OLEH :
Pengusul :
Mahasiswa 1 Mahasiswa 2
Mengetahui :
Ketua
Program Studi Teknik Pertambangan
Riswan, MT
NIP. 19731231 200812 1 008
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
I. LATAR BELAKANG
Gambar 2.
Wheel Tractor Dozer
2) Scrapper
Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu
mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu
disebarkan dan diratakan. scrapper dapat digunakan untuk
memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah
yang terdapat di antara bangunan beton, meratakan jalan raya.
Efisiensi penggunaan scrapper tergantung pada
kedalaman tanah yang digali, kondisi mesin, dan operator yang
bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis scrapper ada dua
macam yakni scrapper yang ditarik buldoser dan scrapper yang
memiliki mesin penggerak sendiri.
Gambar 3.
Scrapper
Gambar 4.
Excavator
Gambar 5.
Jenis Loader
Gambar 6.
Grader
Gambar 7.
Roller
2. Peralatan Pengangkut
Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truk
sebab mempunyai kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan
cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan biaya operasional yang
rendah.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan
dengan baik, efektif, dan efisien adalah jalan angkut yang cukup rata,
kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi jelek, perlu
penggunaan truk-truk cross countrying yang harga dan biaya
operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan truk-truk biasa.
Truk jenis ini dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil dikenal
dengan nama dump truck.
Dump truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang
menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya
berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika dilihat dari cara
pengosongan muatan, jenis truk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
end-dump atau rear dump yaitu dump truck dengan cara pengosongan
muatan ke belakang, side-dump yaitu dump truck dengan cara
pengosongan muatan ke samping, dan bottom-dump yaitu dump truck
dengan cara pengosongan muatan ke samping.
Gambar 8.
Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan
Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur,
sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu
dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilakukan.
Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Jalan dan sarana angkutan.
Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk
pengangkutan alat-alat mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja.
Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah :
a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah
ada.
b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api.
c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehingga memungkinkan
transportasi lewat sungai.
d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut.
e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek,
sehingga perlu pembuatan jalan baru ke jalan umum terdekat yang
sudah ada.
2. Jenis vegetasi di lokasi proyek
Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di tempat kerja perlu
diteliti, apakah lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa,
pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya. Dengan demikian
dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya,
bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai, dan
berapa ongkosnya.
3. Macam dan perubahan volume dari material.
Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi
perlu diketahui, sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan
memiliki sifat fisik dan mineral yang berbeda, sehingga macam material
yang terdapat di suatu lokasi proyek harus diketahui dengan tepat.
4. Daya dukung material setempat.
Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan
jenis alat, sebab ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat
tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan tanah/batuan di
mana alat itu berada. Tanah/batuan yang tertekan itu akan memberikan
reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila daya tekan lebih
besar dari daya dukung material, maka alat tersebut akan
tenggelam/terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan
cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan cone
penetrometer.
5. Iklim.
Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang
sangat lebat dapat menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah
menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan alat tidak dapat bekerja
secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan
menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat,
diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.
6. Ketinggian dari permukaan laut.
Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin,
sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat.
Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin
rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-
kira 3% setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan
menyebabkan turunnya produksi alat dan dapat menambah ongkos
untuk tiap satuan volume atau berat.
7. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan.
Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan,
sebab kondisi jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya
angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik,
membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab
alat angkut dapat bergerak lebih cepat.
Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab
akan menentukan cycle time (waktu tempuh) dalam pengangkutan
material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan, jarak angkut,
dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas jalan) dapat menurunkan
jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini
akan menambah ongkos pengangkutan.
8. Efisiensi kerja.
Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin
tak mungkin selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam,
sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan
pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83%.
9. Syarat penyelesaian pekerjaan.
Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui kapan
pekerjaan itu telah dianggap selesai. Biasanya ada syarat-syarat tertentu
yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami
pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambah waktu kerja,
peralatan, dan ongkos kerja.
10. Syarat penimbunan tanah.
Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan
mana yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau
persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan
menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan
alat-khusus. Kemungkinan lain, timbunan disyaratkan harus rapi dan
dapat segera ditanami. Hal-hal di atas akan menambah waktu kerja,
alat, dan ongkos, oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati agar
semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan
dengan teliti.
11. Waktu.
Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab
pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu kapasitas
harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat
berat umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga biaya sewa sangat
tinggi.
12. Ongkos produksi.
Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat
meliputi :
a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga
pinjaman.
b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat,
service alat, pembelian suku cadang, BBM, dan sebagainya.
c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan
lain-lain.
d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk
tamu, dan sejenisnya.
Berikut ini akan dibahas mengenai produktivitas beberapa peralatan
mekanis, antara lain produktivitas bulldozer, backhoe, power shovel, loader,
dan dump truck.
1. Backhoe
Backhoe adalah alat yang khusus dibuat untuk menggali
material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan
alatnya dan juga sebagai alat muat. Untuk menghitung produksi
backhoe faktor yang mempengaruhinya antara lain kapasitas bucket,
dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan
medan kerja. Perhitungan produksi backhoe yang diamati secara
langsung, yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
CT = Cycle time (detik)
E = Efisiensi kerja
q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Bucket fill factor
Bucket fill factor merupakan faktor pengisi bucket pada alat gali
muat. Berikut ini merupakan tabel bucket fill factor berdasarkan
materialnya.
2. Power Shovel
Power shovel merupakan alat mekanis yang sejenis seperti
backhoe, hanya saja digunakan untuk menggali material yang letaknya
di atas permukaan tempat alat tersebut berada. Perhitungan produksi
power shovel hampir sama dengan dengan perhitungan produksi
backhoe, yaitu sebagai berikut.
Dimana produksi per siklus adalah :
Keterangan :
3
Q = Produksi per jam (m /jam)
q = Produksi per siklus (m )
3
Keterangan :
3
Q = Produksi per jam (m /jam)
3
q = Produksi per siklus (m )
CT = Cycle time (detik)
E = Efisiensi kerja
3
q1 = Kapasitas bucket (m )
K = Bucket fill factor
D = Jarak untuk memuat (m)
VF = Kecepatan berangkat berisi muatan (km/jam)
VR = Kecepatan kembali (km/jam)
Z = Waktu tunda (menit)
4. Dump Truck
Dump truck merupakan salah satu jenis alat angkut, sering
digunakan untuk mengangkut tanah, endapan bijih, batuan, dan lain-
lain. Karena kecepatannya yang tinggi (pada jalur yang baik), maka truk
memiliki produksi yang tinggi. Produktivitas truk ditentukan oleh
waktu siklusnya, dimana dalam satu siklus waktu truk tersebut terdiri
dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan
material, waktu perjalanan kembali dan waktu manuver. Produktivitas
dump truck dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
3
P = Produksi per jam (m /jam)
Et = Efisiensi kerja dump truck
M = Jumlah truk untuk total produksi alat angkut
C = Produksi per siklus
n = Jumlah siklus untuk pengisian dump truck
3
q1 = Kapasitas bucket loader (m )
K = Bucket fill factor
Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu
dipelajari faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil
kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi :
1. Tahanan gali (Digging Resistance)
Tahanan gali (Digging Resistance, sering disingkat DR)
marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan
penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah:
a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar
kelembaban dn kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula
gesekan alat dan tanah yang terjadi.
b. Kekerasan dari material yang digali.
c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara
butiran tanah itu sendiri.
e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang
berfungsi sebagai alat muat, misalnya power shovel, clamshell,
dragline, dan sejenisnya).
Besarnya tahanan gali (DR) tidak dapat dicari angka reratanya,
oleh karena itu biasanya langsung ditentukan di tempat.
2. Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance)
Tahanan guling/tahanan gelincir (rolling resistance, biasa
disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang berlawanan arah
dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur.
Bagian yang mengalami rolling resistance (RR) secara langsung adalah
ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada
banyak faktor, di antaranya yang terpenting adalah :
a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan).
Semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan
gulingnya (RR) semakin kecil.
b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika
memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan,
dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan, apakah ban luar
masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan
ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpengaruh adalah
kondisi jalan. Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan
rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat
kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi
jalan tertentu.
Gambar 9.
Arah Tahanan Gulir (RR)
Gambar 10.
Tahanan Kemiringan (GR)
Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor, yaitu :
a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)
b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)
Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut :
“Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs
dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk
menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya
dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.
4. Koefisien Traksi
Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa
bagian dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat
dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor
dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan
untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan,
tepat sebelum roda itu selip. Jika terdapat geseran yang cukup antara
permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut
data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.
Besarnya CT tergantung pada:
a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya;
untuk crawler truk tergantung pada keadaan dan bentuk truknya.
b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata,
bergelombang, dan sebagainya).
c. Berat kendaran yang diterima oleh roda.
5. Rimpull
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan
oleh mesin atau bapenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan
dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg
atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak
selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya rimpull
maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ban kendaraan adalah
fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) daverseneling antara
mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/(Kecepatan mesin dalam mph)
Keterangan rumus :
RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs
HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP
375 = Angka konversi
Efisiensi mesin = 80 – 85%
Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull
dihitung sama dengan tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT.
Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT.
6. Percepatan
Percepatan (acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk
mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak
digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama
waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada
beberapa faktor yaitu:
a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin
lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk
menambah kecepatannya.
b. Kelebihan rimpull; semakin besar kelebihan rimpull pada suatu
kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat.
Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat
diperkirakan memakai rumus Hukum Newton.
( )
F=
( )
a=
Keterangan Rumus :
F = Kelebihan Rimpul (lbs)
2
G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det
W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)
2
a = Percepatan (ft/ det )
7. Elevasi Letak Proyek
Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja
mesin dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Berdasarkan
pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan laut,
tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk
selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan
laut) HP rata-rata berkurang sebesar ±3%; sedangkan pada mesin-mesin
2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.
8. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan
dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan
dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang
dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan
perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator
alat.
Dalam bekerja, seorang operator tak akan dapat bekerja selama
60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak
dapat dihindari seperti pengantian komponen yang rusak, memindahkan
alat ke tempat lain, dan sebagainya. Beberapa pengertian untuk
menentukan kondisi alat dan efisiensi pengunaannya, antara lain :
a. Avability Index (AI)
Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari
alat tersebut sesungguhnya.
AI =
Keterangan Rumus :
AI = Ability Index (%)
W = Jumlah Jam Kerja (jam)
R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)
b. Physical Avaibility (PA)
Adalah suatu cara untuk mengetahui tentang kondisi fisik dari alat
yang digunakan.
PA =
Keterangan Rumus :
PA = Physical Avaibility (%)
W = Jumlah Jam Kerja (jam)
R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)
S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan
c. Use Of Ability (UA)
Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat itu digunakan.
UA =
EU =
( )
( )
( )
( )
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya
dianggap sama dengan percent swell.
Gambar 11.
Perubahan Kondisi Material
Dimana :
LCT = Cycle time untuk haul unit (menit)
STL = Spot time di loader (menit)
LT = Load time untuk haul unit (menit)
TL = Travel time dengan muatan (menit)
STD = Spot time di dumping area (menit)
DT = Dumping time (menit)
TE = Travel time tanpa muatan (menit)
AD = Rata-rata keterlambatan waktu pada haul cycle (menit)
VII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
IX. PENUTUP
Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang
diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat
menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.
Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas
perhatian pihak perusahaan kami ucapkan terima kasih.
LAMPIRAN 1
Laporan kerja praktek (KP) akan kami rangkum secara rinci dan
sistematik dengan rencana daftar isi sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Maksud dan tujuan penulisan
1.3. Batasan masalah
1.4. Metode pengumpulan data
1.5. Peralatan yang digunakan
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Sejarah dan perkembangan Perusahaan
2.2. Lokasi dan kesampaian daerah
2.3. Iklim dan Cuaca
2.4. Keadaan Geologi
2.5. Sistem Penambangan
BAB III DASAR TEORI
3.1 Jenis-jenis peralatan mekanis
3.2 Efisiensi kerja
3.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat
angkut
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Produktivitas Alat Gali Muat
4.2 Produktivitas Alat Angkut
4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
KOP PERUSAHAAN
*)
Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa
Nama :
NIM :
Hari
Minggu Hari Kegiatan Praktek Kerja Paraf Pembimbing
ke
9 Minggu Libur
16 Minggu Libur
3 17 Senin Pengamatan
18 Selasa Pengamatan
19 Rabu Pengamatan
23 Minggu Libur
4 24 Senin Pengamatan
25 Selasa Pengamatan
26 Rabu Pengamatan
27 Kamis Eval
28 Jumat Peng
Peny
29 Sabtu Gali-
30 Minggu Libu
5 31 Senin Kons
1 Selasa Kons
2 Rabu Kons
3 Kamis Kons
4 Jumat Kons
5 Sabtu Peny
6
6 Senin Libu
7 Selasa Kons
8 Rabu Kons
9 Kamis Pres
10 Jumat Kons
11 Sabtu Kons
12 Minggu Pers
*) Tentatif, dapat disesuaikan dengan arahan Pembimbing Lapangan
( ) ( )
LAMPIRAN 3
KOP PERUSAHAAN
Form Penilaian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa
Nama : ……………………
NIM : ……………………
Topik :
………………………………………………………………………….
..
………………………………………………………………………………..
*) Nilai 0-100
Pembimbing Lapangan
(………………………)
LAMPIRAN 4
CURRICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan
- SD : SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin
- SLTP : SMPN 1 Banjarmasin
- SMA : MAN 3 Banjarmasin
- Perguruan tinggi : S1 Teknik Pertambangan UNLAM (Sedang Dijalani)
Pengalaman Organisasi
- Anggota OSIS SMPN 1 Banjarmasin
- Anggota OSIS MAN 3 Banjarmasin
- Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Teknik UNLAM
2013-2014
Pelatihan/Training
- Peserta Seminar “Sosialisasi Kebijakan Energi” oleh Dewan Energi Nasional
(2013)
- Peserta Seminar “Prospek Tambang Bawah Tanah” oleh Departemen
Pertambangan dan HIMASAPTA” (2013)
- Peserta Seminar Nasional “Peran Sumber Daya Alam di Kalimantan Selatan
Terhadap Perekonomian Indonesia” oleh (HIMIESPA 2012)
- Peserta Seminar ”Pengelolaan Lingkungan Hidup (Air, Tanah, Udara) di
Kawasan Pertambangan Batubara Untuk Keseimbangan Ekosistem” oleh
HIMAKESMAS (2012)
CURRICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan
- SDN : SDN 6 Sungai Danau
- SLTP : SMPN 1 Sungai Danau
- SMA : SMAN 1 Sunagi Danau
- Perguruan tinggi : S1 Teknik Pertambangan UNLAM (Sedang Dijalani)
Pengalaman Organisasi
- Anggota OSIS SMPN 1 Sungai Danau
- Anggota OSIS SMAN 1 Sungai Danau
- Pengurus HIMASAPTA (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan) Teknik
Pertambangan UNLAM 2012-2013
- Pengurus HIMASAPTA (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan) Teknik
Pertambangan UNLAM 2013-2014
Pelatihan/Training
- Peserta Seminar “Sosialisasi Kebijakan Energi” oleh Dewan Energi Nasional
(2013)
- Peserta Seminar “Prospek Tambang Bawah Tanah” oleh Departemen
Pertambangan dan HIMASAPTA” (2013)
- Peserta Seminar Nasional “Peran Sumber Daya Alam di Kalimantan Selatan
Terhadap Perekonomian Indonesia” oleh (HIMIESPA 2012)