Multindo
Prima Teknik Site Baramulti Suksessarana Km 30, Desa Batuah, Kecamatan Loa
Janan, Kabupaten Kutai Kartaneggara, Propinsi Kalimantan Timur
SKRIPSI
OLEH:
ALVIAN ADI
11.2018.1.00
Gambar 3.1
Keadaan Material dalam Earth Moving
1. Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan aslinya masih alami dan merupakan keadaan material yang tidak
terhalang oleh campur tangan teknis atau manusia. Dalam hal ini, detail
yang terkandung di dalamnya masih terpasang dengan baik. Dimensi
material demikian umumnya dinyatakan dalam dimensi alam ataupun bank
measure Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan selaku bawah
perhitungan jumlah pemindahan material.
2. Keadaan Gembur (Loose Condition)
Berdasarkan data diatas tersebut tidak pasti, maka perlu diketahui faktor
material yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas alat berat, yaitu:
berat material, bentuk material, kekerasan, dan cohesivity. Dalam
perhitungan produksi, untuk menghitung volume material yang telah
diganggu dari bentuk aslinya, maka perlu mengkalikan dengan faktor
konversi”.
2.3 Metode Pemutan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran maka pola pemuatan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar alat. Pola pemuatan
yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan serta alat mekanis yang
digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk bucket
alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi
penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak
terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.
Pola pemuatan akan berpengaruh terhadap suatu kombinasi alat yang digunakan,
karena pola pemuatan yang tidak tepat akan mempengaruhi langsung terhadap
lamanya waktu edar pemuatan yaitu pada sudut putar excavator swing dan
lamanya waktu edar pengangkutan yaitu pada penempatan posisi dumptruck
loading Pola Pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
gali-muat dan alat angkut yaitu:
1. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang berada lebih
tinggi dari alat angkut atau sama tinggi.
a. Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya diatas jenjang atau lebih tinggi dari alat angkut.
b. Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya dijenjang yang sama atau sama tinggi dengan posisi alat
angkut.
Tabel 3.2
Faktor Pengisian (Fill Factor)
Jenis Kondisi Pemuatan Faktor
Pemuatan
Pemuatan Menggali dan memuat material tanpa 1,0 – 0,8
Ringan memerlukan daya gali yang besar, sehingga
material dapat munjung diatas bucket; pasir,
tanah pasir, menggali tanah yang lunak; tanah
Jenis Kondisi Pemuatan Faktor
Pemuatan
penutup.
Pemuatan Menggali dan memuat material dari tanah lepas 0,8 – 0,6
Sedang yang lebih sukar untuk digali tetapi dapat dimuat
sampai hampir munjung: pasir kering, tanah
berpasir, tanah bercampur tanah liat, gravel yang
belum disaring, tanah liat, pasir padat, atau
menggali pasir padat digunung pasir.
Pemuatan Menggali dan memuat batuh pecah, tanah liat
Sedikit Sulit yang keras, pasir bercampur grevel, tanah 0,6 – 0,5
berpasir, tanah liat dengan kadar air tinggi yang
telah ada di stockpile.
Pemuatan Bongkahan, batu besar yang bentuknya tidak 0,5 – 0,4
Sulit teratur, batu hasil ledakan, pasir bercampur batu
besar, tanah berpasir, tanah bercampur lempung,
tanah liat yang tidak bisa dimuat kedalam bucket.
Sumber: Partanto Prodjosumarto, (1996)
2.5 Produktivitas
Produktivitas secara umum sama, yaitu periode waktu (per jam) dibagi dengan CT
(Cycle Time), lalu dikalikan dengan kapasitas (bucket, bak, atau blade). Pada
masing-masing alat berat yang berbeda-beda adalah dalam perhitungan CT.
Kemudian, faktor koreksi dan faktor koreksi bucket/bak/blade merupakan
pendekatan empiris untuk mencapai keadaan senyata mungkin, karena dalam
kenyataannya kapasitas bucket excavator mampu menampung material loose 80%
dari kapasitas seharusnya.
Produktivitas alat yang dimaksud adalah kemampuan alat dalam melakukan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu. Produktivitas alat dinyatakan dalam BCM/satuan
waktu, ton/satuan waktu, misalkan BCM/jam ataupun ton/jam. Produktivitas alat
bergantung pada kapasitas alat, waktu edar alat dan efisiensi kerja alat.
Q= ( CT60 x C x SF x EU )..................................................................................(3.5)
Keterangan:
Q = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam)
CT = Waktu edar alat angkut (menit)
C = Kapasitas bak alat angkut (m3)
EU = Effective Utilization (%)
SF = Swell factor
𝐶 = 𝑛 x 𝐶𝑚 x 𝐹 ................................................................................................(3.6)
Keterangan:
n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Cm = Kapasitas mangkuk alat muat (m3)
F = Faktor pengisian (%)
Dalam menentukan produktivitas alat muat dan alat angkut, faktor utama yang
harus diperhatikan adalah waktu edar dan faktor- faktor teknis lainnya.
tempat kerja yang belum siap, jalan licin dan scheduled hours yaitu jumlah
seluruh jam kerja dimana alat tersebut dijadwalkan untuk beroperasi. Kesedian
fisik dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
W +S
PA= x 100 % ......................................................................................(3.8)
W + R+ S
Keterangan :
PA = Physical Availability/Kesedian fisik (%)
S = Standby Hours
W+R+S = Scheduled Hours
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada mechanical
availability. Tingkat efisiensi dari sebuah alat mekanis akan naik jika angka
physical availability mendekati angka mechanical availability
W
UA= .....................................................................................................(3.9)
W +S
Keterangan:
UA = Use of Availability (pemakaian ketersediaan)
W = Working Hours atau jumlah jam kerja suatu alat.
S = Standby Hours
Wke
EK = x 100 % .........................................................................................(3.12)
Wkt
Keterangan:
EK = Efisiensi kerja alat (%).
Wke = Waktu kerja efektif (menit).
Wkt = Waktu kerja tersedia (menit).
Wht = Waktu hambatan (menit)
2. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100 %, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100 %, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut
3. MF = 1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100 %, dengan demikian
tidak terdapat waktu tunggu bagi alat muat maupun alat angkut
Untuk mendapatkan MF = 1, memang tidak mudah, namun harga MF ini
hendaknya di upayakan mendekati 1 dengan melakukan berbagai percobaan dan
dengan mempertimbangkan target produksi yang telah diteteapkan oleh
perusahaan. (Faishol Amir, 2020).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur:
1. Literatur dari
Perpustakaan
2. Laporan dan jurnal
penelitian terdahulu
Data Sekunder :
Data Primer
1. Keadaan umum
1. Cycle Time Excavator perusahan
2. Cycle Time Dump Truk 2. Data curah hujan
3. Hambatan kerja 3. Peta WIUP dan lain-lain
4. Spesifikasi alat
Pengolahan Data :
1. Waktu edar alat gali muat dan alat angkut
2. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut
3. Evisinsi kerja alat gali muat dan alat angkut
Analisi Data
1. Produktivitas alat gali muat dan alat angkut
2. Evisinsi kerja alat gali muat dan alat angkut