Anda di halaman 1dari 4

6.

4 Jembatan Rangka dan Gelagar

6.4.1 Jembata Rangka


Penggunaan bangunan atas standar merupakan program percepatan pembangunan
prasarana jembatan baik dengan cara menyediakan stok komponen bentang standar
maupun penyediaan standar konstruksi jembatan yang selanjutnya dibuat di lapangan.
Tujuan dari standardisasi bangunan atas jembatan untuk mendapatkan jaminan mutu
produk konstruksi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dengan cara
pelaksanaan sederhana. Alasan standardisasi ini tidaklah mengherankan mengingat
kenyataan dari 88.000 jembatan yang ada, hampir sebagian besar melintasi sungai-
sungai kecil.
Dari jembatan-jembatan yang berada pada ruas jalan nasional dan provinsi, jumlah
jembatan yang melintasi sungai-sungai dengan lebar lebih dari 100 meter kurang dari
2%. Ini menunjukan bahwa kebijaksanaan penggunaan bangunan atas dengan tipe dan
panjang standar menjadi prioritas, apalagi dikaitkan dengan program percepatan
pembangunan nasional.
Program pembangunan jembatan di Indonesia sejak awal era Order Baru sampai saat
ini lebih didominasi dengan penggunaan teknologi bangunan atas bentang standar.
Sejak Pelita I sampai dengan sekarang telah dibangun lebih dari 450.000 meter dengan
prioritas pembangunan ditekankan pada peningkatan kualitas layan jaringan jalan pada
ruas jalan nasional dan jalan provinsi, dan kemudian pada era pelita-pelita terakhir ini
diperluas sampai ruas jalan kabupaten.
Sasaran pembangunan sampai saat ini untuk ruas jalan nasional sudah mencapai 100%
mantap sedangkan pada ruas jalan provinsi dan kabupaten masing-masing 90% dan
50% mantap. Program pembangunan jembatan mulai dari Pelita I sampai Pelita VI
terus meningkat terutama dalam bentuk pengadaan standar superstructure Steel truss,
Composite girder maupun PC-girder dari beberapa sumber yaitu: Belanda, Australia,

1
Austria, Canada, UK, Spanyol dan dari fabrikator lokal. Pada Pelita I 40.000 meter,
Pelita II 30.000 meter, Pelita III 70.000 meter, Pelita IV 70.000 meter, Pelita V
125.000 meter dan pada Pelita VI ini kurang lebih 54.000 meter.

Jembatan Standar Warren Truss, Dutch (55m)

Jembatan Standar Callender Hamilton, UK (55m)

2
6.4.2 Jembatan Gelagar
Seperti dijelaskan sebelumnya dari jembatan-jembatan yang ada dimana kurang dari
2% yang melintasi sungai dengan lebar lebih dari 100 meter. Oleh karena itu,
pembangunan jembatan di Indonesia sejak Pelita Pertama lebih didominasi dengan
teknologi bangunan atas bentang standar diantaranya: (1) Balok-T, 6m s/d 25m; (2)
Gelagar Komposit, 20m s/d 30m; (3) Balok Beton Pratekan, 16m s/d 40m; (4)
Rangka Baja, 35m s/d 100m; dan (5) Voided Slab, 5 s/d 16m.

Jembatan Yos Sudarso, Medan, Sumatera Utara, Jembatan Box Baja Bentang 45
meter.

3
Tambah photo2 jembatan gelagar termasuk flyover

Anda mungkin juga menyukai