Anda di halaman 1dari 33

KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI

PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. X

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
SEBASTIANUS YOHANES DJERANDUT
NIM. 112. 020. 002

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2005
KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI
PENAMBANGAN BATU BARA DI PT. X

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
SEBASTIANUS YOHANES DJERANDUT
NIM. 112.020.002

Mengetahui
Dosen Wali

Nurkhamim. ST, MT
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL

KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI PENAMBANGAN


BATUBARA DI PT. X

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Operasi peledakan pada tambang batubara tidak saja diterapkan pada lapisan
batubaranya, tetapi juga terhadap lapisan penutup (over berden) yang ada
diatasnya.Peledakan pada lapisan over burden menjadi sangat krusial karena lapisan
ini terbentuk dari batuan sediment yang kekerasannya cukup tinggi. Melihat sifat
fisik dan mekanik dari overburden serta disadari bahwa lapisan tersebut bukan
sasaran bisnis tambang, maka diperlukan suatu teknik peledakan yang
ekonomis,efisien dan ramah lingkungan sehingga perolehan batubara dapat
menutupi semua biaya operasi , termasuk pemindahan overburden
Keberhasilan suatu operasi peledakan yang optimal secara teknis biasanya tidak
diraih seketika, melainkan harus melewati beberapa percobaan dengan mengubah-
ubah parameter peledakan sampai akhirnya diperoleh hasil yang memuaskan.
Sebenarnya optimalisasi produksi dari suatu peledakan tidak saja ditinjau dari
aspek teknis, tetapi harus pula mempertimbangkan aspek ekonominya. Adapun
sasaran akhir dari optimalisasi dari operasi peledakan adalah mendapatkan biaya
produksi pada tingkat yang wajar untuk meraih target yang diinginkan perusahaan.
Dan ketika suatu alat produksi dalam hal ini penggunaan dari alat bor tidak lagi
ekonomis untuk dioperasikan, misalnya sudah terlalu tua atau tidak sesuai dengan
kondisi operasional, tidak ada salahnya untuk dijual atau dilelang.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan biaya pemboran dan
peledakan, diantaranya yaitu ; permintaan pasar, kondisi batuan, biaya pemboran
dan biaya peledakan itu sendiri.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara ekonomis terhadap
operasi peledakan yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap kali operasi peledakan pada target
produksi yang telah ditetapkan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang
wajar.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya pemboran


dan peledakan di PT. X.
2. Mengetahui faktor pemilihan alat bor, kapasitas dan jumlah dari alat tersebut
sehingga efisien dan menguntungkan.
3. Mengetahui pola pemboran dan peledakan yang diterapkan oleh
perusahaan,serta efisiensi kerja dari operator. Dan keefektifan dari pola
tersebut bila dikaji secara ekonomi.
4. Mengetahui Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk setiap peledakan, dan
untuk setiap lubang bor.
BAB II
ANALISIS MASALAH

A. DASAR TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERHITUNGAN BIAYA


PEMBORAN DAN PELEDAKAN

1. PERMINTAAN PASAR

Jumlah produksi peledakan parallel dengan produksi crushing plant,


jumlah yang dimuat dan diangkut sesuai dengan permintaan pasar. Jadi pola
pikirnya berangkat dari hilir ke hulu. Permintaan pasar / konsumen akan
menentukan :
1. jumlah unit atau alat yang harus tersedia
2. jumlah tenaga kerja
3. pengaruhnya terhadap lingkungan, dan
4. sarana infra struktur lainnya
Hal-hal yang harus diperhatikan ,antara lain :
1. Pada permintaan pasar yang tinggi investasi akan lebih besar disbanding
permintaan sedikit
2. Jumlah cadangan terukur harus menjamin kelangsungan supply yang
konsisten
3. Jaminan teknologi yang proposional
4. Biaya investasi harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat kembali
dalam periode yang singkat
5. Biaya perawatan rutin, overhead, dll. Harus diatur supaya tidak terjadi
pemborosan.
2. KONDISI BATUAN

Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya pemboran dan


peledakan.Adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain :
1. Kekerasan dan Abrasiveness
Biaya terhadap komponen pemboran tinggi pada batuan yang sangat
keras dan abrasive. Dan biaya peledakan besar pada batuan yang keras
karena perlu bahan peledak dengan strength tinggi
2. Struktur geologi
Dapat mengakibatkan in-aligament pemboran pada daerah kontak
perlapisan batuan. Pemborosan bahan peledak mungkin terjadi karena
pengisian celah retakan, rekahan atau rongga didalam batuan.
3. Kandungan mineral dan tekstur
Mineral-mineral berat bertekstur halus dan butirannya mempunyai
bentuk lembaran, bobot isi tinggi dan kuat tekan tinggi dapat
memboroskan bit.
4. Breaking charac
Mempengaruhi distribusi fragmentasi hasil peledakan

3. BIAYA PEMBORAN

Parameter-parameter yang diperlukan antara lain :


A. Kapasitas Pemboran
Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur (cycle
pemboran),baiasanya dinyatakan dalam meter / jam.
Kapasitas jangka panjang adalah kapasitas pershift pemboran ,biasanya
dinyatakan dalam drillmeter / shift (drm / shift), m3 / shift atau ton /
shift.
Contoh perhitungan kapasitas bor jangka panjang :

Drill rig (Tamrock) = DHA 1000


Diameter lubang tembak = 102 mm (14)
Tinggi jenjang = 20 m
Batuan yang dihasilkan = 13,3 m3
Jenis Batuan = batu gamping
Rock drillability (DRI) = 60 %
Penembusan net = 140 cm / menit
Kapasitas Pemboran = 50 drm / jam
Jumlah jam per shift = 8 jam
Efisiensi kerja (U) = 90 %
Kesiapan alat bor = 90 %
Kapasitas Shift = 50 drm/jam x 8 jam x 90%x 90%
= 324 drm / shift x 13,3 m3
= 4.309 m3 / shift

Sebelumnya perlu dicari terlebih dahulu :


1. Efisiensi Kerja ( Work utilization ) :
Perbandingan waktu produktif dengan total waktu per shift.

U = 100 P/S
2. Kesiapan alat bor ( drill availability ) :
Perbandingan waktu bor jalan dengan total waktu yang disediakan (jalan +
berhenti)
A = 100 T1 / (T1 + T2)

Dimana ;
U = Efisiensi kerja, %
P = Waktu produktif, jam
S = Total waktu per shift, jam
A = Kesiapan alat, %
T1= Total waktu jalan, jam
T2 = Total waktu berhenti, jam

Contoh perhitungan jumlah alat bor yang diperlukan :


Produksi peledakan = 2.600.000 ton / tahun
Density batu gamping = 2,54 ton / m3
Kapasitas bor = 4.309 m3 / shift = 10.945 ton / shift
Jumlah hari produksi = 250 hari / tahun
Produksi per shift ( hari ) = 250 hari / tahun
Produksi per shift = 2.600.000 ton / tahun : 250 hari / tahun
= 10.400 ton / shift
Pemboran dilakukan 8 jam / shift; kerja 1 shift / hari

10.400 ton / shift


Jumlah Alat Bor = ------------------------------
10.945 ton / shift
= 0,95 = 1 unit

B. Investasi Alat Bor

Meliputi :
- Pembelian alat bor
- Periode depresiasi
- Bunga dari modal
Penentuan bunga dan periode depresiasi tergantung pada
kebijakan perusahaan yang biasanya dipengaruhi oleh tingkat suku
bunga di Bank
Faktor Anuitas ( A) adalah factor yang digunakan untuk menghitung
anuitas sepanjang layanan alat.

i
A = ----------------------------
[ 1 (1+ i)-n ]

dimana :
A = Faktor anuitas
I = Laju suku bunga, %
N = Periode depresiasi, tahun

contoh menghitung biaya investasi

Diameter lubang tembak = 102 mm (4)


Produksi lubang tembak = 31,300 drm / tahun
Harga alat bor = US$ 158,500
Periode depresiasi = 5 tahun
Laju bunga = 15 %
Faktor anuitas = 0,2983

C. Biaya Investasi :
158,500 x 0,2983
---------------------------- = US$ 1.51 / drm
31,300

1. Biaya Perawatan

Biaya perawatan meliputi :


- suku cadang
- material untuk servis
- upah mekanik
biaya perawatan tersebut tergantung pada :
- jenis batuan
- produksi lubang pertahun
- prosedur servis
- keterampilan mekanik
- upah mekanik

Perawatan alat bor dapat dikerjakan oleh team mekanik


perusahaan atau kontrak servise dari luar. Apabila dikerjakan oleh
mekanik perusahaan, maka pengupahan sesuai dengan gaji bulanan
mekanik tersebut.

Missal :
Gaji total team mekanik = US$ 11,500 / tahun
Produksi lubang tembak = 31,300 drm / tahun
Jadi upah mekanik = Gaji total team mekanik : Produksi
lubang tembak
= US$ 0,37 / drm

Apabila dikontrakan, biayanya sesuai dengan perjanjian. Biaya


yang dikeluarkan untuk kontrak servis per tahun dikonversikan ke
produksi lubang tembak per tahun.
2. Biaya Komponen Bor

Faktor-faktor yang berpengaruh adalah :

Jumlah batuan yang dibongkar Sifat abrasi batuan

Rock drillability
Sirkulasi dari komponen bor

Specific drilling

Umur layanan komponen bor

Jumlah meter pemboran

Konsumsi komponen bor

Persamaan Menghitung konsumsi komponen bor

M
Keperluan bit ; Nb = ----------------------------
( Ab x Y1 )

M
Keperluan batang bor ; Nr = ----------------------------
( Ar x Y1 )

M
Keperluan kopling ; Nc = ----------------------------
( Ac x Y1 )

M
Keperluan shank adpt ; Ns = ----------------------------
( As x Y1 )
keterangan :
M = jumlah batuan yang dibongkar, m3
Y1 = Hasil batuan per meter pemboran, m3 / drm

Ab = Umur layanan bit, drm

Ar = Umur layanan batang bor, drm

Ac = Umur layanan kopling, drm

As = umur layanan shank adaptor, drm

Contoh Perhitungan Keperluan Komponen Bor


Produksi suatu quary batu gamping = 1.000.000 ton / tahun
Density batu gamping = 2,4 ton / m3
Diameter lubang bor = 102 mm
Kedalaman = 20 m

Produksi quary
Produksi batu M = --------------------- = 416.700 m3
Densitas
Hasil batuan per meter Y1 = 13,3 m3 / drm
Umur layanan bit Ab = 2.700 drm
Umur layanan batang bor Ar = 2.900 drm
Umur layanan kopling Ac = 2.500 drm
Umur layanan shank As = 3.200 drm
Maka :

Keperluan bit Nb = 12 buah


Keperluan batang bor Nr = 11 buah
Keperluan kopling Nc = 13 buah
Keperluan shank Ns = 10 buah
Sehingga biaya untuk komponen bor :

Biaya,
Kebutuhan, Harga, Umur,
Komponen bor US$ /
buah US$ / buah drm
drm
Mata bor 102 mm 12 450 2.700 0,17
Batang bor
11 650 2.900 0,22
51 mm 12 ft

Kopling 13 150 2.500 0,06


Shank HL 100 10 400 3.200 0,13
Keterangan ;
Biaya = Kebutuhan x Harga : umur

3. Biaya Bahan Bakar

Faktor- factor yang mempengaruhi perhitungan biaya untuk


bahan bakar alat bor adalah :
- Efisiensi kerja alat bor
- Keadaan tempat kerja
- Jenis batuan
- Diameter lubang
- Komponen bor yang dipakai
Contoh perhitungan bahan bakar buntuk 3 jenis alat bor ;
Hydroulic Top Pneumatic Top
Bor DTH
hammer Hammer
Diameter lubang, mm 102 102 105

Kapasitas pemboran, drm/jam 40 18 28

Konsumsi BBM, lt/jam 28 40 45

Harga BBM, US$ /lt 0,29 0,29 0,29

BIAYA BAHAN BAKAR, US$ /


0,20 0,64 0,47
drm
4. Biaya Tenaga Kerja
Contoh biaya tenaga kerja untuk 3 jenis alat bor
Hydroulic Top Pneumatic Top
Bor DTH
hammer Hammer
Diameter lubang, mm 102 102 105

Kapasitas pemboran, drm/jam 40 18 28

Upah, US$ / jam 15 75 75

BIAYA BAHAN BAKAR,


0,38 4,17 2,68
US$ / drm

BIAYA PEMBORAN TOTAL


= INVESTASI + PERAWATAN + KOMPONEN BOR + BAHAN BAKAR
+
TENAGA KERJA

D. Biaya Peledakan

Meliputi biaya-biaya :
1. Bahan Peledak
2. Sistem Penembakan
3. Alat Pengisian (kalau diperlukan)
4. Tenaga Kerja

Contoh Perhitungan untuk biaya-biaya peledakan :

1. Biaya Bahan Peledak

Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3
Primer per lubang = 1 buah
Berat primer = 3 kg
Harga primer = US$ 2,55 / kg
Berat muatan column = 128 kg
Harga muatan column = US$ 0,75 / kg

Harga primer x Berat primer


Biaya Primer =
Hasil batuan per lubang

= US$ 0,033 / m3
Biaya Muatan Column = US$ 0,31 / m3

TOTAL BIAYA HANDAK = BIAYA PRIMER + BIAYA MUATAN COLUMN


= US$ 0,34

Biaya penembakan
Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3

Sistem penembakan = Listrik

Detonator / lubang tembak = 1 buah


Harga detonator = US$ 3,30 / buah

Harga Blasting Mechine = US$ 3.600,00


Umur Blasting Mechine = 5 tahun
Produksi per tahun = 416.700 m3

BIAYA DETONATOR = Harga detonator x Hasil batuan per lubang


= US$ 0,01 / m3

BIAYA BLASTING MECHINE


3.600 X 0,2983
= ---------------------------------- / 13,3 = US$ 0,003
31.300

Total Biaya Penembakan = Us$ 0,013

Biaya Tenaga Kerja

Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3

Waktu memuat / lubang = 10 menit / lubang


Efisiensi kerja = 90 %
Upah buruh = US$ 21 / jam
Total Biaya Tenaga Kerja = Us$ 0,01

Jadi biaya peledakan total adalah penjumlahan dari biaya handak, system
penembakan, dan tenaga kerja (US$ / m3 atau US$ / ton)

ESTIMASI BIAYA-BIAYA ALAT BOR

Meliputi :

A. BIAYA PEMILIKAN

1. Depresiasi

a. Harga pembelian
b. Salvage value
c. Biaya angkutan
d. Biaya bongkar muat
e. Harga sampai dilokasi : (a + b + c + d)
f. Periode operasi, jam / tahun
g. Umur ekonomis, jam

Harga sampai dilokasi


Depresiasi = ----------------------------
Umur ekonomis

2. Bunga, Pajak, Asuransi dan Sewa Gudang

Pembayaran tetap, % = bunga + pajak + lain-lain


Laju investasi tahunan rata-rata = (n +1) / 2n
Investasi tahunan rata-rata = Harga sampai lokasi x Laju investasi
Pembayaran tahunan tetap = pembayaran tetap x investasi tahunan rata-
rata

Pembayaran tahunan tetap


Pembayaran tetap per jam = -------------------------------------
Periode operasi

Total Biaya Pemilikan = Depresiasi + Pembayaran tetap per jam

B. BIAYA OPERASI

1. Bahan Habis Pakai

a. Alat bor, US$ / round


b. Mata bor, US$ / round
c. Komponen bor, US$ / round
d. Total biaya habis pakai, US$ / round

Total biaya habis pakai


e. Biaya material habis pakai, US$ / jam = ---------------------------------
Jam kerja

2. Perawatan dan servis

Biaya perawatan dan servis, US$ / jam

3. Biaya Bahan Bakar

a. Tramming, US$ / jam


b. Pemboran, US$ / jam
Biaya pemboran / jam = Pemboran x waktu pemboran
Biaya Bahan Bakar = Tramming + Biaya pemboran

4. Biaya Tenaga Kerja

Total Biaya Operasi


= Biaya material habis pakai + Perawatan dan servis + Bahan Bakar +
Tenaga Kerja

Total Biaya, Us$ / Jam = Biaya Pemilikan + Biaya Operasi


Unit Biaya, Us$ / Meter = Total Biaya / Berat Batuan

PERHITUNGAN GEOMETRI PELEDAKAN

Terdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan , cara-cara


tersebut menyajikan batasan konstanta untuk menentukan dan menghitung geometri
peledakan, terutama menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang ledak,
kondisi batuan, kondisi batuan setempat dan jenis bahan peledak

Penentuan Burden Ratio


Untuk menentuka ukuran burden perlu diketahui harga Burden Ratio (K B) yang
dipengaruhi oleh jenis batuan yang akan diledakan dan bahan peledak yang dipakai.
Ash melakuakan eksperimen untuk menentukan KB yaitu dengan membandingkan
relative energi bahan peledak dengan memmpertimbangkan sifat batuan yang akan
diledakan, terutama berat jenis.
Caranya adalah dengan menentuka batuan dan bahan peledak standar terlebih
dahulu, yaitu :
1 Batuan standar adalah batuan yang mempunyai berat jenis atau densitas 160
lb/cuft (2,00 ton/m3 ), tidak lain dari densitas batuan rata-rata.
2 Bahan peledak standar adalah bahan peledak yang mempunyai berat jenis
(SG) 1,2 dan kecepatan detonasi (Ve) 12.000 fps (4.000 m/det)
3 KB yang dihasilkan dari percobaan disebut KB standar = 30
Apabila peledakan dilakukan pada batuan yang bukan standar dengan menggunakan
bahan peledak yang juga bukan standar, maka perlu dilakuakan pengaturan kembali
harga KB dengan rumus sbb. :

KB = KBSTD x AF1 x AF2(1)


1/3
Energi potensial bahan peledak yang dipakai
AF1 = ------------------------------------------------------------ (2)
Energy potensial bahan peledak standar

1/3
Densitas batuan standar
AF2 = ----------------------------------------------------------- .(3)
Densitas batuan yang akan diledakan

Setelah mengetahui harga KB dapat ditentukan ukuran Burden (B), Spasi (S),
Steming(T), Subdrilling(J) dan lain-lain
Burden (B)
Adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas yang
panjangnya tergantung pada karakteristik batuan , Muatan dan jenis bahan peledak
dan lain-lain. Menentukan ukuran burden merupakan langkah awal agar fragmentasi
batuan hasil peledakan, vibrasi, airblast, dsb. dapat memuaskan.
Menurut Konya (1983)

B = [ (2(SGe/SGr) + 1,5)} De .(4)

Ash memperkenalkan hubungan Kb dengan burden dan diameter lubang tembak,


sbb.;
Kb = 12 B/ De .(5)

Hubungan diameter lubang ledak dengan tinggi jenjang


Pemilihan diameter lubang tembak harus mempertimbangkan tiga hal yaitu :
(1) fragmentasi batuan, (2) dampaknya terhadap lingkungan meliputi vibrasi, air-
blast dan flyrock, dan (3) ekonomi peledakan. Efek ukuran lubang tembak terhadap
factor-faktor diatas dapat diprediksi. Umumnya, makin besar diameter lubangtembak
kemungkinan terjadinya vibrasi, air-blast, dan flyrock sangat besar dan biasanya
fragmentasi juga sulit dikontrol. Untuk mengatasi persoalan diatas , perlu perkiraan
yang akurat tentang hubungan antara diameter lubang tembak dengan burden
sebelum diperoleh Standard Operation Procedure yang baku. Hubungan kedua
parameter tersebut dinamakan stiffness Ratio, yaitu tinggi jenjang dibagi dengan
burden atau L/B

Stiffness
Fragmentasi Airblast Flyrock Vibrasi Keterangan
Ratio
Potensi terjadinya
backbreak dan toe.
1 Jelek Berpotensi Berpotensi Berpotensi
Harus dihindari dan
dirancang ulang
Sebaiknya dirancang
2 Sedang Sedang Sedang Sedang ulang
Terkontrol dan
3 Baik baik baik baik fragmentasi memuaskan
Tidak menguntungkan
4 sempurna sempurna sempurna sempurna lagi bila Stiffness Ratio
lebih dari 4

Tabel
Stiffness Ratio dan Pengaruhnya

Kedalaman lubang tembak (H)


Kedalaman lubang tembak tidak boleh lebih kecil dari ukuran burden untuk
menghindari terjadinya overbreaks dan cratering. Menurut Ash, kedalaman lubang
tembak berdasarkan pada hole depth ratio (Kh) yang harganya antara 1,5 4,0. Hal
ini serupa dengan Stiffness Ratio. Hubungan kedalaman lubang tembak dengan
burden adalah sbb :
Kh = H / B ..(6)
Dimana ; Kh = Hole depth Ratio
H = Kedalaman lubang tembak

Diameter lubang tembak, inch


2 4 6 8 10 12

10

20
30
40
50
60

Subdrilling (J)
Subdrilling adalah lubang tembak yang dibor sampai melebihi batas lantai
jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface dan
untuk menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan (toes) pada lantai jenjang
lantai bagian bawah. Tonjolan yang terjadi akan menyulitkan peledakan berikutnya
dan pada waktu pemuatan dan pengangkutan.
Panjang subdriling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj) yang
besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan massive biasanya dipakai Kj
sebesar 0,3. Hubungan Kj dengan burden diekspresikan dengan persamaan sbb :
Kj = J / B ..(7)
Dimana ; Kj = Subdrilling Ratio
J = subdrilling

Steming (T)
Steming adalah lubang tembak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak,
tetapi biasanya diisi oleh abu hasil pemboran atau kerikil (lebih baik) dan dipadatkan
diatas bahan peledak. Steming berfungsi untuk : (1) menentukan stress balance
dalam lubang tembak, (2) mengurung gas hasil proses kimia bahan peledak, dan (3)
mengontrol kemungkinan terjadinya airlast dan flyrock. Untuk mendapatkan stress
balance dapat ditentukan T = B. Steming ini disebut dengan collar.
Untuk menghitung panjang steming perlu ditentukan dulu steming ratio (Kt), yaitu
perbandingan panjang steming dengan burden. Biasanya Kt standar yang dipakai
0,70 dan ini cukup untuk mengontrol airblast, flyrock, dan stress balance. Apabila Kt
kurang dari satuakan terjadi cratering atau backbreaks, terutama pada system collar
priming. Untuk menghitung steming dipakai persamaan :
Kt = T / B .(8)
Dimana : Kt = Steming Ratio
T = steming, ft

Spacing (S)
Adalah jarak antar lubang tembak dirangkai dalam satu baris dan diukur
sejajar terhadap bidang bebas. Ukuran spacing tergantung pada burden, kedalaman
lubang tembak, letak primer, delay dan arah umum struktur batuan. Yang perlu
diperhatikan adalah kemungkinan adanya interaksi energi antara lubang tembak
yang berdekatan Menurut Konya untuk menentukan ukuran spacing berdasarkan
system penyalaan terlihat pada tabel . toleransi deviasi ukuran spacing dilapangan
sekitar 15 % dari hasil perhitungan masih dapat diterima.

Persamaan Menentukan Spacing


Sistem penyalaan L/B <4 L/B4
Serentak S = (L + 2 B) / 3 S=2B
Tunda (delay) S = (L + 7 B) / 8 S = 1,4 B
Powder Factor
Adalah suatu bilangan yang menyatakan jumlah material yang diledakan atau
dibongkar oleh bahan peledak dalam jumlah tertentu dan dinyatakan dalam ton / lbs
atau m3 / kg . Powdwer factor dipengaruhi oleh pola peledakan dan bidang bebas.

A x l x dr W
PF = ------------------------ = ----------------, ton / lbs
de x PC x N E

Dimana ; A = Luas daerah yang diledakan


L = Tinggi jenjang
PC = Panjang muatan per lubang tembak
de = Loading densitas
dr = Material densitas ratio
N = Jumlah lubang bor

Volume setara (equivalent volume)


Angka yang menyatakan sejumlah volume atau berat tertentu material /batuan
yang diledakan setara dengan tiap meter atau feet pemboran dinyatakan dalam
m3/m, cuft/ft, tons/m. Volume setara berguna untuk menaksir kemampuan alat bor
yang digunakan untuk pembuatan lubang tembak

W
Eq = --------------
NxH

Dimana ; W = Produksi batuan


N = Jumlah lubang bor
H = Kedalaman lubang tembak

B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk
mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. URUTAN KERJA PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, dilakukan dengan menggabungkan antara teori


dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan
penyelesaian masalah.
Adapun urutan pekerjaan penelitian :
1. Observasi terhadap kegiatan penambangan.
2. Penentuan tempat pengamatan langsung untuk pengambilan data.
3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data sekunder dari
laporan bulanan perusahaan.
4. Pengelompokan data, pengujian data.
5. Pengolahan data penelitian.
6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

C. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji


berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan
tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah estimasi produksi alat muat dan
alat angkut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data, geometri dari pola pemboran

dan peledakan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan

perancangan yang digunakan jenis material, target produksi perusahaan, jumlah,

harga dan spesifikasi dari alat alat yang digunakan untuk pemboran dan

peledakan

2. Tahap Penyelidikan pendahuluan

Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam

perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis

dan parameter lainnya.

3. Tahap Penyelidikan Terinci

Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu :

i. Waktu total daur pemboran dari suatu alat bor, baik waktu untuk bergerak
ke lubang berikutnya, mengatur boom dan feed, member batang bor,
menambah batang bor, melepas batang bor, maupun memasang
penutup.Dan waktu tunggu (non pengeboran) sehingga didapatkan
kapasitas pemboran.
ii. Effisiensi kerja alat dan tenaga kerja
iii. Pengukuran terhadap geometri pemboran dan peledakan, berat primer per
lubang, berat muatan column
iv. Fragmentasi yang dihasilkan
Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan
alternative penyelesain masalah

Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :


a. Analisis secara ekonomi terhadap rancangan pola pemboran yang ada
saat ini
Disini dilakukan perhitungan teoritis hasil yang akan dicapai serta
pemaparan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk satu kali peledakan
dengan pola yang digunakan.

BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN

A. METODOLOGI PENELITIAN

Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan

antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan

penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :

1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.

2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan

untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah

yang akan diteliti

3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun

penelitian di laboratorium.

4. Akuisisi Data

a. Pengelompokan data

b. Jumlah data
B. RENCANA JADWAL PENELITIAN

FEBRUARI MARET APRIL


BULAN 2006 2006 2006
MINGGU I II III IV I II III IV I II III IV

Studi Literatur
Pengamatan
Pengambilan data
Pengolahan data
Penyusunan draft

C. RENCANA DAFTAR ISI

RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB
I PENDAHULUAN

II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Keadaan Geologi dan Topografi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Peralatan yang digunakan
2.5 Kegiatan Penambangan

III DASAR TEORI


Pemboran dan Peledakan
Peledakan Pada tambang terbuka
Pola pemboran dan peledakan
Sifat-sifat Batuan yang mempengaruhi peledakan
Karakteristik Bahan Peledak
Mekanisme Pecahnya Batuan
Geometri Pemboran dan Peledakan
Komponen-komponen Alat Bor
Effisiensi Kerja Alat Bor

Estimasi Biaya
3.2.1. Biaya Kepemilikan
3.2.2. Biaya Operasi
IV KONDISI LAPANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELEDAKAN
4.1 Karakteristik Massa Batuan
4.1.1. Komposisi Mineral
4.1.2. Struktur Batuan
4.1.3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan
4.1.4. Klasifikasi Massa Batuan
4.2 Karakteristik Peledakan
4.2.1. Geometri Peledakan
4.2.2. Pola dan Arah Peledakan
4.2.3. Volume setara dan Powder Faktor
4.2.4. Tingkat Fragmentasi
4.2.5. Produksi Pemboran
4.3 Biaya Pemboran
4.3.1. Kapasitas Pemboran
4.3.2. Investasi Alat Bor
4.3.3. Perawatan Alat Bor
4.3.4. Komponen Bor
4.3.5. Bahan Bakar
4.3.6 Tenaga Kerja
4.4 Biaya Peledakan
4.4.1. Bahan Peledak
4.4.2. Sistem Penembakan
4.4.3. Tenaga Kerja
4.5. Estimasi biaya-biaya alat bor

V PEMBAHASAN
5.1 Estimasi Biaya Peledakan
5.2 Kemampuan Produksi dari Alat bor
5.3 Penilaian Terhadap Biaya yang dikeluarkan untuk satu lubang bor

VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Hemphill b., Gary, Blasting Operation, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., The Modern Technique of Rock Blasting,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973

3. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., Teknik


Peledakan, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984

4. Koesnaryo, S., Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Jurusan Teknik


Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta, 1985

5. Samhudi, Teknik Peledakan , Departemen Pertambangan dan Energi,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994.

6. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Ba

Anda mungkin juga menyukai