Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

JALAN TAMBANG

DI SUSUN OLEH:

AHMAD MEDI REWUL

2020061044029

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
JAYAPURA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan
penyertaannya kami bisa menyelesaikan tugas Laporan Praktek Peralatan Tambang pada
Mata Kuliah “Peralatan Tambang” ini dengan baik.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari bapak
dosen dan kakak-kakak yang telah menjadi asisten kami dan telah mendampingi
terimakasih, terlebih khusus kepada pihak perusahaan yang telah memfasilitasi kami
untuk bisa melakukan pengambilan data di lapangan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan menyempurnakan
laporan ini dari para pembaca , supaya laporan ini lebih baik dan dapat memberikan
manfaat sebanyak-banyaknya bagi pembacanya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambahkan pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jayapura, 01 juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................1
BAB 2 DASAR TEORI...........................................................................................................3
2.1 Jalan Tambang......................................................................................................3
2.2 Geometri Jalan Angkut............................................................................................3
2.3 Lebar Jalan Angkut..................................................................................................3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................8
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus…………………………….4
Gambar 2.2 Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan angkut…………………………..5
Gambar 2.3 kemiringan jalan………………………………………………………….6
Gambar 2.4 Penampang Melintang Jarang angkut…………………………………….7

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil perhitungan Grade dari Front ke Stockpile………………………….14


Tabel 3.2 Hasil perhitungan Grade dari Stockpile ke jalan utama…………………...14

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur
yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai
penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing
plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat
lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan
jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road
surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di
kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler
track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan
sebagainya.
Seperti halnya jalan angkut di kota, jalan angkut di tambang pun harus dilengkapi
penyaliran (drainage) yang ukurannya memadai. Sistem penyaliran harus mampu
menampung air hujan pada kondisi curah hujan yang tinggi dan harus mampu pula
mengatasi luncuran partikelpartikel kerikil atau tanah pelapis permukaan jalan yang
terseret arus air hujan menuju penyaliran. Apabila jalan tambang melalui sungai atau
parit, maka harus dibuat jembatan yang konstruksinya mengikuti persyaratan yang biasa
diterapkan pada konstruksi jembatan umum di jalan kota. Parit yang dilalui jalan tambang
mungkin dapat diatasi dengan pemasangan gorong-gorong (culvert), kemudian dilapisi
oleh campuran tanah dan batu sampai pada ketinggian jalan yang dikehendaki.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang dan jalan angkut sebagai
sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan
tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang
dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan
dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dalam penulisan laporan ini yaitu
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada di PT.BIP.
2. Menentukan kemiringan jalan tambang yang ada di PT.BIP.
3. Untuk mengevaluasi jalan tambang pada PT. BIP apakah layak atau tidak

1.3 Hasil Yang diharapkan

vi
diharapkan dapat mengetahui lebar jalan lurus dan lebar pada tikungan Serta
kemiringan jalan tambang terhadap jalan tambang yang ada di PT.BIP,dan bisa
menganalisis kondisi sistem jalan tersebut,apakah jalan tambang tersebut sudah
memenuhi standar perusahaan atau belum

vii
BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Jalan Tambang


ESDM No 1827 Th (2018) menyatakan, Jalan Pertambangan
adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan dan berada
di area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan
tambang. Jalan Tambang/ Produksi adalah jalan yang terdapat pada area
pertambangan dan/atau area proyek yang digunakan dan dilalui oleh alat
pemindah tanah mekanis dan unit penunjang lainnya dalam kegiatan
pengangkutan tanah penutup, bahan galian tambang, dan kegiatan penunjang
pertambangan.
2.2 Geometri Jalan Angkut
Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran
operasional pengangkutan dalam kegiatan penambangan baik dalam
pengangkutan ke stock pile atau pengangkutan overburden di sekitar
penambangan dan juga jalan angkut merupakan bagian dari perencanaan yang
lebih ditekankan pada rencana bentuk fisik jalan sehingga bisa memenuhi
fungsi dasar jalan tambang, karena tujuan dari perencanaan geometri jalan
angkut adalah menghasilkan infrastuktur yang aman, memaksimalkan
pelayanan dan memaksimalkan rasio tingkat pengunaan atau biaya pelaksaan,
bentuk ukuran, ruang jalan yang baik, dan memberikan rasa nyaman kepada
alat yang melintas diatasnya dan pengemudi dump truck. (ady winarko 2014).
2.3 Lebar Jalan Angkut
jalan angkut yang lebar diharapkan akan membuat lalulintas pengangkutan lancar
dana man. Namun, keterbatasan dan kesulitan yang muncul dilapangan, maka lebar jalan
minimum harus diperhitungkan dengan cermat, Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus
dan belok (tikungan) berbeda . Karena pada posisi membelok kendaraan akan
membutuhkan ruang gerak yang lebih besar akibat jejak ban depan dan belakang yang
ditinggalkan di atas jalan melebar. Disamping itu, perhitungan lebar jalan pun harus
mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau lajur
ganda untuk jalan dua arah.
A. Lebar Jalan Angkut Pada Jalan Lurus

viii
Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut Asho
Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada
bagian tepi kiri dan kanan jalan

L=( n x Wt )+( ( n+1 ) ( 12 Wt ))


Dengan L(m) adalah lebar jalan angkut minimum (m), n adalah jumlah jalur, dan Wt
adalah lebar alat angkut total (m).

Gambar 2.1 Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan lurus
b. Lebar Jalan Angkut Pada Belokan
Penentuan lebar jalan pada saat dump truck membelok berebeda
dengan keadaan jalan lurus, karena pada belokan terjadi pelebaran jalan yang
sangat tergantung dari jari-jari tikungan, sudut tikungan dan kecepatan
rencana pelebaran jalan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Wmin = 2 (U + Fa + Fb + z ) + c
U + Fa+ Fb
Z =
2
Dimana:
W = lebar jalan angkut pada tikungan(m)
n = Jumlah jalur.
Fa = lebar juntai (over hang) depan(m).
Fb = lebar juntai (over hang) belakang(m).
U = Lebar jejak roda (center to center tyre)(m).
C = Jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan (m).

ix
Gambar 2.2 Lebar jalan angkut dua lajur pada jalan tikungan

C. Kemiringan Jalan
Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalanangkut, kelandaian atau
kecuramannya sangatmempengaruhi produksi (output) alat angkut,sebab
adanyakemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan(grade resistance)
yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.

Berdasarkan kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persen,


kemiringan 1 % adalah kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1
meter atau 1 feet secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter atau 100 feet.
Grade (kemiringan) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∆H
Grade = x 100 %
∆X

dengan:
h = beda tinggi antara dua titik yang diukur (m).
x = jarak datar antara dua titik yang diukur (m).

Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilaluidengan baik oleh alat


angkut khususnya dump truck, yaitu 8%. Sedangkan untuk jalan naik maupun
jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum
8%.

x
Gambar 2.3 kemiringan jalan
D. Super Elevasi
Adalah sudut yang dibentuk untuk mengetahui nilai-nilai superelavasi
dilapangan maka harus memprhitungkan nilai kecepatan (v), jari-jari belokan (r)
koofisin blokan (f). Rumus perhitungan superelavasi.

E. Jari- jari tikungan


Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang
diakibatkan karena kendaraan melalui tikungan sehingga tidak stabil.
W
R=
Sinβ
Dimana :
R = Jari-jari jalan angkut
W = Jarak poros roda depan dan belakang
β = Sudut Penyimpangan Roda depan

F. Kemiringan Jalan angkut


Kemiringan jalan berhubungan dengan kemampuan alat angkut baik dalam
pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan pada umumnya
dinyatakan dalam persen
G. Cros Slope
Cross Slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap
bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang melintang
cembung

xi
Gambar 2.4 Penampang Melintang Jarang angkut

xii
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

FRONT – STOK PILE

PATOK JARAK LEBAR SLOPE AZIMUTH X Y Z


(M)
(M) (°) (°)

A1-A2 28,30 M 6,90 M 4° N 85° E 0433554 9722689 129

A2-A3 46,4 M 6,80 M 0° N 78° E 0433569 9722693 131

A3-A4 22,59 M 6,25 M 2° N 70° E 0433615 9722699 132

A4-A5 46,98 M 5,28 M -2° N 90° E 0433632 9722706 135

A5-A6 19,87 M 5,25 M 1° N 80° E 0433662 9722701 132

A6-A7 61,72 M 5,70 M 2° N 50° E 0433679 9722708 133

A7-A8 47,33 M 5,80 M 6° N 45° E 0433730 9722739 134

A8-A9 49,40 M 7,43 M 1° N 60° E 0433765 9722768 135

A9-A10 60 M 6,6 M 2° N 65° E 0433811 9722792 141

A10- 20,26 M 5,42 M 2° N 98° E 0433898 9722794 141


A11

xiii
A11- 22,15 M 5,21 M 2° N 65° E 0433910 9722791 141
A12

A12- 85,94 M 8,42 M 2° N 9° E 0433929 9722805 142


A13

A13- 66 M 18,39 M 1° N 324° E 0433938 9722860 143


A14

STOCKPILE – JALAN UTAMA

PATOK JARAK LEBAR SLOPE AZIMUTH X Y Z

(M) (M) (°) (°)

A1-A2 5m 5,80 M 1° N 75° E 0433943 9722804 146

A2-A3 15 m 5,28 M -6° N 165° E 0433966 9722807 147

A3-A4 20 5,25 M 2° N 160° E 0433975 9722786 144

A4-A5 30 5,70 M 2° N 190° E 0433980 9722757 143

A5-A6 30 6,25 M 2° N 155° E 0433970 9722745 143

A6-A7 20 6,00 M 3° N 135° E 0433958 9722713 148

xiv
A7-A8 10 5,40 M 3° N 111° E 0433969 9722692 148

A8-A9 40 5,70 M 3° N 120° E 0433978 9722682 147

A9-A10 20 5,60 M 1° N 185° E 0433992 9722663 147

A10-A11 10 6,25 M 1° N 190° E 0433993 9722590 147

A11-A12 10 6,40 M 1° N 200° E 0433901 9722316 140

A12-A13 30 5,40 M 2° N 195° E 0433826 9722056 135

A13-A14 20 5,70 M 1° N 193° E 0433782 9722926 134

A14-A15 53 5,60 M 1° N 200° E 0433752 9722844 139

A15-A16 87 5,75 M 1° N 195° E 0433729 9722749 139

DATA DUMPTRUCK

Lebar Dumptruck : 2,58 m

Panjang Dumptruck : 7,54 m

Lebar Jejak Roda : 1,37 m

Jarak Poros roda depan dan belakang : 4, 33 m

xv
Fa : 0,56 m

Fb : 0, 56 m

Z : 0,4 m

W : 4,33 m

Sinθ : 30°

Keterangan = U = Jarak jejak roda ( meter )

Fa = Lebar Juntai depan ( meter )

Fb = Lebar Juntai Belakang ( meter )

Z = Lebar bagian tepi Jalan ( meter )

3.2 Pembahasan

Geometri Jalan Angkut Geometri jalan angkut merupakan perhitungan bentuk,


ukuran dan posisi jalan angkut yang akan digunakan dalam proses pengangkutan hasil
tambang bauksit PT Bumi Irian Perkasa (BIP). Geometri jalan harus sesuai dengan
dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut tersebut dapat bergerak leluasa pada
kecepatan normal dan aman. Dalam proses penambangan terbuka, alat angkut yang
digunakan adalah dump truck.

a) Lebar Jalan
Pada Kondisi Lurus Lebar jalan angkut minimum dapat dipakai dengan jalur
ganda atau lebih menurut American Association of State Highway and Transportation
Officials (AASTHO) pada jalur lurus adalah :
Lmin = n . Wt + (n+1) ( 1 2 . Wt)

= (1 x 2,58) + (1 + 1) (1/2 x 2,58 )

= 5,16 m

Keterangan: Lmin = lebar jalan angkut minimum (meter)

n = jumlah jalur yang digunakan

Wt = lebar alat angkut total (meter)

xvi
Perumusan di atas dapat dipakai untuk lebar jalan 2 jalur (n). Nilai ½ artinya bahwa
ukuran aman untuk dua kendaraan berlawanan arah sebesar ½ Wt, yaitu lebar terbesar
dari truk yang digunakan dan ukuran aman masing-masing kendaraan di tepi kanan kiri
jalan.

Tabel Evaluasi Jalan Angkut pada Jalan lurus dan tikungan

LEBAR
LEBAR JALAN
SEGME JARA JALAN PENAMBAHA
PERENCANAA
N K(m) AKTUA N LEBAR (m)
N (m)
L (m)
Tidak perlu
A1-A2 28,3 5,16 6,9
penambahan
Tidak perlu
A2-A3 46,4 5,16 6,8
penambahan
Tidak perlu
A3-A4 22,59 5,16 6,25
penambahan
A4-A5
penambahan
(tikungan 46,98 6,22 5,28
0,94
)
Tidak perlu
A5-A6 19,87 5,16 5,25
penambahan
Tidak perlu
A6-A7 61,72 5,16 5,7
penambahan
Tidak perlu
A7-A8 47,33 5,16 5,8
penambahan
Tidak perlu
A8-A9 49,4 5,16 7,43
penambahan
Tidak perlu
A9-A10 60 5,16 6,6
penambahan
Tidak perlu
A10-A11 20,26 5,16 5,42
penambahan
Tidak perlu
A11-A12 22,15 5,16 5,21
penambahan
85,94 Tidak perlu
A12-A13 5,16 8,42
M penambahan
Tidak perlu
A13-A14 66 M 5,16 18,39
penambahan

b) Lebar Jalan Pada Belokan (Tikungan)

Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan
lurus. Perhitungan lebar jalan minimum pada belokan, yaitu seperti terlihat di bawah ini :
Wj = n (U + Fa + Fb + Z) + C

C = Z = ½ (U + Fa + Fb)

xvii
Keterangan : Wj = Lebar Jalan angkut pada tikungan ( meter )

U = Jarak jejak roda ( meter )

Fa = Lebar Juntai depan ( meter )

Fb = Lebar Juntai Belakang ( meter )

Z = Lebar bagian tepi Jalan ( meter )

C = Jarak antara alat angkut saat bersimpangan ( meter )

C = Z = ½ (U + Fa + Fb)

= ½ ( 1,37 + 0,56 + 0,56 )

=1, 245 m

Wj = n (U + Fa + Fb + Z) + C

= 2 ( 1,37 + 0,56 + 0,56 + 0,4 ) + 1,24

= 4, 98 + 1,245

= 6,225 m

C. Jari Jari tikungan

R = W / sinβ

R = Jari jari jalan angkut

W = Jarak Poros roda depan dan belakang

β = Sudut penyimpangan roda depan dan belakang

R = 4,33 / sin 30

= 4,33 / 0,14

= - 30,92

D. Kemiringan Jalan Angkut

Secara umum, kemiringan jalan angkut dinyatakan dalam persen (%).


Kemiringan jalan angkut dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut ini
(Suwandhi, 2004) :

xviii
Grade (i) = ∆ h / ∆ x ×100%

Keterangan: ∆h = beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m)

∆x = jarak datar antara 2 titik yang diukur (m)

Untuk perhitungan grade jalan kita menggunakan salah satu titik tikungan dengan slope
tertinggi :

Grade (i) = ∆ h / ∆ x ×100%

= 2 / 28,30 x 100%

= 7,067138%

Tabel 3.1 Hasil perhitungan Grade dari Front ke Stockpile


N0 Titik Rumus Hasil
2
x 100 %
1 A1-A2 28 ,30 7,067138
1
x 100 %
2 A2-A3 46 , 4 2,155172
3
x 100 %
3 A3-A4 22 ,59 13,28021

3
x 100 %
4 A4-A5 76 , 98 3,897116

1
x 100 %
5 A5-A6 19 ,87 5,032713
5
x 100 %
6 A6-A7 61 ,72 1,62022

2
x 100 %
7 A7-A8 47 , 33 10,56412

2
x 100 %
8 A8-A9 49 , 40 4,048583
0
x 100 %
9 A9-A10 60 0

A10- 0
x 100 %
10 A11 20 ,26 0
A11- 1
x 100 %
11 A12 22 ,15 4,514673
12 A12- 1,163603

xix
1
x 100 %
A13 85 , 94
A13- 3
x 100 %
13 A14 66 1,515152

Tabel 3.2 Hasil perhitungan Grade dari Stockpile ke jalan utama


N0 Titik Rumus Hasil
1
x 100 %
1 A1-A2 10 10
3
x 100 %
2 A2-A3 20 15
1
x 100 %
3 A3-A4 20 5
0
x 100 %
4 A4-A5 30 0
5
x 100 %
5 A5-A6 40 12,5
0
x 100 %
6 A6-A7 20 0
1
x 100 %
7 A7-A8 10 10
0
x 100 %
8 A8-A9 30 0
0
x 100 %
9 A9-A10 20 0
A10- 7
x 100 %
10 A11 10 7
A11- 5
x 100 %
11 A12 10 5
A12- 1
x 100 %
12 A13 30 3,3
A13- 5
x 100 %
13 A14 35 14,2

A14- 0
x 100 %
14 A15 53 0

xx
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpilan yang dapat disimpulkan yaitu :

1. Adapun lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan ideal berdasarkan hasil rumus
perhitungan pada PT. BIP yaitu 5,16 m dan 6,22 m .

2. Besar kemiringan jalan tambang pada pt bip berkisaran 0 – 15%

3. Berdasarkan hasil evaluasi jalan tambang pada pt bip yang diperoleh yaitu
Pada jalan tikungan perlu di tambahkan 0,94 m untuk memenuhi lebar tikungan
minimum

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan kepada praktikan untuk
memperisapkan alat maupun penguasaan materi sebelum melakukan praktikum dan lebih
disiplin saat menjalankan praktikum

xxi
LAMPIRAN A

SKETSA SEKMEN

xxii
LAMPIRAN B

JARAK SEKMEN

xxiii
LAMPIRAN C

SKETSA JALAN KESELURUHAN

xxiv
xxv

Anda mungkin juga menyukai