Anda di halaman 1dari 18

STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA

TAMBANG BATUBARA DI PT. BERAU COAL


KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
EKO SUCIRATMADI WIRANTO
112 01 0063

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2004
STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA
TAMBANG BATUBARA DI PT. BERAU COAL
KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
EKO SUCIRATMADI WIRANTO
112 01 0063

Mengetahui Menyetujui
Dosen Wali Pembimbing I

( ………………………. ) ( ………………………. )

1
STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA
TAMBANG BATUBARA DI PT. BERAU COAL
KALIMANTAN TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
EKO SUCIRATMADI WIRANTO
112 01 0063

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2004

2
A. JUDUL
“STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP
PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. BERAU COAL KALIMANTAN
TIMUR”.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL.


Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang
sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan
semakin cepat. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan
produksi pada setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup juga
selalu dilakukan sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang
dipakai.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari studi teknis pengupasan lapisan tanah penutup
adalah:
1. Memperhitungkan produksi dari alat mekanis yang dipakai.
2. Memperbaiki metode kerja Bulldozer dalam melakukan kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yaitu dari metode kerja Bulldozer
secara terpisah atau metode kerja Bulldozer secara berdampingan.
3. Menentukan pengaturan penggunaan alat muat dan alat angkut yang akan
digunakan dalam penanganan lapisan tanah penutup.

D. DASAR TEORI
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu
pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan
bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk
mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik
diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.

3
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan
yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan
penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi.
Semakin serasi kerja alat dalam pengupasan tanah penutup maka semakin
baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang
mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.
Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :
1. Back filling digging method
Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang batubaranya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah Power Shovel atau Dragline.
Bila yang digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, Power Shovel atau
Dragline saja disebut Single Stripping Shovel / Dragline dan bila
menggunakan lebih dari satu buah Power Shovel atau Dragline disebut
Tandem Stripping Shovel / Dragline. Cara Back Filling Digging Method
cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
- tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis).
- material atau batuannya lunak.
- letaknya mendatar ( horizontal ).
2. Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang
(Benching) ini yaitu pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup juga
sekaligus membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :
- tanah penutup yang tebal.
- bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.
3. Multi Bucket Exavator System
Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah
digali batubaranya atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan
menggunakan Bucket Wheel Exavator (BWE). Sistem ini cocok untuk tanah
penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.

4
4. Drag Scraper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian
setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan
terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini
cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas ( loose ).
5. Cara Konvensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis
(alat gali, alat muat, dan alat angkut), seperti kombinasi antara Bulldozer,
Wheel Loader dan Dump Truck.
Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat
gali muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan Ripper
atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, dan
kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut
ke tempat pembuangan dengan alat angkut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pengupasan lapisan tanah


penutup.
a. Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik
dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu
merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu
lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah
yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped), digali
(dug) atau dikupas (stripped). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat
mekanis yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya
diukur dengan alat “Ripper Mater“ atau “ Seismic Test“ dan satuannya
adalah meter per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan
gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus
harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat digunakan untuk
menutupi tempat penimbunan (reklamasi).

5
b. Alat mekanis yang digunakan.
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat
mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional,
sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat.
Pemilihan alat mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup terselesaikan.
c. Effesiensi kerja
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis.
Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang
maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui
penilaian mengenai effesiensi kerja sering mengalami kesulitan. Karena
sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga
akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.

Teknis pelaksanaan pembersihan lahan


Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan
pembersihan tempat kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar kecil, sisa
pohon yang sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan
yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut
dapat dikerjakan sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan
bersama-sama.
a. Cara Pembersihan Lahan
Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu
tergantung dari keadaan lapangan, misalnya:
1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-pohon
yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah yang
berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi.
2. Bila pohon-pohonya berdiameter antara 10 cm - 25 cm dan akarnya kokoh,
maka ada dua cara :

6
a. Didorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan
atau cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong sekaligus secara
mendadak dengan sedikit mengangkat bilah sampai pohon itu roboh.
b. Dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.
3. Jika pohon-pohonnya berdiameter > 25 cm, maka caranya adalah sebagai
berikut :
a. Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus dan
kekuatan pohon berkurang, kemudian pohon tersebut didorong sampai
roboh.
b. Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang panjang
untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi apabila ada
dua, Bulldozer dengan arah masing-masing menyerong agar lebih
aman.
4. Bila selain semak-semak terdapat bongkah-bongkah batu besar (boulders)
yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu sangat besar tidak
boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui batas kemampuan
dorong Bulldozer.
Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan dibedakan menjadi 7 metoda
yang didasarkan pada start, rute, dan akhir dari pekerjaan Bulldozer, yaitu :
1. Metoda Siput luar
Bulldozer bergerak mulai dari tengah ke arah luar menyusuri garis siput.
2. Metoda Siput dalam
Bulldozer bergerak mulai dari luar ke arah tengah menyusuri garis siput.
3. Metoda Pegas ulir
Bulldozer bergerak sesuai dengan garis yang serupa dengan pegas ulir.
4. Metode zigzag
Bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan dan sebaliknya menurut garis
lurus, baik untuk tanah datar.
5. Metode Pembakaran
Tumbuhan / tanaman dibakar dari arah lawan angin baris per baris.
6. Metode Contur

7
Bulldozer bekerja pada contur-contur dengan ketinggian tempat yang sama
(untuk tanah miring).
7. Metode Penumpukan
Tumbuhan / tanaman digusur dan ditumpuk segaris dengan arah angin
untuk kemudian dibakar.

b. Perkiraan Waktu Untuk Menumbangkan Pohon


Alat yang digunakan untuk kegiatan pembabatan (clearing) adalah
Bulldozer, dan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh Bulldozer
untuk merobohkan pepohonan dipergunakan persamaan sebagai berikut:
T = B + ( M1 x N1) + ( M2. x N2 ) + ( D x F )
Dimana :
T = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan untuk
lapangan kerja seluas 1 acre (1 acre = 0,047 km2).
B = Waktu untuk menjelajah lapangan seluas 1 acre tanpa merobohkan
pepohonan.
M = Waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki diameter
tertentu.
N = Jumlah pohon tiap acre untuk diameter tertentu, berdasarkan survey
di lapangan.
D = Jumlah pohon yang mempunyai diameter yang lebih dari dari 6 ft
(180 cm).
F = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan dengan
diameter lebih dari 6 ft (180 cm).

Teknis pelaksanaan pengupasan lapisan tanah penutup


Hal yang perlu diperhatikan dalam teknis pelaksanaan pengoperasian
Bulldozer untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup, yaitu :
- Diusahakan agar kerja Bulldozer pada saat mengupas dan mendorong
material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk

8
memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga dorongnya akan
bertambah.
- Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan
dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat
mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh
Bulldozer dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50 m.

Metode kerja alat mekanis pada pengupasan lapisan tanah penutup


a. Metode kerja Bulldozer
Cara kerja Bulldozer yang baik dan effisien dimana alat-alat lain tidak
dapat melakukannya yaitu :
1. Selalu mendorong ke bawah, jadi mengambil keuntungan dari gaya
gravitasi untuk menambah tenaga atau kecepatan. Cara ini disebut “Down
Hill Dozing“.
2. Menggali beberapa kali, dikumpulkan menjadi satu lalu didorong ke lereng
yang curam. Sebelum tanaga habis terdorong ke lereng, Bulldozer harus
direm agar tidak ikut terjungkir ke lereng. Cara kerja ini dinamakan “ High
Wall Or Float Dozing “.
3. Menggali melalui jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya
semacam dinding sebelah kiri dan kanan bilah yang disebut “Spilages“
sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar
atau tercecer ke samping bilah. Cara ini dikenal sebagai “ Trench or Slot
Dozing “.
4. Menggali dan mendorong material dengan dua bilah Bulldozer yang
bergerak berdampingan. Cara penggusuran ini disebut “Side by Side
Dozing“. Cara ini lebih baik dibandingkan cara atau metode lain karena
akan mengurangi atau menghindari kehilangan material.

b. Metode kerja Wheel Loader


Wheel Loader mempunyai gerakan yang penting yaitu menurunkan
mangkuk di atas permukaan tanah, mendorong ke depan

9
(memuat/menggusur), mengangkat magkuk, membawa dan menumpahkan
muatan. Dengan dasar gerakan penting dari Wheel Loader, metode kerja
untuk memuat material hasil pengupasan lapisan tanah penutup ke Dump
Truck yaitu :
- Pola kerja “V – Shape Loading“ adalah pola kerja pemuatan dengan
lintasan seperti bentuk huruf “V“ atau membentuk sudut 45, dan alat
angkut tidak ikut aktif.
- Pola kerja “Cross Loading“ adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.

c. Metode kerja Dump Truck


Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu
untuk memilih alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan out put
dari Wheel Loader itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut
dengan out put Wheel Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai
kondisi keserasian alat berat yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam
penanganan material dari pengupasan lapisan tanah penutup itu. Adapun
fungsi utama dari Dump Truck pada kegiatan pengupasan lapisan tanah
penutup yaitu sebagai pengangkut material yang telah digali dan dimuat oleh
Wheel Loader tadi ke tempat penimbunan material yang telah direncanakan
sebelumnya.

Ada tiga macam cara Dump Truck mengosongkan muatannya, yaitu :


- End dump or rear dump, mengosongkan muatan ke belakang
- Side dump, mengosongkan muatan ke samping
- Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.

Produksi alat mekanis pada pengupasan lapisan tanah penutup


a. Produksi Bulldozer
Untuk menghitung produksi Bulldozer, ditentukan dengan faktor-faktor
yang ada, adapun faktor-faktor tersebut adalah :

10
 Operator
 Jenis material
 Faktor Dozing secara berdampingan
 Efisiensi kerja
 Swell faktor
Di dalam perhitungan secara teoritis yang diperhitungkan dalam
perkiraan produksi Bulldozer secara berdampingan adalah sama seperti pada
perhitungan produksi bulldozer secara terpisah, hanya perbedaannya terletak
pada faktor koreksi penggunaan Blade (bilah).
Perhitungan produksi Bulldozer secara terpisah
- Kapasitas Blade (q), BCM
- Waktu edar (cycle time), menit

- Banyaknya trip = = (x) trip

- Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x).


- Faktor koreksi (FK) :
 Operator (op)
 Material (m)
 Dozing secara terpisah (dst)
 Efisiensi kerja (ek)
 Grade faktor (gf)
Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :
PN = PT x FK
= PT x (Op x m x dst x ek x gf) BCM /jam
= …… BCM / jam

Perhitungan produksi Bulldozer secara berdampingan


- Kapasitas Blade (q), BCM
- Waktu edar (cycle time), menit

- Banyaknya trip = = (x) trip

11
- Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x)
- Faktor koreksi (FK) :
 Operator (op)
 Material (m)
 Dozing secara berdampingan (dsb)
 Efisiensi kerja (ek)
 Grade faktor (gf)

Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :


PN = PT x FK
= PT x (Op x m x dsb x ek x gf) BCM /jam
= ….. BCM / jam

Perhitungan produksi alat muat


- Kapasitas bucket (q), M3
- Cycle time (Ct), detik

- Jumlah trip tiap jam = = (x) trip

- Produksi secara teoritis (PT) = kapasitas bucket x jumlah trip per jam
- Faktor koreksi (FK) :
 Faktor pengisian bucket
 Effesiensi kerja
 Tata laksana dan kondisi pekerjaan
- Produksi nyata (PN) = PT x FK ……….BCM / jam
= ….. BCM / jam

Perhitungan produksi alat angkut


- Kapasitas bak (q), M3
- Cycle time (Ct), menit

- Jumlah trip tiap jam = = (x) trip

- Produksi secara teoritis (PT) = kapasitas bak x jumlah trip per jam

12
- Faktor koreksi (FK) :
 Faktor pengisian bucket
 Effesiensi kerja
 Tatalaksana dan kondisi pekerjaan
- Produksi nyata (PN) = PT x FK ……….BCM / jam
= ….. BCM / jam

E. PERMASALAHAN DI LAPANGAN
Berdasarkan informasi dan studi literatur, kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup yang telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan masih
terdapat beberapa kekurangan antara lain
 Pola kerja Bulldozer yang belum optimal
 Effesiensi dan efektifitas alat berat yang digunakan belum mencapai
keserasian seperti yang harapkan.
 Metode pengupasan lapisan tanah penutup yang tidak terencana

F. PEMECAHAN MASALAH
Melihat permasalahan yang ada di lapangan, maka dapat diambil suatu
metode pemecahan masalah diantaranya :
 Memperbaiki metode kerja Bulldozer yang selama ini menggunakan
metode kerja secara terpisah, diganti dengan metode alat berat secara
berdampingan.
 Menggunakan metode blok dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah
penutup agar lebih mudah terkontrol dan terencana.
 Memperbaiki metode kerja alat muat dan alat angkut.
 Pemilihan atau peremajaan alat berat yang tepat.

G. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penyusun menggabungkan antara
teori dan kenyataan dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan
pendekatan masalah yang paling baik.

13
Data yang diperlukan
a. Data peralatan mekanis yang digunakan dalam kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup :
1. Jumlah alat mekanis serta spesifikasinya.
2. Waktu untuk menumbangkan pohon, serta waktu edar dari suatu alat,
baik waktu untuk menufer, waktu tunggu, waktu pemuatan, waktu
pengangkutan, serta waktu penumpahan.
3. Produksi Bulldozer Secara terpisah dan berdampingan serta alat muat
dan alat angkut yang digunakan.
4. Waktu kerja efektif atau efesiensi kerja.
b. Jumlah lapisan tanah penutup yang akan dipindahkan.
c. Pola pengupasan lapisan tanah penutup dan cara pemuatannya.
d. Data-data pendukung yang meliputi :
1. Data geologi regional dan sejarah geologi.
2. Data litologi, data topografi dan data curah hujan.
3. Peta geologi.
4. Kegiatan penambangan.
5. Kondisi jalan angkut dan kondisi front kerja.
e. Data-data lainnya dengan menyesuaikan keadaan dilapangan.

Urutan penelitian
Urutan penelitian yang digunakan sebagai berikut :
1. Studi literatur
Mempelajari literatur yang berhubungan dengan teknis pengupasan lapisan
tanah penutup dan produksi alat berat agar pembaca dapat memahami
laporan tugas akhir yang dibuat.
2. Pengamatan lapangan
Pengamatan dilakukan tujuannya untuk mendapatkan pengertian dan
gambaran terhadap teknis pengupasan lapisan tanah penutup didalam
tambang serta produksi alat berat yang digunakan.

14
3. Pengumpulan data
Yang dimaksud disini adalah pelaksanaan untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan dalam rangka penyusunan tugas akhir ini.
4. Pengolahan data
Usaha untuk menyusun data dan diolah kemudian diklasifikasikan sesuai
dengan kegunaanya.
5. Analisa hasil pengolahan data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa untuk dibandingkan dengan
teori yang terdapat dalam literatur.
6. Kesimpulan
Proses ini merupakan penyimpulan yang didasarkan atas segala data yang
telah diolah dan dianalisa.

H. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN.


Waktu (minggu)
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Pengajuan proposal

Pengamatan di
2.
lapangan

Pengambilan Data
3.
Primer & Sekunder

Pengolahan dan
4.
Analisa Data

5. Pembuatan Draft

I. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1. Rochmanhadi, Ir, “Alat-alat Berat dan Penggunaanya”, Departemen
Pekerjaan Umum, 1989.

15
2. Partanto Prodjosumarto, Prof, Ir., “ Pemindahan Tanah Mekanis “, Jurusan
Teknik pertambangan, ITB, 1995.

3. Caterpillar Inc, Peoria illinois, USA., “ Caterpillar Performance Hand


Book”, October 1994.

4. Peurifoy, RL., Construction Planning, Equipment and Methode, Second


Edition, Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney,
1987.

5. PT. United Tractors, Technical Consulting Departement, “ Teknik


dasar Pemilihan Alat-alat Berat “, Jakarta, November 1984.

J. RENCANA DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
C. Permasalahan
D. Cara Penyelesaian Masalah
E. Hasil yang diharapkan

II. TINJAUAN UMUM

Lokasi dan Kesampaian Daerah


A. Keadaan Topografi

16
B. Iklim dan Curah Hujan
C. Keadaan Daerah Kerja
D. Kegiatan Penambangan

III. DASAR TEORI


Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Pengupasan
A. Pembersihan Lahan
B. Metode Pengupasan
C. Produksi Alat Mekanis

IV. PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP


A. Jumlah Lapisan Tanah Penutup
B. Alat Mekanis Yang Digunakan
C. Pembersihan Lahan
D. Metode Pengupasan Yang Digunakan
E. Penimbunan Lapisan Tanah Penutup

V. PEMBAHASAN
Pembersihan Lahan
A. Produksi Alat Mekanis
B. Perbaikan Pengupasan
C. Pengaturan Penggunaan Alat Muat dan Alat Angkut
D. Penentuan Lokasi Penimbunan Tanah Penutup

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai