Anda di halaman 1dari 5

6.

Pada Kepmen 1827 thn 2018 pada halaman 57 terdapat tabel dimana dlm tabel tesebut
ada kalimat tentang faktor keamanan dan Probabilitas longsor lereng tambang,
digunakan untuk apa tabel tersebut dan berisi tentang apa jelaskan ?

Kepmen 1827 tahun 2018 berisikan penjelasan terhadap kaidah teknik pertambangan
yang baik dan pada halaman 57 terdapat table yang berkaitan standar keamanan lereng
sebagai berikut :

Tabel diatas digunakan untuk penentuan kriteria dan nilai faktor keamanan dari
suatu lereng tambang dengan. Kestabilan suatu dinding lereng dapat dianalisis melalui
perhitungan Faktor Keamanan Lereng dengan melibatkan data sifat fisik tanah atau
batuan, mekanika tanah (geoteknis tanah) dan bentuk geometri lereng. Secara khusus,
analisis dapat dipertajam dengan melibatkan aspek fisik lain secara regional, yaitu
dengan memperhatikan kondisi lingkungan fisiknya, baik berupa kegempaan, iklim,
vegetasi, morfologi, batuan/tanah maupun situasi setempat. Kondisi lingkungan tersebut
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan tanah dan merupakan karakter
perbukitan rawan longsor.

Faktor keamanan lereng secara sederhana adalah perbandingan antara gaya


penahan terhadap gaya penggerak, kestabilan dari suatu lereng pada kegiatan
penambangan dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah  ketempat, bentuk keseluruhan
lereng pada lokasi tersebut, kondisi air tanah setempat, faktor luar seperti getaran akibat
peledakan ataupun alat mekanis yang beroperasi dan juga dari teknik penggalian yang
digunakan dalam pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat berbeda untuk
situasi penambangan yang berbeda dan sangat penting untuk memberikan aturan yang
umum untuk menentukan seberapa tinggi atau seberapa landai suatu lereng untuk
memastikan lereng itu akan tetap stabil. Faktor keamanan lereng secara sederhana adalah
perbandingan antara gaya penahan terhadap gaya penggerak, kestabilan dari suatu lereng
pada kegiatan penambangan dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah  ketempat, bentuk
keseluruhan lereng pada lokasi tersebut, kondisi air tanah setempat, faktor luar seperti
getaran akibat peledakan ataupun alat mekanis yang beroperasi dan juga dari teknik
penggalian yang digunakan dalam pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat
berbeda untuk situasi penambangan yang berbeda dan sangat penting untuk memberikan
aturan yang umum untuk menentukan seberapa tinggi atau seberapa landai suatu lereng
untuk memastikan lereng itu akan tetap stabil.

Gbr 1. Ilustrasi lereng tambang terbuka batubara

Gbr 2. Ilustrasi bagian-bagian lereng tambang terbuka batubara


Faktor keamanan (FK) lereng tanah dapat dihitung dengan berbagai metode.
Longsoran dengan bidang gelincir (slip Surface), F dapat dihitung dengan metode
sayatan (slice method) menurut Fellinius atau Bishop. Untuk suatu lereng dengan
penampang yang sama, cara Fellinius dapat dibandingkan nilai faktor keamanannya
dengan cara Bishop. Selain menggunakan perhitungan manual, perhitungan nilai faktor
keamanan juga dapat dilakukan menggunakan metode komputasi yakni dengan
menggunakan software-software analisa kestabilan lereng, seperti geostudio, slide, phase
2 dan yang lainnya.

Dari nilai faktor keamanan yang didapat melalui perhitungan yang telah
dilakukan, dapat digunaka untuk mentukan tingkat keparahan longsoran, faktor keaman
statis dan dinamis hingga probabilitas kelongsoran merujuk pada tabel nilai faktro
keamanan dan probabilitas kelongsoran berdasarkan kepmen 1825 tahun 2018.

Gbr 2. Contoh perhitungan nilai faktor keamanan dengan metode komputasi/software slide
7. Pembuatan tanggul pembatas (Sump) apakah tabel ini menjadi acuan, jelaskan ?

Pembuatan tanggul pembatas atau sump merupakan bagian dari sistem


penyaliran tambang yang berfungsi untuk membuang air dari lokasi kerj. Air tambang
dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah
pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan
debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan. Berdasarkan fungsi dan
penempatannya, sump tambang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sump tambang
permanen (main sump), transit sump dan sementara (temporary sump). Main sump
adalah sump yang berfungsi selama penambangan berlangsung, dan umumnya tidak
berpindah tempat. Transit sump adalah sump yang dibuat secara terencana dalam
pemilihan lokasi maupun volumenya, penempatannya pada jenjang tambang dan
biasanya di bagian lereng tepi tambang dan berfungsi sebagai untuk limpahan air akibat
keterbatasan pompa. Temporary sump adalah sump sementara berfungsi dalam rentang
waktu tertentu dan sering berpindah tempat, sump ini biasanya untuk menampung
rembesan-rembesan air tanah dari lapisan tanah yang sedang digali dan letaknya terlalu
jauh dari sump permanen yang sudah ada.

Dalam perencanaan pembuatan sump itu sendiri diperlukan perhitungan volume


air yang akan ditampung oleh sump itu sendiri dengan memperhitungkan area tangkapan
hujan, curah hujan maksimum, debit air, kemampuan pompa serta area kerja untuk
pembuatan sump itu sendiri. Sebagai contoh sederhana setelah diperhitungkan kapasitas
volume sump yang dibutuhkan untuk menampung air 80 Km3, dengan ruang kerja yang
tersedia 75 m x 75 m, dan untuk mendapatkan kapasitas 80 Km3 dibutuhkan kedalaman
lebih kurang 15 m. dengan ketinggian lebih dari 5 m ini perlu diadakan analisa terhadap
nilai faktor keamanan lereng galian sump tersebut. Hasil analisanya adalah suatu angka
faktor keamanan yang dapat dipakai dalam tabel nilai faktor keaman dan probabilitas
kelongsoran kepmen 1827 tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai