Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN JALAN PADA

JALAN RAYA SATELIT INDAH KOTA SURABAYA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat terpenting sehinggan


desain perkerasan jalan yang baik adalah keharusan, selain untuk
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dengan jumlah penduduk yang
semakin bertambahnya jumlah kendaraan, maka kebutuhan sarana transportasi
jalan raya sangat besar, oleh karena itu diperlukan perencanaan konstruksi jalan
yang optimal dan memenuhi syarat teknik menurut fungsi, volume maupu sifat
lalu lintas sehingga pembangunan tersebut dapat berguna maksimal bagi
perkembangan daerah sekitarnya.
Kerusakan jalan yang terjadi di jalan Raya Satelit Indah merupakan
permasalahan yang kompleks bagi pengguna, kerusakan jalan ini bisa
mengakibatkan beberapa hal seperti terjadinya waktu tempuh yang lama,
terjadinya kemacetan, kecelakaan berlalu lintas dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka diperlukan kajian mengenai
tingkat dan jenis kerusakan jalan yang ada di wilayah Jalan raya Satelit Indah dari
hasil penelitian ini akan diketahui tingkat dan jenis kerusakan serta faktor
penyebab yang terjadi dan dilakukan penanganan berdasarkan hasil nilai kondisi
kerusakan pada masing-masing ruas jalan serta dilperbaikan jalan yang baik
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap masyarakat yang
melintasi jalan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah yang


akan diteliti yaitu :
1. Jenis kerusakan apa saja yang terjadi di sepanjang jalan satelit
indah?
2. Apa yang menyebabkan ruas jalan satelit indah mengalami
kerusakan?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan yang akan dicapai


dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi jenis jenis kerusakan jalan yang terjadi di
sepanjang Jalan Raya Satelit Indah.
2. Mengetahui apa saja yang menyebabkan kerusakan pada ruas Jalan
Raya Satelit Indah.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penambah pemahaman bagi


pembaca dan peneliti tentang faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan jalan
dan jenis – jenis kerusakan serta diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan kepada pemerintah kota untuk memperbaiki Jalan Raya Satelit
Indah.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa batasan masalah agar penelitian ini lebih
spesifik membahas fenomena apa yang terjadi pada ruas Jalan Satelit Indah.
Maka dari itu peneliti memfokuskan pada beberapa hal yaitu:
1. Wilayah yang akan diteliti berada pada Jalan Raya Satelit Indah,
Kecmatan Sukomanunggal, Kota Surabaya
2. Pembahasan pada penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui
jenis, dan tingkat kerusakan jalan dengan menggunakan metode
binamarga

1.6 Lokasi Studi

Lokasi studi pada penlitian ini bertempat di Jalan Raya Satelit, Kecamatan
Sukomanunggal Kota Surabaya, Jawa Timur. Peta lokasi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

2
Gambar 1.1 (Sumber : Google Maps)

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah sarana transportasi darat yang mencakup semua bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas. Jalan dapat berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air. Namun, jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel tidak termasuk dalam definisi ini.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1980 (dalam BSN
– RSNI T-14-2004), sistem jaringan jalan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dalam peran
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.

2.2 Fungsi Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, jalan umum
terdiri atas Jalan Arteri, Jalan Kolektor, Jalan Lokal, dan Jalan Lingkungan.
1. Jalan Arteri berfungsi melayani aktivitas angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan Kolektor berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.

4
3. Jalan Lokal berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
dibatasi. Jalan Lingkungan berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

2.3 Status Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, jalan umum
terdiri atas Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, dan Jalan Kota.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis jalan tersebut:
1. Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan kabupaten/kota, antar
kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan kabupaten dengan kecamatan, antar kecamatan,
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan
jalan strategis kabupaten.
4. Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dengan persil, antar persil, dan antar
pusat pemukiman di dalam kota.

2.4 Jenis Jenis Kerusakan Jalan


Secara umum, kerusakan jalan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
kerusakan struktural dan kerusakan fungsional. Kerusakan struktural meliputi
kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen perkerasan
yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban lalu lintas.
Sedangkan kerusakan fungsional mengakibatkan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat.
(Sulaksono, 2001).
Menurut manual pemeliharaan jalan No : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas:
1. Retak (cracking)

5
2. Distorsi (distortion)
3. Cacat permukaan (disintegration)
4. Pengausan (polished aggregate)
5. Kegemukan (bleeding of flushing)
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas

a. Retak (Tracking)
Retak yang terjadi pada lapisan permukaan jalan dapat dibedakan atas:
1. Retak halus (hair cracking) adalah jenis kerusakan jalan yang
memiliki lebar celah lebih kecil atau sama dengan 3 mm.
Kerusakan ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang
baik, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis
permukaan yang kurang stabil. Retak halus ini dapat
meresapkan air ke dalam lapis permukaan.
2. Retak kulit buaya (alligator crack), lebar celah lebih besar atau
sama dengan 3 mm. Saling merangkai membentuk serangkaian
kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya.
3. Retak pinggir (edge crack), retak memanjang jalan, dengan
atau tanpa cabang yang mengarah ke bahu dan terletak dekat
bahu.
4. Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack), retak
memanjang, umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan
perkerasan.
5. Retak sambungan jalan (lane joint crack), retak memanjang,
yang terjadi pada sambungan 2 lajur lalu-lintas. Hal ini
disebabkan tidak baiknya ikatan sambungan kedua lajur.
6. Retak sambungan pelebaran jalan (widening cracks), adalah
retak memanjang yang terjadi pada sambungan antara
perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran.
7. Retak refleksi (reflection cracks), retak memanjang, melintang,
diagonal, atau membentuk kotak.
8. Retak susut (shrinkage cracks), retak yang saling
bersambungan membentuk kotak - kotak besar dengan sudut
tajam.

6
9. Retak slip (slippage cracks), retak yang bentuknya melengkung
seperti bulan sabit, hal ini terjadi disebabkan oleh kurang
baiknya ikatan antara lapis permukaan dan lapis di bawahnya.
b. Distorsi (Distortion)
Distorsi/perubahan bentuk dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar,
pemadatan yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan
pemadatan akibat beban lalu lintas. Distorsi (Distortion) dapat
dibedakan atas :
1. Alur (Ruts), yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as
jalan. Alur dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan
yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat
kenyamanan, dan akhirnya dapat timbul retak-retak.
2. Keriting (Corrugation), alur yang terjadi melintang jalan.
Penyebab kerusakan ini adalah rendahnya stabilitas campuran
yang berasal dari terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyak
mempergunakan agregat halus, agregat berbentuk bulat dan
permukaan penetrasi yang tinggi.
3. Sungkur (Shoving), deformasi plastis yang terjadi setempat,
ditempat kendaraan sering berhenti, kelandaian curam dan
tikungan tajam.
4. Amblas (Grade Depressions), terjadi setempat, dengan atau
tanpa retak. Amblas dapat terdeteksi dengan adanya air yang
tergenang.
5. Jembul (Upheaval), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak.
Hal ini terjadi akibat adanya pengembangan tanah dasar pada
tanah dasar ekspansif.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian kali ini lebih berfokus kepada anilisis tingkat kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh kendaraan berat dengan menggunakan metode bina marga. Data
yang diperlukan yaitu data primer dan sekunder.
1. Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri
secara real time dengan melakukan survey lapangan.
a. Jenis kerusakan yang terdapat pada ruas Jalan Raya Satelit Indah
b. Data volume lalu lintas
2. Data sekunder
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dari
orang lain.
a. Panjang dan lebar ruas serta lokasi Jalan Raya Satelit Indah.

3.2 Pelaksanaan penelitian


1. Lokasi penelitian
Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini bertempat di Jalan Raya
Satelit Indah, Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya. Jalan ini
merupakan jalan utama yang menghubungkan antara daerah pemukiman
warga dan area pertokoan sehingga diperlukan adanya perawatan agar
kualitas pelayanan jalannya tetap bagus.
2. Waktu pelaksanaan
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada jam sibuk seperti
pada pukul 06.00 – 09.00 WIB dan 15.00 – 18.00 WIB yang dimana pada
jam tersebut volume lalu lintasnya padat

8
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat – alat penunjang agar penelitian ini dapat
dilakukan, instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Meteran digunakan untuk mengukur lebar kerusakan jalan
2. Alat tulis seperti bulpoin, pensil, penghapus, dan tipe x
3. Kamera atau handphone digunakan untuk mendokumentasikan kerusakan
jalan yang terjadi.
4. Formulir penelitian
5. Aplikasi traffic counter

3.3 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2, yaitu :
1. Data Survey Lalu lintas
Data survey lalu lintas dilakukan pada pukul 06.00 WIB sampai pukul
09.00 WIB untuk memperoleh data LHR (Lalu Lintas Harian Rata –
Rata).
2. Data Kerusakan Jalan
Data kerusakan jalan diambil secara manual dengan melakukan survey
pada lokasi studi untuk memperoleh data jenis kerusakan dan lebar
kerusakan pada ruas jalan yang akan diteliti.

3.4 Teknik Analisis Data


Untuk menganilis data penelitian yang didapat setelah melakukan prosedur
pengumpulan data diatas menggunakan metode bina marga. Nilai tiap kerusakan
dapat didapatkan dari survey pengukuran lebar, luas, dan kedalaman kerusakan
jalan di lapangan. Adapun tahapan dalam menggunakan metode binamarga
sebagai berikut :
1. Menetapkan jenis kelas jalan
Menghitung LHR untuk jalan yang di survey menggunakan persamaan
nilai SMP (Satuan Mobil Penumpang) dan menetapkan nilai kelas jalan
sesuai dengan tabel LHR dan nilai kelas jalan. berikut merupakan tabel
LHR dan nilai kelas jalan.

9
Nilai Kelas Jalan LHR Nilai Kelas Jalan LHR
(SMP/Jam) (SMP/Jam)
0 < 20 0 < 20
1 20 - 50 1 20 - 50
2 50 - 200 2 50 - 200
3 200 - 500 3 200 - 500
4 500 - 2000 4 500 - 2000
5 2000 - 5000 5 2000 - 5000
6 5000 - 20000 6 5000 - 20000
7 20000 - 50000 7 20000 - 50000
8 > 50000 8 > 50000
Table LHR dan Nilai Kelas Jalan

2. Menentukan kondisi kerusakan jalan berdasarkan jenis kerusakan


Penilaian setiap jenis kerusakan berdasarkan tabel penentuan kondisi
kerusakan berdasarkan jenis kerusakan. Berikut meruapakan tabel
penentuan kondisi kerusakan jalan berdasarkan jenis kerusakan.

Retak – retak (Cracking)


Tipe Angka
Buaya 5
Acak 4
Melintang 3
Memanjang 1
Tidak ada 1
Luas Kerusakan Angka
>30 % 3
10% - 30% 2
<10% 1
Tidak Ada 0

Alur
Kedalaman Angka

10
>20mm 7
11 – 20 mm 5
6 – 10 mm 3
0 – 5 mm 1
Tidak Ada 0

Tambalan dan lubang


Luas Angka
>30% 3
20% – 30% 2
10 – 20 % 1
<10% 0

Kekasaran Permukaan
Jenis Jenis
Disintegration 4
Pelepasan Butir 3
Rough 2
Fatty 1
Close Texture 0
Amblas
Luas Angka
>5/100m 4
2 – 5/100 m 2
0 – 2/100 m 1
Tidak Ada 0

3. Menghitung luasan dan prosentase kerusakan


a. Menghitung Luasan Kerusakan.
L=PxL

Keterangan :
L = Luas Kerusakan
p = Panjang Kerusakan
l = Lebar Kerusakan
b. Menghitung Prosentase Kerusakan

P = (L/n) x 100

11
Keterangan:
P = Prosentase kerusakan
L = Luasan Kerusakan
n = Luasan STA

4. Menetapkan nilai kondisi jalan berdasarkan total angka kerusakan.


Menetapkan nilai kondisi jalan dapat dilakukan dengan
menjumlahkan setiap nilai kerusakan pada suatu segmen lalu
dibagi dengan jumlah STA per STA, seperti sebagai berikut.

Nilai = Penjumlahan nilai kerusakan pada satu STA


Jumlah STA per STA

Total Angka Kerusakan Nilai Kondisi Jalan


26 – 29 9
22 – 25 8
19 – 21 7
16 – 18 6
13 – 15 5
10 – 12 4
7–9 3
4–6 2
0–3 1
Tabel penetapan nilai kondisi jalan berdasarkan total angka
kerusakan

5. Menghitung Urutan Prioritas (UP) Kondisi Jalan


Menghitung urutan prioritas (UP) Kondisi Jalan dengan menggunkan
persamaan berikut :

Urutan Prioritas = 17 – (kelas + HR + Nilai Kondisi Jalan)

12
Setelah melakukan perhitungan Urutan Prioritas (UP) langkah
selanjutya adalah mengambil tindakan berdasarkan Urutan Prioritas (UP).
Berikut merupakan tabel tindakan atau upaya yang dapat diambil
berdasarkan Hasil Urutan Prioritas (UP).

Urutan Prioritas (UP) Tindakan Yang Diambil


0–3 Program Peningkatan

4–6 Program Pemeliharaan Berkala

>7 Program Pemeliharaan Rutin

13
3.3 Diagram Alir

Identifikasi masalah :

Kerusakan jalan pada ruas Jalan Raya Satelit Indah

Hipotesa :

Adanya kendaraan berat yang seharusnya tidak


melewati jalan tersebut sehingga menyebabkan
kerusakan pada ruas Jalan Raya Satelit Indah

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


1. Jenis kerusakan 1. Panjang dan
2. Data Volume lebar ruas
Lalu Lintas 14 jalan
Data Mencukupi

Analisis Data

Hasil

Kesimpulan dan Saran

15

Anda mungkin juga menyukai