FAKULTAS TEKNIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang Nya saya dapat menyelesaikan “Laporan Rekayasa Jalan Raya 2” ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi
Muhammad SAW. tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Khodijah Al
Qubro,S.T.,M.T selaku dosen mata kuliah Rjr 2.
Dalam penulisan Laporan ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penulis usahakan.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………….…………....
KATA PENGANTAR………………………………………………………........i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..iii
BAB V PENUTUP…………………………………………………...………vii
3.1 Saran............................................................................................................
3.2 Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....…viii
BAB I
PENDAHULUAN
2. Kegemukan (Bleeding)
Bentuk fisik dari kerusakan ini dapat dikenali dengan terlihatnya lapisan tipis
aspal (tanpa agregat) pada permukaan perkerasan dan jika pada kondisi
temperatur permukaan perkerasan yang tinggi (terik matahari) atau pada lalu
lintas yang berat, akn terlihat jejak bekas batik bunga ban kendaraan yang
melewatinya. Hal ini akan membahayakan keselamatan lalu lintas karena jalan
akan menjadi licin. Adapun penyebab dari kegemukan (bleeding) yaitu:
a. Penggunaan aspal yang tidak merata atau berlebihan.
b. Tidak menggunakan binder (aspal) yang sesuai.
c. Akibat dari keluarnya aspal dari lapisan bawah yang mengalami kelebihan
aspal.
Pada penilian metode PCI terdapat identifikasi kegemukan (bleeding) guna
menentukan level atau tingkatan kerusakan yang terjadi, adapun tingkat
kerusakan berdasarkan indentifikasi pada kegemukan (bleeding) dapat dilihat
pada Table 2.2.
Tabel 2.2 Indentifikasi Tingkat Kerusakan Retak Kegemukan
(Bleeding/Flushing)
Level Identifikasi Kerusakan
Kegemukan telah begitu nyata dan banyak aspal melekat pada sepatu
H dan roda kendaraan, paling tidak lebih dari
beberapa minggu dalam setahun.
Sumber : Shahin(1994)/ Hardiyatmo, H.C, (2007)
Pada penilian metode PCI terdapat identifikasi cekungan (bumps and sags)
guna menentukan level atau tingkatan kerusakan yang terjadi, adapun tingkat
kerusakan berdasarkan indentifikasi pada cekungan (bumps and sags) dapat
dilihat pada Table 2.4.
Tabel 2.4 Indentifikasi Tingkat Kerusakan Cekungan (Bumps and Sags)
6. Amblas (Depression)
Bentuk kerusakan yang terjadi ini berupa amblas atau turunnya permukaan
lapisan permukaan perkerasan pada lokasi-lokasi tertentu (setempat) dengan
atau tanpa retak. Kedalaman kerusakan ini umumnya lebih dari 2 cm dan akan
menampung atau meresapkan air. Adapun penyebab dari amblas (depression)
juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
a. Beban kendaran yang berlebihan, sehingga kekuatan struktur bagian bawah
perkerasan jalan itu sendiri tidak mampu memikulnya.
b. Penurunan bagian perkerasan dikarenakan oleh turunnya tanah dasar.
c. Pelaksanan pemadatan tanah yang kurang baik.
Pada penilian metode PCI terdapat identifikasi amblas (depression) guna
menentukan level atau tingkatan kerusakan yang terjadi, adapun tingkat
kerusakan berdasarkan indentifikasi amblas (depression) dapat dilihat pada
Table 2.6.
>2 in.
M M H
(> 50,8 mm)
L : Belum perlu diperbaiki; penambalan parsial atau di seluruh kedalaman
M : Penambalan parsial atau di seluruh kedalaman
H : Penambalan di seluruh kedalaman
Sumber : Shahin(1994)/ Hardiyatmo, H.C, (2007)
\
Gambar 2.32 Sungkur (Shoving)
Sumber : Bina marga no.03/MN/B/1983
Pada penilian metode PCI terdapat identifikasi patah slip (slippage cracking))
guna menentukan level atau tingkatan kerusakan yang terjadi, adapun tingkat
kerusakan berdasarkan indentifikasi patah slip (slippage cracking) dapat
dilihat pada Table 2.17.
Jika nilai CDV telah diketahui, maka nilai PCI untuk tiap unit dapat diketahui
dengan rumus :
PCI(s) = 100 – CDV ……………………(Pers 4)
dengan :
PCI(s) : nilai PCI untuk tiap unit
CDV: nilai CDV untuk tiap unit
Untuk Nilai PCI secara keseluruhan :
dengan :
PCI: nilai PCI perkerasan keseluruhan
PCI(s): nilai PCI untuk tiap unit
N : jumlah uni
Dari nilai PCI untuk masing-masing unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis
perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent),
sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very
poor) dan gagal (failed).
Identifikasi Masalah
Pengumpulan
Data
Data Primer :
Dokumentasi Kerusakan Data Sekunder :
Dimensi Kerusakan Jurnal, SNI
Analisis data
Menghitung nilai m
Menghitung PCI
Nilai kondisi
jalan
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi Jalan Opi Raya Palembang yang lebih kurang 1,2
KM yaitu dimulai pada ruas Jalan Opi Raya Arah Jl. Guberbur H. Bastari (Sta. 0.00
dimulai dari Selatan ke Sta. 100 arah utara) dan ruas Jalan Opi Raya Arah Danau OPI
(Sta.0.00 dimulai dari arah Utara ke Sta. 100 arah Selatan).
A. Hasil survei
Pengukuran untuk setiap jenis kerusakan dilakukan pada jalan Opi Raya Palembang
sepanjang 100 meter dihitung per 50 meter. Data yang diperoleh dimasukan kedalam
formulir yang tersedia. Survey dilaksanakan pada sisi kiri dan kanan badan jalan.
Data Lapangan
Kerusakan jalan Opi Raya 2 jalur per 50 meter dengan,
panjang = 50 m
lebar jalan = 5,4 m
median =1m
lebar bahu jalan = 2 m (dengan kondisi tanpa perkerasan)
50 meter segmen 1 :
Lu = p x l = 50 x 5,4 = 270 m2
D = l/lu
D = 0,2512/270 = 0,00093
D = 0,6114/270 = 0,00226
D = 10,7731/270 = 0,0399
D = 0,1656/270 = 0,0006
D = 1,3764/270 = 0,0050
D = 6,6144/270 = 0,0244
DV1 = 38 Dv4 = 5
Dv2 = 2 Dv5 = 7
Dv3 = 6 Dv6 = 11
Mi = 1 + (9/98)*(100-HDVi)
Mi : nilai koreksi deduct value
HDVi : nilai terbesar deduct value dalam satu sampel unit
Mi = 1 + (9/98)*(100-HDVi)
= 1 + (9/98)*(100-38)
= 6.693878
Q1 = 5
Maka, HDVi = 38
Q2 = 4
Mi = 6.693878
Q3 = 3
Q4 = 2
Q5 = 1
d) Menghitung nilai total deduct value (TDV).
Total deduct value adalah nilai total dari individual deduct value untuk tiap jenis
kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu unit penelitian.
Mi = 1 + (9/98)*(100-HDVi)
Mi : nilai koreksi deduct value
HDVi : nilai terbesar deduct value dalam satu sampel unit
Mi = 1 + (9/98)*(100-HDVi)
= 1 + (9/98)*(100-33)
= 7,1530
Maka, HDVi = 33
Mi = 7,1530
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
A. Berdasarkan survei kondisi jalan jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Opi
Raya retak kulit buaya, lubang, retak slip, amblas dan tambalan. Jenis kerusakan yang
mendominasi pada ruas jalan tersebut berupa lubang (potholes) sebesar 23.5991 m2
atau 62.1%, dan retak kulit buaya sebesar 10.4541 m2 atau 27.5% dari total
kerusakan yang terjadi sepanjang ruas jalan tersebut.
B. Kemungkinan faktor-faktor penyebab secara umum disebabkan sistem drainase yang
tidak baik, sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah
yang tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang tipis, proses pelaksanaan
pekerjaan konstruksi perkerasan yang kurang sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi, yang saling terkait dan mempengaruhi.
C. Berdasarkan jenis kerusakan yang terjadi di lapangan maka tindakan perbaikan dapat
dilakukan dengan tindakan perbaikan per segmen.
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan penanganan kerusakan jalan untuk mengurangi tingkat kecelakaan
dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.
2. Jika kerusakan-kerusakan yang terjadi di lapangan akan dilakukan perbaikan,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan observasi langsung di lapangan oleh pihak
terkait, agar perbaikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi kerusakan yang terjadi,
sehingga perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien.
3. Untuk mempertahankan kinerja perkerasan, diperlukan beberapa tindakan perbaikan
kerusakan, baik berupa pemeliharaan rutin yang dilakukan setiap tahun maupun
pemeliharaan berkala yang biasanya dilakukan 2 atau 3 tahun sekali.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/acer/Downloads/142655-ID-analisa-faktor-penyebab-kerusakan-
jalan.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/638-1721-1-SM.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/JURNAL.pdf
file:///C:/Users/acer/Documents/semester%204/rjr/pedoman%20desain%20geome
trik%20jalan%202021.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/UNIKOM_CHANDRA%20TIO%20G%20P_BA
B%20I%20PENDAHULUAN.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/Penilaian_Kondisi_Jalan_dengan_Metode_Pci_P
avement.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/LAPORAN%20PENELITIAN.pdf