Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN ANGKUT

PADA PENAMBANGAN BATUBARA PT BUKIT ASAM


TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

USULAN/PROPOSAL PENELITIAN KERJA PRAKTEK

Oleh
RIZKY SYAPUTRA
NIM: 122.14.02X
(Program Studi Teknik Pertambangan)

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG


Juli 2016
ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN ANGKUT
PADA PENAMBANGAN BATUBARA PT BUKIT ASAM
TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

HALAMAN PENGESAHAN

Oleh
RIZKY SYAPUTRA
NIM: 122.14.02X
(Program Studi Teknik Pertambangan)
Institut Teknologi Sains Bandung

Menyetujui,
Pembimbing

Rian Andriansyah, S.T., M.T.


NIDN. 0416027XXX

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Sains Bandung

Ir. Mulyono Hadiprayitno, M.Sc.


NUPN. 9944000XXX

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Bukit Asam (PTBA) merupakan salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di
Indonesia serta merupakan perusahaan BUMN di bawah naungan Kementrian Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang berlokasi di Tanjung Enim, Provinsi Sumatera
Selatan. Penambangan dilakukan secara tambang terbuka (open pit) dimana penambangan juga
dilakukan bertahap dan secara sistematis untuk mencapai target produksi yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar dikarenakan PTBA merupakan salah satu produsen atau pemasok batubara
untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.

Daerah penambangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dibagi menjadi tiga bagian yaitu,
lokasi Tambang Air Laya (TAL), Tambang Muara Tiga Besar (MTB), Tambang Banko Barat
(BB). Penyusunan proposal ini bertujuan untuk menambah wawasan di bidang ilmu
pertambangan dengan membahas aktivitas penambangan batubara yang menggunakan metode
open pit dengan excavator sebagai alat gali muat dan dump truck sebagai alat angkut yang
dikerjakan oleh satuan kerja Penambangan Swakelola di PT. Bukit Asam Tanjung Enim.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah penelitian tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa Produktivitas alat berat penggalian serta pemuatan overburden dan batubara?
2. Berapa tingkat kesediaan dari jenis alat dan jumlah alat mekanis yang di operasikan?
3. Apa penyebab terjadinya kondisi lapangan pekerjaan yang mempengaruhi kemampuan
produktivitas alat gali muat dan angkut?
4. Berapa tarif biaya penggalian serta pemuatan overburden dan batubara dari alat mekanis?

1.3 Batasan Masalah Penelitian


Batasan masalah penelitian tugas akhir ini dapat dibatasi mengenai analisis produktivitas
biaya alat mekanis pada proses penggalian serta pemuatan tanah dan batubara serta pencapaian
target produksi pada bulan Juli 2016 di lokasi PT. Bukit Asam Tbk.

1
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Menentukan produktivitas alat berat penggalian serta pemuatan overburden dan batubara
pada bulan Juli 2016.
2. Mengetahui tingkat kesediaan dari jenis alat dan jumlah alat mekanis yang di operasikan.
3. Mengetahui kondisi lapangan pekerjaan yang mempengaruhi kemampuan produktivitas
alat gali-muat dan angkut.
4. Mengetahui tarif biaya penggalian serta pemuatan overburden dan batubara dari alat
mekanis.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata di perusahaan dan dilapangan
yang memberikan keyakinan akan teori yang didapatkan di perkuliahan
2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk
mengetahui efisiensi biaya penggalian dan pemuatan overburden dan batubara yang
dapat dilakukan agar mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
3. Manfaat akadeemis dari penelitian ini yakni untuk membantu mahasiswa dalam
menghitung dan mengetahui produktivitas alat berat penggalian dan pemuatan
overburden dan batubara, menentukan penanganan yang tepat terhadap kendala yang
terjadi di lapangan, menghitung dan mengetahui cara melakukan efisiensi biaya terhadap
biaya alat mekanis penggalian dan pemuatan overburden dan batubara.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kegiatan Penambangan


Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan penambangan adalah suatu kegiatan
yang bertujuan untuk memindahkan material hasil penggalian ke tempat penimbunan
(disposal) ataupun ke stockpile dengan menggunakan alat-alat mekanis. Kondisi lapangan
sangat mempengaruhi kemampuan produksi alat muat dan alat angkut yang digunakan
(Partanto, 1993). Penambangan shovel and truck diawali dengan shovel atau excavator
melakukan penggalian lapisan overburden dan batubara. Setelah lapisan overburden dan
batubara digali maka dilakukan pemuatan overburden atau batubara ke dump truck yang telah
mengantri untuk mengangkut ke disposal atau stockpile. Bulldozer dan ripper melakukan
penggemburan material batubara yang telah digali agar mempermudah kerja excavator dalam
pemuatan ke dump truck
1. Penggaruan
Ripping atau menggaru adalah metode untuk memecah batubara dengan menggunakan
dozer yang dilengkapi oleh ripper. Ripping dilakukan apabila kondisi batubara keras dan tidak
bisa digali langsung menggunakan excavator type teeth bucket. Ripping hanya sekedar
membantu membongkar batubara dan untuk proses loading tetap menggunakan excavator.
Kemampuannya (rippability) merupakan suatu ukuran apakah suatu massa batuan mudah
digaru, sulit digaru atau bahkan tidak dapat digaru. Mudah atau sukarnya batuan untuk di-
ripping didasarkan atas sifat geologi dan geoteknik dari batuan tersebut dan untuk
mengetahuinya, maka perlu dilakukan uji lapangan baik data struktur maupun data air tanah.
Hal ini juga dapat menentukan apakah penggalian batubara menggunakan proses ripping untuk
batubara yang dapat digaru atau balsting jika batuan sukar untuk digaru.

2. Penggalian Batubara
Setelah batubara dipecah atau diberai maka selanjutnya dilakukan penggalian batubara
dengan menggunakan excavator. Pekerjaan penggalian batubara ini menggunakan peralatan
berupa bulldozer yang dilengkapi alat garu. Setelah batubara dibongkar, kemudian batubara
dikumpulkan dengan bulldozer yang memiliki blade. Batubara selanjutnya dimuat dengan
menggunakan excavator untuk dimasukkan kedalam alat angkut dump truck untuk diangkut ke
instalasi pengolahan batubara.

3
Untuk menjaga lokasi bukaan tambang batubara agar tetap kering maka disekeliling dari
lantai bukaan tambang dibuatkan saluran atau parit keliling dan sumur (sump) untuk
menampung air tisan tambang dan ditampung di settling pond yang telah disediakan atau dapat
memanfaatkan lubang bekas bukaan tambang yang belum ditutup. Sedangkan untuk
menghindari air run off dari tanah

3. Pemuatan dan Pengangkutan Batubara


Loading merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat (loading
equipment) seperti powershovel, backhoe, dragline, yang dimuatkan pada alat angkut (hauling
equipment) seperti dump truck, heavy dumptruck, kapal tongkang dan kereta api. Pola
pemuatan saat penggalian tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat
mekanis yang digunakan dengan menggunakan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang,
mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan kedalam alat angkut.
Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya
sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali muatnya.

2.2. Produktivitas Alat Gali dan Angkut


Menurut Indonesianto (2005), Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 (dua) macam
kemampuan alat yaitu kemampuan alat secara teoritis dan kemampuan alat secara nyata.
Produksi teoritis alat merupakan hasil terbaik secara perhitungan yang dapat dicapai suatu
hubungan kerja alat selama waktu operasi tersedia dengan memperhatikan faktor koreksi yang
ada. Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat mekanis dapat di rumuskan
sebagai berikut.
1. Produktivitas Alat Gali – Muat
Alat gali muat berfungsi sebagai alat gali sekaligus memuat material ke damala dump
truck yang akan diangkut ke lokasi penimbunan (Ir. Partanto Projosumarto, 1995).
Produktivitas alat gali muat alat gali muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

3600
Q= 𝑞𝑥 𝑥 𝐸 .................................................................................................. (2.1)
𝐶𝑚

Keterangan :
Q = Produksi alat muat (m3 /jam ; yd3 /jam)
Cm = Cycle time (detik)
E = Efisiensi Kerja (%)

4
SF = Swell Factor (%)
q = Produksi Per cycle (m3 ) : q = q1 x K

2. Produktivitas Alat Angkut


Produktivitas alat angkut sangat dipengaruhi jumlah curah bucket alat gali muat terhadap
alat angkut. Semakin banyak jumlah curah bucket maka produktivitas akan semakin besar.
Jumlah curah bucket disesuaikan juga dengan kapasitas alat angkut (Ir. Partanto Projosumarto,
1995). Kemampuan produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

60
P= 𝐶 𝑥 𝑥 𝐸𝑡 ............................................................................................... (2.2)
𝐶𝑚𝑡

Keterangan :
P = Produksi Per Jam (m3/jam)
Et = Efisiensi Kerja Dump Truck (%)
Cmt = Cycle Time Dump Truck (Menit)
C = Produksi Per Cycle : C = n x q1 x K x SF

2.3. Keserasian Alat (Match factor)


Menurut Indonesianto (2005), faktor keserasian digunakan untuk mengetahui jumlah alat
angkut yang sesuai untuk melayani satu unit alat gali-muat agar terhadap hubungan kerja yang
serasi antara gali muat dan alat angkut, maka produksi alat gali muat harus sesuai dengan
produksi alat angkut. Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkut berdasarkan pada
produksi alat gali-muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF).
Nilai keserasian kerja alat gali muat dan alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛 𝑥 𝑁𝑎
𝑀𝐹 = ................................................................................................ (2.3)
𝐶𝑡𝑎 𝑥 𝑁𝑚

Keterangan :
MF = Match Factor atau faktor keserasian
CTm = Waktu edar pemuatan, (menit)
n = Jumlah Pengisian (kali)
Na = Jumlah alat angkut, (unit)
Cta = Waktu edar alat angkut, (menit)

5
Nm = Jumlah alat muat, (unit)

1. Jika MF = 1; berarti kemampuan alat muat sama dengan alat angkut sehingga tidak ada
waktu tunggu. faktor kerja alat muat 100% dan alat angkut mempunyai faktor kerja
100%.
2. Jika MF > 1; berarti kemampuan alat angkut lebih besar dari pada kemampuan alat muat,
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut. Faktor kerja alat muat 100% dan faktor
kerja alat alat angkut < 100%.
3. Jika MF < 1; berarti kemampuan alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat angkut
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat. Faktor kerja alat muat < 100% dan faktor
kerja alat angkut yaitu 100%.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengambilan Data


Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menambah informasi dari penelitian yang
sedang berlangsung. Proses pengumpulan data dilapangan memerlukan ketelitian, mencari
permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan secara detail dan kompleks. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yangt
didapatkan dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung dilapangan
sesuai dengan konteks permasalahan yang berkaitan dengan tugas akhir. Sedangkan data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia yang biasanya dapat diperoleh dari perusahaan
tempat dilakukannya penelitian dan studi literatur.

3.1.1 Data Primer


Data primer dapat dilakukan di tempat penelitian berlangsung atau melakukan
pengamatan dan penelitian langsung di lapangan.
1. Data stratigrafi dari pendugaan geolistrik
2. Data waktu edar (cycle time) pada alat gali muat dan angkut.
3. Data faktor pengisian alat mekanis (fill Factor).
4. Faktor keserasian alat (Match Factor).

3.1.2 Data Sekunder


Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai intansi sebagai berikut:
1 Data topografi original dari satuan kerja pemetaan.
2 Data Produksi harian berdasarkan ritase penambangan.
3 Data produksi alat mekanis meliputi alat gali muat dan alat angkut pada jam kerja bulan Juli.
4 Data spesifikasi dari handbook Komatsu.
5 Data taksiran tarif alat gali muat dan alat angkut.
6 Data Physical aviabilitiy serta utilization report PAMA equipmen.
7 Data curah hujan IUP penambangan.
8 Data pendukung lainnya.

7
3.2 Diagram Alir Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut:

Studi Literatur

JUDUL
Analisis sistem kerja alat muat dan angkut batubara di
PT Bukit Asam

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 Data stratigrafi dari pendugaan geolistrik  Data peta topografi original


 Data waktu edar (cycle time) pada alat gali  Data produksi harian ritasi penambangan
muat dan angkut.  Data produksi alat mekanis
 Data faktor pengisian alat mekanis (fill  Data spesifikasi Komatsu
Factor).  Data taksiran harga alat gali dan angkut
 Faktor keserasian alat (Match Factor).  Data curah hujan

Pengolahan data

Tidak
Verifikasi pengolahan dgn aktual

Ya

Model analisis match factor yang cocok dengan


daerah penelitian

Tidak
Verifikasi Match factor

Ya

Interpretasi

8
BAB IV
RENCANA PENELITIAN

4.1. Jadwal Pelaksanaan


Sesuai dengan permohonan yang diajukan kepada PT Bukit Asam, saya akan melaksanakan pengambilan data kerja praktek mulai September
– Oktober 2016. Adapun rincian kegiatan dari pengambilan data tugas akhir tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Selama Penelitian


Kurun Waktu 2016

NO Kegiatan yang Dilakukan Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Penyusunan Proposal

3 Pengambilan Data (Primer dan Sekunder)

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Kerja Praktek

6 Seminar di Perusahaan

7 Perbaikan laporan KP di Kampus

8 Perbaikan untuk diserahrkan ke Kampus

7
BAB V
PENUTUP

5.1. Penutup
Demikian proposal penelitian tugas akhir ini saya buat. Saya berharap bahwa proposal
pengajuan tugas akhir ini akan diterima dengan baik oleh PT Bukit Asam. Semoga dengan
penelitian tugas akhir ini dapat menjadi manfaat untuk banyak pihak. Atas perhatian dan
pertimbangan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Cikarang Pusat, 14 Juli 2016

Hormat Saya,

Rizky Syaputra
(122.14.02X)

Anda mungkin juga menyukai