GEOTEKNIK
Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa gaya yang bekerja pada suatu lereng
adalah gaya berat, kemudian di hasilkan gaya pengerak dan gaya penahan. Untuk
187
188
𝑔𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑓∗
Faktor keamanan (FK) =𝑔𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 = 𝑓
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑓∗𝑥𝑟
= = =
𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑓𝑥𝑟
𝑘𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝐹∗/𝐴 𝜏∗
= = =𝜏
𝑔𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝐹𝑥𝐴
𝑐.𝐴+σ n.A.tan Φ
Faktor keamanan (FK) = 𝑊 sin 𝜑𝑓
𝑐.𝐴+𝑊𝑐𝑜𝑠𝜑𝑓 tan 𝛷
=
𝑊 sin 𝜑𝑓
Apabila nilai FK untuk suatu lereng > 1,0 (gaya penahan >gaya penggerak)
lereng tersebut berada dalam kondisi stabil. Namun apabila harga F < 1,0 (gaya
penahan < gaya penggerak), lereng tersebut berada dalam kondisi tidak stabil dan
mungkin akan terjadi longsoran pada lereng tersebutbila FK = 1,0 MPa.
c. Tinggi jenjang untuk pekerjaan yang dilakukan pada material kompak tidak
boleh lebih dari 6 meter, apabila dilakukan secara manual.
d. Dalam hal penggalian dilakukan sepenuhnya dengan alat mekanis yang
dilengkapi dengan kabin pengaman yang kuat, maka tinggi jenjang maksimum
untuk semua jenis material kompak 15 meter, kecuali mendapat persetujuan
Kepala Pelaksanaan Inspeksi Tambang.
e. Studi kemantapan lereng harus dibuat apabila:
a) Tinggi jenjang keseluruhan pada sistem penambangan berjenjang lebih
dari 15 meter, dan
b) Tinggi setiap jenjang lebih dari 15 meter
f. Lebar lantai teras kerja sekurang-kurangnya 1,5 kali tinggi jenjang atau
disesuaikan dengan alat-alat yang digunakan sehingga dapat bekerja dengan
aman dan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman (safety bem) pada tebing
yang terbuka dan diperiksa pada setiap gilir kerja dari kemungkinan adanya
rekahan, tekanan, atau kelemahan lainnya.
a. Geometri lereng
Penentuan geometri lereng tambang mempertimbangkan factor keamanan dan
nilai keekonomian. Pada kondisi batuan yang sama, semakin besar kemiringan
dan tinggi suatu lereng maka kemantapannya semakin kecil. Pembentukan lereng
yang landau akan memerlukan biaya tinggi dalam hal pengupasan batuan penutup,
meskipun lereng tersebut lebih stabil.
c. Struktur batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi ketidakstabilan lereng adalah bidang-
bidang sesar, pelapisan, dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan bidang
lemah (diskontinuitas) dan juga sebagai zona rembesan air, sehingga batuan lebih
mudah longsor.
d. Air tanah
Pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng terletak pada adanya tekanan air
pori yang akan mengurangi kekuatan geser, dan juga kandungan air tanah
meningkatkan berat batuan yang akan menjadi beban terhadap lereng.
192
e. Beban luar
Beban luar yang dapat mempengaryuhi ketidakstabilan lereng antara lain :
1) Beban dinamik, beban alat berat yang bekerja di sekitar lereng, getaran dari
akibat peledekan dan gempa bumi.
2) Beban static yaitu berupa beban bangunan/infrastruktur, koam, dll
3) Tegangan insitu
Pada tambang terbuka yang sangat dalam atau mempunyai lereng tambang sangat
tinggi, maka tegangan (stress) insitu dapat menyebabkan ketidakstabilan lereng.
2. Lereng timbunan
Pada lereng timbunan batuan penutup yang merupakan tumpukan batuan pecah
(broken rocks), bentuk longsoran yang mungkin terjadi adalah mendekati circular
failure atau sering juga disebut longsoran busur.
Factor-faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan lereng timbunan adalah
Tabel 4.1
Data Litologi Pemboran Geoteknik
Elevation Max Depth Depth From Depth To Thick
Hole Id Nort East Lithology
(m) (m) (m) (m) (m)
0 2 2 Sand Stone
2 7.1 5.1 clay stone
DHS01 311411 9579768 148.5 50
7.1 13.44 6.45 coal
13.44 43.25 29.81 clay stone
0 1.5 1.5 Sand Stone
DHS05 311434 9579544 170.62 50 1.5 41.15 39.65 clay stone
41.15 45.99 4.84 coal
0 1.5 1.5 Sand Stone
DHS06 311153 9579618 136.15 50 1.5 12.77 11.27 clay stone
12.77 18.33 5.56 coal
0 1.5 1.5 Sand Stone
DHS15 311179 9579575 145.3 50 1.5 32 30.5 clay stone
32 34.78 2.78 coal
Sumber : Data Litologi PT. AEAP Tbk
194
Tabel 4.2
Tabel Perhitungan RQD per 2 Meter
No. Hole Id RQD (%)
1 DHS 01 47.76
2 DHS 05 42.38
3 DHS 06 48.18
4 DHS 15 46.36
Rata-rata 46.17
Sumber : Data PerhitunganPT. AEAP Tbk
Berdasarkan data RQD yang dapat dilihat pada tabel 4.2, maka didapatkan RQD
rata rata sebesar 82.88 yang termasuk dalam kategori baik.
Pada Gambar 4.4merupakan interpretasi yang dilakukan oleh peneliti pada log
bor.Pada log terdapat 3 (tiga) litologi yaitu clay (lempung), sandstone (batupasir)
dan coal (batubara).
195
2. Batu lempung, berwarna abu – abu hingga hitam keabuan. Ukuran butir
lempung (<1/126 mm) skala wentworth (1992), terpilah baik, kemas tertutup.
Mineral dominasi berupa kuarsa dan feldspar serta material karbon pada
beberapa singkapan. Teramati dari STA 2 sampai STA 17. Tebal berkisar 0,2
m – 4 m. Tingkat kekuatan batuan sangat lemah (very weak) hingga lemah
(weak). Tingkat pelapukan tergolong lapuk menengah – segar. Struktur
sedimen meliputi nodul, konkresi scoured surface, perlapisan gradasi, rootlets
3. Batubara, berwarna hitam, gores warna hitam kecoklatan, kilap tanah sampai
kaca. Tingkat kekerasan rapuh sampai keras. Pecahan conchoidal, univen.
Pengotor (parting) berupa batu lempung dan batu lanau. Cleat memiliki tebal
0,3 – 4 cm terisi material lempung. Kontak dengan litologi di atasnya atau di
bawahnya berbentuk datar, tidak beraturan. Ketebalan lapisan tipis sampai
tebal 0,5 m – 5 m
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑐𝑜𝑟𝑒>10 𝑐𝑚
RQD= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑐𝑜𝑟𝑒 (𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔𝑏𝑜𝑟) x 100%
4. Kondisi kekar
Kondisi kekar merupakan suatu parameter yang terdiri dari beberapa sub-sub
parameter, yakni kemenerusan bidang diskontinuitas (persistence), lebar rekahan
197
Tabel 4.3
Parameter Klasifikasi Massa Batuan
Pembobotan 15 10 7 4 0
Tabel 4.4
Kelas Massa Batuan yang ditentukan dari Pembobotan Total
Pembobotan 100 - 81 80 - 61 60 - 41 40 - 1 < 20
Sangat
Deskripsi Sangat Baik Baik Sedang Jelek
Jelek
Sumber : Mekanika Batuan, Bieniawski 1977
Tabel 4.5
Data Klaifikasi Massa Batuan Metode RMR
No. Parameter Nilai Rating
1 Kuat Tekan 12.02 MPa 2
2 RQD 46.17 % 8
3 Jarak antar kekar 200-600 mm 10
4 Kondisi kekar Renggangan 1 – 5 mm 11
5 Kondisi air tanah Lembab 10
Total 41
Sumber : Data PT. AEAP Tbk
Setelah di lakukan penghitungan RMR dan pembobotan rating maka telah di dapat nilai
RMR yaitu 41, yang dimana ada pada golongan III karena nilaii 41 ada diantara 41-60
dan memiliki deskripsi batuan yang sedang.
Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa
merusak (non destructive test) , kemudian dilanjutkan dengan penentun sifat
mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive test) sehingga contoh
hancur.
Wn
a) Bobot isi asli (natural density)
W Ws
= w
Wo
b) Bobot isi kering (dry density)
W Ws
= w
Ww
c) Bobot is jenuh (saturated density)
W Ws
= w
Wn
W Ws / bobot isi air
d) Berat jenis semu (apparent specific gravity) = w
201
Wo
e) Berat jenis sejati (true specific gravity) =
Wo Ws /bobot isi air
Wn Wo
x100%
f) Kadar air Asli (natural watter content) = W o
Ww Wo
x100%
g) Saturated water content (absorption) =
W o
Wn Wo
x100%
h) Derajat kejenuhan =
Ww Wo
Ww Wo
X 100%
i) Porositas , n =
Ww Ws
n
j) Void ratio, e = n 1
Setelah di dapat data hasil uji fisik maka data tersebut di lakukan pengolahan
sehingga dapat menentukan data sebagai berikut :
Tabel 4.6
Uji Sifat Fisik Sandstone
Nama percontoh Sandstone
Nomor percontoh : 1/1
Berat percontoh asli Wn 41.28 Gr
Berat percontoh kering Wo 37.75 Gr
Berat percontoh jenuh Ww 42.74 Gr
Berat percontoh jenuh tergantung dlm air Ws 24.15 Gr
Volume percontoh tanpa pori-pori Wo – Ws 13.6 Cc
Volume percontoh total Ww – Ws 18.59 Cc
Sumber : Data PT. AEAP Tbk
202
Tabel 4.7
Uji Sifat Fisik Claystone
Nama percontoh Claystone
Nomor percontoh :½
Berat percontoh asli Wn 40.38 Gr
Berat percontoh kering Wo 37.75 Gr
Berat percontoh jenuh Ww 40.84 Gr
Berat percontoh jenuh tergantung dlm air Ws 24.25 Gr
Volume percontoh tanpa pori-pori Wo – Ws 13.50 Cc
Volume percontoh total Ww – Ws 16.59 Cc
Sumber : Data PT. AEAP Tbk
Tabel 4.8
Uji Sifat Fisik Batubara
Tabel 4.10
Data UCS PT. AEAP Tbk
Kuat Tekan E(MPa)
No Hole Id Litologi
(MPa)
DHS01 Sand Stone 13.56 5.100
clay stone 9.76 4.600
1 Coal 26.34 8.400
2. Kuat Geser
Uji Geser Langsung (Direct Shears Test), untuk menentukan :
Kuat geser (σt=P/Π.D.L)
𝑝ℎ𝑖
Sudut geser dalam ( = x 180)
𝜋
1−sin 𝑝ℎ𝑖
Kohesi (c= a ( )
1 .cos 𝑝ℎ𝑖
Tabel 4.10
Sifat Mekanik Kuat Geser
3. Triaksial
Salah satu uji yang terpenting di dalam mekanika batuan untuk menentukan
kekuatan batuan di bawah tiga komponen tegangan adalah uji triaksial. Contoh
yang digunakan berbentuk silinder dengan syarat-syarat sama uji kuat tekan.Uji
Triaksial (Triaxial Test), untuk menentukan :
205
Berikut cara perhitungan kuat geser, sudut geser dalam dan kohesi :
Tabel 4.11
Sifat Mekanik Triaksial
Sudut Geser Kohesi
No Hole Id Litologi Kuat Geser
Dalam (o)
DHS01 Sand Stone 45 25.4 5.1
clay stone 41 38.9 0.9
1 Coal 65 51.1 15.4
39.9 0.9
clay stone
43
DHS05 Sand Stone 41 26.1 5.8
2 clay stone 39 33.1 0.45
Coal 55.7 18.1
71
DHS06 Sand Stone 42 27.4 6.1
3 clay stone 39 35.9 0.61
Coal 60.6 19.1
70.2
DHS15 Sand Stone 38.2 28.3 4.3
4 clay stone 41.5 40.39 0.8
Coal 61.3 23.6
68.1
Sumber : Data PT. AEAP Tbk
4. Kuat Tarik
Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (σt = 2.F/Π.D.L) (Brazillian Test), untuk
menentukan kuat tarik tidak langsung. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kuat
tank (tensile strength) dari contoh batu berbentuk silinder secara tak langsung.
Uji cara ini dikenal sebagai uji tarik Brazil. Alat yang digunakan adalah mesin
tekan seperti pada uji kuat tekan
206
Tabel 4.12
Sifat Mekanik Kuat Tarik
No Hole Id Litologi σt
DHS01 Sand Stone 1,356
clay stone 0,976
1 Coal 2,634
clay stone 1,354
DHS05 Sand Stone 1,353
2 clay stone 0,97
Coal 2,629
DHS06 Sand Stone 1,356
3 clay stone 0.977
Coal 2,728
DHS15 Sand Stone 1,334
4 clay stone 0,967
Coal 2,725
Sumber : Data PT. AEAP Tbk
Prinsip Dasar Metode Irisan Secara umum keruntuhan diasumsikan terjadi akibat
adanya pergerakan blok tanah pada suatu permukaan gelincir yang berbentuk
lingkaran atau tidak berbentuk lingkaran. Pada suatu lereng yang dianalisis yang
membaginya dalam n buah segmen / irisan, maka akan terdapat (5n-2) variabel
yang tidak diketahui, sementara hanya terdapat 3n buah persamaan statika yaitu:
Metode ini juga menganggap bahwa gaya normal P bekerja ditengah-tengah slice.
Diasumsikan juga bahwa resultan gaya-gaya antar irisan pada tiap irisan adalah
208
sama dengan nol, atau dengan kata lain bahwa resultan gaya-gaya antar irisan
diabaikan. Jadi total asumsi yang dibuat oleh metode ini adalah:
Pada Gambar 4.5 diperlihatkan suatu lereng dengan sistem irisan untuk berat
sendiri massa tanah (W) serta analisis komponen gaya-gaya yang timbul dari berat
massa tanah tersebut, yang terdiri dari gayagaya antar irisan yang bekerja di
samping kanan irisan (Er dan Xt). Pada bagian alas irisan, gaya berat (W)
209
diuraikan menjadi gaya reaksi normal Pw yang bekerja tegak lurus alas irisan dan
gaya tangensial Tw yang bekerja sejajar irisan.
Besarnya lengan gaya (W) adalah x = R sin α, dimana R adalah jari-jari lingkaran
longsor dan sudut α adalah sudut pada titik O yang dibentuk antara garis vertikal
dengan jari-jari lingkaran longsor. Dengan menggunakan prinsip dasar serta
asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya dapat diuraikan
analisis Faktor Keamanannya sebagai berikut: Kriteria Keruntuhan Mohr–
Coulomb: s = c’ + σ’ tan Ø’ .......................................................................(1)
dengan:
σ’ = σ - u .....................................................................................................(2)
dengan:
σ = Tegangan normal total
u = Tekanan air pori
Kemudian tegangan normal total yang bekerja pada bidang longsor dinyatakan
sebagai: σ = PW/L1....................................................................................(3)
dengan:
PW= Gaya normal akibat berat sendiri tanah
l = lebar alas irisan
1 = satu satuan lebar bidang longsor
dengan:
FK > 1,5 menunjukkan lereng stabil
FK = 1,5 kemungkinan lereng tidak stabil
FK < 1,5 menunjukkan lereng tidak stabil
Nilai Faktor Keamanan ini adalah sama dengan perbandingan antara seluruh
komponen momen penahan longsor dengan momen penyebab longsor untuk
seluruh irisan yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 4.8
Rancangan Gometri Lereng Disposal (Lampiran 4.A)
Lereng disposal memiliki kemiringan 45O dengan tinggi lereng 6 meter dengan
FK 1.3, yang dimana lereng tersebut terdapat dua timbuna, dengan masing-masing
timbunan mempunya tinggi 6 meter.