Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT. Agincourt Resources merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan bijih emas dan perak. Kegiatan penambangan di PT.
Agincourt Resources (PTAR) menggunakan sistem tambang terbuka (open pit dan
open cut) yang memiliki dua pit yang beroperasi yaitu Pit Barani dan Pit Purnama.
Pengangkutan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
besarnya produksi yang dihasilkan. Untuk itu salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kegiatan pengangkutan adalah kondisi geometri jalan. Geometri
jalan angkut yang baik berpengaruh terhadap peningkatan nilai efektivitas kerja
alat angkut, karena alat angkut tidak dapat beroperasi secara optimal apabila
kondisi jalan angkut sempit dan memiliki nilai kemiringan jalan yang tinggi.
Kemiringan jalan yang tinggi dapat mengakibatkan alat angkut yang bermuatan
tidak dapat melaju dengan kecepatan tinggi sehingga waktu edar alat angkut akan
semakin lama. Akan tetapi pada saat alat angkut dalam keadaan kosong dapat
turun meluncur dengan cepat sehingga dapat membahayakan alat angkut tersebut.
Jalan angkut yang akan diamati terdiri dari 4 jalan angkut meliputi jalan
angkut ore dari Pit Barani menuju ROM Finger, jalan angkut waste dari Pit Barani
menuju TSF (Tailing Storage Facility) 1, jalan angkut ore dari Pit Purnama
menuju ROM Finger, dan jalan angkut waste dari Pit Purnama menuju TSF 2.
Terdapat beberapa kondisi lebar jalan yang masih sempit untuk dilalui oleh 2 alat
angkut yang berpapasan, cross slope dan superelevasi yang belum ideal, serta
grade jalan yang belum sesuai dengan kondisi yang disarankan kurang dari 10%.
Berdasarkan kondisi geometri jalan tersebut, waktu edar yang didapatkan masih
belum effisien, sehingga perusahaan menggunakan terlalu banyak alat angkut
sebanyak 31 unit, oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi terhadap geometri jalan
angkut agar penggunaan jumlah alat angkut articulated dumptruck Cattepillar
745C dapat dikurangi.
Evaluasi geometri jalan angkut merupakan usaha yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan waktu edar dari alat angkut. Beberapa aspek yang harus

1 Universitas Sriwijaya
2

dievaluasi dalam area jalan tambang ini berupa lebar jalan lurus, lebar jalan pada
tikungan, grade, superelevasi, dan cross slope yang diharapkan dapat mengurangi
jumlah penggunaan alat angkut. Berdasarkan hal tersebut, geometri jalan menjadi
fokus penelitian pada area Pit Purnama dan Pit Barani dalam upaya
mengoptimalkan jumlah alat angkut untuk mencapai target produksi tahun 2017
sebesar 2.140.721 BCM untuk ore dan 2.200.211 BCM untuk waste.

1.2. Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi geometri jalan angkut ore dan waste?
2. Bagaimana rencana perbaikan geometri jalan angkut ore dan waste?
3. Berapa produktivitas dan jumlah kebutuhan alat angkut sebelum dan setelah
perbaikan untuk tercapainya target produksi ore dan waste di Pit Barani dan Pit
Purnama pada tahun 2017 ?

1.3. Pembatasan Masalah


Penelitian membahas pengaruh geometri jalan angkut yang terdiri dari jalan
angkut ore dari Pit Barani menuju ROM Finger, jalan angkut waste dari Pit Barani
menuju TSF 1, jalan angkut ore dari Pit Purnama menuju ROM Finger, dan
pengangkutan waste dari Pit Purnama menuju TSF2 .

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengevaluasi kondisi geometri jalan angkut ore dan waste.
2. Merencanakan perbaikan geometri jalan angkut ore dan waste.
3. Mengkaji besarnya produktivitas dan jumlah kebutuhan alat angkut sebelum
dan setelah dilakukan perbaikan untuk mencapai target produksi ore dan waste
di Pit Barani dan Pit Purnama pada tahun 2017.

Universitas Sriwijaya
3

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari hasil Tugas Akhir ini dapat digunakan oleh
perusahaan sebagai rekomendasi untuk melakukan evaluasi teknis geometri jalan.
Serta sebagai rekomendasi dalam menentukan jumlah articulated dumptruck
Catepillar 745C yang akan digunakan untuk tahun 2017.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai