Anda di halaman 1dari 19

ANALISA PEMAKSIMALAN TQM TERHADAP K3 DAN

MITIGASI BENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI


PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
Novita Aprilia
20190010058

FAKULTAS KOMPUTER TEKNIK DAN DESAIN


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NUSA PUTRA
2023
ANALISA PEMAKSIMALAN TQM TERHADAP K3 DAN
MITIGASI BENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh


Gelar Sarjana Teknik Sipil

Oleh :

Novita Aprilia

20190010058

FAKULTAS KOMPUTER TEKNIK DAN DESAIN


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NUSA PUTRA
2023

i
PERNYATAAN PENULIS

JUDUL : ANALISA PEMAKSIMALAN TQM TERHADAP K3 DAN


MITIGASI BENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
NAMA : NOVITA APRILIA
NIM : 20190010058

“Saya menyatakan dan bertanggungjawab dengan sebenarnya bahwa Proposal


Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang
masing-masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada
pihak lain yang mengklaim bahwa Skripsi ini sebagai karyanya, yang disertai
dengan bukti bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Sarjana
Teknik saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut”.

Sukabumi, 14 Maret 2022

Materai

Novita Aprilia
Penulis

ii
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL : ANALISA PEMAKSIMALAN TQM TERHADAP K3 DAN MITIGASI


BENCANA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR

Disusun Oleh :

Novita Aprilia : 20190010058

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan


Komite Seminar Proposal Skripsi

Sukabumi,14 Maret 2023.

Ketua Program Studi Teknik Sipil Pembimbing yang diusulkan

Ir. Paikun, ST., MT., IPM Danang Purwanto S.T., M.Eng


NIDN. 0402037401 NIDN 0412099205

iii
ABSTRAK
Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang memproduksi barang
jadi dan bernilai jual. Pengembangan fasilitas fisik memiliki peranan dapat
memudahkan dan melancarkan perusahaan sebelum suatu kegiatan usaha
berlangsung. Salah satu bentuk peningkatan pelayanan adalah dengan melakukan
pengembangan fasilitas diantaranya adalah fasilitas fisik termasuk konstruksi
bangunan. Pengembangan Fasilitas fisik juga perlu memperhatikan aspek K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dimana perusahaan menjunjung tinggi nilai
bahwa karyawan merupakan aset paling penting bagi perusahaan. Pada penelitian
sebelumnya menunjukan bahwa pengaruh Total Quality Management (X) terhadap
Pelaksanaan K3 dalam Pengembagan Fasilitas Fisik (Y) adalah sebesar fontnya
besar ya? 19.6%. Pada K3 juga terdapat mitigasi bencana yang merupakan upaya atau
langkah-langkah untuk menghindari atau mengurangi dampak bahaya yang akan menjadi
bencana atau untuk mengurangi efek dari bencana ketika hal tersebut terjadi. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan analisa terkait ada atau tidaknya peningkatan persentase setelah
pemaksimalan penerapan TQM diperusahaan terhadap aspek K3 pada proses
pengembangan konstruksi juga mitigasi bencana pada proyek konstruksi perusahaan
manufaktur sehingga diharapkan dapat menemukan langkah antisipasi dan penanganan yang
tepat ketika terjadi bencana saat pengerjaan proyek berlangsung.
Kata kunci: Perusahaan Manufaktur, TQM, K3, Peningkatan Persentase, Mitigasi
Bencana.

ABSTRACT

A manufacturing company is a type of company that produces finished goods and


sells them. The development of physical facilities has a role in facilitating and expediting
the company before a business activity takes place.. One form of service improvement is to
develop facilities including physical facilities including building construction. The
development of physical facilities also needs to pay attention to the K3 (Occupational
Health and Safety) aspect where the company upholds the value that employees are the
company's most important asset. In previous research, it was shown that the effect of Total
Quality Management (X) on the Implementation of OHS in the Development of Physical
Facilities (Y) was 19.6%. In K3 there is also disaster mitigation which is an effort or steps
to avoid or reduce the impact of a hazard that will become a disaster or to reduce the
effects of a disaster when it occurs. This study aims to analyze whether or not there is an
increase in the percentage after maximizing the implementation of TQM in the company on
K3 aspects in the construction development process and disaster mitigation in construction
projects of manufacturing so that is expected to be able to find appropriate anticipatory
and handling steps when a disaster occurs during project work.
Keywords: Manufacturing Company, TQM, K3, Percentage Increase, Disaster Mitigation.

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.5. Manfaat Riset ............................................................................................ 3
BAB II LANDASAN RISET
2.1. Penelitian Terkait ...................................................................................... 4
2.2. Landasan teori ........................................................................................... 6
2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ..................................................................................... 9
3.1.1. Metode dan Sumber Data .................................................................. 9
3.1.2 Waktu Lokasi Penelitian..................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 8


Gambar 3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 10

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang memproduksi
barang jadi dan bernilai jual. Caranya dengan mengolah bahan mentah,
mengaplikasikan mesin, peralatan, hingga tenaga kerja. Sektor perusahaan satu ini
berkaitan erat dengan rekayasa teknologi. Untuk menjamin proses kerja serta
keberlangsungan produksi, perusahaan tentunya diharuskan untuk meningkatkan
pelayanan-pelayanan di berbagai macam sektor. Salah satu bentuk peningkatan
pelayanan adalah dengan melakukan pengembangan fasilitas diantaranya adalah
fasilitas fisik termasuk konstruksi bangunan. Fasilitas adalah segala sesuatu yang
dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu
tujuan [1].
Dalam pengembangan fasilitas fisik tidak hanya membahas material,
namun juga secara keseluruhan, termasuk aspek K3. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut [2]. Dimana, dalam pengerjaan proyek konstruksi ini
yang diantara adalah pembangunan gedung produksi baru, pemasangan lift,
penambahan fasilitas mesjid atau toilet dan fasilitas lainnya yang dalam
pengerjaannya rentan mengalami kecelakaan kerja. Selain kecelakaan kerja, lokasi
perusahaan yang berada di kaki gunung juga merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan. Perlunya mitigasi bencana untuk keadaan darurat baik itu berupa
antisipasi atau penanganan pasca bencana khususnya bagi area hingga pekerja
konstruksi yang bekerja di perusahaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa terkait ada atau tidaknya
peningkatan persentase setelah pemaksimalan penerapan TQM diperusahaan
terhadap aspek K3 pada proses pengembangan konstruksi juga mitigasi bencana
pada proyek konstruksi perusahaan manufaktur sehingga diharapkan dapat
menemukan langkah antisipasi dan penanganan yang tepat ketika terjadi bencana
saat pengerjaan proyek berlangsung serta diharapkan kontruksi dapat dibangun

1
2

dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan tersebut untuk


memperhatikan dan memprioritaskan keselamatan karyawan.
Dalam hasil pencarian berbagai sumber, peneliti belum menemukan
penelitian terkait pengaruh TQM terhadap K3 Konstruksi yang telah ditingkatkan
dari hasil penelitian sebelumnya hingga digabungkan dengan mitigasi bencana
pada proyek konstruksi di perusahaan manufaktur, sehingga penelitian ini menjadi
penelitian pertama yang akan membahas terkait hal tersebut dan peneliti
menggunakan judul “Analisa Pemaksimalan TQM Terhadap K3 Dan Mitigasi
Bencana Pada Proyek Konstruksi Di Perusahaan Manufaktur”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
Dengan beberapa rumusan masalah pada penelitian ini diantaranya sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan pada aspek K3 setelah nilai-nilai TQM
diterapkan di perusahaan? K3 atau mitigasi ni jadinya? Mitigasi ppun mitigasi
apa?
2. Berapa persen peningkatan aspek K3 setelah nilai-nilai TQM diterapkan di
perusahaan?
3. Bagaimana mitigasi bencana untuk area konstruksi di perusahaan manufaktur
yang berada di kaki gunung?

1.3. Rumusan Masalah?????????


Adapun tujuan penelitian dari tiga masalah di atas dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pada aspek K3 setelah nilai-
nilai TQM diterapkan di perusahaan.
2. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan aspek K3 setelah nilai-nilai
TQM diterapkan di perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana mitigasi bencana untuk area konstruksi di
perusahaan manufaktur yang berada di kaki gunung.

2
3

1.4. Batasan Masalah


Banyaknya permasalahan yang berkaitan dengan materi Total Quality
Management juga Kesehatan dan Keselamatan Kerja, maka penulis membatasi
penelitian ini hanya membahas terkait pengaruh penerapan TQM terhadap K3, ada
atau tidaknya perbedaan persentase setelah penerapan TQM terhadap K3
ditingkatkan, serta mitigasi bencana dari aspek K3 pada proyek konstruksi di
perusahaan yang lokasinya rawan bencana.

1.5. Manfaat Riset


Kontribusi riset yang diharapkan dengan dilakukanya penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Terhadap Bidang Keilmuan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
akademisi/pihak- pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi
atau sebagai referensi mengenai pengaruh dan pemaksimalan Total
Quality Management (TQM) terhadap K3 dan mitigasi bencana pada
proyek konstruksi diperusahaan manufaktur yang juga diharapkan dapat
dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga
sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana
teknik.
b. Sebagai tugas akhir serta ilmu pengetahuan bagi peneliti.
2. Terhadap Lembaga/Bangsa
a. Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan perpustakaan
sehingga dapat memperluas ilmu pengetahuan khususnya di bidang
teknologi konstruksi sekaligus sebagai bahan acuan untuk diteliti lebih
lanjut.
b. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar perbaikan dan peningkatan
kualitas proses pengembangan konstruksi pada perusahan manufaktur
yang terletak di Sukabumi khususnya di kawasan kaki gunung yang
rawan bencana sehingga proses kerja di perusahan dapat berlangsung
sebagaimana mestinya, dapat lebih memperhatikan poin-poin TQM dan
K3 hingga kepoin mitigasi bencana di perusahaan sendiri dalam

3
4

pengembangan konstruksi bangunan agar karyawan merasa lebih


diperhatikan dan terjamin keselamatannya.

4
BAB II
LANDASAN PENELITIAN

2.1. Penelitian Terkait


Berikut merupakan penelitian-penelitian terkait yang menjadi referensi
atau pendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ahmad Fauzi Budjang (2021).sitasinya dipertbaiki
“Kajian Risiko Dan Mitigasi Bencana Pada Kawasan Wisata Pesisir
Kabupaten Takalar (Studi Kasus: Kecamatan Mangarabombang)” dengan
menyimpulkan bahwa di daerah pesisir yang biasanya dijadikan tepat wisata
memiliki tingkat risiko bencana berada pada kelas tinggi untuk bencana
tsunami, abrasi dan gelombang ekstrim, termasuk kelas sedang untuk bencana
banjir dan cuaca ekstrim dan termasuk pada kelas rendah untuk bencana
gempa bumi. Arahan mitigasi bencana disesuaikan berdasarkan risiko bencana
yang terdiri dari mitigasi struktural seperti pengadaan shelter tsunami,
penanaman mangrove dan hutan pantai, pembangunan sumur dan drainase
resapan air hujan, pembangunan bangunan pelindung pantai, pengadaan
sistem peringatan dini dan penerapan bangunan tahan gempa, serta mitigasi
non-struktural seperti peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat
serta pembentukan forum pengurangan risiko bencana.

2. Nia Kartika, Adi Chandra Maulana (2018) sitasinya dipertbaiki


“Analisis Penerapan Total Quality Manajement (TQM) Pada Perusahaan
Kontraktor Dengan Pendekatan Metode Servqual Di Kota Sukabumi” yang
menyatakan bahwa untuk perusahaan kontraktor mendapatkan tingkat
kepuasan yang berada diantara 80 - 100 artinya kepuasan tinggi, yaitu rata-rata
sebesar 80,51. Dan elemen TQM yang perlu ditingkatkan dalam penerapannya
adalah : teknologi terbaru yang digunakan dalam pelaksanaan proyek,
teknologi informasi memberikan kemudahan kepada pekerja dalam bekerja,
pimpinan perusahaan mau menerima pendapat dari bawahan, cukupnya waktu
penyelesaian pekerjaan supaya hasil pekerjaan memuaskan, pimpinan
perusahaan memberikan bimbingan kepada para apatkanpekerjanya, dan
menyediakan pelatihan bagi tenaga kerja. Elemen TQM lain masuk dalam

5
6

kategori elemen yang sudah diterapkan dengan baik dan ada beberapa yang
dianggap elemen pendukung sehingga belum menjadi prioritas untuk
melakukan peningkatan secara langsung.

3. Erni Kurniawati (2018)


“Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Di Kota
Bandung” yang dari penelitiannya mendapatkan nilai mean program K3
mendapatkan nilai sebesar 4,656. Penilaian ini menyimpulkan bahwa
perlindungan terhadap publik dengan pemasangan tanda K3 pada dalam dan
luar proyek maupun tanda adanya jalur kendaraan berat sangat penting untuk
selalu mengingatkan para pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja dan
menghimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat berada dekat proyek
konstruksi yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk kendala dalam
menerapkan K3 nilai mean yang didapat sebesar 3,164, penilaian ini
menyimpulkan bahwa kendala dalam menerapkan K3 terdapat pada sisi
pekerja, ini terjadi karena minimnya pengetahuan pekerja tentang K3 dan
tuntutan pekerja yang masih pada kebutuhan pokok dengan tidak mengutaman
keselamatan diri sendiri.hubungannya sama mitigasi apa?
4. Purnomo, CB Djoko, Prof.Dr. Boma Wikan Tyoso, MSc.,PhD (2002)terlalu
lama 2002 pakai yg 2012-2023 saja
“Analisis penerapan Total Safety Management di perusahaan konstruksi ::
Studi keselamatan dan kesehatan kerja berdasar Total Quality Management di
pabrik beton pracetak PT Wijaya Karya (WIKA Beton)” yang dari hasil
analisis dengan metode kualitatif didapatkan hasil bahwa WIKA Beton telah
melaksanakan sistem keselamatan dan kesehatan keria (SMK3) dengan baik
melalui beberapa program K3. Dari analisis kuantitatif terhadap 7 (tujuh)
variabel TSM didapatkan hasil bahwa semua variabel tersebut mempunyai
hubungan yang signifikan dan simultan. Visionary leadership mempunyai
hubungan yang simultan dengan employee empowerment dan learning, safety
process management berhubungan secara signifikan dengan continous
improvement dan employee fulfillment demikian juga dengan customer
satisfaction. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa total safety
management dapat menjadi salah satu jalan bagi peningkatan dan pencapaian
7

TQM. Penerapan TSM secara terpadu dan kontinyu akan membawa pentlaruh
positif bagi perusahaan.

2.2. Landasan Teori


Berikut merupakan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya adalah :
1. Total Quality Management
TQM atau Total Quality Management adalah sistem manajemen yang
mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota perusahaan [3]. Ada beberapa
unsur utama TQM yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan
sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang
terkendali, kesatuan tujuan, adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Nilai-nilai TQM yang diteliti pada penelitian adalah fokus pada pelanggan,
obsesi terhadap kualitas, kerja sama tim, perbaikan sistem secara
berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.
2. Kontruksi
Proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik
biaya, tenaga kerja, material dan peralatan. Proyek konstruksi dilakukan
secara detail dan tidak dilakukan berulang [4].
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah
merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum
[5]. K3 konstruksi diatur dalam beberapa aturan perundangan dan regulasi,
yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 yang membahas mengenai Jasa
Konstruksi. Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2014
yang membahas mengenai Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Umum.
8

4. Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,


baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun
2008 tentang penyelenggaraan Penanggulangan bencana). Mitigasi adalah
upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk bencana, perencanaan
penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan mitigasi bencana adalah
segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai
dengan penanganan usai suatu bencana terjadi. Dalam Permen ESDM RI No.
15 Tahun 2011 disebutkan pula tujuan dari mitigasi bencana gempa adalah
untuk pengurangan risiko dan peningkatan kesiapsiagaan yang dilakukan
pada tahap pra bencana, saat tanggap darurat, dan paska bencana gempa.
Mitigasi pada tahap pra bencana dapat berupa penyediaan informasi gempa,
pemetaan kawasan rawan bencana, pemetaan risiko bencana, penguatan
ketahanan masyarakat dan lain-lain
9

2.3. Kerangka Berpikir

Mulai

Observasi lapangan Studi Literatur

Data PrimerData
Sekunder

Menyusun Kueosioner dan


Penyebaran Kuisioner, serta
identifikasi bencana

Excel SPSS

Uji dan Analisa


Data

Persentase setelah
penerapan TQM
dan mitigasi
bencana

Selesai

Gambar 2.1 Kerangka berpikirdata sekunder apa ?data primer apa?


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Seperti kita ketahui, bahwa setiap kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan,
demikian juga dengan kegiatan penelitian yang penulis laksanakan yaitu untuk
memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui prosedur kerja yang sistematis, teratur, tertib. Sehingga dapat
di pertanggungjawabkan secara ilmiah.

3.1.1. Metode dan Sumber Data

Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data primer, yaitu data yang
diperoleh dengan melakukan tinjauan pengamatan di lapangan melalui wawancara
dan penyebaran kuesioner dengan target karyawan yang terlibat langsung dalam
pembangunan proyek konstruksi.
Selain data primer, penulis juga mengumpulkan data sekunder yang
didapat dari perusahaan berupa prosedur serta instruksi kerja yang terkait dengan
proyek konstruksi yang dikerjakan oleh karyawan langsung ataupun vendor. Data
sekunder tersebut digunakan untuk melengkapi, menduga dan menguji kebenaran
data yang diperoleh di lapangan. Selain itu dilakukan studi pustaka baik melalui
laporan penelitian, jurnal dan sumber lain sehingga bisa menilai keberhasilan yang
dicapai perusahaan selama pelaksanaan proyek.

3.1.2. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai November tahun 2022
disebuah perusahaan manufaktur sepatu di kawasan Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini dimulai dari observasi dilapangan terkait penerapan TQM pada
aspek K3 dalam pembangunan proyek konstruksi, lalu menyebar kuesioner tahap
dua sebagai bahan perbandingan apakah terjadi perubahan persentase setelah
penerapan TQM dimaksimalkan. Lalu mengumpulkan data terkait letak Geografis
struktur tanah, seismisitas lokasi, juga jenis tanah dan data lainya yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan riset ini.

10
11

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

JADWAL PENGAJUAN PROPOSAL

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Persiapan

1 Studi Literatur
2 Seminar Proposal
Penelitian

3 Pengumpulan Data
Pengolahan dan
4
Analisis Data
Penyusunan Laporan

5 Bimbingan
6 Penyusunan Skripsi
7 Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

[1] Z. Daradjat, Fasilitas Transportasi Konsumen, Bandung: CV Alfabeta, 2012.


[2] J. Ridley, Safety of Work, England: Butherwoths, 1983.
[3] R. Suardi, Sistem Manajemen Mutu, Jakarta: PPM, 2004.
[4] E. Dannyanti, Optimasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode Pert dan CPM
(studi kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip). Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil., Semarang: Universitas Diponegoro, 2010.
[5] M. h. J. Robert, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba
Empat, 2002.
[6] S. Saleh, "Pengenala Surfer," 2011. [Online]. Available:
http://digilib.its.ac.id. [Accessed 14 April 2015].
[7] Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi. Edisi Kedua., Bandung: CV
Alfabeta, 1999.
[8] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.
[9] I. Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001.
[10] Resseffendi, "Metode Penelitian," NASPA Journal, vol. 33, pp. 26-36, 2010.
[11] K. Ishikawa, Pengendalian mutu terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992.
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), Bandung: Alfabeta,
2015. perbanyak literatur

Anda mungkin juga menyukai