harga Satuan
Kontrak Harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa
atas penyelsaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan semetara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
(3) Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Kontrak Gabungan Lumpsum edan Harga Satuan adalah kontrak
yang merupakan gabungan lumpsum dan hartga satuan dalam
satu pekerjaan yang diperjanjikan.
(4) Terima Jadi (Turn Key)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 9 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa


pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai
seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama
maupun penunjangnya berfungsi dengan baik sesuai dengan
kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
(5) Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi
di bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu,
dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa
berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik
konstruksi/pemborongan tersebut.

b) Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan


(1) Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan
yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun
anggaran.
(2) Tahun Jamak (multi years)
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan
yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu)
tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan Menteri
Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur
untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota
untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota.

c) Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa ;


(1) Kontrak Pengadaan Tunggal

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 10 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak antara satu unit


kerja atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu
untuk menyelesaikan pekerjaan terentu dalam waktu tertentu.
(2) Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa
unit kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa
tertentu untuk menyelesaikan.

2) Kontrak kerja konstruksi


a) Dokumen kontrak kerja konstruksi
Keppres 80/2003 memuat ketentuan tentang dokumen kontrak
terdiri dari:
(1) Surat perjanjian
(2) Syarat –syarat umum kontrak
(3) Syarat-syarat khusus kontrak dan
(4) Dokumen lainnya yang merupakan bagian dari kontrak yang
terdiri dari;
(a) Surat penunjukan
(b) Surat penawaran
(c) Spesifikasi khusus
(d) Gambar-gambar
(e) Adenda dalam proses pemilihan yang kemudian dimasukan
di masing-masing substansinya
(f) Daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan)
(g) Dokumen lainnya misalnya; Dokumen penawaran lainnya,
Jaminan pelaksanaan, Jaminan uang muka

b) Isi kontrak kerja konstruksi

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 11 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-Undang No.18 Tahun 1999


tentang Jasa Konstruksi, kontrak kerja konstruksi sekurang-
kurangnya harus memuat uraian mengenai;
(1) Para pihak, yang memuat secara jelas indentitas para pihak
(2) Rumusan pekerjaan , yang memuat uraian yang jelas dan rinci
tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, batasan waktu
pelaksanaan.
(3) Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat
tentang jangka waktu pertanggungan dan /atau pemeliharaan
yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
(4) Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah ,
klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi.
(5) Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan konstruksi dan kewajibannya
untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak
penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa
serta kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
(6) Cara pembayaran , yang memuat ketentuan tentang kewajiban
pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan
konstruksi.
(7) Cindera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung
jawab dalam hal salah satu tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diperjanjikan.
(8) Penyelesain perselisihan , yang memuat ketentuan tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidak sepakatan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 12 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

(9) Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan


tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat
tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak.
(10)Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan
tentang kejadian yang timbul diluar kemauan dan kemanpuan
para pihak, yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.
(11)Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas
kegagalan bangunan.
(12)Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan serta jaminan tenaga kerja.
(13) Aspek lingkungan, yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan tentang
lingkungan.

Dengan ketentuan tersebut, maka kontrak kerja konstruksi yang


tidak memuat ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan
sebagai cacat hukum.

b. Spesifikasi Teknik
1) Ketentuan Spesifikasi teknik
a) Spesifikasi teknik adalah suatu uraian atau ketentuan-ketentuan
yang disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang,
metode atau hasil akhir pekerjaan yang dapat dibeli, dibangun
atau dikembangkan oleh pihak lain sedemikian sehingga dapat
memenuhi keinginan semua pihak yang terkait.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 13 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

b) Spesifikasi teknik adalah suatu tatanan teknik yang dapat


membantu semua pihak yang terkait dengan pekerjaan konstruksi
untuk sependapat dalam pemahaman suatu hal teknis tertentu
yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Dengan demikian spesifikasi
teknis diharapkan dapat :

(1)Mengurangi beda pendapat atau pertentangan yang tidak


perlu.
(2)Mendorong efisiensi penyelenggaraan proyek, tertib proyek dan
kerjasama dalam penyelenggaraan proyek.
(3) Mengurangi kerancuan teknis pelaksanaan proyek.

Spesifikasi teknis yang semula merupakan bagian dari dokumen


pekerjaan konstruksi, setelah kontrak ditandatangani oleh
penyedia jasa dan pengguna jasa menjadi bagian dokumen
kontrak. Sebagai bagian dari dokumen kontrak, untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman tentang lembar-lembar
spesifikasi yang telah menjadi acuan untuk pelaksanaan di
lapangan, baik penyedia jasa maupun pengguna jasa perlu
memberikan paraf pada setiap halaman spesifikasi.
Spesifikasi teknis adalah salah satu elemen dari dokumen
pekerjaan konstrusi yang menguraikan secara rinci ketentuan-
ketentuan teknis dari pekerjaan dimaksud.

2) Posisi spesifikasi teknik dalam dokumen kontrak.


Spesifikasi adalah salah satu elemen dari dokumen kontrak yang
menguraikan secara rinci ketentuan-ketentuan teknis dari pekerjaan
konstruksi dimaksud.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 14 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

3) Dasar Hukum
Perpres No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis sebagai
berikut :
Spesifikasi teknis dan gambar :
a) tidak mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali untuk suku
cadang/komponen produk tertentu;
b) tidak menutup digunakannya produksi dalam negeri;
c) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
d) metode pelaksanaan pekerjaan harus logis;
e) jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode
pelaksanaan;
f) macam/jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
g) syarat-syarat kualifikasi dan jumlah personil inti yang dipekerjakan;
h) syarat-syarat material (bahan) yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
i) gambar-gambar kerja harus lengkap dan jelas; dan
j) kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan harus
jelas.

Contoh daftar isi spesifikasi untuk : Pekerjaan Irigasi


DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Lembar Tujuan
Daftar Modul

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 15 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

BAB 1 SPESIFIKASI UMUM


1.1 Umum
1.2 Ruang Lingkup Kontrak
1.3 Pekerjaan Persiapan

BAB 2 SPESIFIKASI TEKNIK


2.1 Pekerjaan Tanah
2.1.1 Umum
2.1.2 Bendung dan Tanggul
2.1.3 Saluran
2.1.4 Bangunan
2.1.5 Gebalan Rumput
2.1.6 Jalan Inspeksi

2.1.7 Blangkat
2.1.8 Lapisan Pasir Urug
2.2 Pekerjaan Beton
2.2.1 Umum
2.2.2 Bahan-bahan
2.2.3 Acuan dan Pekerjaan Penyelesaian
2.2.4 Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan
2.2.5 Tulangan Baja
2.2.6 Sambungan Gerak
2.2.7 Lining Beton
2.3 Pasangan Batu
2.3.1 Bahan Batu
2.3.2 Pekerjaan Bata

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 16 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

2.3.3 Pekerjaan Batu


2.3.4 Pekerjaan Perlindungan
2.3.5 Pekerjaan Lining
2.4 Pekerjaan Logam dan Kayu
2.4.1 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan
2.4.2 Pengecatan
2.4.3 Pemeriksaan dan Perakitan
2.5 Perlengkapan Operasional
2.5.1 Umum
2.5.2 Patok hektometer / kilometer
2.5.3 Bench Mark
2.5.4 Papan Operasi
2.5.5 Skala Duga (Peilschaal)
2.5.6 Tanda Petunjuk
2.5.7 Tanda Duga Muka Air Saluran
2.5.8 Prasasti Proyek dan Nomen Klatur
2.5.9 Pekerjaan Fasilitas

Daftar isi spesifikasi pekerjaan Irigasi yang ditulis disini “hanya” sebagai
contoh penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis
yang diambil dari Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk
proyek-proyek pekerjaan Sumber Daya Air.

c. Penelitian spesifikasi teknik


Spesifikasi teknik ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan pekerjaan, penelitian spesifikasi dilakukan pada masing-masing
item pekerjaan, antara lain sebagai berikut:

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 17 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Tabel 1. Contoh Penelitian Spesifikasi Teknik

No. Item pekerjaan Bagian yang diteliti


1 Pekerjaan tanah.
a. galian tanah 1. dimensi galian ; lebar, dalam dan
panjang sesuai yang ditunjukan
dalam gambar
2. volume galian, terkait dengan jumlah alat
yang digunakan.
3. alat yang digunakan untuk penggalian
b. timbunan tanah untuk 1. dimensi galian ; lebar, dalam dan
tanggul , bendung panjang sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.
2. Volume timbunan.
3. Alat yang digunakan untuk pemadatan.
4. Kepadatan yang dipersyaratkan.
5. Metode pemadatan.
6. Apakah dipersyaratkan test uji timbunan
(trial embankment) untuk menentukan
efektifitas dari beberapa metode
pemadatan. Jenis test yang harus
dilaksanakan untuk uji timbunan (trial
embankment) adalah sebagai berikut :
a. Kepadatan Lapangan (field density)
b.Permeability lapangan (field permeability)
c. Berat Jenis (specific gravity)
d. Kadar Air (water content)
e. Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
f. Gradasi (gradation) Lapangan dan
Laboratorium
g. Kepadatan Laboratorium (proctor
compaction)
2. Pekerjaan beton 1. Dimensi konstruksi beton ; lebar, dalam
bertulang dan panjang sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.
2. Volume beton.
3. Mutu beton
Mutu beton diperhitungkan terhadap kuat
tekan beton minimum pada umur 28 hari

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 18 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

untuk benda uji silinder.


4. Tipe semen
Semen harus memenuhi persyaratan
Portland cement (ASTM C 150)
5. Agregat yang dipergunakan harus
memenuhi persyaratan “Specification for
Concrete Aggregates” (ASTM C 33).
6. Baja Tulangan
Mutu baja tulangan yang digunakan harus
memenuhi Standar Industri Indonesia
(SII)
7. Minimum Cement Content
Minimum cement content adalah 320
kg/m3 untuk struktur bawah yang
bersentuhan langsung dengan tanah
(pilecap, tie-beam, pelat besmen, dan
dinding besmen) dan 300 kg/m3 untuk
struktur atas.
8. Maksimum water content
Maksimum Water Cement Ratio untuk
beton yang dipergunakan untuk pilecap
adalah 0.45 sedangkan untuk struktur atas
adalah 0.53
9. Slump beton adalah sebagai berikut:
a. Untuk Pilecap = 130 mm
b. Untuk Dinding beton dan kolom = 160
mm
c.UntukPelat dan balok = 130 mm
Maximum slump loss 10 mm
10. Selimut beton
Selimut untuk beton struktur bawah
minimum 50 mm net di samping adanya 50
mm lantai kerja.
Selimut beton untuk struktur atas adalah
sebagai berikut:
a. Kolom = 40 mm
b. Balok = 35 mm
c. Dinding beton = 30 mm
d. Pelat = 20 mm
11. Menjaga kadar air dalam beton
Dilembabkan terus menerus selama
minimal 7 hari.
3. Pasangan batu 1. dimensi ; lebar, tinggi dan
panjang sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 19 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

2. Volume pasangan batu.


3. Ketentuan spesi, minimal 1 semen PC : 4
pasir.
4. antara batu dengan batu terisi spesi secara
homogeen, batu tidak saling berimpitan.

4. Pekerjaan Pintu air 1. Dimensi, lebar dan tinggi


2. Bahan, bila bahan dari besi harus
berstandar SNI. Dan untuk daerah air
asin/asam harus dari besi tahan karat.
3. Bila pintu air diproduksi paberik, harus
mengikuti paberik pada daftar
prakualifikasi.
5. Bahan / material produksi Bahan-bahan diperiksa, harus berstandar SNI.
paberik, misal baja
tulangan, baja propil,
gorong2 beton, sheet pile
beton/baja.
6. Dan lain-lain

2. Isi Dokumen Kontrak dan Spesifikasi Teknik Dirangkum Sebagai


Bahan Penyusunan Rencana Mutu.

Penyusunan kontrak paket pekerjaan jasa pemborongan dilakukan oleh pihak


pengguna jasa / panitia dan penyedia jasa pemborongan yang telah ditunjuk
pada proses pelaksanaan lelang.
Dalam menyusun kontrak, pengguna dan penyedia jasa pemborongan
mengacu kepada dan berdasarkan naskah draft kontrak yang ada dalam
dokumen penawaran dan dokumen lainnya seperti : dokumen berita acara
hasil pembukaan dokumen usulan, berita acara evaluasi, berita acara
klarifikasi dan negosiasi, berita acara penetapan calon pemenang penyedia
jasa pemborongan dan keputusan penunjukkan penyedia jasa pemborongan
dari pihak pengguna dan sebagainya.
a. Bentuk / Format Dokumen Kontrak

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 20 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Bentuk / format dokumen kontrak yang dikembangkan dilingkungan


Sumber Daya Air (SDA) pada umumnya dibagi menjadi 4 (empat) volume
yaitu :
1) Volume I, berisi antara lain :
a) Bentuk Surat Undangan Lelang
b) Instruksi Kepada Peserta Lelang
c) Formulir-formulir Lelang
d) Format Surat Penawaran
e) Format Surat Perjanjian Kontrak
f) Bentuk Jaminan-jaminan
g) Daftar Kuantitas dan Harga
2) Volume 2, berisi antara lain :
Syarat-syarat Kontrak terdiri dari :
a) Syarat Umum Kontrak, yang memuat batasan pengertian istilah
yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab termasuk
tanggung jawab pada pekerjaan yang disubkontrakkan, sanksi,
penyelesaian perselisihan, dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam pelaksanaan kontrak bagi setiap pihak.
b) Syarat Khusus Kontrak, yang memuat ketentuan-ketentuan yang
lebih spesifik sebagaimana yang dirujuk dalam pasal-pasal Syarat-
syarat Umum Kontrak.
Syarat-syarat Khusus Kontrak memuat perubahan, penambahan,
atau penghapusan ketentuan dalam Syarat-syarat Umum Kontrak.
3) Volume 3, berisi antara lain :
a) Spesifikasi Umum, antara lain meliputi:
(1) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya : UU
Jasa Konstruksi, UU Lingkungan, UU/PP/SKB KPTS (Keputusan)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 21 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

tentang Tenaga Kerja, UU/PP tentang Galian C, Perda


(Peraturan Daerah) terkait, dsb.
(2) Dokumen acuan, berupa standar-standar, dengan
memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di
atas.
(3) Alinyemen dan survai.
(4) Hari keja dan jam kerja.
(5) Gangguan dan keadaan darurat.
(6) Penyingkiran material lebih.
b) Spesifikasi Khusus
Spesfikasi khusus tidak selalu ada dalam arti ada yang menerapkan
dan ada yang merasa tidak perlu, isinya antara lain :
(1) Lapangan.
(2) Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik / bahan khusus
(3) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik.
(4) Perancah.
(5) Pengaturan lalu-lintas
(6) Pengendalian lingkungan
c) Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Teknik untuk masing-masing Mata Pekerjaan antara
lain:
(1) Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan
menggunakan dasar standar atau standar fabrikasi tertentu
maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
Ketentuan ini didasarkan pada standar …………. (satu atau lebih
standar pengerjaan atau standar fabrikasi)
(2) Lingkup pekerjaan.
(3) Dokumen acuan (standar-standar yang digunakan)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 22 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

(4) Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang


bersangkutan apabila tidak digunakan standar tertentu.
4) Volume 4, berisi antara lain :
a) Gambar-gambar Kontrak , terdiri atas:
(1) Gambar desain
Gambar desain adalah gambar yang dibuat untuk
mempersiapkan suatu proyek sampai dengan tahap
pelelangan. Gambar desain juga disebut gambar perencanaan
atau gambar prarencana. Gambar ini belum merupakan
gambar lengkap karena hanya terdiri dari gambar yang pokok-
pokok saja, misalnya gambar denah. Biasanya gambar
prarencana diperlukan hanya diperlukan untuk keperluan
negosiasi atau konsultasi. Setelah rencana proyek tersebut
disepakati/disetujui Pengguna Jasa dan pihak-pihak terkait
lainnya, maka dibuat gambar rencana yang dilengkapi dengan
gambar konstruksi dan gambar pelengkap lainnya untuk
keperluan tender atau pelelangan. Termasuk di dalamnya
terdapat gambar detail, yaitu suatu gambar dengan skala besar
untuk menggambarkan lebih jelas tentang hal-hal yang perlu
dijelaskan lebih rinci, dan biasnya dilengkapi dengan beberapa
gambar potongan dan gambar tampak.
(2) Gambar kerja (shop drawing)
Gambar kerja adalah gambar rencana yang dilengkapi dengan
gambar-gambar detail dan gambar tambahan agar
peleksanaan pembangunnya sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan dalam dokumen tender. Gambar kerja harus
mendapat persetujuan Pengawas / Direksi terebih dahulu

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 23 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

tentang persyaratan yang harus dipenuhi sesuai spesifikasi


teknik.
Semua dokumen tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan apabila mendalami dokumen kontrak maka setiap pasal
harus diartikan dan dipahami sedemikian rupa, sehingga satu sama
lainnya sejalan dan saling melengkapi dan menunjang.
Apabila terdapat keragu-raguan, maka kalimat persesuaian dengan
hasil diskusi antara lain kedua belah pihak adalah menentukan.

b. Rencana mutu
Rencana Mutu berisi rencana pelaksanaan kegiatan proyek dalam rangka
penjaminan mutu konstruksi yang dihasilkan.
Referensi atau acuan yang digunakan dalam Rencana Mutu adalah
Dokumen Kontrak termasuk Spesifikasi Teknik beserta gambar-gambar
konstruksi. Rencana Mutu mencakup antara lain :
1) Informasi proyek.
2) Lingkup kegiatan proyek.
3) Jadwal pelaksanaan kegiatan.
4) Bagan alir pelaksanaan kegiatan.
5) Struktur organisasi pelaksana pekerjaan termasuk organisasi pengguna
barang / jasa serta konsultan pengawas.
6) Uraian tugas dan tanggung jawab.
7) Penjelasan spesifikasi teknik meliputi;
a) Detail gambar konstruksi / gambar kerja (shop drawing). Dalam
gambar ini ada ukuran/dimensi dari konstruksi yang akan
dilaksananakan.
b) Daftar bahan / material yang digunakan termasuk jenis dan
kualitasnya (SNI).
8) Penjelasan metode kerja termasuk pentahapannya.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 24 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

9) Flowchart kegiatan pelaksanaan proyek


10)Daftar rencana peralatan proyek
11)Daftar kualifikasi personil inti
12)Rencana inspeksi dan test, termasuk formulir inspeksi dan test.
13)Prosedur dan instruksi kerja.
14)Sistem manajemen mutu proyek

Acuan rencana mutu diatas umumnya ada dalam Dokumen Kontrak dan
Spesifikasi Teknik. Namun demikian bila dalam dokumen kontrak /
spesifikasi tidak ada atau tidak lengkap harus klarifikasi kepada direksi
pekerjaan secara tertulis . Hasil klarifikasi selanjutnya digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan.

3. Kerangka Kerja Untuk Pengendalian Mutu Disusun Sesuai Dokumen


Kontrak

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan konstruksi sumber daya air,


haruslah dinilai dari beberapa aspek, yaitu penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya sesuai kontrak, ukuran-ukuran sesuai dengan desain, mutunya
memenuhi spesifikasi teknik, biayanya tidak melebihi anggaran yang telah
ditetapkan dan selama pelaksanaan pekerjaan haruslah dijamin keselamatan
dan keamanan pekerja maupun pihak lain.
Untuk mencapai maksud tersebut haruslah dilakukan pengendalian yang
seksama selama proses pelaksanaan konstruksi, adapun kerangka
pengendalian pelaksanaan konstruksi yang dimaksud adalah seperti diagram
berikut :

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 25 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Pengendalian Waktu Uji


(Scheduling Control test)

Pengendalian Dimensi
(Dimension Control)

Pelaksanaan Pengendalian Mutu


Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian Penerapan K3
(Safety Control)

Pengendalian Biaya Uji


(Cost Control Test)

Gambar 1. Diagram Kerangka Pengendalian Pelaksanaan

Sedang sistem pengendalian mutu konstruksi sebagaimana diagram


dibawah.

Kajian dan Meneliti dan Menetapkan mutu bahan


analisis yang digunakan, metode kerja, peralatan
dan syarat teknik

Pengendalian Mengendalikan jalannya pelaksanaan sesuai


PENGENDALIAN Pelaksanaan metode kerja dan memenuhi syarat-syarat
MUTU teknik
PEKERJAAN

Pemeriksaan Mengawasi pengujian sample dan membuat


kesimpulan-kesimpulan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air Membuat rekomendasi untuk pekerjaan yang
Buku Informasi Versi: 2018
Tindak Lanjut memenuhi syarat-syarat danHalaman
mengadakan
26 dari 78
survei untuk pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat atau ditolak
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Gambar 2. Diagram Kerangka Pengendalian Mutu

B. Ketrampilan yang Diperlukan dalam Mengkaji Spesifikasi Teknik,

Rencana Mutu Sesuai Dokumen Kontrak.

1. Meneliti spesifikasi teknik sesuai dokumen kontrak.


2. Merangkum isi dokumen kontrak dan spesifikasi teknik sebagai bahan
penyusunan rencana mutu.
3. Menyusun kerangka kerja untuk pengendalian mutu sesuai dokumen kontrak.

C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Mengkaji Spesifikasi Teknik,

Rencana Mutu Sesuai Dokumen Kontrak.

1. Cermat
2. Teliti

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 27 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

BAB III

MENGKAJI ISI DOKUMEN KONTRAK DALAM


PELAKSANAAN KONSTRUKSI

A. Pengetahuan yang diperlukan Dalam Mengkaji Isi Dokumen Kontrak

Dalam Pelaksanaan Konstruksi.

1. Prosedur Tiap Item Pekerjaan Di Inventarisir Sesuai Didalam

Kontrak

Beberapa contoh prosedur pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

a. Pekerjaan pematangan tanah


1) Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pematangan tanah ini adalah awal pekerjaan
konstruksi, dibagi dalam beberapa tahapan:
a) Pembersihan lokasi, kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa
melapuk maka-akar bahan tersebut harus diangkat dan lobang
bekas akar di urug kembali dengan tanah selanjutnya dilembabkan
dan dipadatkan.
b) Penggalian tanah / pemangkasan tanah mencakup pemindahan
tanah serta batu-batuan lain yang di jumpai ke tempat yang
ditentukan. Penggalian / pemangkasan untuk menyesuaikan elevasi
tanah dengan level yang dikehendaki.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 28 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

c) Peninggian hamparan tanah yang elevasi permukaan kurang tinggi,


sebelum diurug dengan tanah timbunan humus tanah dipangkas /
dibersihkan terlebih dahulu, baru selanjutnya diurug. kemudian
urugan dipadatkan sesuai spesifikasi teknis.

2) Tahapan cara pelaksanaan


a) Menentukan patok batas area yang akan menjadi lokasi
pembangunan sesuai dengan lay out.
b) Menyiapkan alat ukur untuk mengukur batas-batas tanah yang
diperuntukan pembangunan.
Selanjutnya menentukan lokasi tapak bangunan dan memasang patok –
patok pembatas.

b. Pekerjaan beton
1) Acuan normatif
a) SNI 03-2492, Metode pengambilan benda uji beton inti
b) SNI 03-2493, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
c) SNI 03-4810, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan
d) SNI 03-6369, Tata cara pembuatan kaping (pelapis permukaan)
untuk benda uji silinder beton.
2) Persiapan.
Membuat rencana kerja yang berisi ;
a) Metode kerja
b) Komposisi campuran
c) Jadwal pelaksanaan
d) Lokasi material

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 29 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

e) Bahan dan peralatan yang akan digunakan


f) Laboratorium untuk pengujian.
3) Tahapan cara pelaksanaan
a) Percobaan campuran komposisi beton.
Setelah didapat semua material dan peralatan, maka diadakan
pengujian masing-masing material di laboratorium untuk
mendapatkan hasil / data yang akan digunakan sebagai acuan
percobaan perbandingan/ komposisi campuran/ volume. Dibuat
komposisi campuran dengan beton molen, kemudian dituang dalam
cetakan berupa kubus atau silinder, dalam tiga lapis ditusuk 10 kali
dengan tongkat baja sampai permukaan beton tampak mengkilat.
Minimum dibuat 20 buah kubus/silider uji, disimpan ditempat yang
bebas getaran dan ditutupi karung basah selama minimum 2x24
jam, diberi tanda. Setelah dibuka dari cetakan direndam kedalam
air.
Untuk kubus/silinder uji terdiri 3 kali test, masing –masing umur 7,
14 dan 28 hari.
Setelah dilaksanakan semua pekerjaan dan didapat hasil akhir dari
percobaan campuran komposisi sampai pengetesan kekuatan tekan
terpenuhi sesuai dengan peraturan PBI 1971 NI 2, standar industry
Indonesia (SII).
b) Pelaksanaan pengecoran.
(1) Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, transportasi,
peralatan kerja dan tenaga kerja, pembuatan cetakan,
pembesian, pemeliharaan dan pekerjaan pendukung lainnya.
(2) Tahapan dan cara pelaksanaan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 30 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

(a) Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi


cetakan / bekisting, besi tulangan / bahan material harus
bersih dari kotoran/ sampah. Pengecoran harus dihentikan
saat hujan kecuali telah disiapkan cover/tenda.
(b) Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0.35
m3 dengan tenaga operator yang handal. Peralatan bantu
untuk mengangkut dan mengukur komponen campuran
material (pengki, ember) harus disediakan. Perbandingan
volume dan isi mengacu pada ukuran berat /volume /isi zak
semen.
(c) Perlu juga dibuat kubus/silider beton untuk keperluan test
kekuatan.
(d) Adukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran tidak
boleh terjadi pemisahan bahan capuran beton (segregasi).
Adukan yang lebih dari 30 menit belum di cor harus
dibuang.
(e) Pengecoran dilaksanakan lapis per lapis secara horizontal
diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan bidang
pelemahan, setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin
penggetar sehingga homogeny dan tidak berongga.
(f) Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh lebh dari 0,50 m.
(g) Dalam pelaksanaan pengecoran beton harus dijaga dan
dipelihara dari kemungkinan kerusakan yang diakibatkan
oleh benturan cuaca, dengan melakukan pembasahan dan
ditutup karung/kertas semen terus menerus selama 2x24
jam.

c. Pasangan batu kali.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 31 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pasangan/ pondasi


batu kali antara lain :
1) Pekerjaan persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali,
tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut
keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali
tersebut sebelum dipasang

2) Pekerjaan galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
a) Siapkan alat-alat yang diperlukan
b) Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi
bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
c) Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan
yang tepat.
d) Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
e) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan
rencana
3) Pekerjaan urugan pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir
adalah :
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
4) Pekerjaan pasangan batu kali.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 32 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Pada pekerjaan pasangan batu ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan
pemasangan batu kali.
a) Pembuatan profil :
(1) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap

profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pasangan batu


kali.
(2) Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil
datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah
galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil
pondasi.
(3) Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2
patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
(4) Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan
ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
(5) Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki
jika ada yang tidak tepat demikian juga peilnya.
b) Pemasangan batu kali :
(1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
(2) Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25
cm dari permukaan urugan pasir.
(3) Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
(4) Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan
(aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam
celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu
kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
(5) Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali
dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang
luar pasangan tersebut rata

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 33 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

d. Pekerjaan pemancangan
1) Lingkup pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan
pengukuran (staking out) untuk menentukan posisi masing-masing
tiang pancang, pemancangan, pencatatan data pemancangan dan
pekerjaan penunjang lainnya.

2) Tahapan dan cara pelaksanaan


a) Tempatkan peralatan dan material tiang pancang dekat dengan titik
yang akan dipancang. Tiang pancang yang akan dipancang diberi
nomor tanda setiap 0.5 m. Kepala tiang pancang harus mempunyai
permukaan rata dan diberi topi. Pemancangan tiang pancang harus
lurus dan diikuti surveyor agar tidak terjadi penyimpangan
pemancangan melebihi batas toleransi. Pemancangan dimulai dari
titik paling ujung sehingga hasilnya dapat dipakai sebagai referensi
untuk menetukan jarak ketitik selanjutnya. Tiang pancang yang
lebih harus dipotong sesuai posisi cut of pada gambar pelaksanaan.
b) Selanjutnya harus membuat data mmonitoring pemancangan untuk
setiap tiang pancang yang meliputi material tiang pancang,

c) nomor tiang, dimensi tiang, tanggal pelaksanaan, jumlah pukulan


pada setiap kedalaman dan data lainnya yang diperlukan untuk
laporan monitoring pemancangan.

2. Jenis Konstruksi Yang Akan Diuji Mutu


di Inventaris

Jenis Konstruksi Yang Akan Diuji Mutu antara lain:

a. Konstruksi beton.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 34 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

1) Acuan (Bekisting)
Acuan harus di usahakan tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan beton. Acuan harus dipasang dengan sempurna. dan
sesuai dengan bentuk. ukuran pekerjaan beton.
2) Perancah.
Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah distel dengan baja. Tiang perancah boleh mempunyai
paling banyak satu sambungan yang tidak disokong kearah samping.
Stabilitas perlu dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton serta
beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat
getaran alat penggetar, berat pekerja dll.
3) Sambungan Pengecoran
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Siar pengecoran
harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus. dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dari tempat dengan gaya lintang/geser yang terkecil.
Sebelum beton yang harus dicor disamping beton yang sudah
mengeras, beton yang lama harus debersihkan dari batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang
bersih serta bebas dari buih semen.
4) Beton Pra Cetak
Beton Pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh
itu memungkinkan. Setiap unit pracetak harus segera ditandai
dengan tanggal pengecoran dan setelah dicetakan dibuka maka
selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton
5) Pembetonan Pada Permukaan Tidak Kedap Air
Tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 35 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap


air.
6) Pemasangan Tulangan Baja
Pemasangan tulangan baja pada tempat kedudukan yang ditunjukkan
dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap
pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Perenggang dari
beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang Sema scperti mutu
beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan
kawat harus sepadan dengan bahan tulangan. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara. '
Batang utama dari tulangan anyaman ex pabrik yang berdampingan
harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang
dengan overlap 150 mm.
Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat
selimut/penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton,
sebagai berikut:
Tabel 2. Selimut Minimum Tulangan Beton
Kelas Beton Jenis Pekerjaan Selimut Minimum
(mm)
K300 Beton prestress 25
Tiang beton bertulang
Bagian-bagian pracetak
K300 Bidang yang terkena 50
gesekan/atau pada air
laut
K225 Pekerjaan – pekerjaan 40
Umumya.
K225 Pelat Beton Pracetak 25
Pipa beton
K175 Beton bertulang 40
Umumnya.

7) Penyekat Air (Water-Stops)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 36 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Penyekat air harus dipasang pada semua tempat sambungan gerak


pada bagian bagian – bagian yang memerlukan kekedapan air atau
menurut ketentuan didalam gambar.Sambungan tersebut harus kedap
air.
8) Pengisi Sambungan (Joint Filters)
Sambungan harus fibre Board yang direndam bitumen noporli
"Expandite Floxceli" atau bahan sejenis yang disetujui.
Lembar-lembar pengisi sambungan dipasang rapat satu sama lain dan
sambungan ditutup pada sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya
semen.
9) Batang Dowel
Bila batang Dowel menembus suatu sambungan, maka harus
dibungkus, dan bungkus harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang
memenuhi syarat untuk mengisi sambungan
10)Penutup sambungan (Joints Sealer)
Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen. Bahan diatas
harus digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Bahan yang
dipakai harus tidak meleleh pada sambungan vertikal dengan lebar
40 mm dan kedalaman 25 mm pada suhu 80o C.
11)Sambungan dengan Bitumen
Bila pada gambar ditunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan
beton, pemborong harus membersihkan dan mengeringkan
permukaan-permukaan tersebut sebelum pengecatan bitumen
dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi
40 / 50 atau lainnya yang mendapat persetujuan dari Direksi.

b. Pasangan batu
1) Pasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dan berukuran

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 37 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu
sebelum diapsang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus
kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan,
semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan
berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta
tidak boleh ada batu berimpit satu sama lain.
2) Pasangan bata

Bata harus dipasang dengan benar menurut garis-garis dengan arah


mendatar tegak dan dengan ukuran sesuai yang diperlihatkan dalam
gambar.
Sesaat sebelum dipasang, bata dicelupkan lebih dahulu ke dalam air
dan sebelum meneruskan sisa pekerjaan yang belum selesai,
permukaan sambungan yang kelihatan juga harus disiram air.
Umumnya tebal sambungan siar mendatar tidak boleh lebih dari 0,6
cm dan tegak 1 cm . Adukan yang dipakai menurut 1 P.C : 3 ps untuk
pasangan kedap air. Pekerjaan bata harus diselenggarakan secara
teratur lapis demi lapis dan tidak boleh ada lapisan yang 1 meter lebih
tinggi terhadap lainnya, bagian akhir sementara harus bertangga
(bukan bergigi).
3) Siar
Sambungan dengan adukan 1 PC : 3 ps yang kelihatan harus disiar
rata dan halus. Semua sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata
dengan adukan.
4) Pasangan Batu Muka
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka,
permukaan batu muka harus merata setelah dipasang.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 38 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang


dipasang didalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat
(pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pemasangan batu muka
harus dikerjakan bersama-sama dengan pasangan batu inti agar
supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.Semua
pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar. Adukan untuk siaran
harus campuran 1 PC : 2 ps. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua
bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum adukan
mengeras (atau dibetel untuk pasangan batu lama).
5) Pipa Peresapan (Suling-suling)
Tembok penahan harus dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling
harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak
satu buah untuk setiap 2 m2 luas permukaan. Suling-suling dipotong
rata pada sisi muka pasangan. Setiap ujung pemasukan suling-suling
harus dilengkapi dengan saringan. Suling-suling dipasang bersamaan
dengan pasangan batu dan disisakan 0,20 m keluar sisi belakang
pasangan batu guna pemasangan saringan sebelum diurug.
6) Berapen
Sebelum melaksanakan Back fill pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1
PC : 5 ps setebal 2 cm (berapen).
7) Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja
Permukaan galian tanah untuk pondasi diberi lapisan lantai kerja
menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian kerikil seperti ditempatkan
diatas permukaan tanah tersebut dengan ketebalan yang sesuai
dengan gambar untuk membuat permukaan yang rata dan sejajar
dengan permukaan yang direncanakan.
8) Lantai Kerja Blok Beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 39 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Lantai kerja blok beton diatas muka tanah galian untuk pondasi yang
disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok-blok harus diletakkan
dan dialasi dengan seksama untuk membuat permukaan yang benar-
benar rata dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1cm antara tiap-
tiap blok. Semua itu harus dari beton klas K225.
9) Lantai Kerja Batu Kosong
Lantai kerja batu kosong terdiri dari batu pecah kasar sedemikian
sehinnga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu mempunbyai
panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20cm dan tebal tidak kurang
dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir dan
diletakkan pada dasar alamiah sedemikian sehingga permukaan yang
telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.
10)Lantai Kerja Pasangan Batu
Lantai kerja pasangan batu diletakan diatas lantai dasar yang telah
ditetapkan. Batu harus seperti yang ditentukan untuk lanta kerja batu
kosong, akan tetapi semuanya harus didasari dan disambung dengan
adukan semen dan pasir .
Bila ditunjukan dalam gambar harus membuat drain dari batu yang
dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain harus
terdiri dari parit yang digali dan diisi kembalidengan batu belah yang
dibungkus dengan ijuk.
11)Bronjong dan Matras
Batu untuk Bronjong dengan ukuran tidak kurang dari 15cm dan tidak
lebih dari 25cm. Batu yang dipakai dipilih yang berbentuk agak bulat
dari pada bersudut.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemidah bagian
dalam dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas
pemisah itu ditempatkan sedemikian sehingga membentuk matras

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 40 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

berukuran 2.00m x 0.60 m. hubungan antara bronjong atau matras


harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga
menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus
ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi lapisa
filter krikil. Geotextile atau lapisan injuk. Ukuran dari bronjong seperti
yang ditunjukkan didalam gambar dengan anyaman bentuk segi 6
beraturan yang sisi-sisinya 7.5cm, serta sisi anyaman yang dililit harus
terdiri dari empat lilitan.
12)Lindungan dengan batu kosong (Rip-Rap)
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat
jenis tidak kurang dari 2.4. tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran
dan bentuk kira-kira sama, dengan ukuran 10-20cm untuk sloope
protection dan minimal 40 cm untuk penahan gerusan pada bendung
dan pekerjaan dll.
13)Pekerjaan Plesteran
Apabila permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu/bata kali
lama maupun baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3Ps.
Pekerjaan plesteran dikerjakan secarta 2 lapis sampai ketebalan 2 cm.
Pekerjaan plesteran dipasangkan dalam satu lapisan yang tebalnya
maksimum 15 mm. Bilamana tebalnya plesteran lebih dari 15 mm
(maximal 25 mm) maka harus dibuat secara dua lapis .
14)Lapis lindung pasangan batu.
Pekerjaan lapis lindung pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan
penjelasan pada gambar.
15)Lapis Lindung Beton Pra – Cetak
Beton yang dipakai untuk pembuatan pelat harus beton K175 dengan
ukuran krikil maksimum 2 cm. Ukuran pelat, panjang saluran yang
akan diberi lapis lindung serta batas-batas dan ketinggiannya harus

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 41 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau menurut


petunjuk Direksi.
16)Pelat beton
Pelat beton harus dicetak diatas dasaran yang dipersiapkan khusus
untuk itu, harus diperhatikan pencegahan terjadinya perubahan bentuk
dan pembengkokan dari cetakan selama dan sesudah pengecoran.
Tempat pencetakan harus ditutup dengan atap sementara hingga pelat
yang baru dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan dengan sebaik-
baiknya, harus dijaga agar beton dapat memenuhi ruang seluruhnya.
Permukaan atasnya kemudian digosok sampai halus.
17)Pemasangan Pelat
Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi
sebelum pelat-pelat ditempatkan dalam posisi masing-masing.
Pelat harus dipasang demikian pula hingga bata atas dan bawah
menjadi simetris. Sambungan harus selembar 2 cm dan harus disiar
dengan hati-hati dengan spe 1 PC : 2Ps secara rata. Bila diperlukan
pada pelat juga harus dipasang pipa-pipa peresapan.
18)Batu candi pada bendung
Batu candi digunakan pada bendung, lebih-lebih pada bendung yang
membawa bahan kasar (seperti pasir dn batu) untuk menanggulangi
gerusan pasir pada permukaan bendung mutunya harus diuji dalam
laboratorium
Setiap batu harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai
piramida terpancung dengan ukuran 30 cm30cm bujur sangkar atau
maksimum 40cm x 40cm pada permukaan luarnya. Bagian dalam
berukuran minimal 20cm x 20cm dan tingginua 30 – 60cm. Pada

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 42 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

bagian atas/luar harus dibuat halus dan rata. Pada bagian bawah /luar
dibuat dari permukaan kasar kecuali ditentukan lain.
Batu candi harus dipasang dengan adukan 1 Pc : 4 ps dengan jarak
antara pada bagian atas tidak boleh lebih dari 1 cm. Pada bagian atas
harus disisir rata dengan adukan 1 PC : 2 Ps.

c. Pekerjaan pipa
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa tulangan
dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari beton K. 175.
Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7 meter dibuat
dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225.
Hubungan untuk pipa beton, belokan dan tikungan harus dilaksanakan
dengan bagian – bagian khusus seperti yang ditentukan dan disediakan
oleh pabrik
1) Pemasangan
Pipa harus diletakkan/dipasang dengan selimut pasangan batu kali
menurut ukuran yang ditunjukkan didalam gambar. Pasangan batu kali
pembungkusnya harus dengan adukan 1 pc : 4 ps.
2) Landasan Beton
Bila lapisan landasan dari beton kelas Bo harus dihampar keseluruh
lebar dari formasi atau galian fondasi dengan ketebalan minimum 70
mm dan menurut kemiringan rencana dari saluran pipanya.
3) Meletakkan Pipa .
Setiap pipa sebelum diletakkan/dipasang harus disikat bersih dan
diperiksa terhadap cacat – cacat yang ada. Setiap pipa harus dipasang
dengan teliti menurut arah dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar Dalam keseksamaan sebagai berikut :
Diameter – dalam Toleransi dalam arah dan ketinggian :
Sampai dengan 75 Cm ± 5 mm

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 43 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Diatas 75 Cm ± 10 mm
4) Pemasangan Pipa dengan Pembungkus Pasangan Batu Kali
Pasangan batu pembungkus pipa harus dibentuk sedemikian sehingga
bagian luar pipa selalu terbungkus dengan adukan pasangan batu.
Sebelum pipa diletakkan, pasangan batu dasar harus diselesaikan
sampai 3 cm dibawah pipa dan lantai kerja dengan adukan 1 Pc : 4 Ps
menurut kemiringan pipa. Pipa yang diletakkan harus diganjal kukuh
diatas blok –blok beton pracetak menurut arah dan kelandaiannya.
Kemudian pipa dihubungkan dan dibungkus dengan adukan sampai 15
cm diatas lapis kerja. Pemasangan pembungkus pasangan batu tidak
boleh dilanjutkan sebelum sambungan diatas berumur 24 jam.
Sambungan antara 2 pipa harus diplester dengan adukan sehingga
muka bagian dalam pipa menjadi kontinu merata (smooth).
Pipa besi dan penyambungnya harus terbuat dari besi cor abu – abu.
Pipa asbes dan penyambungnya harus sesuai dengan Standar nasional
Inonesia PUBI – 1982 atau yang lainnya sepadan.
Sesudah pekerjaan pipa selesai dan sebelum ditimbun kembali semua
pipa besi harus dibersihkan dan bila disyaratkan harus dicat dengan 2
lapis bitumen.
5) Sambungan Pipa Besi atau Pipa Asbes
Sambungan pipa harus dibuat sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.
Bila dipakai sambungan sayap, ulir semua baut yang dipakaiharus
diminyaki sebelum dipasang. Setelah semua baut terpasang harus
dicat 2x dengan cat bitumen.
Pipa besi yang dipasang diatas permukaan tanah pada umumnya
memakai sambungan sayap, dan yang dibawah permukaan tanah
memakai sambungan lentur (flexible).

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 44 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Viking Johnson atau setiap sambungan lentur lain harus dipasang


setiap jarak 40 meter diatas tanah dan ditempat pipa masuk kedalam
tanah. Sambungan lentur ini harus bisa menahan pergerakan
mendatar tidak kurang 1,25 mm/m panjang antara dua sambungan
lentur.

6) Sambungan Lentur dan Sayap (Flange Adaptors)


Bila pemakaian sambungan viking Johnson atau yang sejenis
menggunakan sambungan sayap, maka pemasangan sayap harus
sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Kecuali apabila sambungannya
telah diberi lapis galvani maka permukaan bagian dalam dari kedua
sayap sambungan harus diberi lapisan penutup seperti yang dianjurkan
oleh pabrik.
Pipa besi dan pipa asbes harus diletakkan diatas bahan dasaran.
Bahan dasaran ini harus dipasang keseluruh lebar dasar galian dan
dipadatkan sampai dengan ketinggian minimum 15 cm dibawah pipa
bagian bawah atau 1/6 dari diameter luar pipa. Dipilih mana yang lebih
besar.
a) Bahan untuk Dasaran
Bahan dasaran harus terdiri dari pasir kasar, kerikil, baru pecah,
bata pecah atau beton pecah menurut persetujuan Direksi. Semua
bahan harus lolos dari saringan dengan ukuran dibawah ini :

Diameter Saringan (mm) % Lolos


75 5-30
52 5-20
45 1-10

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 45 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

b) Pemasangan Pipa Pada Bahan Berbutir


Apabila pipa dipasang didalam bahan berbutir maka pada tiap
sambungan harus disisakan ruang kerja untuk pemasangan dari
panjang pipa harus selalu mendapat dukungan penuh. Sambungan
pipa harus dijaga agar supaya bahan berbutir tidak masuk kedalam
sambungan.
Setelah peletakan pipa selesai diletakkan dan diuji ,sisa galian
harus ditimbun sampai setinggi tengah pipa dengan bahan
granular. Timbunan ini harus dipadatkan dengan hati – hati,
sehingga tidak merusak pipa maupun sambungannya. Bahan
timbunan terpilih kemudian ditambahkan dan dipadatkan dengan
syarat tambahan bahwa lapisan – lapisan urugan dibawah puncak
dari pipa tidak boleh lebih dari 7,5 cm.

d. Pekerjaan pemugaran
1) Umum
Pekerjaan pemugaran termasuk memugar, memperbaiki atau
meningkatkan bangunan lama.
2) Penutupan Saluran
Pekerjaan yang membutuhkan penutupan saluran harus dilaksanakan
dalam periode waktu penutupan saluran
3) Pekerjaan Siar Ulang Pasangan Batu Lama
Bila permukaan pasangan lama harus disiar kembali, bidang
sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak
2 cm dan disiar kembali rata dengan adukan 1 pc : 2 ps
4) Ikatan Sambungan
Jika pasangan batu baru akan disambungkan pada pasangan batu
yang telah ada (lama), permukaan pasangan batu lama harus
seluruhnya dibersihkan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 46 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

5) Mempertinggi Tanggul Lama


Bila tanggul saluran lama perlu dipertinggi dengan timbunan, bagian
atas dan samping dari tanggul itu harus disiapkan / dibersihkan .

e. Jalan inspeksi
1) Galian
Galian untuk terowongan harus dikerjakan, sesuai batas kemiringan
dan ukuran – ukuran yang tertera dalam gambar. Garis pembayaran
yang ditunjukkan pada gambar adalah batas terluar yang dipakai
dalam pengukuran progres volume pekerjaan galian untuk
pembayaran, tanpa mengindahkan batas galian sesungguhnya yang
sudah dikerjakan.
Semua penggalian, pengeboran atau peledakan harus dilaksanakan
dengan hari-hati hingga bahan diluar garis pembayaran tidak menjadi
retak. Segera setelah penggalian dalam bagian-bagian yang tidak
ditopang maka semua bahan didalam atau diluar garis pembayaran
yang diperkirakan akan lepas dan jatuh harus disingkirkan.
2) Penopang Terowongan (Tunnel Support)
Penopang dari baja konstruksi (steel support) harus disediakan dan
dipasang sesuai ditunjukkan pada gambar.
3) Lain – lain Penopang, Baja dll
Jumlah dan ukuran dari blok-blok kaki, papan-papan penunjang diatas
penopang baja, pemisah-pemisah, baja, tidak semuanya dicantumkan
dalam gambar, tetapi semuanya harus ada sesuai dengan
keperluannya dan untuk keamanan. Bahan yang dipakai untuk blok
kaki, ganjal-ganjal dapat dibuat dari kayu, baja atau beton pracetak.
Semua papan kayu harus dipakai kayu meranti tua atau sejenisnya,
dengan potongan lintang 3 cm x 15 cm.
4) Lapisan Beton Pada Terowongan (Tunnel Concrete Lining)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 47 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Lapisan beton untuk terowongan harus beton klas K 175 dan


dilaksanakan tahap demi tahap sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Pada keadaan yang normal, tidak diperkenankan ada
sambungan cor dalam arah mendatar, kecuali pada sambungan antara
dinding dan lantai dasar.
Beton harus dipadatkan dan dalam ikatan yang baik pada seluruh
keliling terowongan.
5) Acuan (Bekisting)
Acuan harus dibuat kuat, dipasang teliti dan dibuat kaku sesuai garis
bentuk yang ditentukan. Acuan ini harus menghasilkan muka beton
jadi sesudah dicor. Lubang-lubang masuk untuk inspeksi harus dibuat
dengan ukuran 0,60 m lebar dan 1,0 m tinggi.
6) Beton Untuk Galian Lebih (Concrete for Overbreak)
Beton untuk mengisi rongga akibat kelebihan galian harus sama
mutunya dengan lapis beton terowongan dan diisikan dengan cara
sama pula seperti untuk bagian – bagian lainnya.
7) Grouting Untuk Celah
Pengisian (grouting) dilaksanakan melalui lubang yang dibor sebesar
minimum 40 mm menembus beton sampai permukaan tanah, dengan
jarak tidak lebih dari 4,0 meter. Kedalam lobang bor tersebut akan
diisikan / diinjeksikan grout dengan tekanan 0,2 MN/m2 (2 kg/cm2)
atau dengan grout dengan perbandingan tidak lebih 8 air : 1 Pc.
Setelah grout mengeras, maka lobang-lobang dibersihkan dan sedalam
0,1 m diisi dengan spesi. Pengisian dengan grout dilakukan hanya
setelah paling sedikit 14 hari pengecoran beton selesai.
7) Grouting dengan Tekanan
Dibuat lobang-lobang dengan bor dan mengisi / grout dengan
tekanan disekitar terowongan sesuai pada gambar. Semua cara

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 48 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

bagaimana lobang-lobang harus dibor, bagaimana mengisi dengan


grout, berapa lamanya, berapa tekanannya dan lain-lain detail dalam
pelaksanaan ini sesuai spesifikasi.

8) Lubang Pelepas Tekanan (Pressure Relief Holes)


Setelah selesai pengisian grout dengan tekanan untuk pengisian
rongga-rongga dan untuk konsolidasi, harus membuat lobang-lobang
pelepas tekanan pada atap terowongan di lokasi sesuai dengan
kedalaman seperti pada gambar.
9) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Sambungan konstruksi harus melingkar (terpisah dari sambungan
antara dinding dan dasar) dan harus dipasang karet water stop atau
seperti tercantum dalam gambar. Sambungan memanjang
(longitudinal joints) yang sesuai gambar diperbolehkan yang sedapat
mungkin diusahakan jumlahnya minimal.

3. Jenis Bahan Untuk Konstruksi Diinventaris.

a. Bahan Timbunan
Bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan harus diuji menurut
cara yang di syaratkan Direksi didalam Laboratorium yang disetujui guna
mendapatkan ketebalan lapisan yang ditimbun, sampai berapa jauh
pemadatannya serta kebutuhan air, siraman dalam pemadatannya,
demikian juga kelayakannya.

b. Lempengan rumput dan semat-sematnya


1) lempengan rumput.
a) rumput lempengan harus tebal dan bersama akar akarnya.
b) bukan berasal dari tanah yang susut besar.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 49 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

c) ukuran-ukuran 25 x ,25 cm2.


2) Semat-sematnya.
Semat-semat bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang
lempengan rumput. Ukuran dari semat-semat tadi paling tidak 30 cm
panjangnya dengan tebal 2-3 cm dan dipasang 3 buah semat untuk
setiap lempengan ukuran 25 x 25 x 4 cm.

c. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Semen Portland sesuai
dengan merek yang disetujui dan memenuhi Standar Nasional Indonesia,
NI-8 atau standar lain nya sesuai spesifikasi teknik.

d. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-2 atau standar lainnya yang dipersyaratkan dalam spesifikasi
teknik.

e. Air
Air yang dipakai untuk membuat dan merawat beton untuk adukan
memenuhi Standar Nasional Indonesia, NI-2 atau standar lainnya sesuai
spesifikasi teknik.

f. Zat Tambahan
Zat penambah (additives) atau cat tambahan untuk mempermudah
persiapan pembuatan sambungan cor sesuai spesifikasi teknis.

g. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus sesuai dengan Gambar dari sesuai
dengan Standar Indonesia NI-2/PBI. 1971 atau standar lain yang
disyaratkan atau spesifikasi teknik.

h. Kelas Beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 50 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batangan dari bahan
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI
71. NI – 2 atau standar lain sesuai spesifikasi teknik dan sifat-sifatnya
yang terpenting.

i. Beton Pra Cetak


Beton Pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh itu
memungkinkan. Setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan
tanggal pengecoran dan setelah dicetakan dibuka maka selama 28 hari
tidak boleh ada gangguan terhadap beton

j. Penyekat Air (Water-Stops)


Penyekat air dipasang pada semua tempat sambungan gerak pada bagian
bagian – bagian yang memerlukan kekedapan air atau menurut ketentuan
didalam gambar.
Penyekat air diatas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi dan
harus dicetak sampai panjang yang memungkinkan dan lengkap dengan
bagian bagian yang membentuk sudut dan persilangan .dan harus dibuat
menerus pada bangunan itu dibangian bawah muka air tertinggi atau
seperti yang tercantum didalam gambar.
Ukuran minimum dan bentuk dari penyekat air harus seperti dalam daftar
tersebut dibawah ini:

Tabel 3. Ukuran Minimum Penyekat Air


Diameter Diameter Diameter
Bahan Lebar Tebal Lingkaran Lingkaran Lobang
Ujung (mm) Tengah(mm) Tengah(mm)
Karet 2250 9.5 25 38 19
150 9.5 19 - -

Karet Penyekat Air harus memenuhi persyaratan dibawah ini ;


Kuat tarik minimum 2 kg/mm2

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 51 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Pertambahan panjang sebelum putus (minimun) 500%


Kekerasan 60 - 65 derajat
Kepadatan max pada methode deflection secara
tetap 20% dari defleksi asli
Penyerapan air max. setelah2 hari pada
20 derajat Celcius 5%
Sesudah pelapukan (selama 48 jam pada 70'C
dalam zat asam pada tekanan 0,20 kg/mm2) :
1) Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli

2) Pertambahan panjang minimum sebelum putus 80% dari nilai asli

k. Pengisi Sambungan (Joint Filters)


Sambungan harus fibre Board yang direndam bitumen noporLi "Expandite
Floxceli" atau bahan sejenis yang disetujui.
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh
Direksi dan harus disimpan dan dipasang menurut ketentuan dari pabrik .

l. Penutup sambungan (Joints Sealer)


Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen.. Bahan diatas
harus didapatkan dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan
digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

m. Bitumen
Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40 / 50 atau sesuai spesifikasi
teknis.

n. Batu
Batu harus yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lobang-lobang, pasir, cacat atau ketidak
sempurnaan lainnya.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 52 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

o. Bata
Semua bata harus memenuhi Standar Nasional Indonesia dan bermutu
paling baik dari masing-masing jenis. Bata harus keras, utuh dan dibakar
dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya
harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi.

p. Adukan
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan
pasir dengan perbandingan isi 1 : 3 atau 1 : 4 seperti ditentukan dalam
gambar untuk tiap jenis pekerjaan.

q. Kerikil Pengisi (Gravel Backing)


Kerikil harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama
atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 1 mm.

r. Filter Kerikil Bergradasi (Graded Gravel Filter)


Filter kerikil yang dimaksudkan disini harus mempunyai pembagian butir
tertentu dan terdiri dari bahan yang mengandung silikat, bersih keras dan
tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti tanah liat.
Bahan itu tidak boleh mengandung besi, belerang, batu bara, mika, batu
lempung atau bahan lainnya yang serupa yang berbentuk lempengan,
berlapis-lapis atau panjang-panjang, kulit-kulit kerang atau bahan lainnya
yang berpori atau rapuh.

s. Filter Pasir (Sand Filter)


Pasir untuk filter pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan
spesifikasi untuk bahan batuan halus, tetapi harus selalu merupakan pasir
kasar dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi.

t. Pipa Peresapan (Suling-suling)

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 53 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan


paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 luas permukaan. Suling-suling
dipotong rata pada sisi muka pasangan.

u. Batu Candi
Batu yang dipakai harus berasal dari gunung berapi (andesite, basalt,
dasite, diabase, diorite, gabre atau grane-diorite) berwarna gelap sewarna
dan sejenis semua batu harus didapatkan dari satu sumber, kuat tidak
mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan yang dibawa
arus sungai.
Setiap batu harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai
piramida terpancung dengan ukuran 30 cm30cm bujur sangkar atau
maksimum 40cm x 40cm pada permukaan luarnya. Bagian dalam
berukuran minimal 20cm x 20cm dan tingginua 30 – 60cm .
Bahan untuk batu candi harrus dari batuan yang mempunyai bereat jenis
tidak boleh kurang dari 2.65 dengan angka porositas maksimum 2%.

v. Pipa Beton
Pipa beton dengan diameter kurang dari 0,7 meter, dibuat tanpa tulangan
dengan permukaan yang halus dan rata serta dibuat dari beton K. 175.
Untuk pipa beton dengan diameter lebih besar dari 0,7 meter dibuat
dengan tulangan spiral dan dibuat dari beton K. 225

w. Bahan untuk Dasaran


Bahan dasaran harus terdiri dari pasir kasar, kerikil, baru pecah, bata
pecah atau beton pecah menurut persetujuan Direksi. Semua bahan harus
lolos dari saringan dengan ukuran dibawah ini :

Diameter Saringan (mm) % Lolos

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 54 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

75 5-30
52 5-20
45 1-10

B. Ketrampilan Yang Diperlukan Dalam Mengkaji Isi Dokumen Kontrak


Dalam Pelaksanaan Konstruksi.

1. Menginventarisir prosedur tiap item pekerjaan sesuai didalam kontrak.


2. Menginventarisir jenis konstruksi yang akan diuji mutu.
3. Menginventarisir jenis bahan untuk konstruksi.

C. Sikap Kerja Yang Diperlukan Dalam Mengkaji Isi Dokumen Kontrak


Dalam Pelaksanaan Konstruksi.

1. Cermat
2. Teliti

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 55 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

BAB IV

MENYUSUN RINCIAN KEBUTUHAN


BAHAN / MATERIAL, PERALATAN DAN KEBUTUHAN SDM

a. Pengetahuan yang Diperlukan Dalam Menyusun Rincian Kebutuhan

Bahan /Material, Peralatan dan Kebutuhan SDM.

1. Detail Konstruksi dan Pemakaian Bahan Konstruksi Diindetifikasi

Secara Cermat.
a. Konstruksi beton bertulang
1) Detail Beton bertulang
Beton merupakan bahan yang sangat mampu menahan tegangan
tekan tetapi tidak dapat atau hampir tidak dapat menahan tegangan
tarik. Dalam beton bertulang maka baja tulangan merupakan bahan
yang menahan tegangan tarik. Sebuah batang baja tulangan yang
tertanam baik dalam beton yang mengeras akan merekat sedemikian
rupa hingga diperlukan gaya yang cukup besar untuk menariknya
keluar. Gejala ini disebut dengan adhesi atau lekatan yang
memungkinkan kedua bahan dapat saling bekerja sama secara
struktural. Selain itu, penutup beton yang cukup padat dan tebal
sebagai pelindung tulangan, akan melindungi tulangan baja terhadap
korosi.
2) Penampang balok bertulang
Sebuah penampang balok bertulang berbentuk empat persegi panjang
dengan tinggi h dan lebar b, bagian atas merupakan bagian beton

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 56 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

daerah tekan dan As adalah luas penampang baja tulangan.


Selanjutnya d adalah tinggi efektif penampang atau jarak dari serat
terluar ke pusat tulangan tarik. Selisih antara tinggi total balok (h) dan
tinggi efektif (d) terutama ditentukan oleh tebal penutup beton.

d h

p
b
Gambar 3. Potongan Balok Beton

Tinggi total penampang (h) dan tinggi efektif (d) merupakan dimensi
yang penting pada analisis penampang baik pada balok maupun plat.
Salah satu faktor yang menentukan perbedaan antara h dan d adalah
penutup beton (p). Penutup beton adalah bagian beton yang
digunakan untuk melindungi baja tulangan.
Penutup beton yang sesuai dengan ketentuan akan berfungsi untuk :
a. Menjamin penanaman tulangan dan kelekatannya dengan beton.
b. Menghindari korosi pada tulangan
Meningkatkan perlindungan struktur terhadap kebakaran Penutup
beton yang memenuhi ketentuan tergantung pada:
a) Kepadatan dan kekedapan beton
b) Ketelitian pelaksanaan pekerjaan
c) Kondisi lingkungan sekitar elemen struktur tersebut

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 57 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

d) Tebal minimum penutup beton yang diukur dari tulangan terluar


berdasarkan SNI 03-2847-2002
3) Syarat-syarat untuk mendapat penulangan plat yang baik, antara lain
dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
a) Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda
b) Sedapat mungkin gunakan diameter 6,8,10,12,14,16 dan 19 mm
c) Gunakan batang sesedikit mungkin, yaitu dengan cara
menggunakan jarak tulangan semaksimal mungkin sesuai dengan
yang diijinkan
d) Sebaiknya gunakan jarak batang dalam kelipatan 25 mm
e) Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga
dapat menghindari sisa potongan yang terbuang percuma
f) Pertahankan bentuk sesederhana mungkin agar menghindari
pekerjaan pembengkokan tulangan yang sulit.
4) Syarat-syarat untuk mendapat penulangan balok yang baik, antara
lain:
a) Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda
b) Sedapat mungkin gunakan diameter 6,8,10,12,14,16,19, 22, dan 32
mm
c) Gunakan batang sesedikit mungkin, yaitu dengan cara
menggunakan jarak tulangan semaksimal mungkin sesuai dengan
yang diijinkan
d) Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga
dapat menghindari sisa potongan yang terbuang percuma
e) Ukuran batang yang dibengkokan harus cukup pendek, sebaiknya
gunakan batang yang panjang untuk tulangan lurus
f) Gunakan sengkang yang semuanya dari satu mutu baja dan
diameter yang sama

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 58 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

g) Usahakan jarak antara sepasang batang pada tulangan atas tidak


kurang dari 50 mm, sehingga terdapat jarak yang cukup untuk
pengecoran dan pemadatan, khususnya bila terdapat tulangan dua
lapis.
5) Kait standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db (diameter batang
tulangan, mm), tapi tidak kurang dari 60 mm, pada ujung bebas
kait.
b) Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12 db pada ujung bebas
kait.
c) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah
perpanjangan 6 db pada ujung bebas kait, atau
d) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah
perpanjangan 12 db pada ujung bebas kait, atau
e) Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135° ditambah
perpanjangan 6 db pada ujung bebas kait.
f) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat
tidak boleh kurang dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih
kecil.
g) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau
ulir) yang digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh
kurang dari 4db untuk kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db
untuk kawat lainnya. Bengkokan dengan diameter dalam kurang
dari 8db tidak boleh berada kurang dari 4db dari persilangan las
yang terdekat.
6) Cara pembengkokan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 59 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

a) Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali


bila diizinkan lain oleh pengawas lapangan.
b) Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak
boleh dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditentukan
pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.
7) Penempatan tulangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara akurat dan ditumpu
secukupnya sebelum beton dicor, dan harus dijaga agar tidak
tergeser melebihi toleransi yang diizinkan.
b. Toleransi letak longitudinal dari bengkokan dan ujung akhir
tulangan harus sebesar ± 50 mm kecuali pada ujung tidak menerus
dari komponen struktur dimana toleransinya harus sebesar ± 13
mm.
8) Batasan spasi tulangan
a) Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak
boleh kurang dari db ataupun 25 mm.
b) Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih,
tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di
bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang
dari 25 mm.
c) Pada komponen struktur tekan yang diberi tulangan spiral atau
sengkang pengikat, jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak
boleh kurang dari 1,5db ataupun 40 mm.
d) Pembatasan jarak bersih antar batang tulangan ini juga berlaku
untuk jarak bersih antara suatu sambungan lewatan dengan
sambungan lewatan lainnya atau dengan batang tulangan yang
berdekatan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 60 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

e) Pada dinding dan plat lantai yang bukan berupa konstruksi plat
rusuk,tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih dari tiga kali
tebal dinding atau plat lantai, ataupun 500 mm.
9) Bundel tulangan:
a) Kumpulan dari tulangan sejajar yang diikat dalam satu bundel
sehingga bekerja dalam satu kesatuan tidak boleh terdiri lebih dari
empat tulangan per bundel.
b) Bundel tulangan harus dilingkupi oleh sengkang atau sengkang
pengikat.
c) Pada balok, tulangan yang lebih besar dari D-36 tidak boleh
dibundel.
d) Masing-masing batang tulangan yang terdapat dalam satu bundel
tulangan yang berakhir dalam bentang komponen struktur lentur
harus diakhiri pada titik-titik yang berlainan, paling sedikit dengan
jarak 40 db secara berselang.
e) Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimum didasarkan
pada diameter tulangan db, maka satu unit bundel tulangan harus
diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang
didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan.
10)Penyaluran tulangan
a) Beton bertulang dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan
komposit jika baja tulangan saling bekerja sama sepenuhnya
dengan beton. Untuk itu perlu diusahakan agar terjadi penyaluran
gaya dari bahan satu ke bahan lainnya. Agar batang tulangan
dapat menyalurkan gaya sepenuhnya melalui ikatan, baja harus
tertanam dalam beton hingga kedalaman tertentu yang disebut
sebagai panjang penyaluran. Gaya tarik dan tekan pada tulangan di
setiap penampang komponen struktur beton bertulang harus

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 61 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

disalurkan pada masing-masing sisi penampang tersebut melalui


panjang pengangkuran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari
cara-cara tersebut. Kait sebaiknya tidak dipergunakan untuk
menyalurkan tulangan yang berada dalam kondisi tekan.
b) Panjang penyaluran ld, dinyatakan dalam diameter db untuk
batang ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik, harus ditentukan
berdasarkan SNI03-2847-2002 bagian 14.2(2) atau 14.2(3), tetapi
ld tidak boleh kurang dari 300 mm.
c) Panjang penyaluran ld, dalam mm, untuk batang ulir yang berada
dalam kondisi tekan harus dihitung dengan mengalikan panjang
penyaluran dasar ldb pada SNI 03-2847-2002 bagian 14.3(2)
dengan faktor modifikasi yang berlaku sesuai dengan SNI 03-2847-
2002 bagian 14.3(3), tetapi ld tidak boleh kurang dari 200 mm.
d) Panjang penyaluran ldh, dalam mm, untuk batang ulir dalam
kondisi tarik yang berakhir pada suatu kait standar harus dihitung
dengan mengalikan panjang penyaluran dasar lhb pada SNI 03-
2847-2002 bagian 14.5(2) dengan faktor atau faktor-faktor
modifikasi yang berlaku yang sesuai dengan SNI 03-2847-2002
bagian 14.5(3), tetapi ldh tidak boleh kurang dari 8db ataupun 150
mm
11)Kait
a) Kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait penuh,
miring atau lurus.
b) Sengkang-sengkang pada balok dan kolom harus dilengkapi kait

miring atau kait lurus.

b. Bahan konstruksi beton bertulang

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 62 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

1) Semen sumber / merk sama untuk menjaga keseragaman kualitas


beton. Dan perlu menyediakan gudang penyimpanan yan aman
terhadap hujan.
2) Agregat kasar yang digunakan tidak poreus, permukaan kasar dan
bersih dari kotoran / lumpur.
3) Agregat halus / pasir gradasi sesuai dengan keperluan.
4) Air yang digunakan harus air tawar tidak mengandung minyak, alkali,
garam sulfat, bahan organik atau material yang dapat mempengaruhi
kualitas beton.
5) Bahan campuran tambahan penggunaannya harus mengikuti
rekomendasi pabrik dan hanya dipergunakan hanya jika diperlukan dan
mendapat persetujuan owner.

c. Bahan Pemancangan
Material pancang macam, bentuk dan dimensinya sesuai dengan gambar
perencanaan, sedang kualitasnya sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknik.

d. Urugan tanah.
Bila tanah kupasan dari lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk
tanah urugan, perlu mendatangkan tanah urugan dari luar lokasi
perkerjaan dengan kualitas sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknik.

e. Contoh pemakaian bahan konstruksi


Contoh perhitungan diambil dari rehabilitasi bendung Jejeruk, Kabupaten
Magetan Jawa Timur tahun 2009.
Perhitungan volume galian , timbunan serta bahan-bahan mengacu pada
gambar teknis dalam kontrak

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 63 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Dari gambar teknis dalam kontrak, didapat jenis serta kuantitas


pekerjaan, sebagai berikut:

Tabel 4. Pemakaian bahan konstruksi.

2. Kebutuhan Peralatan Bahan Yang Diperlukan Diindetifikasi Dengan

Benar.

a. Peralatan pekerjaan beton.

1) Beton mixer, kondisi siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan


volume.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 64 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

2) Slump test yang masih berbentuk kerucut dan lengkap dengan alat
bantunya.
3) Kubus / silinder untuk cetakan beton uji dalam keadaan baik.
4) Vibrator untuk pemadatan beton saat pengecoran beton untuk
mendapatkan hasil yang memenuhi syarat.
5) Konstruksi talang, apabila diperlukan di lokasi yang agak sulit posisi
pelaksanaan pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air.

b. Peralatan pemancangan
1) Alat ukur jenis sesuai kebutuhan, diperlukan untuk menentukan titik –
titik pemancangan.
2) Peralatan pancang yang dinamakan type drop hammer, berat hammer
minimal 200 kg dan tinggi jatuh diperkirakan 4 m.

3) Pile driver adalah Alat yang digunakan untuk memasang / memancang


Tiang Pancang ke dalam tanah. Pile Driver ini dipasangkan pada Rik
yang ada pada Crane.

Gambar 4. Pile driver

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 65 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

c. Peralatan pematangan Tanah.


1) Alat ukur patok, tali dan peralatan lainnya yang diperlukan dalam
pengukuran.
2) Alat khusus antara lain:

a) excavator, alat untuk menggali tanah sekaligus memuat hasil


galian ke alat angkut.

Gambar 5. Excavator

b) Backhoe, alat digunakan untuk menggali dan memotong tanah.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 66 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Gambar 6. Backhoe

c) Roller, mesin untuk memadatkan tanah.

Gambar 7. Roller

d) Grader, alat untuk meratakan tanah

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 67 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Gambar 8. Grader

e) Stamper, alat pemadat tanah dioperasikan manusia sambil berjalan.

Gambar 9. Stamper,

f) Dump truk, alat angkut tanah dan untuk menumpahkan


muatannnya dalam bak dengan menggunakan hydraulic.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 68 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Gambar 10. Dump truk

g) Peralatan manual; cangkul, sekop dan lain sebagainnya.

d. Contoh penggunaan peralatan

Contoh perhitungan diambil dari rehabilitasi bendung Jejeruk, Kabupaten


Magetan Jawa Timur tahun 2009.
Perhitungan volume galian , timbunan serta bahan-bahan mengacu pada
gambar teknis dalam kontrak.
Dari gambar teknis dalam kontrak, didapat jenis serta kuantitas
pekerjaan. Dari jenis dan kuantitas pekerjaan dapat dihitung kebutuhan
peralatan, sebagai berikut:

Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja/SDM dan Peralatan

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 69 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

3. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Diindetifikasi Dengan Benar

Sesuai Kebutuhan.

a. Sumber Daya Manusia (Human Resources)


Untuk merealisasikan lingkup proyek menjadi deliverable, diperlukan
sumber daya. Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses
perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang
tepat (effective) untuk memproleh hasil yang optimal. Sumber daya dapat
berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga terampil), yang
terdiri atas (Berdasarkan Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM
Konstruksi, 2007) :
1) Tenaga kerja Konstruksi.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 70 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Tenaga kerja konstruksi merupakan porsi terbesar dari proyek


konstruksi. SDM Konstruksi adalah pelaku pekerjaan di bidang
konstruksi yang terdiri atas perencana, Pelaksana, dan pengawas.
Sesuai struktur ketenagakerjaan yang pada umumnya berbentuk
piramida, SDM konstruksi mencakup :
a) Pekerja yang mencakup pekerja tidak terampil, pekerja semi
terampil, dan pekerja terampil;
b) Teknisi terampil yang mencakup teknisi terampil administrasi dan
teknis terampil teknis;
c) Teknisi ahli dan teknisi professional;
d) Tenaga Manajerial yang bisa dikelompokkan menjadi tenaga
manajerial terampil dan tenaga manajerial ahli;
e) Tenaga Profesional.
2) Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur ketenagakerjaan SDM
konstruksi pada umumnya adalah :
a) Pekerja : SD, SLTP
b) Teknisi terampil : SMU
c) Teknisi Ahli : D3 atau S1
d) Tenaga Manajerial terampil SMU, tenaga manajerial ahli D3 atau S1
e) Tenaga Profesional : berpendidikan S2 dan S3
Menurut Sugiono (2001:8) tenaga kerja konstruksi dibagi menjadi dua
macam, yaitu;
a) penyedia atau pengawas serta
b) pekerja atau buruh lapangan (Craft labour).
Jumlah penyedia hanya sebesar 5-10% dari jumlah pekerja yang
diawasi. Disamping itu jika dilihat dari bentuk hubungan kerja antar
pihak yang bersangkutan, tenaga kerja proyek khususnya tenaga
konstruksi dibedakan menjadi dua, yakni :

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 71 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

a) Tenaga Kerja langsung (Direct hire), yaitu tenaga kerja yang

direkrut dan menandatangani ikatan kerja perseorangan dengan


perusahaan kontraktor, diikuti dengan latihan, sampai dianggap
cukup memiliki pengetahuan dan kecakapan.
b) Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang bekerja
berdasarkan ikatan kerja antara perusahaan penyedia tenaga kerja
(Labour supplier)
Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang bekerja
berdasarkan ikatan kerja antara perusahaan penyedia tenaga kerja
(Labour supplier) dengan kontraktor, untuk jangka waktu tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan memperhatikan
usaha untuk menyeimbangkan antara jumlah tenaga daan
pekerjaan yang tersedia, umumnya kontraktor memilih untuk
mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenega kerja
borongan. Sedangkan untuk pengawas yang terampil akan tetap
dipertahankan meskipun volume pekerjaanya rendah. 3)
Perencanaan Tenaga Kerja Konstruksi
3) Menurut Soeharto (1997:213) dalam penyelenggaraan proyek, sumber
daya manusia yang berupa tenaga kerja merupakan faktor penentu
keberhasilan suatu proyek. Jenis dan intensitas kegiatan proyek
berubah dengan cepat sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan
jumlah tenaga kerja harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga
kerja diperlukan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal
kebutuhannya, maka penyediaan sumber daya manusia baik kualitas
dan kuantitas menjadi lebih baik dan efisien Selanjutnya Soeharto
menegaskan bahwa secara teoritis, keperluan rata-rata jumlah tenaga
kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan
dalam jam orang dibagi dengan kurun waktu proyek. Namun cara ini

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 72 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

kurang efisien karena tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya,


karena akan menimbulkan pemborosan dengan mendatangkan
sekaligus seluruh kebutuhan tenaga kerja pada awal proyek. Dengan
demikian, dalam merencanakan jumlah tenaga kerja proyek yang
realistis perlu memperhatikan berbagai faktor, yakni produktivitas
tenaga kerja, keterbatasan sumber daya, jumlah tenaga kerja
konstruksi di lapangan dan peralatan jumlah tenaga kerja guna
mencegah gejolak (fluctuation) yang tajam.
b. Contoh kebutuhan SDM
Contoh kebutuhan SDM diambil dari rehabilitasi bendung Jejeruk,
Kabupaten Magetan Jawa Timur tahun 2009.
Perhitungan volume galian , timbunan serta bahan-bahan mengacu pada
gambar teknis dalam kontrak. Dari gambar teknis dalam kontrak, didapat
jenis serta kuantitas pekerjaan. Dan dari jenis dan kuantitas pekerjaan
dapat dihitung kebutuhan SDM, sebagai berikut:

Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja (SDM) selama pelaksanaan pekerjaan.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 73 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

Tabel 7. Contoh Kebutuhan SDM dan Alat untuk galian tanah per m3

B. Ketrampilan yang Diperlukan Dalam Menyusun Rincian Kebutuhan


Bahan /Material, Peralatan dan Kebutuhan SDM.

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 74 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

1. Mengindentifikasi detail konstruksi dan pemakaian bahan konstruksi secara


cermat.
2. Mengindentifikasi kebutuhan peralatan bahan yang diperlukan dengan benar.
3. Mengindentifikasi kebutuhan sumber daya manusia dengan benar sesuai
kebutuhan.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Menyusun Rincian Kebutuhan Bahan


/Material, Peralatan dan Kebutuhan SDM.

1. Cermat
2. Teliti

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Perpres No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Keppres 80/2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
3. Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
4. Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 75 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang


Sistim Pelatihan Kerja Nasional
7. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Produktivitas Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
181/LATTAS/XII/2013 Tentang Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan
Berbasis Kompetensi

. B. Buku referensi
1. Draft SKKNI 2005 Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum.
2. Rostiyanti, Susy Fatena Subject, 2002 Kendaraan Bermotor (Alat Berat),
Jakarta
3. Ir. Rochmanhadi, 1992 Alat-Alat Berat Dan Penggunaanya Dunia Gratika
Indonesia
4. Pedoman Peningkatan Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007.
5. SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah
6. SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
7. SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis
8. SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah
9. SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
10. SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat
Konus Pasir
11. SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum
12. SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
13. SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji
14. SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 76 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

15. SNI 13-6425-2000 : Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah


16. SNI 2827: 2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
17. SNI 03-2492, Metode pengambilan benda uji beton inti
18. SNI 03-2493, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
19. SNI 03-4810, Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan.
20. SNI 03-6369, Tata cara pembuatan kaping (pelapis permukaan) untuk benda
uji silinder beton.

C. Referensi lainnya
1. https://www.ilmutekniksipil.com/dokumen-kontrak/dokumen-kontrak.
2. http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/dokumen-kontrak html.
3. https://core.ac.uk/download/pdf/11717058.pdf Pemodelan proporsi sumber
daya proyek konstruksi.
4. https://www.slideshare.net/jockybnahor/sop-pekerjaan- konstruksi
5. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-1974-
2011.pdfStandar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji kuat tekan beton

DAFTAR PERALATAN /MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin
No Nama Peralatan Keterangan
1
2
3
4
5

B. Daftar Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 77 dari 78
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Sub Bidang Sumber Daya Air INA.5220.3.13.01.05

2
3
4

Judul Modul Ahli Mutu Pada Pekerjaan Sumber Daya Air


Buku Informasi Versi: 2018
Halaman 78 dari 78

Anda mungkin juga menyukai