BATU
Oleh :
MARCOS SAVIO
11.2008.1.00168
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL:
KAJIAN TEKNIS
BATU GAMPING DI
peremuk untuk
istimewa yogyakarta adalah untuk pengecilan ukuran material dengan jalan peremukan.
Tetapi dalam prakteknya banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah sering
terjadinya kemacetan pada saat proses peremukan. Sehingga pada akhirnya sasaran
produksi yang diharapkan tidak dapat terpenuhi, ukuran material yang tidak sesuai
dengan yang disyaratkan untuk unit pengolahan berikutnya serta kurang produktif dan
efisiennya kegiatan di unit peremukan.
Berdasarkan alasan tersebut di atas maka penyusun memilih judul KAJIAN TEKNIS
PEREMUK UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI BATU GAMPING DI PT.SUGIH
ALAMANUGROHO, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian pada unit peremuk di PT. SUGIH
ALAMANUGROHO, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
adalah :
1. Menentukan kapasitas desain dan kapasitas nyata dari alat peremuk saat ini
peremukan akan
berkurang.
2. Sistem produksi peremuk batu gamping yang mendukung kelancaran operasi
peremukan
ditemukan
adanya
hambatan-hambatan
yang
mengakibatkan
PENYELESAIAN MASALAH
Dalam menyelesaikan masalah pada proses peremukan di PT. SUGIH
ALAMANUGROHO, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKART
penyusun menggunakan perhitungan-perhitungan yang bersumber dari literaturliteratur yang ada. Sebagian besar permasalahan yang ada pada unit pengolahan
diselesaikan berdasarkan pada data produksi dan waktu kerja peremukan. Oleh
karena itu informasi mengenai data produksi proses peremukan sangat penting,
selain itu data spesifikasi alat, jam kerja pada proses peremukan, kegiatan
penambangan dan kondisi material hasil penambangan juga diperlukan sebagai data
untuk pengolahan lebih lanjut.
Analisa-analisa yang dilakukan lebih dititik beratkan pada pengolahan data hasil
produksi alat peremuk. Sedangkan pengamatan dan pengukuran dilakukan untuk
data-data jam kerja proses peremukan, kondisi alat, kondisi material hasil
penambangan dan
lingkup penelitian tidak akan terlalu kompleks dan data yang diperoleh akan
lebih mudah untuk dipahami.
DASAR TEORI
Peremukan
peremuk. Hasil dari peremukan telah melalui pengayakan yang ada di dalam mesin
peremuk
ROM
Bak penampung umpan
Hopper
Alat Peremuk
(Hammer crusher )
Screen
Produk
Kegiatan Pada Unit Peremuk
tersebut digerakkan oleh suatu mesin penggerak yang dihubungkan melalui sebuah belt
atau straing.
Cara kerja : Suatu rotor yang dipasangi lengan dimana tiap ujung-ujungnya tedapat
pemukul berputar dengan cepat, sehingga material yang masuk akan dipecahkan oleh
lengan tersebut. Pecahnya material bisa juga karena benturan antara material dengan
material itu sendiri.
Kapasitas mesin peremuk dibedakan menjadi kapasitas desain dan kapasitas nyata.
Kapasitas desain merupakan kemampuan produksi yang seharusnya dicapai oleh mesin
peremuk tersebut, sedang kapasitas nyata merupakan kemampuan produksi mesin
peremuk sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan.
Kapasitas desain diketahui dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik pembuat mesin
peremuk dan kapasitas nyata didapatkan dengan cara pengambilan conto produk yang
dihasilkan.
3.Reduction Ratio
Reduction ratio sangat menentukan keberhasilan suatu peremukan, karena besar
kecilnya nilai reduction ratio ditentukan oleh kemampuan alat peremuk untuk
mengecilkan ukuran material yang akan diremuk. Untuk itu harus dilakukan pengamatan
terhadap tebal material umpan maupun tebal material produk.
Reduction ratio adalah perbandingan ukuran terbesar umpan dengan ukuran terbesar
produk. Pada primary crushing besarnya reduction ratio adalah 4 7 dan pada
secondary crushing besarnya reduction ratio adalah 7 20. Besarnya reduction ratio
merupakan batasan agar kerja alat efektif.
tF
RL =
wF
=
tP
wP
dimana :
RL = limiting reduction ratio
x 100 %
W+R
dimana :
W = jumlah jam kerja alat tanpa mengalami kerusakan
R = jumlah jam perbaikan
b. Physical Availability
Adalah berguna untuk menunjukkan ketersediaan keadaan fisik alat yang sedang
digunakan.
W+S
PA =
x 100 %
W+R+S
dimana :
S
= jumlah jam alat tidak dapat digunakan tapi tidak mengalami kerusakan
c. Use of Availability
Menunjukkan persen waktu yang digunakan alat untuk beroperasi pada saat alat
dapat digunakan.
W
UA =
x 100 %
W+S
dimana :
UA = memperlihatkan efektivitas alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan.
d. Effektive Utilization (Eut)
Cara menunjukkan berapa persen seluruh waktu kerja yang dapat dimanfaatkan
untuk kerja produktif.
W
Eut =
x 100 %
W+R+S
f. Effektifitas Penggunaan
Untuk mengetahui tingkat penggunaan alat peremuk dan kemampuan yang bisa
dicapai.
Kapasitas nyata
Ep =
x 100 %
Kapasitas desain
Studi literatur menekankan pada pengumpulan data-data dari hasil tulisan atau
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
2.Observasi lapangan
Observasi lapangan yang dimaksud adalah melakukan pengamatan langsung di
lapangan dan melakukan pencatatan terhadap objek yang akan diamati.
3.Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan setelah studi literatur dan observasi lapangan
dilakukan. Pekerjaannya yang dilakukan antara lain :
- Kapasitas nyata alat peremuk
- Jam kerja pada unit peremukan
- Kondisi material sebelum dan sesudah mengalami peremukan
- Kadar air dari batugamping
- berat jenis batu gamping
- Data pengamatan waktu hambatan
- Data kemampuan tenaga pengumpan
4.Pengolahan Data
Data yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan menurut urutan
kegiatan, kemudian diolah dan diteliti sehingga akan didapat rumusan-rumusan, antara
lain untuk mengetahui :
-
Latar Belakang
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Tujuan Penelitian
1.4
Metodologi Penelitian
1.5
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Genesa Batugamping
2.6
2.2
2.3
2.4
Sistem Produksi
3.2
3.3
Proses peremukan
3.4
3.5
BAB V.PEMBAHASAN
5.1
Penilaian terhadap
5.2
5.3
Kesimpulan
6.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RENCANA KEGIATAN
No
Waktu
Kegiatan
MARET
1 2 3
APRIL
1 2 3
MEI
1 2 3
1 Studi Pustaka
2 Pengamatan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Draft
DAFTAR PUSTAKA
Gaudin, AM, Principles of Mineral Dressing, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New
York, 1939.
Hartman, HL, Introductory Mining Engineering, A Wiley-Interscience Publication, John
Willey and Sons, New York, 1987.
Pryor A. EJ, Reader In Mineral Dressing University of London, Mining Publication,
Salisbury House, London.
Taggart AF, Hand Book of Mineral Dressing, John Willey and Sons, New York, 1987.