Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI KERUSAKAN PERKERASAN JALAN

PARANGTRITIS 1 S/D 10KM BERDASARKAN NILAI SURFACE


DISTRESS INDEX
(Studi Kasus: Ruas Jalan Parangtritis KM 1 S/D KM 10)

LAPORAN TUGAS AKHIR

HALAML
I WAYAN ALEXANDER
5160811298

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

Judul Tugas Akhir

EVALUASI KERUSAKAN PERKERASAN JALAN PARANGTRITIS 1


S/D 10KM BERDASARKAN NILAI SURFACE DISTRESS INDEX
(Studi Kasus: Ruas Jalan Parangtritis KM 1 S/D KM 10)
Judul Naskah Publikasi
EVALUASI KERUSAKAN PERKERASAN JALAN PARANGTRITIS 1
S/D 10KM BERDASARKAN NILAI SURFACE DISTRESS INDEX
(Studi Kasus: Ruas Jalan Parangtritis KM 1 S/D KM 10)

Disusun oleh:
I WAYAN ALEXANDER
5160811298

Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

Abul Fida Ismaili, S.T., M.Sc.. Pembimbing ……………... ……......

Yogyakarta, ………………
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng.


NIK. 110116081

1
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : I Wayan Alexander


NIM : 5160811198
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Sains dan Teknologi

Menyatakan bahwa laporan tugas akhir dengan judul: “Evaluasi Kerusakan


Perkerasan Jalan Parangtritis 1 S/D 10Km Berdasarkan Nilai Surface Distress
Index” ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak mengandung plagiat dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan mengikuti
tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang benar.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran seperti yang dinyatakan di atas,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta,
Penulis

I Wayan Alexander
5160811298

2
EVALUASI KERUSAKAN PERKERASAN JALAN PARANGTRITIS 1
S/D 10KM BERDASARKAN NILAI SURFACE DISTRESS INDEX
(Studi Kasus: Ruas Jalan Parangtritis KM 1 S/D KM 10)
I Wayan Alexander[1] Abul Fida Ismaili, S.T., M.Sc.2]
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta;

e-mail:[1]iwayanalexpath@gmail.com [2]abul.fida@staff.uty.ac.id

ABSTRAK

Jalan adalah salah satu fasilitas atau prasarana transportasi yang sangat penting bagi
masyarakat dan wilayah sekitar. Jalan memiliki peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi dan pembangunandi suatu wilayah. Oleh karena itu hal ini dapat
berpengaruh untuk volume kendaraan atau lalulintas dengan beban yang berbeda-
beda bahkan beban berlebih pada perkerasan jalan dan dapat berdampak juga untuk
fungsional dari jalan karena kualitas perkerasan yang semakin rendah, oleh karena
itu sangat dibutuhkan analisis kerusakan permukaan jalan menggunakan metode
SDI (Surface Distress Index). Analisis kerusakan jalan ini dilakukan agar dapat
mengetahui jenis kerusakan, penanganan serta penanganannya. Untuk memperoleh
data harus dilakukan survei visual atau langsung dilapangan. Data SDI diperoleh
dengan survey visual dilapangan, Adapun alat-alat yang mendukung untuk
melakukan survey seperti meteran, formulir Pengisian data sesuai dengan Bina
Marga, bolpoin dan alat Dokumentasi. Untuk perhitungan data SDI dihitung
berdasarkan ketentuan yang sudah diatur dalam Bina Marga (2011). Perhitungan
nilai SDI dilakukan sepanjang 10 km atau sebanyak 100 segmen atau dimulai dari
Sta.0+000 sampai Sta.10+000 dimana Panjang setiap segmen yaitu 100 m. dari
hasil perhitungan SDI diketahui bahwa hasil perhitungan nilai rata-rata dari
Sta.0+000 – Sta.3+000 sebesar 33,5%. Dari hasil perhitungan rata-rata persegmen,
Kemudian dihitung persentasi dari kondisi jalan dimana 96,67% dari hasil
pengamatan memiliki kondisi kondisi sedang dan 3,33% memiliki kondisi Rusak
berat. Dari hasil perhitungan berdasarkan Bina Marga (2011) menunjukan bahwa
kemungkinan penyebab awal kerusakan yaitu karena beban permukaan perkerasan
jalan yang mungkin disebabkan oleh beban lalulintas yang melebihi kapasitas dan
tebal perkerasan yang kurang memadai. Untuk itu butuh pemeliharaan secara rutin
dan berkala pada ruas jalan yang disurvey atau diamati.

Kata kunci: Surface Distress Index, Kerusakan jalan, Survei

3
PENDAHULUAN memberikan rasa aman dan nyaman bagi
Transportasi adalah salah satu media penggunanya.
yang dapat membantu pertumbuhan Jalan Parangtritis merupakan salah
ekonomi, pembangunan dan satu jalan yang mengalami peningkatan
perkembangan sosial di suatu daerah. volume lalu lintas setiap akhir pekan dan
Ketersediaan dan kelancaran transportasi liburan. Peningkatan jumlah volume lalu
dapat menumbuhkan konektivitas antar lintas ini dipengaruhi oleh jumlah
daerah baik pedesaan, perkotaan ataupun wisatawan yang meningkat saat liburan.
provinsi yang membentuk suatu jaringan Menurut Dinas Perhubungan, (2016)
transportasi. Dengan konektivitas antar pengingkatan jumlah kendaraan yang
daerah dan jaringan transportasi yang terjadi di Kabupaten Bantul adalah
baik maka akan mewujudkan sebesar 6-10 % pada setiap tahunnya.
kesejahteraan rakyat karena akan Ruas Jalan Parangtritis ini adalah jalan
mempermudah proses perpindahan dengan panjang ruas 23 km, lebar ruas 6
manusia, barang dan jasa. Jalan adalah hingga 10 m, dengan jenis permukaan
prasarana transportasi darat yang aspal atau penetrasi Macadam, dan
mencakup seluruh bagian jalan, berfungsi sebagai jalan kolektor 3 dengan
bangunan pelengkap dan termasuk status jalan Provinsi.
perlengkapannya yang diperuntukkan Jalan ini juga mengalami
bagi lalu lintas, yang terletak dari atas peningkatan volume lalu lintas karena
permukaan tanah hingga bawah menjadi salah satu akses jalan yang
permukaan tanah serta diatas dan menuju pusat wisata kota jogjakarta dan
dibawah permukaan air. juga saranan publik lainnya. Letaknya
Peran jalan sebagai prasarana yang sangat strategis, memungkinkan
transportasi harus memenuhi syarat atau kendaraan dengan beban ringan maupun
ketentuan ideal agar dapat memberikan dengan beban berat melewati jalan
kelancaran, kenyamanan dan keamanan tersebut. Seiring berjalannya waktu, lapis
dalam berkendara bagi pengguna. perkerasaan pada jalan tersebut akan
Kondisi dan fungsi jalan yang baik mengalami penurunan pelayanan yang
merupakan tujuan dari setiap ditandai dengan kerusakan seperti retak-
perencanaan dan pembangunan retak (crack), lubang (pothole), dan alur
prasarana transportasi darat. (rutting) pada lapisan permukaan jalan.
Keselamatan transportasi harus Salah satu upaya untuk menekan
diprioritaskan dan diwujudkan demi resiko kecelakaan dijalan yaitu dengan
melakukan evaluasi kerusakan jalan.

vi
Perencanaan yang tepat dan acuan dalam usaha pemeliharaan. Dalam
pemeliharaan yang baik dapat menjaga pelaksanaannya di lapangan, ruas yang
daya tahan jalan sampai umur yang telah akan disurvei dibagi ke dalam segmen-
direncanakan. Laik jalan merupakan segmen. Nilai dari tiap jenis kerusakan
bagian dari syarat pengoperasian jalan, yang diidentifikasi menentukan penilaian
kondisi pada ruas yang memenuhi kondisi jalan dengan cara menjumlahkan
kelaikan untuk memberikan kenyamanan seluruh nilai kerusakan pada setiap
dan keselamatan bagi para pengguna. segmen. Semakin besar nilai kumulatif
Jalan Parangtritis termasuk jalan yang yang dihasilkan maka akan semakin
padat kendaraan, jalan tersebut berlubang besar pula nilai kondisi jalan yang berarti
dan bergelombang dikarenakan dilewati jalan tersebut memiliki kondisi yang
banyak kendaraan bermuatan berat. Pada semakin buruk
dasarnya jalan Parangtritis ini adalah TINJAUAN PUSTAKA
jalan utama yang dilewati kendaraan roda
Menurut Peraturan Pemerintah
dua, mini bus, bus, hingga truk kontainer.
Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan,
Oleh karena itu evaluasi kerusakan jalan
jalan merupakan prasarana transportasi
perlu dilaksanakan untuk mengetahui
darat yang meliputi segala bagian jalan,
apakah ruas jalan telah memenuhi
termasuk bangunan pelengkap dan
persyaratan sehingga terwujudnya tertib
perlengkapannya yang diperuntukkan
penyelenggaraan jalan dan memenuhi
bagi lalu lintas, yang berada pada
ketentuan keselamatan, kelancaran,
permukaan tanah, di atas permukaan
ekonomis, dan ramah lingkungan sesuai
tanah, di bawah permukaan ta atau air,
dengan pedoman yang ada.
serta di atas permukaan air, kecuali jalan
Untuk mengetahui tingkat kerusakan
kereta api,jalan lori dan jalan kabel.
yang bertujuan mengetahui kondisi
kerusakan yang akan berpengaruh pada Dalam pelaksanaannya di lapangan

keamanan dan kenyamanan dari jalan atau perkerasan memiliki dua jenis

penggunajalan. Maka dengan hal tersebut bahan pengikat berupa aspal dan semen.

penulis ingin mengevaluasi tingkat Perbedaan bahan pengikat tersebut

kerusakan Jalan Parangtritis dengan memberikan perbedaan jenis konstruksi

menggunakan metode Surface Distress perkerasan. Sukirman (1994), di dalam

Index (SDI) bukunya menjelaskan, berdasarkan

SDI adalah sistem penilaian kondisi bahan pengikatnya konstruksi

perkerasan jalan yang dilakukan secara perkerasan jalan dapat dibedakan

visual dan dapat digunakan sebagai menjadi 3 jenis.

vii
Kondisi Jalan SDI
LANDASAN TEORI Baik <50
Surface Distress Index (SDI) Sedang 50-100

Surface distress index (SDI) Rusak Ringan 100-150


adalah sistem penilaian kondisi Rusak Berat >150
perkerasan jalan berdasarkan
pengamatan kerusakan yang terjadi di Untuk mendapatkan nilai SDI
lapangan dan dapat digunakan sebagai seperti dalam Tabel maka akan
acuan dalam usaha pemeliharaan dilakukan perhitungan dari hasil survei
perkerasan. Pengamatan yangdilakukan kondisi jalan yang dilakukan per 100
untuk memperoleh nilai SDI sudah meter seperti pada Gambar di bawah.
diatur oleh Bina Marga dalam bentuk
Survei Kondisi Jalan (SKJ). Dalam
pelaksaan metode SDI di lapangan
maka ruas yang akan disurvei harus
dibagi ke dalam segmen-segmen.

Faktor yang berpengaruh dalam


penilaian menggunakan metode SDI
adalah retak (cracking), edge cracking,
longitudinal cracking, transversal METODE PENELITIAN
cracking, depression, potholes, rutiing, Lokasi penelitian dilakukan
shoving, slippage cracking, swell, dan pada ruas Jalan Parangtritis, Kelurahan
raveling. Nilai dari setiap jenis Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,
kerusakan yang diidentifikasi Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
menentukan penilaian kondisi jalan Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya
dengan cara menjumlahkan seluruh menentukan lokasi titik 0 KM Jalan
nilai kerusakan, dimana semakin besar Parangtritis.
angka kerusakan kumulatif maka akan Cara untuk memperoleh
semakin besar pula nilai kondisi jalan nilai SDI sebagai salah satu data primer
yang berarti jalan tersebut memiliki dalam penelitian ini maka perlu
kondisi yang semakin buruk. Adapun dilakukan survei kondisi jalan. Survei
klasifikasi penilaian SDI dapat dilihat dilakukan pada ruas Jalan Parangtritis,
pada Tabel di bawah. dimulai dari titik awal sampai dengan
titik akhir batas penelitian pada ruas

viii
jalan tersebut. Panjang ruas jalan yang akan di survei yaitu 10 km yang dibagi dalam 100
segmen, dimana setiap segmen berjarak 100 m seperti pada Gambar di bawah.

Pelaksaan survei dilakukan dengan berjalan kaki sambil melakukan pengamatan


permukaan jalan dan menggunakan formulir khusus untuk jalan aspal
.

Mulai

Studi Pustaka

Pengambilan Data

Data Primer: Data Sekunder:


1.Pengukuran Segmen 1.Peta Lokasi
2.Jenis dan Dimensi Kerusakan 2. Data Form Survei Binamarga

Analisis Data

Analisis Data SDI :


1.Mengukur dan Menghitung Presentase Luas
Kerusakan Permukaan Perkersaan
2.Menghitung Bobot Tiap Kerusakan
Permukaan Perkersan

Nilai SDI

Kondisi Permukaan Jalan

Identifikasi Kemungkinan Penyebab Kerusakan Berdsarkan AUSTROAD 2009

Solusi Jenis Penanganan Perbaikan Yang Harus Dilakukan Sesuai


Direktorat Jendral Bina Marga

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

vi
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Aspal yang berlebihan dengan
angka penilaian 2.
Data SDI yang telah diambil pada ruas
c. Lepas-lepas dengan angka penilaian
Jalan Parangtritis 1-10 KM menunjukkan
3.
beberapa kerusakan pada permukaan
d. Hancur dengan angka penilaian 4.
perkerasan yaitu berupa penurunan,
3. Penurunan permukaan dibagi
tambalan, retak, lubang dan bekas roda menjadi 4 kriteria, yaitu.
yang terjadi pada kedua arahnya. a. Tidak ada dengan angka penilaian 1.
Penilaian kondisi kerusakan permukaan
b. Luas bidang penurunan < 10 % luas
jalan menggunakan data primer yang segmen dengan angka penilaian 2.
didapatkan dari pengamataan secara c. Luas bidang penurunan 10-30 %
luas segmen dengan angka penilaian 3.
langsung dilapangan dengan parameter
seperti luas retakan setiap segmen d. Luas bidang penurunan >30 % luas
segmen dengan angka penilaian 4.
Tabel Sampel Hasil Pengambilan Data 4. Tambalan pada permukaan
Kerusakan Per Kilo Meter perkerasan dibagi menjadi 4 kriteria,
yaitu.
Permukaan Perkerasan Retak Kerusakan Lain
STA
Sususnan Kondisi PenurunanTambalan Jenis Lebar Luas Lubang Ukuran Bks Roda
0+00 - 1+00 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1
a. Tidak ada dengan angka penilaian 1.
1+00 - 2+00 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1
2+00 - 3+00 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1
b. Luas bidang penurunan < 10 % luas
3+00 - 4+00 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1 segmen dengan angka penilaian 2.
4+00 - 5+00 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1
5+00 - 6+00 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1 c. Luas bidang penurunan 10-30 %
6+00 - 7+00 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1
7+00 - 8+00 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1
luas segmen dengan angka penilaian 3.
8+00 - 9+00 1 1 1 2 4 2 2 2 1 1
9+00 - 10+00 1 1 1 3 3 2 2 2 2 1
5. Luas bidang retak retak >30 % luas
segmen dengan angka penilaian 4.
Pada Tabel di atas adalah sampel data
Dari hasil penilaian kondisi perkerasan
kerusakan jalan parangtritis 0-1 Km
dengan menggunakan metode SDI
berupa angka dari kerusakan yang
didapatkan nilai rata-rata SDI ruas Jalan
terjadi di lapangan. Keterangan angka
Parangtritis dari sta. 0+000 sampai sta.
kerusakan permukaan pada Tabel di atas
10+000 yaitu sebesar 101 dengan
dapat dilihat sebagai berikut.
kondisi Rusak Ringan. Persentase
1. Susunan permukaan dibagi menjadi
dua kriteria, yaitu. kondisi permukaan perkerasan pada Sta
0+000 sampai 10+000 dari ruas Jalan
a. Baik atau rapat dengan angka
penilaian 1. Parangtritis berdasarkan nilai SDI dapat
b. Kasar dengan angka penilaian 2. dilihat pada Tabel di bawah.

2. Kondisi atau keadaan permukaan


dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu.
a. Baik atau tidak ada kelainan dengan Tabel Persentase Kondisi Permukaan
angka penilaian 1. pada Jalan Parangtritis 0-10 KM

vii
Kondisi Jumlah kategori 10-30%, maka.
Persentase (%)
Permukaan Segmen
SDI1 = 20
Baik 22 22%

Sedang 36 36% 2. Lebar retak 7 mm masuk dalam


Rusak Ringan 15 15% kategori >5 mm, maka.
Rusak Berat 27 27% SDI2 = SDI1 x 2
Jumlah 100 100% = 20 x 2
= 40
Pada Tabel 5.5 di atas menunjukkan
bahwa pada ruas Jalan Parangtritis
sebesar 0 % permukaan perkerasan
memiliki kondisi baik, 36 % permukaan
perkerasan memiliki kondisi sedang,
dan sebesar 15 % permukaan Gambar 5.13 Contoh Luas Retak
perkerasan memiliki kondisi rusak dan Lebar Retak
ringan, dan sebesar 27 % permukaan (Sumber: Hasil Dokumentasi,2022)
perkerasan memilikikondisi rusak berat. 3. Jumlah lubang 12 lubang masuk
dalam kategori 10-50 /100 m, maka.
SDI3 = SDI2 + 75
= 40 + 75
= 115

Analisis Data Surface Distress Index


(SDI)

Berdasarkan data dari masing-masing


kerusakan jalan yang diperoleh dari Gambar 5.14 Contoh Lubang
survei visual di lapangan, maka (Sumber: Hasil Dokumentasi,2022)
selanjutnya dilakukan perhitungan 4. Bekas roda 1 cm masuk dalam
angka kerusakan yang terjadi setiap kategori 1-3 cm dengan nilai X = 2,
maka.
segmen untuk mengetahui tingkat
SDI4 = SDI3 + 5 x X
kerusakan yang terjadi pada permukaan
= 115 + 5 x 2
perkerasan berdasarkan nilai Surface
= 125
Distress Index (SDI). Berikut adalah
contoh perhitungan SDI pada segmen 97
berdasarkan data pada Tabel di atas.

1. Luas retak 20% masuk dalam

viii
Teknis perbaikan kondisi
permukaan dilakukan
berdasarkan hasil survey SDI di
lapangan untuk mengetahui
tindakan perbaikan pada jenis
kerusakan pada setiap segmen.
Gambar 5.15 Contoh Bekas Roda Setiap segmen mempunyai tingkat
(Sumber: Hasil Dokumentasi,2022) dan jenis kerusakan yang berbeda
sehingga membutuhkan perbaikan
Penilaian dan Penanganan Kondisi yang berbeda juga. Perbaikan yang
Permukaan Perkerasan dilakukan bertujuan untuk
Jenis penanganan yang dilakukan mengembalikan kenyamanan dan
berdasarkan dari hasil perhitungan keamanan pengguna jalan serta
nilai SDI. Penentuan kondisi mengembalikan kondisi jalan
permukaan dan jenis penanganan sesuai dengan fungsinya.
kerusakan dilihat pada bab 3 yang Perbaikan jalan dilakukan
berdasarkan Manual Survei Kondisi berdasarkan pada Manual
Jalan untuk Pemeliharaan rutin yang Perbaikan Standar untuk
dikeluarkan oleh Bina Marga (2011). Pemeliharaan Rutin Jalan oleh
Penentuan kondisi dan jenis Bina Marga (2011). Tindakan
penanganan berdasarkan nilai SDI perbaikan kerusakan ruas Jalan
yang dapat dilihat di perhitungan Parangtritis segmen 1 sampai
Dari perhitungan diketahui nilai dengan 100 dapat dilihat sebagai
rata-rata SDI pada ruas Jalan berikut.
Parangtritis sebesar 101 dengan 1. Perbaikan yang dilakukan
kondisi permukaan rusak berdasarkan dari kerusakan yang
ringan dan jenis penanganan yang terjadi. Pada segmen kondisi
dilakukan berupa Rehabilitasi. permukaan baik tindakan
Persentase penilaian kondisi jalan perbaikan berdasarkan kondisi
dan program penanganan ruas
kerusakan hasil survei SDI dapat
Jalan Parangtritis dapat dilihat di
dilihat pada Tabel dibawah.
bawah ini.

ix
Jenis Perbaikan Kerusakan dilihat pada Tabel dibawah.
Perkerasan Berdasarkan Bina Tabel Tindakan Perbaikan Kondisi
Marga(2011) Permukaan baik
Teknis perbaikan kondisi permukaan
dilakukan berdasarkan hasil surveySDI
di lapangan untuk mengetahui tindakan
perbaikan pada jenis kerusakan pada
setiap segmen. Setiap segmen
mempunyai tingkat dan jenis kerusakan
yang berbeda sehingga membutuhkan
perbaikan yang berbeda juga. Perbaikan
yang dilakukan bertujuan untuk 2. Perbaikan yang dilakukan
mengembalikan kenyamanan dan berdasarkan dari kerusakan yang
keamanan pengguna jalan serta terjadi. Pada segmen kondisi
mengembalikan kondisi jalan sesuai permukaan sedang didapatkan nilai
dengan fungsinya. Perbaikan jalan SDI 50-100 dengan jenis penanganan
dilakukan berdasarkan pada Manual pemeliharaan berkala. Tindakan
Perbaikan Standar untuk Pemeliharaan perbaikan berdasarkan kerusakan
Rutin Jalan oleh Bina Marga (2011). hasil survei SDI dapat dilihat pada
Tindakan perbaikan kerusakan ruas Tabel di bawah.
Jalan Parangtritis segmen 1 sampai Tabel Tindakan Perbaikan Kondisi
dengan 100 dapat dilihat sebagai Permukaan Sedang
berikut.
Perbaikan yang dilakukan berdasarkan
dari kerusakan yang terjadi. Pada
segmen kondisi permukaan baik
tindakan perbaikan berdasarkan kondisi
kerusakan hasil survei SDI dapat dilihat
pada Tabel dibawah
1. Perbaikan yang dilakukan
3. Perbaikan yang dilakukan
berdasarkan dari kerusakan yang
berdasarkan dari kerusakan yang
terjadi. Pada segmen kondisi
terjadi. Pada segmen kondisi
permukaan baik tindakan
permukaana rusak ringan didapatkan
perbaikan berdasarkan kondisi
nilai SDI 100-150 dengan jenis
kerusakan hasil survei SDI dapat

x
penanganan Rehabilitasi. Tindakan Berdasarkan dari perbaikan setiap
perbaikan akan berdasarkan segmen yang telah dijelaskan
kerusakan hasil survei SDI dapat sebelumnya, maka diketahui jenis
dilihat pada Tabel 5.23 dibawah ini perbaikan yang dilakukan pada ruas
Tabel Tindakan Perbaikan Kondisi Jalan Parangtritis berdasarkan
Permukaan Rusak Ringan kerusakan yang ditinjau di lapangan.
Jenis perbaikan yang dilakukan pada
kerusakan retak berupa pengaspalan,
penutupan retak, atau pengisian retak
pada kerusakan lubang dapat dilakukan
perbaikan berupa perataan, kerusakan
bekas roda dapat dilakukan perbaikan
berupa perataan, kerusakan penurunan
4. Perbaikan yang dilakukan dapat dilakukan perbaikan perataan dan
berdasarkan dari kerusakan yang kerusakan lepas-lepas dapat dilakukan
terjadi. Pada segmen rusak berat perbaikan berupa pengaspalan.
didapatkan nilai SDI >150 dengan Untuk memperbaiki kontur perkerasan
kondisi permukaan rusak beratdan lama akibat dari kerusakan- kerusakan
jenis penanganan rekontruksi. yang terjadi dan untuk memperbaiki
Tindakan perbaikan berdasarkan kualitas layanan berkendara dan
kerusakan hasil survei SDI dapat pengendara maka dapat dilakukan
dilihat pada Tabel 5.24 dibawah ini tambahan fungsional berupa overlay non

Tindakan Perbaikan Permukaan struktural atau penggantian struktur

Segmen Kondisi Permukaan Rusak menggunakan bahan beton. Perbaikan

Berat pada kerusakan utama seperti retak-retak


harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
dilakukan lapis tambahan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan serta pembahasan terhadap
hasil-hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
Pembahasan Penanganan Kondisi
dan Jenis Perbaikan Kerusakan
1. Hasil rata-rata evaluasi kondisi

xi
perkerasan lentur pada ruas Jalan disarankan agar melakukan pengujian
Parangtritis Sta. 0+000 sampai dengan lebih lanjut untuk mengetahui faktor
10+000 berdasarkan metode SDI penyebab kerusakan yang terjadi pada
sebesar 101 dengan kondisi permukaan kedua lajur dan menghitung kebutuhan
rusak ringan. Hasil persentase tebal lapis tambahan pada ruas Jalan
berdasarkan nilai SDI yaitu 22 % dengan Parangtritis Sta. 0+000
kondisi baik dan 36% dengan kondisi sampai dengan 10+000.
rusak ringan 15% dengan kondisi rusak
2. Dilakukan penyempurnaan Metode
ringan 27% dengan kondisi rusak berat.
Bina Marga yang saat ini digunakan
2. Hasil penelitian jenis kerusakan
sebagai acuan evaluasi jalan di
di dominasi dengan kerusakan retak
Indonesia, khususnya pada nilai
retak dan tambalan yang diakrenakan
pembobotan bekas tambalan dan tingkat
kelelahan pada permukaan, tebal tidak
kerusakan masing-masing jenis
memadahi, defleksi berlebihan dan
kerusakan pada jenis pengukuran SDI.
campuran aspal tidak cocok dengan
beban lalu lintas 3. Perlu dilakukan penelitian dengan
3. Hasil analisis jenis perbaikan metode yang sama pada ruas jalan yang
didapatkan jenis perbaikan untuk retak mempunyai kondisi perkerasan berbeda,
bisa berupa pengaspalan, pengisian, atau sehingga hasil evaluasi dan korelasi
penutupan retak. Untuk lubang jenis pengukuran yang diperoleh dapat
perbaikan bisa berupa perataan, bekas dibandingkan
roda perbaikan bisa berupa perataan,
penurunan perbaikan bisa berupa Daftar Pustaka
perataan, dan lepas-lepas perbaikan bisa [1] AUSTROADS. 2009. Guide to
berupa pengaspalan. Selain melakukan Pavement Technology Part 5:
perbaikan pada kerusakan yang ada Pavement Evaluation and
dapat pula dilakukan lapis tambahan non Treatment Design. AUSTROADS.
struktural untuk memperbaiki kontur Sydney.
jalan dan kualitas layanan pengendara.
[2] Direktorat Jenderal Bina Marga.
Saran 2011. Perbaikan Standar Untuk
Saran yang dapat diajukan dari Pemeliharaan Rutin Jalan (No.
kesimpulan di atas diantaranya sebagai 001-02/M/BM/2011). Direktorat
berikut. Jenderal Bina Marga.Jakarta.

1. Untuk penelitian selanjutnya

xii
[3] Direktorat Jenderal Bina Marga. Surface Distress Index (SDI) dan
2011. Penjelasan Tambahan Nilai International Roughness
Index (IRI). Jurnal Teknik Sipil
Panduan Survei Kondisi Jalan Pascasarjana Universitas Syiah
Secara Visual. Direktorat Jenderal Kuala, Vol.3No.3. Banda Aceh
Bina Marga. Jakarta. [9] Pemerintah Republik Indonesia.
2006. Peraturan Pemerintah
[4] Hardiyatmo, Hary Cristiady. 2007.
Republik Indonesia Tentang
Pemeliharaan Jalan Raya.
Jalan Nomor 36. Pemerintah
Universitas Gajah Mada Press.
Republik Indonesia. Jakarta.
Yogyakarta.
[10] Peraturan Mentri Perkerjaan
[5] Haryanto, B. 2013. Evaluasi
Umum. 2011. Tata Cara
Kondisi Permukaan Perkerasan
Pemeliharaan dan Penilikan
Lentur Berdasarkan Nilai PCI dan
Jalan. Kementrian Pekerjaan
IRI Pada Ruas Jalan Wates
Umum. Jakarta.
Kabupaten Bantul. Tugas Akhir.
(Tidak Diterbitkan). Universitas [11] Sukirman, S. 1999. Perkerasan
Islam Indonesia. Yogyakarta. Lentur Jalan Raya. NOVA.
Bandung.
[6] Khairunnisa, Fatkhiya. 2012.
Evaluasi Tingkat Kerusakan [12] Suswandi, A., Sartono, W., dan
Perkerasan Lentur Berdasarkan Christady, H. 2008. Evaluasi
Nilai PCI dan Nilai PSI pada Ruas Tingkat Kerusakan Jalan
Jalan Basin – Mipitan di Kabupaten Dengan Methode Pavement
Klaten. Tugas Akhir. (Tidak Condition Index (PCI) Untuk
Diterbitkan). Universitas Islam Menunjang Pengambilan
Indonesia. Yogyakarta. Keputusan. Forum Teknik Sipil
[7] Kurniyadi, A. 2016. Evaluasi No. XVIII/3. Yogyakarta.
Tingkat Kerusakan Perkerasan dan
[13] Zeahsa, I. 2015. Model
Kelayakan Jalan Jalur Evakuasi
Hubungan International
Merapi Di Dusun Bulak Salah
Roughness Index (IRI) dan
Kidul Cakran Cangkringan Sleman.
Surface Distress Index (SDI)
Tugas Akhir. (Tidak Diterbitkan).
Pada Perkerasan Lentur Jalan
Universitas Islam Indonesia.
Raya. Tesis. (Tidak Diterbitkan).
Yogyakarta.
Universitas Syiah Kula. Banda
[8] Minarti, E. Saleh, S.M., dan
Anggraini, R. 2014. Pengamatan Aceh.
Kerusakan Jalan dari Nilai

xiii

Anda mungkin juga menyukai