Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340584640

ANALISIS GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG PADA KEGIATAN


PENGANGKUTAN MATERIAL TANAH PENUTUP (OVERBURDEN) PADA
TAMBANG BATUBARA PT SAPTAINDRA SEJATI JOP SITE BORO

Article  in  Jurnal Himasapta · September 2019


DOI: 10.20527/jhs.v4i2.1071

CITATIONS READS

2 317

3 authors, including:

Nurhakim Nurhakim
Universitas Lambung Mangkurat
83 PUBLICATIONS   47 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Geology kutai View project

All content following this page was uploaded by Nurhakim Nurhakim on 15 April 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

ANALISIS GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG


PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN MATERIAL TANAH PENUTUP
(OVERBURDEN) PADA TAMBANG BATUBARA
PT SAPTAINDRA SEJATI JOP SITE BORO
I Komang Ediyana1, Nurhakim2, Romla Noor Hakim2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung Mangkurat
2
Program Studi Teknik Pertambangan, FT Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: *1 ediyanakomang@gmail.com

ABSTRAK
Dalam kegiatan operasi penambangan dan pencapaiaan target produksi, operasi pengangkutan memegang peranan
yang sangat penting. Pada kegiatan pegangkuatan, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah jalan angkut. Setiap
operasi penambangan memerlukan jalan angkut sebagai sarana infrastruktur yang vital pada lokasi penambangan. Maka dari
itu perlu dilakukan perlakuan khusus agar dapat mendukung alat angkut yang digunakan. Jika geometri jalan angkut sesuai
dengan persyaratan dan dimensi alat angkut akan digunakan, hal ini tentu dapat memberikan konstribusi yang besar untuk
waktu edar dan kecepatan alat angkut yang digunakan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi geometri jalan angkut yaitu; lebar jalan angkut, jari-jari tikungan,
superelevasi, kemiringan jalan, cross slope dan pengaruh geometri jalan angkut terhadap waktu edar alat angkut yang
digunakan.
Lebar jalan lurus aktual dilapangan mulai dari 11.1 meter – 34.3 meter dan lebar jalan pada tikungan 19 meter – 35.5
meter. Sedangkan secara teoritis lebar jalan lurus 19 meter dan tikungan 29 meter. Kemiringan jalan angkut 0.43% – 12.2%.
Sedangkan standar maksimal yaitu 10%. Jari – jari tikungan pada tikungan 1 sebesar 22.86 meter, tikungan 2 sebesar 47.79
meter, tikungan 3 sebesar 38.47 meter, tikungan 4 sebesar 23.17 meter dan tikungan 5 sebesar 37.67 meter. Superelevasi
jalan angkut pada tikungan 1 sebesar 0.96 meter, tikungan 2 sebesar 1.22 meter, tikungan 3 sebesar 1.42 meter, tikungan 4
sebesar 0.89 meter dan tikungan 5 sebesar 0.76 meter. Maka perlu dilakukan penambahan sebesar 0.2 meter pada tikungan
1, 0.27 meter pada tikungan 4 dan 0.4 pada tikungan 5. Pembuatan cross slope dapat dilakukan dengan menggurangi tinggi
bagian bagian samping jalan angkut sebesar 20 cm lebih tinggi dari as jalan. Pengaruh geometri jalan akut terhadap waktu
edar alat angkut (cycle time), bila kondisi jalan angkut tidak memenuhi standar alat angkut yang melaluinya tentu akan
mempengaruhi waktu tempuh bermuatan dan waktu tempuh kosong dari alat angkut yang melewatinya.

Kata-kata Kunci : Geometri, Jalan, Pengangkutan

PENDAHULUAN 2) Mengukur geometri jalan angkut di lapangan


Dalam kegiatan operasi penambangan dan mengunakan Total Station
pencapaiaan target produksi, operasi pengangkutan 3) Mengetahui Spesifikasi alat angkut yang digunakan
memegang peranan yang sangat penting. Pada kegiatan pada kegiatan pengangkutan lapisan tanah penutup.
pegangkuatan, salah satu faktor yang perlu diperhatikan Fungsi utama jalan angkut adalah menunjang
adalah jalan angkut. Setiap operasi penambangan kelancaran operasi penambangan terutama kegiatan
memerlukan jalan angkut sebagai sarana infrastruktur yang pengangkutan. Medan berat yang mungkin terdapat
vital pada lokasi penambangan. Maka dari itu perlu disepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan
dilakukan perlakuan khusus agar dapat mendukung alat mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan aspek
angkut yang digunakan. Jika geometri jalan angkut sesuai manfaat dan keselamatan kerja, apabila perlu dibuat
dengan persyaratan dan dimensi alat angkut akan terowongan (tunnel) atau jembatan. Lajur jalan di dalam
digunakan, hal ini tentu dapat memberikan konstribusi yang terowongan atau jembatan umumnya cukup satu dan
besar untuk waktu edar dan kecepatan alat angkut yang kendaraan lewat secara bergantian. Pada kedua pintu
digunakan. terowongan ditugaskan penjaga yang mengatur
Oleh karena itu pula perlu dilakukan analisis kendaraan masuk bergiliran.
terhadap geometri jalan angkut yang berpotensi Geometri jalan angkut yang harus
menghambat kelancaran kerja dari alat angkut yang diperhatikan yaitu ; lebar jalan angkut, jari-jari
digunakan dan kemudian di upayakan pemecahan tikungan dan super-elevasi, kemiringan jalan, dan
permasalahannya dengan melakukan analisis terhadap jalan cross slope. Alat angkut atau truk-truk tambang umumnya
angkut yang menghubungkan front penambangan ke berdimensi lebih lebar, panjang dan lebih berat. Oleh
dumping area. sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi
Diharapkan jalan angkut yang baik dan memenuhi alat angkut yang digunakan.
standar spesifikasi alat angkut yang akan berdampak secara Kegiatan pengangkutan overburden
langsung kapada peningkatan produktivitas alat angkut yaitu pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang
tersebut. berada diatas cadangan bahan galian berharga, agar bahan
Data Primer yang diperlukan terdiri atas: galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk pemindahan
1) Menentukan data ukuran jalan angkut dan membagi overburden biasanya dipakai alat-alat mekanis yang
jalan menjadi beberapa segmen. memiliki cara kerja dan kemampuan kerja masing-masing.
Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan
49
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung Adapun hasil yang didapatkan dari perhitungan aktual
dan sistimatika pengupasan yang baik. Pengangkutan di superelevasi. Beda tinggi untuk setiap tikungan adalah
daerah tambang terbuka biasanya menggunakan alat angkut sebagai berikut :
berupa dumptruckkarena lebih fleksibel, ekonomis dan Kemiringan Melintang (Cross Slope)
memiliki kapasitas besar. Dalam proses pemindahan Bedasarkan pengamatan hanya terdapat beberapa
overburden dari front penambangan ke dumping area maka kemiringan melintang (cross slope) yang terdapat pada
perlu adanya jalan angkut sebagai sarana transportasi. Ada setiap segmen jalan angkut yang menghubungkan Front pit
beberapa faktor yang secara langsung ataupun tidak KB2 ke Dumping Area D2.
langsung berpengaruh terhadap keberhasilan kerja alat Waktu Edar Alat Angkut Komatsu Hd 785
angkut, yaitu : Berdasarkan hasil pengambilan data di lapangan
1. Ketinggian tempat kerja dari permukaan air laut dan diperoleh rata-rata waktu edar alat angkut Komatsu HD 785
keadaan iklim. yang didapat dari waktu Loading, hauling to disposal,
2. Sifat material yang diangkut. Manuver di Disposal Area, Dumping, Returen to Front,
3. Keadaan alat muat maupun alat angkut itu sendiri. Manuver di front Penambangan.
4. Keadaan jalan angkut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam suatu rancangan jalan angkut, baik daya Berdasarkan spesifikasi alat angkut yang digunakan
dukung tanah maupun geometri jalan angkut disesuaikan PT Saptaindra Sejati masih terdapat beberapa kekurangan
dengan spesifikasi alat angkut yang akan digunakan. pada geometri jalan angkut, akan di jelaskan hasil analisis
penulis pada pembahasan di bawah ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Lebar Jalan Angkut
Februari hingga pertengahan Maret 2017 di jalan pit KB2 Lebar jalan angkut dari front penambangan ke
menuju jalan D2 (dumping area), dengan jarak tempuh dumping area masih ada yang belum sesuai dengan lebar
1500 meter. Adapun alat angkut terbesar yang digunakan jalan angkut minimal (menyesuikan spesifikasi alat
untuk mengangkut material tanah penutup (overburden) angkut), sehingga apabila dilakukan perawatan dan
adalah Komatsu HD 785. perbaikan oleh Motor Grader atau Dozer tidak terjadi waktu
Lebar Jalan Angkut Lurus dan Tikungan tunggu bagi alat angkut lain yang mendahului Motor Grader
Lebar jalan angkut didapatkan dari pengukuran peta atau Dozer tersebut apabila berselisih arah dengan alat
layout tambang (Gambar 1). Adapun lebar jalan aktual yang angkut lain yang berlawanan arah. Bahkan apabila terjadi
diperoleh dari hasil pengukuran pada peta digital. breakdown pada salah satu alat angkut yang melewati jalan
Kondisi kemiringan jalan angkut (grade) berdasarkan tersebut tidak terjadi kendala bagi alat angkut lain yang
hasil pengukuran pada peta layout tambang (gambar 2). ingin melewatinya. Lebar minimum pada kondisi jalan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel-3). lurus adalah 19 meter dan pada jalan tikungan 29 meter.
Jari-Jari Tikungan Dan Superelevasi Maka agar tidak terjadi kondisi seperti di atas pada
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pada jalan beberapa segmen jalan tersebut perlu dilakukan
angkut yang menghubungkan front penambangan ke penambahan lebar jalan sesuai dengan lebar jalan
dumping area, terdapat 5 (lima) tikungan. Dimana masing- minimum, sehingga dapat menekan waktu edar alat angkut
masing tikungan memiliki jari-jari dan lebar yang berbeda- tersebut.
beda. Kondisi dari masing-masing tikungan tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel-4).

Tabel-4. Jari-jari Tikungan


Lebar Rata- Jari-jari
Tikungan Segmen
rata (m) (m)

Tikungan 1 Sebagian (S1-S2) 34.7 22.86


Tikungan 2 Sebagian (S5-S6) 65.18 47.79
Tikungan 3 Sebagian (S7-S8) 41.95 38.47
Tikungan 4 Sebagian (S9-S10) 42 23.17
Tikungan 5 Sebagian (S11-S12) 46 37.67

Tabel-5. Beda Tinggi Tiap Tikungan


Lebar Beda tinggi
Tikungan Segmen
Rata-Rata (m) (m)
Gambar-3. Jalan Disposal
T1 Sebagian S1-S2 24.0279 0.96
Tabel-6. Waktu Edar Rata-rata Alat Angkut Komatsu HD785
T2 Sebagian S5-S6 30.4618 1.22 Spotting
Loading Travel Returning Spotting
T3 Sebagian S7-S8 35.6334 1.42 & Total
Time Time Dumping Time to Load
T4 Sebagian S9-S10 22.1078 0.89
2.15 5.61 1.06 4.57 0.59 13.99
T5 Sebagian S11-S12 19 0.76

50
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

Dari pengamatan dan pengukuran di lapangan, ada JARI-JARI TIKUNGAN DAN SUPERELEVASI
beberapa segmen jalan yang belum memenuhi standar lebar Besarnya jari-jari tikungan minimum untuk dilalui
jalan minimum baik itu jalan lurus maupun jalan tikungan oleh Komatsu HD 785 dengan kecepatan rencana 30
pada bagian yang diarsir dapat dilihat pada Gamba- 4. km/jam adalah 34 meter, maka perlu dilakukan
Berdasarkan Gambar-4 maka untuk kelancaran penambahan panjang jari-jari pada tikungan 1 sebesar 11
kegiatan pengangkutan perlu dilakukan pelebaran jalan meter dan tikungan 4 sebesar 11 meter, sedangkan pada
angkut lurus pada S2, S3, S4 ,S5, S9, S10, S12, S13, S14 tikungan 2, tikungan 3 dan tikungan 5 sudah memenuhi jari-
dan S15 sebesar 2 - 8 meter. Sedangkan untuk S1, S6, S7, jari minimum.
S8, S11 dan S16 telah memenuhi lebar jalan minimum Berdasarkan pengamatan di lapangan ada beberapa
sesuai spesifikasi alat angkut. jalan yang belum terdapat adanya pembuatan superelevasi,
Sedangkan ada beberapa jalan angkut tikungan yang hal ini akan mengakibatkan tidak adanya gaya sentripetal
perlu dilakukan penambahan pelebaran yaitu pada jalan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang dapat memicu
tikungan 1 pada S1 - S2 sebesar 5 meter, tikungan 4 pada alat angkut terdorong keluar dari alur jalan saat melewati
S9 - S10 sebesar 7 meter dan tikungan 5 pada S11 - S12 tikungan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat
sebesar 10 meter. superelevasi pada tiap tikungan dengan cara menambah
tinggi pada sisi luar tikungan. Superelevasi dibuat
Kemiringan Jalan Angkut (Grade) menyesuaikan dengan kecepatan rencana alat yang akan
Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung melaluinya yaitu 30 km/jam. Superelevasi minimum
dengan kemampuan alat angkut pada jalan yang ditentukan berdasarkan nilai superelevasi yang diizinkan,
menghubungkan Front penambangan dan Dumping Area maka didapat superelevasi yang ditentukan yaitu 0.04
sangat bervariasi yang mulai dari 2.80% - 12.2%. mm/m dengan lebar jalan minimum pada tikungan sebesar
Dengan Grade jalan yang mencapai 12.2% maka akan 29 meter, maka beda tinggi antara tepi dalam tikungan dan
membuat alat angkut Komatsu HD 785 kesulitan pada saat tepi luar tikungan adalah 116 cm.
menanjak, bahkan dapat terjadi hal fatal apabila alat angkut
Komatsu HD 785 tidak dapat mengatasi tanjakan yang ada. KEMIRINGAN MELINTANG (CROSS SLOPE)
Hal ini juga akan menghambat kegiatan produksi, karena Untuk menghindari tergenangnya air hujan pada
waktu tempuh yang diperlukan oleh alat angkut tersebut permukaan jalan angkut perlu dilakukan pembuatan cross
ketika menanjak akan memerlukan waktu yang lebih lama slope pada bagian tengah jalan angkut. Pembuatan cross
dibandingkan dengan nilai grade relatif datar sehingga hal slope dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan
ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan pengangkutan. lebih tinggi dari bagian tepi jalan. Berdasarkan hasil dari
perhitungan, maka untuk jalan angkut dua jalur dengan
lebar 19 meter beda tinggi antara bagian tepi jalan dengan
bagian tenggah jalan adalah 20 cm. Sedangkan untuk
masing – masing segmen dengan cross slope sebagai
berikut.

Tabel-7. Cross Slope Jalan Angkut


Cross Slope
Segmen Lebar (m)
(Cm)
S1 34.36 35.7
S2 16.87 17.5
S3 14.92 15.5
S4 15.58 16.2
S5 16.69 17.3
S6 25.93 27
Gambar-4. Layout Lebar jalan Lurus Aktual dan Teoritis S7 20.35 21.1
S8 24.07 25
Grade Jalan Angkut Aktual dan Teoritis
15.00 S9 17.38 18.1
10.00 S10 16.61 17.3
Gread (%)

5.00 S11 19.01 19.7


0.00 S12 13.10 13.6
-5.00 S13 11.19 11.6
-10.00
Segmen Jalan
S1- S2- S3- S4- S5- S6- S7- S8- S9- S10- S11- S12- S13- S14- S15- S14 12.66 13.1
S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16
Grade (%) 7.22 0.80 -1.54 2.80 3.82 -2.77 5.27 12.23 3.73 0.44 -0.83 -2.90 -7.49 -0.85 5.15 S15 16.26 16.9
Teoritis 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S16 24.04 25
Gambar-5. Perbandingan Grade Jalan Angkut

51
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

Tabel-1. Lebar jalan Angkut Lurus


Segmen Lebar
S1 34.3
S2 16.8
S3 14.9
S4 15.5
S5 16.6
S6 25.9
S7 20.3
S8 24
S9 17.3
Gambar-1. Peta Layout Tambang S10 16.6
S11 19
S12 13.1
S13 11.1
S14 12.6
S15 16.2
S16 24

Tabel-3. Grade Jalan Angkut


Segmen Grade (%)
S1-S2 7.221
S2-S3 0.795
S3-S4 -1.54
S4-S5 2.804
Gambar-2. Kemiringan Jalan Angkut S5-S6 3.823
S6-S7 -2.774
Tabel-2. Lebar jalan Tikungan
S7-S8 5.266
Tikungan Segmen Aktual
S8-S9 12.23
T1 Sebagian S1-S2 24 S9-S10 3.73
T2 Sebagian S5-S6 30.4 S10-S11 0.439
T3 Sebagian S7-S8 35.5 S11-S12 -0.834
T4 Sebagian S9-S10 22.1 S12-S13 -2.898
T5 Sebagian S11-S12 19 S13-S14 -7.49
S14-S15 -0.845
S15-S16 5.151

Kemiringan Jalan Angkut(Grade)


Berdasarkan Tabel-3 terlihat pada beberapa segmen Tabel-8. Waktu Edar Aktual HD 785
yang masih dibawah 20 cm, maka perlu dilakukan Loading Travel Spotting & Returning Spotting Total
pembuatan cross slope pada S2 sebesar 17.5 cm, S3 sebesar
Time Time Dumping Time to Load (menit)
15.5 cm, S4 sebesar 16.2 cm, S5 sebesar 17.3 cm, S9
sebesar 18.1 cm, S10 sebesar 17.3 cm, S11 sebesar 19.79 (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
cm, S12 sebesar 13.6 cm, S13 sebesar 11.6 cm, S14 sebesar
13.1 cm dan S15 sebesar 16.9 cm. 2.15 5.61 1.06 4.57 0.59 13.99

Pengaruh Geometri Jalan Angkut Terhadap Waktu


Edar (Cycle Time) Tabel-9. Waktu Edar Teoritis HD 785
Time Time Dumping Time to Load (menit)
Geometri jalan angkut dan kecepatan dump truck saat
melewati jalan angkut sangat berpengaruh terhadap waktu (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
edar alat angkut (cycle time), semakin bagus geometri jalan 2.5 4.21 1.3 2.69 0.35 11.05
angkut atau sesuai dengan standar spesifikasi alat angkut
yang melewatinya maka waktu edar alat angkut tersebut
akan semakin kecil atau menurun. Tabel-10. Waktu Edar Rencana HD 785
Waktu edar aktual alat angkut diambil dengan Loading Travel Spotting & Returning Spotting Total
menggunakan stopwatch, kemudian diambil sebanyak 48 Time Time Dumping Time to Load (menit)
sampel dan kemudian diambil waktu rata-rata untuk setiap (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
komponen kegiatan alat angkut. Untuk waktu edar teoritis 2.5 4.21 1.3 2.61 0.35 10.98
dapat lihat pada Tabel-9.
52
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

Tabel-11. Perbandingan Waktu Edar Aktual,Teoritis dan


Rencana Perbandingan Waktu Edar Alat Angkut
(menit)
Aktual Teoritis Rencana
Komponen
(menit) (menit) (menit)
15
Loading Time 2.15 2.5 2.15 13.99
Travel Time 4.22 4.22 11.05 Aktual

Menit
5.61 10 10.38
Spotting and Teoritis
1.06 1.3 1.06
Dumping 5 Rencana
Returning Time 4.57 2.69 2.61
0
Spotting to Load 0.59 0.35 0.35
Total 13.99 11.05 10.38
Gambar-6. Perbandingan Waktu Edar Alat Angkut Aktual,
Teoritis dan Rencana
Waktu edar teoritis didapat setelah melakukan analisis lurus untuk dua jalur adalah 19 meter dan pada
rimpull, dengan kekuatan maksimum alat pada kondisi tikungan 29 meter.
jalan sebenarnya. Kemudian dengan memperbaiki b. Kemiringan jalan angkut berkisar antara 0.43% –
kemiringan grade jalan sebelumnya tidak sesuai dengan 12.2%. Sedangkan standar maksimal di PT
standar alat yang digunakan maka akan berpengaruh pada Saptaindra Sejati yaitu 10%.
waktu edar alat angkut yang melaluinya. Waktu edar c. Jari – jari tikungan pada tikungan 1 sebesar 22.86
rencana alat angkut didapat setelah melakukan analisis meter, tikungan 2 sebesar 47.79 meter, tikungan
rimpull. Untuk waktu edar rencana dapat dilihat pada Tabel 3 sebesar 38.47 meter, tikungan 4 sebesar 23.17
Dari Tabel-8 sampai Tabe-10l , besarnya waktu edar meter dan tikungan 5 sebesar 37.67 meter.
alat angkut aktual untuk alat angkut Komatsu Hd 785 lebih Superelevasi jalan angkut pada tikungan 1
besar dibandingkan dengan besarnya waktu edar alat angkut sebesar 0.96 meter, tikungan 2 sebesar 1.22
secara teoritis maupun secara rencana. Selisih nilai waktu meter, tikungan 3 sebesar 1.42 meter, tikungan 4
edar ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya nilai sebesar 0.89 meter dan tikungan 5 sebesar 0.76
besarnya grade jalan, serta kecepatan alat yang melaluinya meter. Maka perlu dilakukan penambahan
dimana penulis asumsikan hanya dengan kecepatan sebesar 0.2 meter pada tikungan 1, 0.27 meter
maksimum hal ini menyebabkan hasil perhitungan berbeda pada tikungan 4 dan 0.4 pada tikungan 5.
dengan kondisi aktual. Sehingga waktu edar Komatsu HD d. Kemiringan melintang atau cross slope perlu
785 pada perhitungan teoritis dan rencana lebih kecil dibuat guna mencegah tergenangnya air pada
dibandingkan dengan aktual dilapangan. Untuk permukaan jalan yang berasal dari air hujan.
perbandingan waktu edar aktual, teoritis dan rencana alat Pembuatan cross slope dapat dilakukan dengan
angkut dapat dilihat pada tabel halaman selanjutnya (Tabel menggurangi tinggi bagian bagian samping jalan
11). angkut sebesar 20 cm lebih tinggi dari as jalan.
Pada Gambar-6. terlihat bahwa adanya penurunan 2. Pengaruh geometri jalan akut terhadap waktu edar alat
waktu edar alat angkut dari waktu edar aktual ke waktu edar angkut (cycle time), bila kondisi jalan angkut tidak
teoritis sebesar 2.94 menit. Sedangkan dari waktu edar memenuhi standar alat angkut yang melaluinya tentu
teoritis ke waktu edar rencana terjadi penurunan waktu edar akan mempengaruhi waktu tempuh bermuatan dan
sebesar 0.67 detik, sehingga diharapkan setelah adanya waktu tempuh kosong dari alat angkut yang
penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melewatinya. Terlihat adanya penurunan waktu edar
melakukan perbaikan pada geometri jalan angkut yang alat angkut aktual dan rencana sebesar 3.61 menit
mana akan menekan waktu edar alat angkut. Hal di atas setelah grade jalan akut diturunkan dari 12.2% menjadi
terjadi karena pada perhitungan waktu edar rencana, 10%.
kemiringan jalan angkut yang semula 12.23% (aktual) telah Adapun saran yang ingin disampaikan adalah :
dikurangi menjadi 10% (rencana). Grade jalan angkut yang 1. Sebaiknya perlu dilakukan pelebaran pada geometri
tinggi akan menyebabkan waktu edar yang tinggi pula, jalan angkut baik itu pada lebar jalan lurus dan jalan
namun sebaliknya bila grade jalan angkut memenuhi tikungan.
standar alat perusahaan tentu akan mengurangi besarnya 2. Sebaiknya perlu dilakukan pembuatan cross slope,
waktu edar alat angkut. apabila terjadi hujan tidak menimbulkan genangan air
pada permukaan jalan.
KESIMPULAN 3. Memelihara kondisi jalan angkut dengan selalu
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada, sehingga
sebagai berikut : hambatan yang terdapat pada jalan angkut dapat
1. Pada jalan angkut pit KB2 menuju jalan D2 (dumping dikurangi.
area), dengan jarak tempuh 1500 meter. Secara teorotis
masih ada beberapa jalan yang masih belum memenuhi REFERENSI
standar spesifikasi alat angkut yang melewatinya. [1] W.Kaufman, Walter and James Ault. 1977. Society Of
a. Lebar jalan lurus aktual dilapangan mulai dari Mining Design Of Surface Mine Haulage Road-A
11.1 meter – 34.3 meter dan lebar jalan pada manual. United States Departement of The Interior,
tikungan 19 meter – 35.5 meter. Sedangkan Berau Of Mine.
secara teoritis lebar jalan minimum pada jalan

53
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 4, No. 1, April : 49 - 54

[2] Muchjihidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri


Batubara, Institut Teknologi Batubara.

[3] Indonesianto,Y. 2008. Pemindahan Tanah Mekanis,


Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran”,
Yogyakarta.

[4] Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan II


edisi ke-2. Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

[5] Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Jalan Tambang,


Diklat Perencanaan Tambang Terbuka Unisba,
Bandung.

54

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai