Anda di halaman 1dari 60

Blasting Effect

(penyebabnya)

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/1


A. Flying Rock

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/2


1. Tidak memiliki Freeface
Dalam suatu aktifitas peledakan salah satu yang harus diperhatikan adalah terdapatnya ruang bebas yang
dengan mudah batuan dapat bergerak atau berpindah yang akan menciptakan ruang bebas baru, sehingga
peledakan pada baris berikutnya akan memudahkan batuan untuk bergerak.

Suatu peledakan yang tidak memiliki freeface (freeface tunggal) akan menyebabkan pergerakan batuan relatif ke
arah atas. Dalam peledakan seperti ini harus dibuat peledakan awal sebagai pembuat freeface. Contoh
peledakan ini adalah peledakan dengan metoda box-cut dan harus dibuat seminimal mungkin terjadinya flying
rock

Gambar 1

2. Burden awal terlalu pendek


Terdapatnya freeface pada lokasi peledakan akan memudahkan terbongkarnya batuan,
akan tetapi pembuatan lubang tembak yang sangat dekat dengan freeface juga akan
menimbulkan terjadinya flying rock.

Burden awal yang pendek juga sering terjadi di freeface yang tidak lurus sehingga
diperlukan extra holes atau penambahan beberapa lubang untuk meringankan beban
lubang yang memiliki burden yang sangat besar. Jika penambahan lubang tersebut terlalu
dekat dengan freeface akan menyebabkan burden awal jadi semakin pendek
Gambar 2

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/3


3. Burden awal berlebih
Apabila burden awal berlebih maka akan menimbulkan beban yang berat terhadap lubang
yang meledak untuk mendorong beban batuan tersebut. Sehingga sulit terbentuk ruang
bebas untuk peledakan berikutnya.

Burden awal yang berlebih sering terjadi dikarenakan


• Salah design
• Free face tidak lurus
• Kesulitan mesin bor untuk membor dititik yang telah ditentukan.

Gambar 2

4. Lubang Miring
Pemboran lubang miring dengan kemiringan yang tidak tepat akan mudah menimbulkan
terbentuknya flying rock. Apabila lubang tidak sejajar dengan kemiringan freeface akan
menimbulkan terjadinya flying rock pada jarak yang pendek antara lubang dan free face.

Gambar 2

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/4


5. Kolom stemming pendek
Panjang kolom Stemming merupakan faktor utama yang dapat mengungkung bahan peledak sehingga energi
explosive akan bekerja optimal untuk menghancurkan batuan dan melemparkan massa batuan.

Jika kolom stemming terlalu pendek akan menimbulkan berlebihnya energi vertikal dan energi explosive akan
dengan mudah menerobos ke atas. Pendeknya kolom stemming ini ditandai dengan terjadinya flying rock dan
terjadinya kubah-kubah cekung pada blasting material pasca peledakan.

Gambar

6. Material Stemming tidak bagus


Disamping panjang kolom stemming, stemming juga dipengaruhi oleh kwalitas material
stemming yang seharusnya menahan explosive untuk dapat bekerja maksimal dalam
menghancurkan batuan.

Dari beberapa literatur, ukuran material stemming yang baik antara 10 – 20 mm berbentuk pipih.
Jenis material yang baik adalah crushing material sehingga material stemming bisa seragam.

Di lapangan pada umumnya material stemming menggunakan cutting hasil pemboran itu
sendiri. Pada batuan yang kompak cutting yang berbentuk chip akan mudah terbentuk.

Kegagalan peledakan akibat material stemming terjadi jika stemming dengan material yang
lembut dan lubang basah tanpa ada pemompaan sehingga material stemming menjadi lumpur

Gambar
October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/5
7. Lubang pendek

Peledakan lubang pendek akan sangat susah dalam pengontrolan flying rock. Jika diameter
yang digunakan tetap dan burden spacing juga tetap, lubang pendek akan sengat berat dalam
menghancurkan batuan karena Stiffness Ratio yang kecil.

Stiffness Ratio yang baik adalah >1.25


Gambar

8. Terlalu banyak baris (row)


Jumlah baris yang banyak akan mempengaruhi gelombang dan kecepatan explosive
menghancurkan dan melemparkan batuan. Proses Kecepatan penghancuran dan throwing
pada suatu baris akan segera diikuti oleh baris berikutnya, sehingga beban lubang pada baris
berikutnya akan semakin berat. Flying rock sering terjadi di baris bagian akhir.

Untuk menghindari terjadinya Flying rock di baris bagian belakang pada peledakan dengan
banyak baris, baris bagian belakang waktu ledaknya (delay time untuk ledakan) di perbesar.

Hasil peledakan yang maksimal akan terbentuk pada peledakan dengan 4 – 6 baris

Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/6


9. Pemilihan Delay tidak tepat

Panjang delay yang digunakan untuk aktifitas peledakan disesuaikan dengan sifat batuan yang ada dan jarak
burden yang direncanakan.

Penggunaan delay yang sangat cepat dengan burden yang besar akan menimbulkan beban yang berat untuk
proses penghancuran pada lubang berikutnya. Hal ini dikarenakan proses penghancuran pada lubang awal
belum selesai (lubang awal belum menyiapkan ruang bebas untuk lubang berikutnya) sudah diikuti dengan
proses peledakan lubang berikutnya

Disamping akan terjadi flying rock pada kasus ini akan terjadi Ground vibration yang besar.

17 ms 25 ms

25 ms 65 ms

Jika jarak burden adalah 8 meter, maka kecepatan yang terjadi pada batuan adalah :
Pada rangkaia pertama : 42/8 = 5,25 ms/m
Pada rangakaian kedua : 90/8 = 11,25 ms/m

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/7


10. Perangkaian tidak tepat
Kondisi lapangan yang sulit sering menyebabkan perangkaian tidak tepat, sehingga arah
peledakan dan pembentukan ruang bebas tidak sempurna yang akan menimbulkan beban
yang berat untuk ledakan lubang berikutnya.
Gambar

11. Meledak secara bersamaan


Peledakan bersamaan sangat berbahaya dalam aktifitas peledakan karena baik Flying rock, noise, ground
vibration dan air balst tidak akan terkontrol

Peledakan secara bersamaan tidak akan terjadi dilokasi yang menggunakan Nonel sistem, akan tetapi
perangkaian yang salah akan mudah menimbulkan terbentuknya peledakan bersamaan beberapa lubang
yang berdekatan

Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/8


12. Penempatan initiation point tidak tepat
Pemilihan atau penempatan IP yang tidak tepat akan mempengaruhi pola dan seberapa banyak baris yang
akan terbentuk. Penempatan IP juga harus pada tempat yang akan sangat mudah terbentuknya ruang
bebas baru saat terjadinya ledakan.

Kondisi lapangan yang sulit sering menyebabkan perangkaian tidak tepat, sehingga lubang di baris
belakang sering meledak terlebih dahulu, atau terjadinya lubang yang berdekatan meledak bersamaan

Terjadinya ledakan lubang di baris belakang tidak memberikan proses yang sempurna dikarenakan ruang
bebas yang belum tersedia atau sempit dari seharusnya. Sehingga ledakan akan berat untuk mendorong
beban dan akan menimbulkan terjadinya flying rock.

Gambar

13. Terdapat material sisa di Free Face


Free face dan burden awal seharusnya merupakan langkah awal untuk menciptakan peledakan dengan hasil yang
baik dengan membuat ruang bebas yang sempurna sehingga memudahkan proses peledakan pada baris
berikutnya.

Free face yang bersih dari material yang tersisa akan menyebabkan bertambahnya beban bagi explosive untuk
mendorong beban (burden).

Flying rock akan terjadi di daerah free face juga tidak menutup kemungkinan pada lubang berikutnya akibat ruang
bebas yang tidak cepat tersedia tersebut.

Gambar
October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/9
14. Adanya Perlapisan batuan lunak
Tekanan yang timbul dari hasil peledakan akan dengan mudah menerobos lapisan batuan
yang lebih lunak yang ada di sekitarnya.

Pada batuan yang demikian harus dilakukan perlakuan husus dengan memberikan explosive
yang lebih rendah energynya atau dilakukan decking.
Gambar

15. Adanya Celah / joint


Pengaruh yang ditimbulkan oleh aktifitas peledakan yaitu terjadinya back break (rusaknya
batuan dibelakan area yang diledakan).

Pada Back Break yang besar di area free face akibat ledakan sebelumnya memudahkan
ledakan menerobos celah tersebut dan akan menimbulkan terjadinya Flying rock.
Gambar

16. Free face yang tidak baik


Sisa aktifitas penggalian yang meninggalkan bentuk cekungan pada daerah freeface akan
menyebabkan adanya jarak bagian free face yang sesungguhnya terhadap lubang sangat
dekat.

Sehingga menimbulkan burden aktual yang sangat dekat yang akan menimbulkan terjadinya
flying rock.
Gambar
October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/10
17. Rongga
Terdapatnya rongga pada jenis batuan tertentu akan menimbulkan berlebihnya bahan
peledak yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut.

Tidak adanya kontrol saat charging explosive akan menyebabkan overloading sehingga
jumlah explosive yang ada dalam lubang sangat berlebihan. Hal ini akan menimbulkan
ledakan yang sangat besar dan akan menimbulkan flying rock, noise dan getaran yang
sangat besar.

Alternatif charging untuk lubang yang berongga yaitu dengan menggunakan linner plastik
(kondom) sehingga diameter explosive dan jumlah explosive akan terjaga.
Gambar

18. Secondary blasting


Pada secondary blasting atau peledakan boulder, flying rock sering tidak terkontrol. Hal ini
diakibatkan oleh :
• Seluruh permukaan boulder merupakan bagian dari free face
• Lubang tembak akan pendek
• Penggunaan Explosive berlebih (kontrol PF terabaikan)

Terdapat tiga maca Peledakan boulder yaitu


 Mud Capping
 Snake Holing
 Block Holing
Pada kenyataannya hanya metoda block holing yang effektif digunakan.
Gambar
October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/11
Terima kasih

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/12


B. Toe atau knob
• Tonjolan dipermukaan yang terbentuk akibat tidak meratanya proses
penghancuran batuan.

• Toe akan sangat mengganggu aktifitas loading terutama manuver unit dump
truck

• Toe dapat menimbulkan adanya jebakan air sehingga drainage dan


maintenace area jadi tinggi

• Terjadinya toe diakibatkan beberapa faktor :

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/13


1. Subdrill tidak cukup (terlalu pendek)

• Subdrill yang tidak cukup akan menyebabkan penggalian aktual dilapangan akan dipaksakan untuk
mencapai target elevasi yang ditentukan.

• Besarnya Subdrill ditentukan oleh diameter lubang tembak, besarnya burden dan kekerasan batuan

Gambar

2. Penempatan primer tidak tepat


Primer harus ditempatkan diatas garis batas subdrill yang direncanakan dengan benar.

Primer yang di letakkan di atas akan menyebabkan kinerja explosibe di bawah tidak maksimal,
sehingga subdrill sesungguhnya harus lebih besar. Jika dipaksakan digging sesuai dengan rencana
elevasi yang ada dan subdrill yang tetap maka akan terjadi gelombang

Penempatan di bawah subdrill (didasar) maka primer yang high explosive akan bekerja sangat berat,
sehingga akan mempengaruhi kinerja explosive secara keseluruhan.
Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/14


3. Kedalaman lubang tidak merata

Kedalaman lubang yang tidak merata akan menyebabkan terjadinya toe di permukaan setelah digging
material peledakan. Kedalaman yang tidak merata juga diakibatkan oleh adanya pendangkalan.
Pendangkalan lubang pasti akan terjadi di lapangan. Masalahnya seberapa besar persen
pendangkalan dari lubang lang dibuat. Semakin lama lubang ledak didiamkan akan semakin besar
persen pendangkalan yang terjadi

Pendangkalan terjadi akibat :


• Tiadk ada acuan kedalaman lubang yang akan dibor
• Lubang ambruk karena material tidak kompak
• Adanya aktifitas lain sehingga terdapat getaran yang menyebabkan terjadi lepasnya material di dinding lubang
atau cutting material
• Masuknya air kedalam lubang
Gambar

4. Geometri yang berlebih


• Geometri yang berlebih untuk burden dan spacing akan menimbulkan terjadinya toe kearah
burden dan spacing.

Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/15


5. Geometri yang berlebih

• Geometri yang berlebih untuk burden dan spacing akan menimbulkan terjadinya toe kearah burden
dan spacing.

Gambar

6. Burden awal terlalu besar atau adanya material sisa di free face

• Burden awal yang berlebihan atau terdapatnya material sisa akan menyebabkan terjadinya
toe di awal digging.
Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/16


Trima kasih

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/17


C. Ground vibration

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/18


1. Jumlah bahan peledak yang meledak besar

Pada dasarnya Ground Vibration pada setiap peledakan sekecil apapun akan terjadi.
Hal ini dikarenakan peledakan akan menghasilkan gelombang ledak.

Besar kecilnya ground vibration dipengaruhi oleh sedikit dan banyaknya bahan peledak
yang meledak pada satu satuan waktu peledakan (8ms).

Besarnya Ground vibration akan banyak mempengaruhi kestabilan lereng (slope)


ataupun bangunan. Sehingga dalam aktifitas peledakan harus diusahakan ground
vibration sekecil mungkin.

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/19


2. Delay antar lubang terlalu cepat and banyak baris

Delay yang terlalu cepat pada aktifitas peledakan menyebabkan kecepatan gelombang
yang merambat pada batuan persatuan meter akan sangat cepat.

Hal ini akan menyebabkan terjadinya rambat gelombang yang akan semakin
menumpuk terlebih pada peledakan dengan jumlah baris yang banyak.

17 ms 25 ms

25 ms 65 ms

Jika jarak burden adalah 8 meter, maka kecepatan yang terjadi pada batuan adalah :
Pada rangkaia pertama : 42/8 = 5,25 ms/m
Pada rangakaian kedua : 90/8 = 11,25 ms/m

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/20


3. Meledak bersamaan

Suatu rangkaian peledakan harus diusahakan sesedikit mungkin lubang yang meledak secara
bersamaan, sehingga jumlah bahan peledak yang meledak bersamaan tidak terlalu besar.

Peledakan yang bersamaan terjadi pada peledakan menggunakan cord (sumbu ledak) and
sistem detonator listrik.

Gambar

4. Perangkaian surface delay tidak tepat

Perangkaian pola yang tidak tepat akan menyebabkan terjadinya peledakan beberapa lubang
yang meledak secara bersama.

Perangkaian yang tidak tepat juga akan membentuk ruang bebas yang sempit sehingga lubang
ledak yang meledak akan mendapatkan resistensi dari batuan yang akan dibongkar.

Resistensi dari batuan tersebut akan menyebabkan gelombang tidak lepas dan sebagian akan
tetap merambat dalam batuan sehingga menimbulkan getaran yang lebih kuat.

Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/21


5. Penempatan IP tidak tepat

Pada lokasi yang sulit, Penempatan Initiation Point yang tidak tepat akan menimbulkan
rangkaian ledakan lubang yang belakang meledak terlebih dahulu juga akan membentuk
rangkaian yang terlalu panjang.

Keberanian membuat IP di dua tempat dan kemampuan merangkai akan pada lokasi yang sulit
sangat dibutuhkan sehingga baris yang terbentuk akan terbagi dua pada satu lokasi tersebut.
Gambar

6. Terdapat buffer

• Terdapatnya material sisa di depan free face akan menjadi buffer untuk aktifitas peledakan.

• Baik material yang sengaja dibuat buffer atau material yang tersisa karena operasional akan
menyebabkan beratnya beban peledakan.

• Peledakan dengan buffer biasanya dilakukan pada tambang emas, dimana material yang diledakan
tidak diinginkan adanya throwing. Material buffer merupakan material peledakan yang sengaja
ditinggalkan

Gambar

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/22


7. Tidak ada free face

Suatu aktifitas peledakan yang tidak memiliki Free face (free face tunggal) tidak hanya akan
menimbulkan flying rock, akan tetapi juga akan menimbulkan pengaruh terhadap Gound
vibration yang lebih besar dari semestinya.

Ground vibration pada lokasi seperti ini dikarenakan oleh seluruh gelombang ledak
dirambatkan dalam batuan.

Untuk meminimalkan getaran desain harus benar-benar dibuat sehingga lubang yang meledak
secara bersamaan tidak terlalu banyak dan diperhitungkan berapa banyak bahan peledak
yang akan meledak secara bersamaan.

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/23


Tabel Gound Vibration dan pengaruhnya

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/24


Terima kasih

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/25


D. Fumes dan Asap hitam

• Komposisi campuran bulk explosive yang tidak tepat menyebabkan non


oxigen balance pada proses kimianya akan menyebabkan terbentuknya
Fumes ataupun asap hitam.

• Komposisi yang tepat (zero oxigent balance) pada campuran akan ditunjukan
oleh asap putih (smoke) saat peledakan.

• Non Oksigen Balance karena kekurangan Fuel Oil menyebabkab terbentuknya


Fumes dan berlebihnya Fuel Oil menyebabkan terbentuknya Asap Hitam.

• Terjadinya Non Oksigen balance terjadi pada


– Kesalahan setting (kalibrasi)
– Kualitas explosive (terjadi gumpalan) sehingga pencampuran tidak merata
(kelebihan Fuel oil)
– Kerusakan pada auger saat charging (kelebihan Foel Oil)
– Kerusakan atau problem pada suplay Fuel oil saat charging (kekurangan Fuel oil)
– Terdapat kandungan air dalam lubang

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/26


Anfo performance
ANFO Performance

100

Energy Outputl(%)
80

60
2 4 6 8 10
ANFO Fuel Oil (%)

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/27


E. Noise

Aktifitas peledakan akan selalu menimbulkan adanya suara ledakan.


Suara ledakan yang tinggi biasanya disebut dengan istilah noise, noise
terjadi akibat adanya beberapa hal, antara lain :

– Peledakan bersamaan
– Stemming yang pendek
– Peledakan lubang pendek
– Peledakan pakai sumbu ledak
– Peledakan boulder

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/28


Tabel gelombang suara

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/29


F. Air blast
• Peledakan bersamaan
• Bahan peledak sangat besar
• Burden terlalu pendek
• Cuaca

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/30


G. Boulder
Boulder merupakan masalah dalam Peledakan, peledakan yang optimum akan menghasilkan
fragmentasi yang besar sekitar 5% pada satu lokasi. Hal ini dikarenakan akibat adanya rekahan
(back break dari peledakan sebelumnya).Boulder yang terbentuk menyeluruh dikarenakan
geometri peledakan yang tidak tepat (berlebih)

Suatu lokasi yang besar diledakan secara berulang akan menambah persentase boulder yang
dihasilkan.

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/31


1. Boulder terjadi di daerah atas

Boulder di daerah atas terjadi karena berlebihnya kolom stemming


Terdapat lapisan batuan yang keras dilapisan atas (cap rock)

Untuk Lapisan batuan yang keras didaerah atas (dan lapisan cukup tebal) maka dilakukan :
• Pemilihan diameter lubang yang kecil, sehingga geometri pemboran lebih kecil
• Memberikan lubang pendek (untuk lapisan keras) diantara lubang normal
• Memberikan isian bahan peledak (dynamite) di area stemming

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/32


2. Boulder di daerah tengah
Boulder di daerah tengah terjadi jika :
– Terdapat lapisan ataupun lensa batuan keras di bagian tengah
– Bahan peledak berlebih (kolom stemming pendek) sehingga energy ledak akan lebih
besar keluar dan penghancuran masa batuan tidak optimal
– Charging tidak sempurna pada lubang basah (ada spot air di tengah)
– Terjadinya ambrukan saat charging
– Peledakan dengan decking pada lubang dalam

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/33


3. Boulder dibawah
Boulder di daerah bawah terjadi karena :
– Primer diletakan di bagian atas (collar priming)
– Charging tidak sempurna pada lubang basah
– Terdapat lensa atau lapisan batuan yang keras

Stop pemboran setelah menemui lapisan batuan yang sangat keras kalau kedalaman bisa dikatakan cukup
(tidak terlalu dangkal)

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/34


First Row

Burden Burden Burden Burden Burden

Pola Box-cut

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/35


Flying rock

Burden normal

Burden awal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/36


Flying rock

Burden awal

Burden normal

Beban yang
berat

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/37


Flying rock

Burden normal

Burden awal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/38


Flying rock

Stemming terlalu pendek

Burden awal

Burden normal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/39


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/40


Flying rock

Lubang pendek

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/41


Flying rock

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/42


SHOTPlan
SHOTPlanv3.v3.00
SHOTPlan v3.0 Default products
Defaultproducts
Default products
Legend
Legend
Legend
CD 25
CDCD2525
CD 65
CDCD6565

500
600600
500 1
500 1
1
600
700

600 700
700 800

700
Bench
Bench 800 800
Bench 900

11 1 Leadin
Leadin
Leadin 800 900
900 1000

Inhole 900 1000


Inhole MS
MS #12 #12 1000 1100
Inhole MS #12
1000 900 900 1000 1100
1000
Arrows
Inhole show
nominal
Inhole
Arrowsnominal show
direction of
timingdirection
contours of
first movement.
first movement.
timing contours

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/43


Flying rock

Burden awal

Burden normal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/44


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/45


Flying rock

Flying rock

Burden normal

Burden awal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/46


Flying rock

Burden normal

Burden awal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/47


Flying rock

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/48


Flying rock

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/49


Flying rock

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/50


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/51


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/52


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/53


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/54


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/55


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/56


Burden normal

Burden awal

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/57


SHOTPlan v3.0 Default products

Legend
CD 25
CD 65

Bench

1 Leadin

Inhole MS #12

Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/58


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/59


Balikan deui

October 25, 2021 Personal file : Atab/Dec-2004/60

Anda mungkin juga menyukai