Anda di halaman 1dari 2

Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang sangat signifikan

dalam bidang perhubungan, utamanya untuk kesinambungan dari distribusi barang, jasa dan atau orang.
Mengingat besarnya manfaat yang diberikan maka dibutuhkan Perencanaan struktur perkerasan yang
kokoh, tahan lama serta memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap beban besar sangatlah diperlukan
untuk mencegah kerusakan yang akan terjadi.[1] Oleh karena itu, diperlukan usaha - usaha untuk
mengidentifikasi kerusakan yang ada, melakukan penilaian kondisi jalan secara kuantitatif.[2] Kerusakan
jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya air, perubahan suhu, cuaca, temperatur udara,
material konstruksi perkerasan, kondisi tanah dasar yang tidak stabil, proses pemadatan di atas lapisan
tanah dasar yang kurang baik dan tonase atau muatan kendaraan-kendaraan berat yang melebihi kapasitas
serta volume kendaraan yang semakin meningkat.[3] Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No:
03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dikategorikan
menjadi beberapa jenis, yaitu kerusakan lubang (pothole), retak kulit buaya (alligator cracking), retak
memanjang dan melintang (long and trans cracking), kegemukan (bledding), pelapukan dan pelepasan
butir (ravelling), alur (rutting), jalur/bahu turun (lane/shoulder drop off), amblas (deppression), benjol dan
turun (bump and sags), dan bergelombang (corrugation). [4] Namun karena proses pelaporannya masih
bersifat manual dengan menggunakan form isian, ini menyebabkan lama waktu pelaporan setidaknya
memakan waktu satu hari kerja karena setelah inspektor melakukan inspeksi jalan, inspektor harus
menyalin laporan hasil inspeksinya kedalam komputer terlebih dahulu. Jika pelaporan dapat disampaikan
lebih cepat maka proses perbaikannya pun dapat dilakukan lebih cepat. Maka dari itu dirasa perlu untuk
membuat sebuah aplikasi yang dapat menunjang proses pelaporan kerusakan jalan.[5] Masyarakat dapat
lebih berhati-hati dalam berkendara dan pemerintah akan lebih tanggap dalam mengatasi kerusakan jalan.
Lokasi kerusakan jalan diperoleh dari lokasi survey petugas maupun masyarakat yang melaporkan
kerusakan jalan dengan mengambil data lokasi dan gambar kerusakan jalan. [6] Pada studi penelitian ini
berfokus kepada kerusakan jalan aspal berupa keretakan pada permukaan atas aspal sesuai klasifikasi
keretakan jalan yang digunakan oleh Bina Marga melalui aplikasi. Cara kerja aplikasi menggunakan
system kamera pada telepon genggam untuk melakukan klasifikasi jenis keretakan jalan yang ditangkap
oleh system kamera telepon genggam.
Bibliography

[1] A. S. E. A. Hakim, "Analisis Penyebab Terjadinya Aspal Bleeding pada Jalan Raya Karangbinangun
Kecamatan Karangbinangun," in Seminar Keinsinyuran 2022 Vol. 3, Malang, 2022.

[2] D. A. S. L. D. A. Rachmansyah, "EVALUASI KONDISI JALAN DAN PENGEMBANGAN PRIORITAS


PENANGANANNYA (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)," in Rekayasa Sipil,
Malang, 2011.

[3] F. Y. Ikhwanudin, "IDENTIFIKASI JENIS KERUSAKAN JALAN," in TEKNIKA, Semarang, 2017.

[4] D. J. B. Marga, Manual Pemeliharaan Jalan No: 03/MN/B/1983, Jakarta, 1083.

[5] R. M. D. F. R. M. A. R. "APLIKASI PELAPORAN KERUSAKAN JALAN TOL MENGGUNAKAN LAYANAN


WEB SERVICE BERBASIS ANDROID," in Jurnal Kajian Islan, Sains dan Teknologi ISTEK, Bandung, 2017.

[6] A. P. R. Pinem, "Web-Based Mapping Untuk Pemetaan Lokasi Kerusakan Jalan Raya Menggunakan
Cluster Marker," in JURNAL SISFOKOM (SISTEM INFORMASI DAN KOMPUTER), 2018.

Anda mungkin juga menyukai