Disusun Oleh :
D100210025
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Kelancaran lalu lintas orang, barang dan jasa dapat terpenuhi dengan
pemeliharaan jalan yang dilakukan secara rutin oleh pemerintah. Pemeliharaan
jalan membutuhkan biaya yang tinggi, namun hal ini dihadapkan dengan dana
dari pemerintah yang sangat terbatas. Pemeliharaan yang rutin dilakukan agar
konstruksi jalan dapat mencapai umur rencana jalan dan menghindari dari
kerusakan pada ruas jalan. Kerusakan yang sering dijumpai adalah kerusakan
dini berupa retak, alur atau perubahan bentuk lainnya. Untuk mendapatkan
jalan yang memiliki kondisi yang baik dan dapat mencapai umur rencana
jalan, maka kualitas bahan penyusun struktur jalan perlu diperhatikan. Jalan
Sebagai Salah Satu Akses untuk pencapaian tujuan harus lebih di perhatikan
oleh pemerintah karena apabila ada jalan yang rusak akan lebih
membahayakan penggunanya, seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang di
sebabkan jalan yang rusak hal ini tidak lepas dari fasilitas yang di berikan
pemerintah kepada masyarakatnya terutama jalan tidak layak/rusak, berlubang
dan tidak segera di perbaiki sehingga membahayakan penggunanya atau
masyarakat, bahkan jalan yang berlubang cukup dalam yang apabila terjadi
hujan dan tertutup genangan air akan tidak tampak dan membahayakan bagi
pengguna jalan, terutama pengguna roda dua yang sering menjadi korban
kecelakaan yang merenggut nyawa akibat menghindari jalan yang rusak dan
berlubang.
Pada Kabupaten Jepara, jalan rusak sudah menjadi hal yang normal.
Bahkan di beberapa daerah menjadi agenda tahunan yang semakin parah saat
musim penghujan tiba. Kondisi tersebut seperti tidak bisa ditanggulangi,
padahal jalan yang rusak tersebut beberapa adalah jalan besar seperti jalan
provinsi. Jalan provinsi adalah jalan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah provinsi yang terdiri atas jalan kolektor primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, jalan kolektor primer
yang menghubungkan antaribukota kabupaten atau kota (Bina Marga 2021).
Tabel 1.1 Jalan Provinsi di Daerah Kabupaten Jepara
1. Retak (cracking)
a. Retak kulit buaya
b. Retak pinggir
c. Retak sambungan bahu dan perkerasan
d. Retak sambungan jalan
e. Retak refleksi
f. Retak susut
g. Retak selip
2. Distorsi (distortion)
a. Alur
b. Keriting
c. Sungkur
d. Amblas
e. Jembul
3. Cacat Permukaan (disintegration)
a. Lubang
b. Pelepasan Butir
c. Pengelupasan Lapisan Permukaan
4. Pengausan (polished aggregats)
5. Kegemukan (bleeding or flushinh)
6. Penurunan Pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)
1. Retak (cracking)
Retak adalah suatu gejala kerusakan atau pecahnya permukaan
perkerasan sehingga akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan
masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu
faktoryang akan membuat luas/ parah suatu kerusakan (Departemen
PekerjaanUmum, 2007).
Di dalam pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian
yanglemah pada setiap material. Ketika pembebanan terjadi, ada
konsentrasitegangan yang lebih tinggi di sekitar bagian tersebut, sehingga
materialtersebut tidak lagi memiliki distribusi tegangan yang seragam
danterjadilah kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke
bagianyang lainnya. Mekanika retak juga menggambarkan perkembangan
retaktergantung pada sifat material tersebut (Roque, 2010).
Beberapa jenis keretakan diantaranya:
a. Retak kulit buaya
Pengertian :
b. Retak Pinggir
Sumber : (https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/61/jenis-kerusakan-
jalan-pada-perkerasan-lentur)
Pengertian:
Kemungkinan penyebab:
Akibat lanjutan:
Sumber : (https://simantu.pu.go.id/epel/edok/298d6_Modul_4_-
_Pemel._Perkerasan_Beton.pdf)
Retak memanjang yang umumnya terjadi pada sambungan
bahudengan perkerasan. Retak dapat disebabkan dengan kondisi
drainasedi bawah bahu jalan lebih buruk dari pada di bawah
perkerasan,terjadinya settlement di bahu jalan, penyusutan material
bahu atau perkerasan jalan, atau akibat lintasan truck kendaraan berat
di bahu jalan
Pengertian :
Kemungkinan penyebab:
Akibat lanjutan:
Pengertian :
Kemungkinan penyebab:
Akibat lanjutan:
- Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan
jalansehingga akan menimbulkan kerusakan setempat atau
menyeluruh pada perkerasan jalan danmengganggu kenyamanan
berkendaraan.
- Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes ).
h. Retak selip
3. Distorsi (distortion)
Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat terjadi
alasIemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi
sehinggaterjadi tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas. Untuk
kerusakan jalanyang satu ini dibagi atas beberapa jenis diantaranya:
a. Alur
Pengertian :
Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran
yang bervariasi dari kecil sampai besar. Lubang-lubang ini menampu
ng dan meresapkan air sampai ke dalam lapis permukaan yang dapat
menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.
c. Pengelupasan lapisan permukaan
6. Pengausan
Gambar 2.1 diatas adalah salah satu contoh keadaan jalan di daerah
Jalan Jepara-Keling. Dari gambar tersebut didapat beberapa analisis
terkait jalan terebut sebagai berikut :
a. Jalan dengan tipe 2/2 atau dua lajur dua arah tanpa pemisah.
b. Memiliki lebar jalur antara 3-4 meter.
c. Jalan memiliki bahu dengan type bahu direndahkan.
d. Jalan tidak memiliki kemiringan melintang (terlihat datar dan rata).
e. Dibeberapa titik terlihat bahu yang tertutup oleh bangunan warga,
bahkan kondisi bahu menjadi lebih tinggi dari jalan.
f. Jalan tersebut tidak memiliki drainase atau system pembuangan air.
a. Retak Buaya
b. Jalan Berlubang
Gambar 2.22 Jalan Berlubang
c. Jalan Amblas
a. Retak buaya
Retak kulit buaya untuk sementara dapat dipelihara dengan
mempergunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston, jika celah ~
3mm. Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak
kulit buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan
tanahdasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan membuang
bagian-bagianyang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan
yang sesuai.Perbaikan harus disertai dengan perbaikan drainase di
sekitarnya.Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalulintas harus
diperbaikidengan memberi lapis tambahan. Retak kulit buaya dapat
diresapi olehair sehingga lama kelamaan akan menimbulkan
lubang-lubang akibatterlepasnya butir-butir. Untuk kasus ini
perbaikan tidak hanya terfokus pada retakan saja, tetapi seluruh
rumaja jalan. Pembangunan drainase atau pengaturan sistem
drainase yang baik bisa mencegah retakan jalan muncul kembali.
b. Jalan Berlubang
Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus
dibongkar dandilapis kembali dimana pembongkaran berfungsi
untuk meningkatkan daya cengkram antar sambungan perkerasan
yang baru dan perkerasanyang lama. Sama seperti pada retak buaya
diatas, kasus ini perbaikan tidak hanya terfokus pada retakan saja,
tetapi seluruh rumaja jalan. Pembangunan drainase atau pengaturan
sistem drainase yang baik bisa mencegah retakan jalan muncul
kembali sehingga lubang dapat dihindari.
c. Jalan Amblas
- Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan
bahanyang sesuai dengan lapen, lataston, laston.
- Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang amblas dibongkar
dandilapis kembali dengan lapis yang sesuai.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini tentang penyebab kerusakan di Jalan Jepara-
Keling, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis kerusakan menurut Manual Pemeliharaan Jalan No : 03/MN/B1983
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Kerusakan jalan
dapat dibedakan atas : Retak (cracking), Distorsi (distortion), Cacat
Permukaan (disintegration), Pengausan (polished aggregats), Kegemukan
(bleeding or flushinh).
2. Kerusakan yang terjadi di Jalan Jepara-Keling adalah retak buaya, jalan
berlubang, pengausan dan jalan amblas.
3. Dari kerusakan yang disebutkan di point 2, kerusakan secara umum
disebabkan oleh buruknya sistem drainase pada jalan tersebut,
penggunaan bahu yang tidak sesuai dan kendaraan berat yang dengan
bebas melewati jalan tersebut.
4. Penanganan kerusakan jalan Jepara-Keling harusnya difokuskan penataan
sistem drainase yang baik, pengembalian penggunaan bahu dengan fungsi
yang seharusnya dan penegasan regulasi tentang kendaraan yang eligible
melewati jalan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA