Anda di halaman 1dari 25

Evaluasi Penigkatan Produktivitas Pada Penambangan Overburden Di CV.

Multindo
Prima Teknik Site Baramulti Suksessarana Km 30, Desa Batuah, Kecamatan Loa
Janan, Kabupaten Kutai Kartaneggara, Propinsi Kalimantan Timur

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Jurusan Teknik Pertambangan Fakutas Teknologi Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

OLEH:
ALVIAN ADI
11.2018.1.00

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CV. Multindo Prima Teknik merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang
bergerak dalam kegiatan penambangan batubara yang berlokasi di Site Baramulti
Suksessarana KM 30, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai
Kartaneggara, Propinsi Kalimantan timur. Sistem penambangan CV. Multindo
Prima Teknik yakni sistem tambang terbuka dengan meotde strip mining. Dalam
dunia pertambangan tentunya penggunaan waktu yang baik dapat memapengaruhi
ketercapaian peroduktifitas, sehingga perlu pengelolaan waktu kerja alat yang
baik agar semakin kecil waktu kerja alat gali muat dan alat angkut yang digunakan
pada sebuah kegiatan maka semakin bagus juga kegitan produksi overburden di
Pit Bara 2 CV. Multindo Prima Teknik.

Lapisan tanah penutup overburden adalah semua lapisan tanah/batuan yang


berada diatas dan langsung menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga
perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga
tersebut. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui sejauh mana suatu
kegiatan dimana untuk mengetahui suatau kondisi yang mentebabkan tagert
perduksi overburden tidak tercapai, agar perlu dilakukanya pembenahan dan
memeberikan rekomendasi untuk bisa lebih baik kdepanya

Langkah yang harus diambil untuk menangani permaslahan terkait produktifitas


overbuden yang tidak tercapai di CV. Multindo Prima Teknik maka perlu
dilakukan evaluasi produktivitas sehingga bisa mengatauhi faktor teknis apa saja
yang mempengaruhi terget produksi overburden dan juga menjadi hambatan.
Kajian evaluasi pada saat kegiatan penambangan overburden bisa menjadi solusi
yang tepat dalam pemecahan masalah beleum tercapainya peroduksi untuk
meningkatkan target produksi overburden.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dimana target produksi tidak sesuai target yang
akan akan diacapai pada CV. Multindo Prima Teknik , maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana produktivitas alat gali muat dan alat angkut di CV. Multindo
Prima Teknik ?
2. Berapa presentasi ketersediaan alat gali muat dan alat angkut?
3. Bagaimana evluasi prodkudtivitas pada CV. Multindo Prima Teknik
meningkatkan target produksi ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertuajan agar biasa
memecahkan permasalhan yang dihadapi, tahapannya antara lain:
1. Mengetahui dan menghitung produktivitas alat gali muat dan alat angkut di
CV. Multindo Prima Teknik.
2. Mengetahui ketersediaan alat gali muat dan alat angkut secara aktual.
3. Mengevaluasi produktivitas untuk meningkatkan hasil produksi di CV.
Multindo Prima Teknik
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini secara khus membahas efisiensi kerja alat gali muat dan alat
angkut di pit Bara 2 Site Baramulti Suksessarana KM 30 CV. Multindo Prtima
Teknik, agar lebih fokus mengolah data maka adapun batasan- batsan masalah
antra lainnya :
1. Peneliti hanya membahas mengenai efiseinsi waktu kerja gali muat dan alat
angkut.
2. Lokasi penelitian berada di Front penambangan menuju area disposal
3. Data yang diambil hanya pada sift 1 mulai dari jam 06:00-08:00.
4. Peneliti tidak membahas mengenai faktor ekonomi.
5. Analisis hanya dilakukan pada alat gali muat dan alat angkut pada
penambangan overburden
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian tugas akhir ini antara lain:
1. Manfaat Bagi Akademik
Diharapkan melalui penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan literatur atau
bahan untuk menambah wawasan bagi akademisi khususnya mengenai evaluasi
prodktivitas untuk upaya meningkatkan target produksi pada tambang terbuka
batubara.

2. Manfaat Bagi Perusahaan


Diharapkan melalui penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan
kepada perusahaan sehingga bisa meningkatkan meningkatkan target produksi.

3. Manfaat Bagi Masyarakat


Dari penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi masayarakat
sebagi ilmu yang baru, khusunya masyarakat yang berada di daerah tambang
tersebut.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas


Dalam melakukan kajian terlebih dahulu harus mengetahui fakor-faktor apa yang
mempengaruhi sebuah permasalahan seperti pada kajian efisiensi kerja alat gali
muat dan alat angkut faktor yang mempengaruhi yakni faktor pengembangan
material, pola pemuatan, waktu edar alat dan efiseinsi kerja alat.

2.2 Pengembangan Material


Pengembangan material ialah pergantian baik akumulasi ataupun
penguranganvolume material sebab ada terdapatnya kendala (Andi Tenrisukki
Tenriajeng, 2013). Material yang masih asli dari alam, terlihat dalam keadaan
padat sertamenyatu dengan baik, sehingga sedikit terdapatnya ruang kosong (void)
yang berisi udara antar butir-butirnya, terlebih jika butiran tersebut sangat halus.
(Yanto Indonesianto, 2016). Dari faktor-faktor tersebut bentuk material terbagi
menjadi tiga keadaan, yaitu:

(Sumber: Andi Tenrisukki Tenriajeng, 2013)

Gambar 3.1
Keadaan Material dalam Earth Moving
1. Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan aslinya masih alami dan merupakan keadaan material yang tidak
terhalang oleh campur tangan teknis atau manusia. Dalam hal ini, detail
yang terkandung di dalamnya masih terpasang dengan baik. Dimensi
material demikian umumnya dinyatakan dalam dimensi alam ataupun bank
measure Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan selaku bawah
perhitungan jumlah pemindahan material.
2. Keadaan Gembur (Loose Condition)

Keadaan material setelah bekerja. Misalnya, di depan pisau buldoser, di atas


bak vessel, di mangkuk, dll. Bahan yang digali dari lokasi aslinya akan

bervariasi dalam volume. Ini menciptakan celah ruang udara di antara


elemen-elemen material,

meningkatkan volumenya. Dimensi volume material dalam kondisi lepas


umumnya dinyatakan dalam loose measure= Loose Cubic Meter (LCM)
yang besarnya sama dengan% swell x BCM. Aspek “swell” ini bergantung
dari tipe material. Dengan demikian bisa disimpulkan kalau LCM memiliki
nilai yang lebih besar dari BCM.
3. Keadaan Padat (Compact Condition)
Kondisi padat merupakan kondisi material sehabis ditimbun kembali dengan
terdapatnya proses pemadatan, dan dirasakan oleh material yang hadapi
proses pemampatan. Pergantian volume terjalin sebab terdapatnya
penyusutan/ pengurangan rongga hawa (void) diantara butiran- butiran
material. Volume material padat dapat saja lebih besar ataupun pula lebih
kecil dari volume dalam kondisi bank, bergantung dari gimana pemadatan
yang dicoba. Dimensi volume material dalam kondisi padat umumnya
dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM).

Berdasarkan data diatas tersebut tidak pasti, maka perlu diketahui faktor
material yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas alat berat, yaitu:
berat material, bentuk material, kekerasan, dan cohesivity. Dalam
perhitungan produksi, untuk menghitung volume material yang telah
diganggu dari bentuk aslinya, maka perlu mengkalikan dengan faktor
konversi”.
2.3 Metode Pemutan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran maka pola pemuatan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Pola pemuatan
yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan serta alat mekanis yang
digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk bucket
alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi
penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak
terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.

Pola pemuatan akan berpengaruh terhadap suatu kombinasi alat yang digunakan,
karena pola pemuatan yang tidak tepat akan mempengaruhi langsung terhadap
lamanya waktu edar pemuatan yaitu pada sudut putar excavator swing dan
lamanya waktu edar pengangkutan yaitu pada penempatan posisi dumptruck
loading Pola Pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
gali-muat dan alat angkut yaitu:
1. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang berada lebih
tinggi dari alat angkut atau sama tinggi.
a. Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya diatas jenjang atau lebih tinggi dari alat angkut.
b. Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya dijenjang yang sama atau sama tinggi dengan posisi alat
angkut.

2.3.1 Pola Pemuatan


1. Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat alat
angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga
menunggu, dan begitu seterusnya.
Sumber: Yanto Indoesianto 2014
Gambar 3.2
Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat Gali-Muat Terhadap Alat Angkut
2. Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuatu pada
dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat angkut sampai
penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri
di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga
memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan
seterusnya

Sumber : Yanto Indonesianto, 2014


Gambar 3.3
Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut

Pola Pemuatan berdasarkan cara manuvernya dibedakan menjadi dua, yaitu:


a. Frontal Cut Alat gali muat berhadapan dengan muka jenjang atau front
penggalian dan mulai menggali ke arah depan dan samping alat gali
muat.Dalam hal ini digunakan double spotting dalam penempatan posisi
truk. Alat gali muat memuat pertama kali pada truk sebelah kanan sampai
penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk sebelah kiri.
b. Paralel Cut With Turn Drive-by 55 Alat gali muat bergerak melintang dan
sejajar dengan front penggalian. Pada metode ini, akses untuk alat angkut
harus tersedia dari 2 (dua) akses dan berdekatan dengan lokasi
penimbunan. Maka efesiensi tinggi untuk alat gali muat dan angkutnya,
walaupun sudut putar rata-rata lebih besar daripada frontal cut, truk tidak
perlu membelakangi alat gali muat dan spotting lebih mudah.

Sumber : Yanto Indonesianto, 2014


Gambar 3.4
Pola Pemuatan Berdasarkan cara manuvernya

2.4 Faktor pengisian (fill factor)


Yaitu membandingkan antara kapasitas aktual suatu alat dengan kapasitas teoritis
yang dinyatakan dalam persen (%). Besarnya faktor pengisian dari suatu bucket
juga menentukan besarnya volume material yang dapat diangkut oleh alat angkut.
Faktor pengisian dari suatu alat gali muat dipengaruhi oleh kapasitas bucket,
Jenis dan sifat material. Untuk mengetahui spesifikasi alat gali muat bucket fill
factor dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2
Faktor Pengisian (Fill Factor)
Jenis Kondisi Pemuatan Faktor
Pemuatan
Pemuatan Menggali dan memuat material tanpa 1,0 – 0,8
Ringan memerlukan daya gali yang besar, sehingga
material dapat munjung diatas bucket; pasir,
tanah pasir, menggali tanah yang lunak; tanah
Jenis Kondisi Pemuatan Faktor
Pemuatan
penutup.
Pemuatan Menggali dan memuat material dari tanah lepas 0,8 – 0,6
Sedang yang lebih sukar untuk digali tetapi dapat dimuat
sampai hampir munjung: pasir kering, tanah
berpasir, tanah bercampur tanah liat, gravel yang
belum disaring, tanah liat, pasir padat, atau
menggali pasir padat digunung pasir.
Pemuatan Menggali dan memuat batuh pecah, tanah liat
Sedikit Sulit yang keras, pasir bercampur grevel, tanah 0,6 – 0,5
berpasir, tanah liat dengan kadar air tinggi yang
telah ada di stockpile.
Pemuatan Bongkahan, batu besar yang bentuknya tidak 0,5 – 0,4
Sulit teratur, batu hasil ledakan, pasir bercampur batu
besar, tanah berpasir, tanah bercampur lempung,
tanah liat yang tidak bisa dimuat kedalam bucket.
Sumber: Partanto Prodjosumarto, (1996)

Adapun rumus antara lain :


Volume aktual
Ff = .....................................................................................(3.1)
Capisitas Bucket
Keterangan:
FF = Faktor pengisian bucket
Cv = kapasitas vessel alat angkut (ton)
Cb = kapasitas bucket exavator (m3)

2.5 Produktivitas
Produktivitas secara umum sama, yaitu periode waktu (per jam) dibagi dengan CT
(Cycle Time), lalu dikalikan dengan kapasitas (bucket, bak, atau blade). Pada
masing-masing alat berat yang berbeda-beda adalah dalam perhitungan CT.
Kemudian, faktor koreksi dan faktor koreksi bucket/bak/blade merupakan
pendekatan empiris untuk mencapai keadaan senyata mungkin, karena dalam
kenyataannya kapasitas bucket excavator mampu menampung material loose 80%
dari kapasitas seharusnya.

Produktivitas alat yang dimaksud adalah kemampuan alat dalam melakukan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu. Produktivitas alat dinyatakan dalam BCM/satuan
waktu, ton/satuan waktu, misalkan BCM/jam ataupun ton/jam. Produktivitas alat
bergantung pada kapasitas alat, waktu edar alat dan efisiensi kerja alat.

2.5.1 Waktu Edar Alat (Cycle Time)


Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat
muat maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi dari
awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi.
a. Waktu Edar Alat Gali-Muat
Waktu edar alat gali- muat merupakan total waktu yang dibutuhkan alat gali-
muat untuk melakukan satu siklus kerja yang meliputi waktu penggalian/
pengisian bucket, waktu manuver untuk menumpahkan material, waktu pada
saat menumpahkan material, dan manuver untuk kembali pada posisi awal
untuk melakukan penggalian/ pengisian bucket. Semakin kecil waktu yang
dibutuhkan suatu alat untuk melakukan satu siklus kerja, maka produktivitas
alat tersebut semakin besar. Waktu edar alat gali – muat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut antara lain:
𝐶𝑇=𝑇1+𝑇2+𝑇3+𝑇4 ......................................................................................................................................................... (3.2)
Keterangan :
CT = Total waktu edar alat muat (menit).
T1 = Waktu untuk mengisi muatan (menit).
T2 = Waktu ayunan bermuatan/swing (menit).
T3 = Waktu untuk menumpahkan muatan (menit).
T4 = Waktu ayunan kosong/swing kosong (menit).

b. Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar alat angkut berhubungan erat dengan pekerjaan pengangkutan
lapisan tanah penutup dari lokasi tambang (front loading) ke lokasi
penimbunan tanah penutup (waste dump). Waktu edar alat angkut (dump truck)
pada umumnya terdiri dari waktu mengatur posisi untuk dimuati, waktu diisi
muatan, waktu mengangkut muatan, waktu mengatur posisi untuk
menumpahkan muatan, waktu menumpahkan muatan, dan waktu kembali
kosong. Semakin kecil waktu yang dibutuhkan suatu alat untuk melakukan satu
siklus kerja, maka produktivitas alat tersebut semakin besar. Waktu edar alat
angkut ditentukan dengan rumus antara lain :
𝐶𝑇=𝑇1+𝑇2+𝑇3+𝑇4+𝑇5+𝑇6...................................................................................................................................... (3.3)
Keterangan :
CT = Total waktu edar alat angkut (menit)
T1 = Waktu mengatur posisi untuk diisi muatan/manufer (menit)
T2 = Waktu diisi muatan (menit)
T3 = Waktu mengangkut muatan/hauling (menit)
T4 = Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan muatan (menit)
T5 = Waktu menumpahan muatan/dumping (menit)
T6 = Waktu kembali kosong/return (menit)

2.6 Produktivitas Alat Gali Muat


Produktivitas alat muat adalah kemampuan alat dalam melakukan suatu pekerjaan
dalam waktu tertentu. Produktivitas alat gali- muat dinyatakan dalam BCM/satuan
waktu, atau ton/satuan waktu. Misalkan BCM/jam, BCM/hari, BCM/bulan,
ton/jam, ton/hari dan lain sebagainya. Produksivitas alat gali- muat bergantung
pada kapasitas alat gali muat dan waktu edar alat (Pratanto Podjosumarto, 2014).
Rumus untuk perhitungan produktivitas alat gali- muat adalah:

Qm = ( CT60 x C x F x SF x EU )........................................................................... (3.4)


Keterangan:
Qm = Produktivitas alat gali- muat (BCM/jam)
CT = Waktu edar alat gali- muat sekali pemuatan (menit)
C = Kapasitas bak angkut alat gali- muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
EU = Effective Utilization (%)
SF = Swell factor

2.7 Produktivitas Alat Angkut


Sama halnya dengan produktivitas alat muat, produktivitas alat angkut adalah
kemampuan alat angkut dalam melakukan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.
Produktifitas alat angkut dinyatakan dalam BCM/satuan waktu, atau
ton/satuan waktu. Misalkan BCM/jam, BCM/hari, BCM/bulan, ton/jam, ton/hari
dan lain sebagainya. Produksivitas alat angkut bergantung pada kapasitas alat
angkut dan waktu edar alat (Pratanto Podjosumarto,2014). Rumus untuk
perhitungan produktivitas alat angkut adalah:

Q= ( CT60 x C x SF x EU )..................................................................................(3.5)
Keterangan:
Q = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam)
CT = Waktu edar alat angkut (menit)
C = Kapasitas bak alat angkut (m3)
EU = Effective Utilization (%)
SF = Swell factor

𝐶 = 𝑛 x 𝐶𝑚 x 𝐹 ................................................................................................(3.6)
Keterangan:
n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Cm = Kapasitas mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
Dalam menentukan produktivitas alat muat dan alat angkut, faktor utama yang
harus diperhatikan adalah waktu edar dan faktor- faktor teknis lainnya.

2.8 Ketersediaan Alat


Ketersesian alat merupakan suatu hal yang mempengaruhi alat muat maupun alat
angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang menunjukan kondisi alat- alat
yang digunakan dalam kegiatan penambangan. Terdapat beberapa parameter
untuk menegetahui alat dan pada saat penggunaan di lapangan, secara umum dapa
dibedakan menjadi:
2.8.1 Kesedian Mekanis (Mechanical Availability)
Mechanical Availability adalah , penentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
W
MA = x 100 % .........................................................................................(3.7)
W +R
Keterangan :
MA = Kesedian mekanis (%)
W = Jumlah jam kerja alat
R = Jumlah jam perbaikan

2.8.2 Kesedian Fisik (Phisical Avaibility)


Faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja dengan
memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor cuaca dan lain-
lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis, berarti bahwa alat
belum digunakan sesuai dengan kemampuannya. Dalam perhitungan ini
mempunyai parameter standby hours yaitu jumlah jam kerja suatu alat yang tidak
dapat digunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan sudah dalam keadaan siap
untuk beroperasi yang meliputi hujan deras, kondisi

tempat kerja yang belum siap, jalan licin dan scheduled hours yaitu jumlah
seluruh jam kerja dimana alat tersebut dijadwalkan untuk beroperasi. Kesedian
fisik dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

W +S
PA= x 100 % ......................................................................................(3.8)
W + R+ S

Keterangan :
PA = Physical Availability/Kesedian fisik (%)
S = Standby Hours
W+R+S = Scheduled Hours
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada mechanical
availability. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis akan naik jika angka
physical availability mendekati angka mechanical availability

2.8.3 Penggunaan Kesediaaan (Use of Avaibility)


Faktor yang menunjukkan efisiensi kerja alat selama waktu kerja yang tersedia
dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
efektif alat yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi ukuran seberapa baik
pengelolaan peralatan yang digunakan. Dalam perhitungan ini mempunyai
parameter working hours dan standby hours yaitu jam kerja suatu alat yang tidak
dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak mengalami kerusakan dan siap
untuk beroperasi. Persentase rendah menunjukkan bahwa pengoperasian alat tidak
maksimal. Kegunaan kesediaan dapat diperoleh dari rumus antara lain:

W
UA= .....................................................................................................(3.9)
W +S
Keterangan:
UA = Use of Availability (pemakaian ketersediaan)
W = Working Hours atau jumlah jam kerja suatu alat.
S = Standby Hours

2.8.4 Penggunaan Efektif (Effective Utilization)


Faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia
dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang dimanfaatkan oleh alat
untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia. Dalam perhitungan ini
mempunyai parameter working hours dan scheduled hours. Penggunaan efektif
daat diperoleh dengan rumus antara lain:
W
EU ..................................................................................................(3.10)
W + R+ S
Keterangan :
W = Working hours atau jumlah jam kerja.
W+R+S = Scheduled hours
Jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan untuk
beroperasi.
Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja, semakin
tinggi nilai dari penggunaan efektifnya maka pemakaian alat mekanis semakin
baik. Hal ini disebabkan karena jam menunggu dan jam perbaikan semakin kecil.
2.9 Efisiensi kerja
Efisiensi kerja adalah perbandingan waktu kerja efektif dengan waktu kerja yang
tersedia yang dinyatakan dalam persen. Waktu kerja efektif adalah waktu kerja
yang digunakan untuk melakukan kerja atau waktu kerja yang tersedia yang sudah
dikurangi dengan waktu hambatan kerja (Ichsannudin dkk, 2019). Adanya
hambatan yang terjadi selama jam kerja akan mengakibatkan waktu kerja efektif
semakin kecil, sehingga efesiensi kerja juga semakin kecil (Pratanto Podjosumarto,
2014). Adapun rumus persamaannya sebagai berikut:

Wke = Wkt- Wht............................................................................................. (3.11)

Wke
EK = x 100 % .........................................................................................(3.12)
Wkt
Keterangan:
EK = Efisiensi kerja alat (%).
Wke = Waktu kerja efektif (menit).
Wkt = Waktu kerja tersedia (menit).
Wht = Waktu hambatan (menit)

2.10 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)


Secara teoritis produksi alat muat haruslah sama dengan produksi alat angkut,
sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat muat mempunyai nilai 1.
Match factor memiliki dua tujuan, yaitu mengindikasikan keserasian dari ukuran
truck dan alat muat pada front penambangan, dan untuk menentukan efisiensi dari
kombinasi alat pada front penambangan. Untuk menghitung Match Factor (MF)
dapat dirumuskan sebagai berikut antara lain: (Arif Nurwaskito, 2017)
Na x n x CTm
MF = ........................................................................................(3.13)
Nm x CTm
Keterangan :
MF = Match Fector
Na = Jumlah alat angkut
CTm = Waktu edar alat gali muat
Nm = Jumlah alat muat
Cta = Waktu edar alat angkut
n = jumlah pengisian

Bila dari hasil Perhitungan diperoleh sebagai berikut:


1. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100 %, sedangkan alat angkut
bekerja 100 %, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali muat

2. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100 %, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100 %, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut

3. MF = 1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100 %, dengan demikian
tidak terdapat waktu tunggu bagi alat muat maupun alat angkut
Untuk mendapatkan MF = 1, memang tidak mudah, namun harga MF ini
hendaknya di upayakan mendekati 1 dengan melakukan berbagai percobaan dan
dengan mempertimbangkan target produksi yang telah diteteapkan oleh
perusahaan. (Faishol Amir, 2020).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Untuk penelitian saat ini menggunakan metode penelitian gabungan, penelitian
gabungan ini merupakan penelitian dengan menggabungkan dua jenis penelitian
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian kuantatif selalu difokuskan pada
data yang diambil dengan pengukuran menggunakan alat ukur yang akurat,
sedangkan penelitian kualitatif tetap berpatokan pada hasil dari nilai sekumpulan
data yang telah diolah secara tepat maupun secara kurang tepat.
Pada kegiatan penelitian tahap awal yaitu melaksanakan kegiatan orintasi atau
yang sering disebut dengan kegiatan pengamatan secara langsung dilokasi
peneltian, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan observasi atau kegiatan
pengamatan sekaligus pengukuran dan pengambilan data yang kemudian akan
akan dikaji. Dalam penelitian penulis mengganbungkan dua jenis teori yakni
dengan data hasil pengukan atau sering disebut data primer dan data sekunder atau
data yang didapat dengan cara tampa melakukan pengukuran secara langsung.

3.2 Variabel Data Penelitian


1. Data Primer
Adapun data primer yang diambil antra lain siklus atau waktu edar dump
truck,waktu edaer excavator dan hambatan kerja
2. Data Sekunder
Data yang diambil terdiri dari keadaan umum perusahaan,rencana target
produksi, data curah hujan,peta WIUP dan spesifikasi alat gali muat dan
spesifikasi alat angkut
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Untuk mejalankan sebuah penelitian adapun beberpa tahan persiapan dalam
melanjakan penelitian ini antara lain:
3.3.1 Tahapan Persiapan
Pada tahapan persiapan kegiatan penelitian ini langkah awal yang dilaksanakan
yakni melakukan studi pustaka tentang produktifitas alat gali muat dan alat
angkut, selain itu juga meneganai faktor peneyebab atau faktor penghambat
sebuah produktifitas, selanjutnya melakukan pemantauan kondisi aktual dilokasi
penelitian terlebidahulu. Tahapan-tahapan ini bertujuan agar kegiatan penelitian
dapat berjalan lancar dan dapat mengumpulkan semua data yang perlukan sesuai
dengan kebutuhan penelitian.

3.3.2 Pengambilan Data


Dalam pengambilan data yang dilaksanankan terdiri dari dua jenis data yang
diambil dan dengan cara yang demikian berbeda juga yakni data primer dan data
sekunder dimana data perimer diambil dengan cara pengamatan dan pengurukan
dilokasi peneltitian atau disite sedangkan data sekunder adalah data yang
dikumpulkan atau didapatkan secara langsung dari pihak perusahaan yaitu dari
referensi perusahaan tampa melakukan pengamatan dan pengukuran dilapangan
secara langsung dilapangan. Adapun proses pembagian pengambilan data primer
dan data sekunder yang terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer adalah yang diambil guna menghitung produktifitas aktual
kondisi alat gali muat dan alat angkut dilapangan.
a. Sikulus atau waktu edar alat gali muat diperoleh dengan memantau
jarah jauh dan mencatat setiap pola pergerakan alat seperti waktu watu
pengeisian material kedalan bucket, waktu memutar dengan kondisi
terisi material, menumpahkan material kedalam vesell, waktu memuntar
kembali dalam kondisi kosong, dan waktu tunggu untuk siklus
selanjutnya.
b. Waktu edar alat angkut meliputi waktu mengambil posisi untuk diisi
muatan, waktu, waktu disisi muatan, waktu berjalan ke disposal , waktu
menumpahkan muatan, dan waktu kembali saat kosong.
c. Pengambilan data hambtan kerja, dimana hambatan kerja yang
mempengaruhi pada produktifitas sehingga berefek pada hasil produksi
yang tidak tercapai. Hambata kerja yang terdajadi yakni kondisi disposal
yang lembek sehingga sering terjadi amblas pada setiap alat yang
beroprasi, kondisi front yang sangat sempit dan lembek sehingga alat
angkut susah mengambil posisi untuk mengangkut material,
pembersihan vesell dump truck karena material yang angkut yaitu clay
sering menempel pada vesell, perbaikan fron kerna sering ada unit yang
amblas dan sering juga ada perpindahan fron akibat kemajuan tambang.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan yang paling cepat didapat kaeren data-data
tersebut diambil tampa melakukan pengukuran dan pengamatan secra
langsung dilapangan. Data sekunder antara lain:
a. Keadaan umum perusahaan
b. Data curah
c. Spesifikasi alat
d. Peta WIUP
e. Dan peta-peta lainya

3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data


Pada tahap pengolahan ini merupakan tahan dimana semua data yang sudah
diambial pada saat pengamatan dan pengukuran dialapangan akan hitung
menggunakan rumus yang ditetapkan sebelumnya pada saat melakukan studi
literatur dan seseui dengan permaslahan yang sedang dihadapi pada saat kegiatan
penambangan. Data-data terbuat akan diolah dan sekaligus dianalisi untuk
memecahkan sebuah permasalahan
1. Pengolahan data cycle time
Pengolahan data ini menggunakan setiap data waktu edar alat gali muat dan alat
angkut.
a. Untuk pengolahan data alat gali muat seperti waktu mengisi muatan,
waktu mengayun dengan muatan, waktu menumpahan matrial ke dalam
vesell, waktu mengayun dalam kondisi kosong untuk pengolahan data
menggunakan rumus (3.3)
b. Dalam pengolahan waktu edar alat angkut yaitu waktu mumutar posisi
untuk diisi muatan, waktu diisi muatan, mengangkut muatan menuju
disposal, waktu mengatur posisi untuk menumpahkan material, waktu
menumpahkan material, dan waktu kembali dalam kondisi kosong, untuk
pengolahan data menggunakan rumus (3.4)
2. Pengolahan Data Ketersediaan Alat
Pengolahan data ini bertujuan untuk mendapatkan data efisiensi kerja dari
alat gali muat yaitu excavator, alat angkut yaitu dump truck serta unit
support yaitu bulldozer dan motor grader. Pengolahan data ini
membutuhkan data efisiensi kerja aktual di lapangan antara lain data
waktu efektif kerja, waktu perbaikan (repair) dan waktu standby yang
kemudian dihitung menggunakan metode statistik deskriptif, sehingga
didapatkan nilai-nilai yaitu:
a. Untuk mendapatkan nilai Mechanical Avaibillity (MA) menggunakan
rusmus (3.8), dimana nilai Mechanical Avaibillity bertujuan untuk
mengetahui banyaknya waktu yang hilang dikarenakan alat sedang dalam
perbaikan/breakdown sehingga alat tidak dapat digunakan yang
kemudian nilai Mechanical Avaibillity menjadi parameter dalam analisis
produktivitas alat.
b. Untuk mendapatkan nilai Phishical Avaibillity (PA) menggunakan rumus
(3.9), dimana nilai Phishical Avaibillity bertujuan untuk mengetahui
kesediaan fisik alat untuk beroperasi/digunakan yang kemudian nilai
Phishical Avaibillity menjadi parameter dalam analisis produktivitas alat.
c. Untuk mendapatkan nilai Use of Avaibillity (UA) menggunakan rumus
(3.10), dimana nilai Use of Avaibillity bertujuan untuk mengetahui
efisiensi kerja alat selama waktu kerja dimana kondisi alat bisa
dioperasikan/digunakan yang kemudian nilai Use of Avaibillity menjadi
parameter dalam analisis produktivitas alat.

d. Untuk mendapatkan nilai Effective Utilition (EU) menggunakan rumus


(3.11), dimana nilai Effective Utilition bertujuan untuk mengetahui
prosentase waktu kerja yang dimanfaatkan untuk bekerja yang kemudian
nilai Use of Avaibillity menjadi parameter dalam perhitungan
produktivitas alat.
3. Pengolahan Data Produktivitas
Pengolahan data ini bertujuan untuk mendapatkan nilai produktivitas baik
alat gali muat maupun alat angkut, pengolahan data produktifitas agar
mengetahui hasil produktifitas secara aktual dilpangan.
a. Pengolahan data produktifitas alat gali muat dan angkut menggunakan
rumus (3.5) untuk perhitungannya.
b. Pada pengolahan data produktifitas alat angkut menggunakan rumus
perhitungan pada (3.6)

Pengolahan data ini membutuhkan data-data yang sudah diolah sebelumnya


seperti data cycle time, data fill factor dan data efisiensi kerja serta data
sekunder mengenai spesifikasi alat antara lain data kapasitas bucket maupun
kapasitas bak vessel dan swell factor. Sebelum melakukan perhitungan
produktivitas, harus dilakukan perhitungan swell factor dan fill factor,
dimana tujuan dari perhitungan swell factor untuk mengetahui faktor
pengembangan material setelah material dibongkar dari kondisi aslinya
kemudian dimuatkan ke dump truck, dan tujuan dari fill factor ialah untuk
mengetahui faktor pengisian saat pemuatan tersebut.

Setelah semua data didapatkan, kemudian dihitung menggunakan suatu


rumus persamaan produktivitas baik untk alat gali muat maupun alat angkut
sehingga menghasilkan nilai produktivitas serta menyajikannya dalam
bentuk grafik batang (histogram). Setelah didapatkan nilai produktivitas
tersebut, dilakukannya analisis tentang faktor-faktor yang menghambat
kelancaran produksi.
4. Pengolahan Data Match Factor
Pengolahan data ini bertujuan untuk menentukan kombinasi yang efisien
antara alat gali muat dan alat angkut. Pengolahan data ini membutuhkan data
hasil olahan sebelumnya seperti data cycle time alat gali muat, cycle time alat
angkut, banyaknya jumlah alat gali muat dan banyaknya jumlah alat angkut.
Setelah semua data didapatkan, lalu dihitung menggunakan suatu rumus
(3.13) persamaan yang sudah ada sehingga didapatkan nilai match factor-nya.
3.3.4 Diagram Alir
Adapun diagram alir rencana penelitian yang akan di laksanakan yaitu:ss

Kajian Teknis Kerja Alat Gali Muat Dan Alat Angkut


Pada CV. Multindo Prima Teknik Di Site Baramulti
Suksessarana KM 28. Desa Batuah, Kecamatan Loa
Janan, Kabupaten Kutai Kaertanegara, Propinsi
Kalimantan Timur

Studi Literatur:
1. Literatur dari
Perpustakaan
2. Laporan dan jurnal
penelitian terdahulu

Data Sekunder :
Data Primer
1. Keadaan umum
1. Cycle Time Excavator perusahan
2. Cycle Time Dump Truk 2. Data curah hujan
3. Hambatan kerja 3. Peta WIUP dan lain-lain
4. Spesifikasi alat

Pengolahan Data :
1. Waktu edar alat gali muat dan alat angkut
2. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut
3. Evisinsi kerja alat gali muat dan alat angkut
Analisi Data
1. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut
2. Evisinsi kerja alat gali muat dan alat angkut

Kesimpulan Dan Saran

(Sumber tahapan penelitian 2022)


Gambar 4.1
Diagram alir pengambilan data

Anda mungkin juga menyukai