TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Hubungan antara lebar jalan dan lebar alat angkut (Kaufman dan
Ault, 2001)
4
Universitas Sriwijaya
5
Dimana :
L = lebar jalan angkut minimum (m)
n = jumlah jalur yang digunakan
Wt = lebar alat angkut (m)
Gambar 2.2. Lebar jalan angkut pada tikungan (Kaufman dan Ault, 2001)
Dengan menggunakan ilustrasi pada Gambar 2.2., lebar jalan angkut pada
tikungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C.............................................................................(2.2)
C = Z = 0,5 (U + Fa +Fb)...................................................................................(2.3)
Dimana :
Universitas Sriwijaya
6
Gambar 2.3. Kemiringan jalan (grade) dalam persen (Elam, Earneast dan
Michael, 1999).
Dalam mengatasi jalan angkut yang menanjak, operator alat cenderung akan
mempercepat laju maksimal, keadaan di mana sering menimbulkan bahaya
keselamatan. Pada saat menghadapi jalan landai alat akan kehabisan momentum
yang dimilikinya, sehingga truk akan berjalan dengan kecepatan rendah. Semakin
tinggi tingkat kemiringan jalan angkut maka semakin rendah rata-rata
produktivitas alat (Yuniawati et al, 2015).
Kemiringan jalan maksimum (grade) yang ditetapkan di beberapa negara
maksimum sebesar 10% (Tannant dan Regensburg, 2001).
Universitas Sriwijaya
7
3. Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan melintang jalan pada tikungan yang
terbentuk oleh batas tepi jalan terluar dengan tepi terdalam karena perbedaan
ketinggian. Dengan adanya superelevasi maka alat angkut dapat mempertahankan
kecepatan pada saat melewati tikungan sehingga dapat mencegah kendaraan
tergelincir keluar jalan. Menurut Kaufman dan Ault (2001), nilai superelevasi
yang ideal adalah 0,04 m/m karena lebih variatif untuk berbagai macam jari-jari
tikungan dan tingkat kecepatan.
4. Cross Slope
Cross slope bertujuan untuk mempelancar penirisan air pada permukaan
jalan angkut apabila turun hujan, air hujan yang ada pada permukaan jalan akan
mengalir ketepi jalan angkut dan air tidak menggenang ke permukaan jalan
sehingga tidak membahayakan kendaraan yang lewat serta tidak mempercepat
kerusakan jalan tambang (Rifandy dan Hefni, 2016). Gambaran penampang
melintang cross slope dapat dilihat pada gambar 2.4.
Dimana :
P = ½ lebar jalan
q = beda tinggi tepi jalan dan pusat jalan
Pembuatan cross slope dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan
lebih tinggi dari bagian tepi jalan. Nilai yang umum dari kemiringan melintang
(cross slope) yang direkomendasikan sebesar 2-4% atau 20 sampai 40 mm/m
jarak bagian tepi jalan ke bagian tengah jalan (Elam, Earneast, dan Lawless,
1999).
Universitas Sriwijaya
8
3600
Q=q × × E ................................................................................ (2.4)
Cm
Dimana:
Q = Produksi Per Jam (LCM/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
Cm = Cycle time alat gali muat (detik)
E = Efisiensi Kerja
q = q1 x K.........................................................................................(2.5)
Dimana:
q1 = Kapasitas bucket excavator (m3)
K = Bucket fill factor excavator.
Nilai dari efisiensi kerja dan nilai bucket fill factor dapat dilihat pada tabel
2.2 dan tabel 2.3.
Universitas Sriwijaya
9
Selanjutnya untuk mengkonversi satuan produktivitas dari lcm (loose cubic meter)
menjadi bcm (bank cubic meter), maka produktivitas dikalikan dengan nilai swell
factor. Nilai swell factor dapat dilihat pada tabel 2.4.
60
P=C × × Et × M .....................................................................(2.6)
Cmt
Dimana:
P = Produksi Per Jam (LCM/jam)
C = Produksi per siklus (m3)
Cmt = Cycle time dump truck/ waktu edar dump truck (menit)
Et = Efisiensi Kerja
Universitas Sriwijaya
10
C = n x q1 x K …........................................................................... (2.7)
Dimana:
n = banyaknya jumlah pengisian bucket excavator untuk memenuhi vessel
dump truck.
q1 = Kapasitas bucket excavator (m3)
K = Bucket fill factor excavator.
Nilai efisiensi kerja alat angkut dapat dilihat pada tabel 2.5.
1. Rolling Resistance
Rolling resistance (tahanan gulir) didefinisikan sebagai gaya luar yang
bekerja berlawanan dengan arah gerak kendaraan, yang bekerja diatas permukaan
jalan atau permukaan tanah (Prodjosumarto, 2000).
Besar rolling resistance tergantung pada keadaan permukaan tanah yang
dilewati (kekerasan dan kehalusan), berat dari kendaraan dan tipe roda. Secara
Universitas Sriwijaya
11
teknis sangat sulit untuk menghitung besarnya rolling resistance dengan pasti, ini
dikarenakan pada prakteknya tekanan ban, jenis ban dan juga kecepatan
kendaraan juga mempengaruhi nilai rolling resistance. Untuk memudahkan
perhitungan maka dibuatlah tabel nilai rolling resistance, seperti pada tabel
berikut (tabel 2.5).
2. Grade Resistance
Grade resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Pengaruh kemiringan terhadap harga GR adalah naik untuk kemiringan positif
(memperbesar rimpull) dan menurun untuk kemiringan negatif (memperkecil
rimpull). Besarnya GR tergantung pada dua faktor, yaitu besarnya kemiringan
jalan (%) dan berat kendaraan tersebut (gross ton). Besarnya GR rata-rata
dinyatakan dalam “20 lbs” dari rimpull untuk tiap gross berat kendaraan beserta
isinya pada setiap kemiringan satu persen (Prodjosumarto, 2000).
Universitas Sriwijaya
12
3. Rimpull
Rimpull merupakan besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh
mesin atau alat tersebut kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalan angkut (Prodjosumarto, 2000). Besarnya nilai rimpull
dapat dihitung dengan persamaan:
Dimana:
RP = Rimpull (lbs)
HP = Horse Power Alat (HP)
Effisiensi mesin = effisiensi alat mekanis
4. Acceleration (Percepatan)
Percepatan adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan
dengan memanfaatkan kelebihan rimpull. Menurut Prodjosoemarto (2000),
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan bergantung pada:
1. Berat kendaraan, semakin berat kendaraan maka semakin lama waktu yang
diperlukan untuk mempercepat kendaraan tersebut.
2. Kelebihan rimpull yang ada, semakin besar kelebihan rimpull yang ada, maka
semakin cepat kendaraan tersebut dapat bergerak.
Berdasarkan pengalaman, untuk mementingkan segi kesederhanaan, maka
ada kelebihan rimpull sebesar 20 lb/ton pada tiap gear.
Universitas Sriwijaya