Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KERUSAKAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KESELAMATAN AKTIVITAS TRANSPORTASI MAHASISWA DAN WARGA DI


DUSUN 02 DESA PENFUI TIMUR

Auxilia Roseliana X. Cerreia ( 2101020210106 )1, Yohanes Nahak ( 21119206 )2, Ferdinan
Kenedy Dagung ( 22119004 )3, Simon Petrus Regi Hurynt ( 22119031 ) 4, Adrianus Gae Bonge
( 22119068 ) 4
1
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Dili Institut Of Technology
2
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang
3
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang
4
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang
5
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang

ABSTRAK: Jalan merupakan prasarana yang sangat berperan penting dalam sector perhubungan
karena jalan merupakan akses dari satu tempat ke tempat lain.Pertumbuhan perekonomian pada
suatu daerah tentu diikuti dengan pertumbuhan angka kendaraan yang semakin meningkat. Kondisi
ini tentu dapat menyebabkan volume kendaraan suatu jalan melebihi dari rencana volume kendaraan
yang sudah diperhitungkan. Kondisi perkerasan di ruas jalan Dusun 02 Desa Penfui Timur telah
mengalami kerusakan, salah satu penyebabnya adalah volume kendaraan yang melebihi kapasitas
sehingga ada bagian jalan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan mengganggu
kenyamanan dan keamanan pengguna jalan maupun masyarakat di sekitar.
Penelitian dilakukan dengan mengamati kondisi perkerasan jalan yang telah rusak dan memberikan
kuesioner serta wawancara langsung untuk mendapatkan jawaban dari dampak yang paling
berpengaruh bagi pengguna jalan dan masyarakat sekitar akibat kerusakan jalan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh Jenis kerusakannya adalah retak
kulit buaya, kegemukan (bleeding), retak memanjang, amblas, retak sambungan, beda tinggi badan
jalan dan bahu jalan, tambalan, dan lubang.
Kata kunci : Kerusakan, Dampak

ABSTRACT: Roads are infrastructure that plays an important role in the transportation sector because
roads are access from one place to another. Economic growth in an area is of course followed by an
increasing number of vehicles. This condition can certainly cause the volume of vehicles on a road to
exceed the planned vehicle volume that has been calculated. The condition of the pavement on
hamlet road section 02 east Penfui Vilage has been damaged, one of the reasons is the volume of
vehicles that exceed capacity so that there are sections of the road that are not functioning properly
and disrupting the comfort and safety of road users and the surrounding community.
The research was conducted by observing the condition of the damaged road pavement and giving
questionnaires and direct interviews to get answers on the most influential impacts for road users and
the surrounding community due to road damage.
Based on the results of the research that has been done, the types of damage obtained are crocodile
skin cracks, obesity (bleeding), longitudinal cracks, subsidence, joint cracks, difference in road and
shoulder height, patches, and potholes.

Keywords: Damage, Impact

1|Page
1. PENDAHULUAN

Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup


masyarakat. Dalam dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan
pengembangan wilayah baik wilayah nasional, regional, maupun kabupaten / kota sesuai
dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut. Lapisan perkerasan jalan sering mengalami
kerusakan atau kegagalan sebelum mencapai umur rencana. Kerusakan jalan yang terjadi
di sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten kondisinya semakin memprihatinkan.
Pasalnya, kondisi jalan yang awalnya rusak ringan, lantaran dibiarkan, kini makin
parah dengan kondisi lubang yang dalam. Tentu saja, kondisi jalan seperti itu akan
mengganggu aktivitas arus lalu lintas di sekitarnya. Bahkan, sangat rentan menjadi
penyebab kecelakaan lalu lintas.
Kerusakan pada perkerasan dapat dilihat dari kegagalan fungsional dan struktural.
Kegagalan fungsional adalah apabila perkerasan tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
yang direncanakan dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. Sedangkan
kegagalan struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian dari
struktur perkerasan jalan yang disebabkan lapisan tanah dasar yang tidak stabil, beban
lalu lintas yang berlebihan, kelelahan permukaan, sistem drainase yang tidak ada , bahan
material yang kurang baik, serta pengaruh kondisi lingkungan sekitar .
Saat ini banyak terjadi kerusakan jalan dan dampak yang menjadi dasar
terganggunya keselamatan maupun aktivitas transportasi masyarakat terkhususnya
diwilayah Dusun 02 penfui Timur kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang,
Melihat kerusakan yang terjadi pada beberapa Ruas diwilyah Dusun 02 ini sehingga
penulis memandang perlu mengamati lebih jauh kerusakan kerusakan tersebut.
Kerusakan ini mungkin di sebabkan oleh lalu lintas yang semakin meningkat, curah
hujan yang tinggi, perubahan tanah dasar, sistem drainase yang belum ada, atau bahan
material yang kurang baik. Oleh karena itu perlu penanggulangan kerusakan jalan agar
tidak terjadi kerusakan yang lebih besar atau lebih parah, sehingga ruas jalan tersebut
dalam kondisi kemampuan pelayanan memuaskan dengan masa pelayanan yang lebih
panjang.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jalan


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan bahwa jalan
adalah suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai
peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar wilayah
yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan
keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional.

2.2 Survey Kerusakan Jalan


Survei kerusakan perkerasan merupakan suatu tinjauan terhadap kompilasi dari
berbagai tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, lokasi, dan luas penyebarannya.
Dalam hal ini setiap individual maupun kelompok-kelompok yang melakukan survei harus
konsistensi serta teliti secara detail saat proses survei. Tujuan dari survei kerusakan
perkerasan, adalah untuk menentukan jenis dari kerusakan perkerasan jalan dan cara
mengatasinya serta mendapatkan kalkulasi estimasi biaya yang dikeluarkan baik untuk
perbaikan maupun untuk pemeliharaan. Informasi ini sangat berguna untuk instansi yang
2|Page
terkait dalam pengalokasian dana untuk pemeliharaan. Pekerjaan survey ini sangat
penting bagi sebuah instansi yang ingin memperoleh data kerusakan suatu jalan. Selain
itu, survei kerusakan perkerasan jalan ini juga berguna untuk menentukan faktor
penyebab dari kerusakan perkerasan. Untuk menentukan jenis kerusakan harus
melakukan survey terdahulu sehingga dapat menentukan jenis penanganan pemeliharaan
yang dapat dilakukan.

2.3 Kerusakan Struktur Perkerasan Jalan

Kerusakan pada jalan dapat terjadi karena berbagai faktor. Hal ini tidak bisa kita
anggap biasa karena kerusakan jalan bisa berdampak negatif. Jika jalan di kawasan itu
rusak, ritme kehidupan warga di kawasan lain juga akan terhambat. Secara garis besar
kerusakan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian , yaitu kerusakan struktural,
mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen
perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban lalu
lintas; dan kerusakan fungsional yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan
pengguna jalanmenjadi terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat.
(Sulaksono,2001).

Menurut manual pemeliharaan jalan No : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh


Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakana jalan dapat dibedakan atas:

2.3.1. Retak Kulit Buaya (Aligator Cracking)


Retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang persegi banyak (polygon) kecil
menyerupaik kulit buaya, dengan lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm.
Retak ini disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas yang berulangulang.
2.3.2. Kegemukan (Bleeding)
Cacat permukaan ini berupa terjadinya konsentrasi aspal pada disuatu tempat
tertentu di permukaan jalan. Bentuk fisik dari kerusakan ini dapat dikenali dengan
terlihatnya lapisan tipis aspal (tanpa agregat) pada permukaan perkerasan dan jika
pada kondisi temperature permukaan perkerasan yang tinggi (terik matahari) atau
pada lalu lintas yang berat, akan terlihat jejak bekas ’bunga ban’ kendaraan yang
melewatinya. Hal ini juga akan membahayakan keselamatan lalu lintas karena
jalan akan menjadi licin.
2.3.3. Retak Kotak-kotak (Block Cracking)
Sesuai dengan namanya, retak ini berbentuk blok atau kotak pada perkerasan
jalan. Retak ini terjadi umumnya pada lapisan tambahan (overlay), yang
menggambarkan pola retakan perkerasan di bawahnya. Ukuran blok umumnya
lebih dari 200 mm x 200 mm.
2.3.4. Cekungan (Bumb and Sags)
Bendul kecil yang menonjol keatas, pemindahan pada lapisan perkerasan itu
disebabkan perkerasan tidak stabil.
2.3.5. Keriting (Corrugation)
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain yaitu, Ripples. Bentuk kerusakan ini
berupa gelombang pada lapis permukaan, atau dapat dikatakan alur yang arahnya
melintang jalan, dan sering disebut juga dengan Plastic Movement. Kerusakan ini
umumnya terjadi pada tempat berhentinya kendaraan, akibat pengereman
kendaraan.
2.3.6. Retak Samping Jalan (Edge Cracking)
Retak pinggir adalah retak yang sejajar dengan jalur lalu lintas dan juga biasanya
berukuran 1 sampai 2 kaki (0,3 – 0,6 m) dari pinggir perkerasan. Ini biasa

3|Page
disebabkan oleh beban lalu lintas atau cuaca yang memperlemah pondasi atas
maupun pondasi bawah yang dekat dengan pinggir perkerasan.
2.3.7. Pinggiran Jalan Turun Vertikal (Lane/Shoulder Dropp Off)
Bentuk kerusakan ini terjadi akibat terdapatnya beda ketinggian antara permukaan
perkerasan dengan permukaan bahu atau tanah sekitarnya, dimana permukaan
bahu lebih renadah terhadap permukaan perkerasan. Analisis Tingkat Kerusakan
2.3.8. Tambalan (Patching end Utiliti Cut Patching)
Tambalan adalah suatu bidang pada perkerasan dengan tujuan untuk
mengembalikan perkerasan yang rusak dengan material yang baru untuk
memperbaiki perkerasan yang ada. Tambalan adalah pertimbangan kerusakan
diganti dengan bahan yang baru dan lebih bagus untuk perbaikan dari perkerasan
sebelumnya.
2.3.9. Lubang (Pothole)
Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok yang dapat menampung dan
meresapkan air pada badan jalan. Kerusakan ini terkadang terjadi di dekat
retakan, atau di daerah yang drainasenya kurang baik (sehingga perkerasan
tergenang oleh air).
2.3.10. Pelepasan Butir (Weathering/Raveling)
Pelepasan butiran disebabkan lapisan perkerasan yang kehilangan aspal atau tar
pengikat dan tercabutnya partikel-partikel agregat. Kerusakan ini menunjukan
salah satu pada aspal pengikat tidak kuat untuk menahan gaya dorong roda
kendaraan atau presentasi kualitas campuran jelek.

2.4 Jenis - jenis Kerusakan Pada Perkerasan Jalan

Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan pada umumnya dapat disebabkanoleh


:
 Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban.

 Air, yang dapat berasal dari air hujan, system drainase jalan yang tidak baik,
naiknya air dengan sifat kapilaritas.
 Material konstruksi perkerasan.

 Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat
puladisebabkan oleh sistem pengelolaan yang tidak baik.
 Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya
tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan.
 Kondisi tanah dasar yang tidak stabil.Kemungkinan disebabkan oleh
sistempelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah
dasaryang memang jelek.
 Proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik. Dalam
mengevaluasi kerusakan jalan, ada beberapa hal yang perlu ditentukan :
a) Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya.
b) Tingkat kerusakan (distress severity).
c) Jumlah kerusakan (distress amount).

4|Page
3. METODOLOGI PENELITIAN

Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu suatu data yang dikumpulkan
dan diolah untuk mencari atau mendapatkan berapa besar pengaruh dari dampak
kerusakan jalan.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah
cara pengambilan data yang menggunakan mata visual tanpa bantuan alat standar
lain untuk keperluan penelitian tersebut. Ada juga data yang dikumpulkan dari data
yang sudah ada sebelumnya, misalnya dari instansiinstansi terkait

1. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pertama, diamati, diteliti, dan dicatat pertama kali oleh peneliti itu sendiri.
Pada penelitian ini, adapun data primer yang akan diambil adalah:
 Jenis-jenis kerusakan yang terjadi
 Luas kerusaan pertitik kerusakan
 Luas kerusakan perstasiun
 Tingkat kerusakan
 Kerapatan kerusakan
 Data lingkungan sekitar
 Foto-foto dokumentasi

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan suatu data yang bisa diperoleh dari berbagai instansi–
instansi yang terkait dengan penelitian, peta lokasi serta gambar ruas jalan di
Dusun 2 Desa Penfui Timur.

b. Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis dan
tingkatkerusakan yang terjadi.
 Meter pita, untuk mengukur panjang dan luas kerusakan serta panjang
persegmen penelitian.
 Penggaris, untuk mengukur kedalaman kerusakan alur, lubang, amblas, dsb.
 Form survey, untuk data hasil survey penelitian kondisi
jalan.
 Kamera dan aplikasi , untuk mengambil foto dokumentasi.

5|Page
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Survei Tingkat kerusakan Jalan di Dusun 02 Penfui Timur
1. Ruas 1
 Jenis Kerusakan :
Pelepasan butir (raveling) Dan berlubang
 Tingkat Kerusakan :
Rendah (R)
Kecil Butir-butir agregat halus yang hilang dan disertai dengan warna aspal
yang memudar
Sedang (S)
Menengah Permukaan kehilangan butir-butir agregat halus dan agregat kasar
terbuka atau permukaan perkerasan sedikit kasar
 Sebaran Kerusakan :
Kecil
>20% panjang segmen tinjauan
Menengah
20-50 % panjang segmen tinjauan
2. Ruas 2
 Jenis Kerusakan :
Berlubang dan Retak memanjang
 Tingkat Kerusakan :
Rendah (R)
Terjadi oleh labilnya lapisan pendukung dari struktur perkerasan. Retak memanjang
dapat timbul oleh akibat beban maupun bukan
Lebar Retak 6-19 mm
 Sebaran Kerusakan :
Menengah
20--50% panjang segmen tinjauan
3. Ruas 3
 Jenis Kerusakan :
Pengelupasan lapis permukaan dan berlbang (stripping)
 Tingkat Kerusakan :
Rendah (R)
kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya ikatan antar lapis permukaan dan lapis
bawahnya atau terlalu tipis lapis permukaannya.
 Sebaran Kerusakan :
Kecil
>20% panjang segmen tinjauan
4. Ruas 4
 Jenis Kerusakan :
Berlubang (potholes)
 Tingkat Kerusakan :
Rendah (R)
kerusakan jalan yang ditandai,dengan melepasnya butir lapis perkerasan yang dapat
terjadi secara meluas
 Sebaran Kerusakan :
Besar
>50% panjang segmen tinjauan

6|Page
4.2 Tabel Penyebab Dan penanganan dari kerusakan jalan yang ada di Desa
Penfui Timur Dusun 02

NO JENIS KERUSAKAN FAKTOR PENYEBAB CARA


PENANGGULANGAN
1. Butiran Lepas a. Campuran material aspal
lapis permukaan kurang Perawatan
Butiran lepas (raveling) adalah disinegrasi
baik. permukan dengan
permukaan perkerasan aspal melalui
b. Melemahnya bahan pengikat menggunakan chip
pelepasan partikel agregat yang
dan/atau batuan. vcal atau slurry
berkelanjutan, berawal dari permukaan
c. Pemadatan kurang baik, seal.
perkerasan mentijil ke bawah atau dari
karena dilakukan pada
pinggir ke dalam. Butiran agregat
musim hujan.
berangsur-angsur lepas dari permukaan
d. Agrcgat hydrophilic (agregat
perkerasan, akibat lemahnya pengikat
mudah menyerap air).
antara partikel agregat.
2. Retak memanjang (longitudinal craks) Faktor penyebab kerusakan
Retak berbentuk memanjang pada Perbaikan
Gerakan arah memanjang oleh
perkerasan jalan, dapat terjadi dalam penutupan
akibat kurangnya gesek internal
bentuk tunggal atau berderet yang sejajar didasarka
dalam lapis pondasi (base) atau
dan kadang-kadang sedikit bercabang. ukuran dan
tanah-dasar, sehingga lapisan
Retak memanjang dapat terjadi oleh kerusaka
tersebut kurang stabil, Adanya
labilnya lapisan pendukung dari struktur
perubahan volume tanah di dalam
perkerasan. Retak memanjang dapat timbul
tanah-dasar oleh gerakan vertikal
oleh akibat beban maupun bukan. Retak
serta Penurunan tanah urug atau
yang bukan akibat beban, misalnya oleh
bergeraknya lereng timbunan.
akibat adanya sambungan pelaksanaan ke
arah memanjang.
3. Retak pinggir (edge Faktor penyebab kerusakan a. Perbaikan bergan
cracking)/pinggir pecah (Edge pada tin
Kurangnya dukungan dari arah
Breaks) kerusakannya. Jika
lateral (dari bahu jalan),
Retak tepi biasanya terjadi jalan tidak mendu
Drainase kurang baik,
sejajar dengan tepi perkerasan pinggir perkerasan, m
Kembang susut tanah di
dan berjarak sekitar 0,3-0,5 m material yang b
sekitarnya,Bahu jalan turun
dari tepi luar. Akibat pecah dibongkar dan digan
terhadap permukaan
pinggir perkerasan,maka dengan material baik
perkerasan, Seal coat lemah,
bagian ini menjadi tidak dipadatkan.
adhesi permukaan ke lapis
beraturan. b. Jika air menjadi f
pondasi (base)hilang,
Konsentrasi lalu-lintas berat di penyebab kerus
dekat pinggir perkerasan serta pecah, maka h
Adanya pohon- pohonan besar dibuatkan drainase.
di dekat pinggir perkerasan. c. Penutupan
retakan/penutupan
permukaan.
d. Penambalan parsial

7|Page
4. Berlubang ( potholes) Faktor penyebab kerusakan a. Perbaikan permanen dil
dengan penambalan di
Lubang adalah lekukan permukaan Campuran material lapis
kedalaman.
perkerasan akibat hilangnya permukaan yang kurang
b. Perbaikan sem
lapisan aus dart material lapis baik, Air masuk ke dalam
dilakukan
pondasi (base). Kerusakan lapis pondasi lewat retakan
membersihkan lubang
berbentuk lubang kecil biasanya di permukaan perkerasan
mengisinya dengan cam
berdiameter kurang dari 0.9 m dan yang tidak segera ditutup,
aspal dingin yang
berbentuk mangkuk yang dapat Beban lalu-lintas yang
untuk tambalan
berhubungan atau tidak mengakibatkan disintegrasi
berhubungan dengan kerusakan lapis pondasi dan
permukaan lainnya. Lubang bisa Tercabutnya aspal pada
terjadi akibat galian utilitas atau lapisan aus akibat melekat
tambalan di area perkerasan yang pada ban kendaraan.
telah ada. Lubang, umumnya
mempunyai tepi yang tajam dan
mendekati vertikal.

4.3 HASIL REKAPAN DATA SURVEI


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada permukaan di Desa penfui timur
dusun 02,didapatkan jenis-jenis kerusakan yang terjadi yaitu Butiran lepas, Retak memanjang
(longitudinal craks) , Retak pinggir (edge cracking)/pinggir pecah \(Edge Breaks) dan
Berlubang. Berikut adalah hasil pengukuran presentase jenis-jenis kerusakan permukaan
jalan

Tabel presentase perbandingan jenis-jenis kerusakan yang terjadi

NO Jenis kerusakan Luas (m3) %Kerusakan

1 Butiran Lepas 400 38,18

2 Retak memanjang 211 35,07

3 Retak pinggir 247 15,06

4 Berlubang 175 12,05

Jumlah 1.033 100,36

Sumber : Hasil olahan data

8|Page
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitan kerusakan jalan dan dampaknya
terhadap keselamatan aktivitas transportasi mahasiswa dan warga di Dusun 02 Desa
Penfui Timur, yaitu:
 Sifat material konstruksi perkerasan jalan yang kurang baik atau kesalahan dalam
pemilihan material yang tepat
 Adanya pengaruh dari daya dukung tanah dasar
 Pelaksanaan pekerjaan konstruksi perkerasan jalan yang tidak sesuai dengan
peraturan-peraturan jalan yang tercantum dalam peraturan-peraturan teknis
 Kerusakan jalan akibat kurangnya penanganan (pemeliharaan jalan) secara dini dan
tepat, terhadap infrastruktur jalan
 Kerusakan infrastruktur jalan akibat sistem drainase yang belum ada
 Adanya genangan air hujan sehingga rentan kerusakan infrastruktur jalan yang
cepat

Sedangkan dampak kerusakan infrastruktur jalan terhadap pengguna jalan dan


masyarakat sekitar di ruas jalan Dusun 02 Desa penfui Timur, Yaitu:
 Kecemasan dalam melewati jalan yang rusak
 Guncangan yang berlebihan saat berkendara, akibat kondisi ruas jalan yang rusak
 Terganggunya dalam kelancaran perekonomian masyarakat, serta adanya pengaruh
terhadap lingkungan sekitar baik dari segi aksebilitas maupun kesehatan.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, tentang
penyebab dan dampak kerusakan infrastruktur jalan di ruas jalan Dusun 02 Desa penfui
Timur , maka hal yang disarankan kepada:
 Adanya perhatian khusus dari pemerintah atau instansi setempat terhadap ruas
jalan di Dusun 02 Desa Penfui Timur untuk diperbaiki/direhabilitasi agar mengurangi
dampak yang membahayakan para pengguna jalan.
 Diharapkan Pemerintah terkait lebih memperhatikan lagi dari setiap dampak
kerusakan infrastruktur ruas jalan terhadap para pengguna jalan baik dari segi
kelancaran ekonomi, aksebilitas maupun Kesehatan pengguna jalan.
 Diharapkan kepada para pengguna jalan dan masyarakat sekitar agar tetap
waspada dan berhati-hati pada saat melintasi ruas jalan yang kondisinya kurang
baik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

9|Page
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Teknik, (Jilid I
Metodae Survey).
Hardiyatmo, Hary Christady., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya. Gadjah Mada University
Press.
Yogyakarta.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Manggarai Timur,                                  
Maret 2020, Data kondisi jalan di ruas jalan dalam kota Benteng Jawa, Kabupaten
Manggarai Timur danpeta lokasi.Mulyono, 2010.
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 67 tahun 2005. Jenis-jenis infrastruktur.Pandey,
2013.
Penyebab kerusakan konstruksi jalan.Prasetyo, Ade Yute 2017 Analisis dampak kerusakan jalan
terhadap pengguna jalan dan lingkungan di jalan raya gampeng, Kediri jawa timur.
Yogyakarta: penerbit Yogyakarta. Sukirman, 1992.
Jenis-jenis kerusakan pada jalan.Undang-udang Nomor 38 Tahun 2004, Tentang jalan.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai