oleh :
Nama : Nabila Azzakhroh
NIM :180523630101
Prodi : S1 Teknik Sipil
Offering : D
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan secara umum adalah keseluruhan bagian jalan maupun bagian perlengkapan
lalu lintas yang berada dipermukaan tanah. Jalan sangat menunjang segala aspek
kehidupan sehingga harus dalam kondisi baik dan layak digunakan. Terlebih Indonesia
merupakan negara yang luas dan memiliki pulau yang banyak, sehingga system
transportasi sangat diperlukan untuk menyongsong kehidupan dan roda prekonomian.
Perkembangan Jalan pada daerah yang belum optimal ditambah dengan kuantitas
kendaraan yang tinggi pada kawasan antar kota -provinsi. Pembangunan jalan yang
belum menyeluruh dan operasional minim serta sarana dan prasarana yang kurang
memadai merupakan masalah utama negara yang sedang berkembang.
Kerusakan pada perkerasan jalan bergantung pada muatan ,bahan dan pemeliharaan jalan
,beberapa jenis kerusakan yang sering terjadi disebabkan oleh peningkatan volume lau lintas, air
yang mengenang pada saat hujan ddengan kurangnya system drainase yang baik, iklim Indonesia
beriklim tropis dengan curah hujan dan suhu udara tinggi sehingga dapat mengakbatkan
pengikisan pada permukaan jalan, Kondisi tanah pada dasar jalan tidak stabil ,material
pembangunan jalan kurang bermutu dan pengolahan yang kurang baik. Dalam mengevaluasi
kerusakan jalan perlu ditentukkan:
a. Jenis kerusakan ( distress type )
b. Tingkat Kerusakan ( distress severty )
c. Jumlah Kerusakan ( distress amount )
Menurut Manual Pemeliharaan Direktorat Jendral Bina Marga kerusakan jalan dibedakan atas :
1. Retak ( cracking )
retak terjadi pada lapisan bawah aspal yang memanjang dan melintang dan dapat
mebuat peta dengan ukuran 50 cm x 50 cm. retak tepi juga dapat mengakibatkan
kerusakan pada bagian tengah lajur dan menyebar luas dengan sisi yang cukup
panjang. Penilaian Retak terdiri atas, retak sempit ,lebar < 3 mm , Retak lebar, lebar
> 3 mm ,Retak lebar > 3 mm dengan kelonggaran ( spalling ).
2. Distorsi ( distortion )
retak ini memilki ciri khas bentuk dari bidang segi banyak ( polygon ) menyerupai
kulit buaya. dengan ukuran bidang berkisar 5 cm sampai sekitar 50 cm. Ukuran
Bidang ( Jarak retak ) > 100 mm, Ukuran bidang ( Jarak retak ) < 100 mm , Ukuran
bidang ( Jarak retak ) < 100 mm dan spalling.
3. Retak sisik Buaya
Kerusakan jalan pada merial permukaan secara bertahap ,dimulai dengan nya
pelepasan butir pada permukaan berupa agregat kasar dan halus sehingga terkikis.
analisis keparahan kerusakan terdiri atas , kehilangan material halus dari permukaan ,
kehilangan material halus dan kasar, disintegritas permukaan hingga lapisan pondasi.
4. Lubang
Kerusakan jalan dengan berbentuk mangkuk dan amblas ini dapat terjadi jika
overload pada beban kendaraan lalu lintas. analisi keparahan jika lubangan dapat
dinyatakan dalam bentuk persegi.
5. Delaminasi
Kerusakan jalan dari lapisan bawah yang membentuk lubang kedalam lapisan
aspal.Pergerakan pada simpangan akan mengakibatkan terbukanya retakan pada
lapisan aspal.Analisi keparahan terdelaminasi < 20 mm ,ketebalan lapisan
terdelaminasi 20 – 50 mm ( oerlay ) , ketebalan lapisan terdelaminasi > 50 mm (
overlay ).
6. Amblas ( Depresi )
Keruskan yang terjadi akibat kondisi tanah maupun beban lalu lntas berlebih dengan
berbentuk mangkuk dengan dorongan material ke samping amblasan. Analisa
keparahan yaitu , kedalaman maksimum dibawah straight edge 1.80 m < 20 mm ,
kedalaman di bawah maksimum di bawah straight edge 1.80 m 20 -50 mm ,
kedalaman maksimum di bawah straight edge 1.80 m > 50 mm.
7. Tambalan
Kerusakan jalan akibat permukaan yang tidak rata dan lubang di atas permukaan
aspal ,sehingga manganggu kenyamanan pengendara lal lintas . Aalisa keparahan
yaitu , tambalan berbentuk bunjur sangkar , tambalan lebih rendah/tinggi, tambalan
dengan kerusakan padar retakan
8. Kegemukan ( bleeding or flushing )
Kerusakan jalan akibat kadar aspal pada pembangunan maupun perbaikan tinggi atau
berlebihan.
9. Penurunan pada bekas penamaan utilitas ( utility cut depression )
Kerusakan pemadatan yang tidak menuhi syarat sehingga harus dibongkar dan
dialpisi dengan lapisan baru.
10. Penagusan
Pengausan pada agregat yang bersal dari material yang tidak tahan aus pada
pengendara lalu lintas.
Sumber : Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi 1995
Metode Perbaikan pada P1 merupakan penggunaan air compressor dalam
membersihkan dan menabur pasir kasar pada area pekerjaan dengan ( ketebalan > 10 mm ) dan
dipadatkan dengan baby roller. Metode perbaikan P2 menggunakan air compressor , dan
menyemprotkan aspal emulsi 1.5 liter/ m² pada daerah yang diperbaiki. Kemudian menaburkan
agregat 5mm ,dengan memadatkan pasir atau agregat dengan baby roller .
Estimasi Pembiayaan merupakan penghematan dengan tida menurunkan stnadr mutu dari
proyek yang akan direncanakan , Merancangan dengan memaksimalakan efisiensi dan ketepatan
bahan serta proses pelakassanaan yang tepat sangat mengurangi pengeluaran pembiayaan
cadangan. Estimasi sangat berkaitan erat terhadap Rancangan anaggaran Pembiyaan atau ( RAB
) , Rab bertujuan untuk mengetahui perbaikan kerusakan dan perkerasan jalan lentur.
Pada penilitian ini rujukan HSP menggunakan Bina Marga Kabupaten Malang .Linear
Programiing model yang dapat digunakan pada keterbatasan sumber bahan maupun kegiatan.
Pada pendekatan dialkkan dengan permodelan ekonomi teknik dengan rekayasa nilai ( Value
Engineering ) . Konsep permodelan nilai dari keseluruhan arus kas relative diperhitunggkan.
Perhitungan dapat digunakan dengan rumus berikut ini :
NPV = Co + ∑ ( )