Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

METODOLOGI PENELETIAN

PENERAPAN PROGRAM K3 TERHADAP KEPATUHAN


PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI
PEMBANGUNAN GEDUNG KOTA SURABAYA

OLEH
MUHAMMAD FARRAS ANDIYAN RAMADHANU
NIM. 21091417022

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS VOKASI
PRODI D4 TEKNIK SIPIL
2023
ABSTRAK

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................6
2.1 Pengertian K3.......................................................................................................................6
2.2 Definisi Hazard (Bahaya).....................................................................................................6
2.3 Jenis Hazard (Bahaya).........................................................................................................6
2.4 Definisi Resiko......................................................................................................................7
2.5 Korelasi Bahaya dan Resiko................................................................................................7
2.6 Kecelakaan Kerja.................................................................................................................8
2.7 Manajemen Resiko...............................................................................................................8
2.8 Konsep HIRARC..................................................................................................................9
2.9 Proses HIRARC..................................................................................................................10
2.10 Analisis dengan Menggunakan Univariat dan Bivariat...................................................10
BAB III METODOLOGI...................................................................................................................11
3.1 Ringkasan Umum...............................................................................................................11
3.2 Tahapan Pelaksanaan........................................................................................................11
3.2.1 Tahap Identifikasi Masalah.......................................................................................11
3.2.2 Tahap Studi Literatur................................................................................................11
3.2.3 Tahap Pengumpulan Data.........................................................................................11
3.2.4 Tahap Analisis Data...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia berperan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan. Karena manusia merupakan aset hidup yang perlu diperhatikan secara
khusus oleh perusahaan. Kenyataan bahwa manusia sebagai aset utama dalam
organisasi atau perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan
sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimilki
perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia inilah diperlukan
manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara sistematis, terencana, efisien.
Dalam manajemen sumber daya manusia, terdapat pula salah satu hal yang harus
menjadi perhatian yaitu, sistem keselamatan dan kesehatan kerja Masalah keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja adalah suatu hal yang terjadi dengan tidak disengaja dan
tidak dikehendaki yang menimbulkan kerugian ringan maupun fatal baik secara fisik,
mental maupun material. Seperti cedera ringan hingga cedera berat, cacat fisik,
trauma, bahkan kematian. Semua pekerjaan memiliki resiko kecelakaan kerja, baik
kecelakaan kerja di jalan menuju tempat kerja maupun kecelakaan kerja di lokasi
pekerjaan. Salah satu pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan tertinggi adalah
pekerjaan konstruksi, karena pekerjaan konstruksi berhubungan dengan alat berat,
ketinggian, polusi udara dan kebisingan.
Risiko merupakan suatu hal yang telah menjadi komponen dari kehidupan
yang dijalani oleh setiap orang. Sangat penting untuk dapat mengendalikan risiko yang
ada agar dapat dihindari ataupun dikurangi seminimal mungkin. Upaya pengendalian
risiko ini di dalam tempat kerja akan diaplikasikan atau diterapkan ke dalam
pelaksanaan program K3 yang ada di tempat kerja. Proses penerapan program K3
diterapkan dengan tujuan agar penerapan K3 disuatu perusahaan dapat berjalan
dengan efektif, sehingga tercipta suatu keadaan yang aman dan juga tindakan yang
aman dari pekerja seperti menaati peraturan untuk menggunakan APD dan juga
peraturan yang lainnya.
Peningkatan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia membuat banyak
kontrkator saling bersaing dalam melaksanakan sebuah peroyek. Mulai dari kecepatan,
mutu, dan biaya mereka sangat bersaing dalam 3 hal tersebut. Namun masih banyak
kontraktor mengesampingkan Keselamatan dan KesehatanKerja (k3) pada proyek
konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatankerja pada proyek konstruksi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian Cross Sectional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu:


1. Kegiatan apa saja yang dapat menjadi resiko pekerjaan pada proyek pembangunan
gedung di Kota Surabaya?

4
2. Analisa jumlah pekerja dan kriteria dari setiap pekerja yang terdapat pada proyek
pembangunan gedung?
3. Berapa banyak jumlah pekerja yang tidak taat aturan K3 dan lalai akan
keselamatan kerja yang dapat membahayakan diri?
4. Berapa banyak presentase kegagalan dalam menerapkan K3 dan resiko kecelakaan
kerja dalam proyek pembangunan gedung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dapat menjadi resiko kecelakaan kerja pada
Proyek Pembangunan Gedung.
2. Untuk mengetahui Berapa banyak jumlah pekerja yang tidak taat aturan K3 dan
lalai akan keselamatan kerja yang dapat membahayakan diri.
3. Untuk mengetahui Berapa banyak presentase kegagalan dalam menerapkan K3
dan resiko kecelakaan kerja dalam proyek pembangunan gedung.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai


berikut:
a. Untuk Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di bidang K3 konstruksi
khususnya untuk keselamatan kerja dalam proyek konstruksi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
pelaksana (kontraktor) dalam merencanakan, melaksanakan, dan pengawasan K3
dalam proyek konstruksi kedepannya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan. Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian K3 yang umum/paling
sering digunakan di antara versi-versi pengertian/definisi K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) lainnya. Sebagaimana diketahui, tahun 2017 merupakan tahun ke-3
bagi bangsa Indonesia yang secara terus menerus berusaha mewujudkan kemandirian
masyarakat Indonesia berbudaya K3 tahun 2020. Menurut Menteri Ketenagakerjaan
(Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas pelaksanaan K3 di semua tempat kerja
dimana terdapat tenaga kerja, hubungan kerja atau kegiatan usaha dan sumber bahaya
baik di darat, didalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang
berada di dalam wilayah Indonesia.
Disamping itu, tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan
terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin
keselamatannya, tetapi juga untuk mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset, dan
sumber produksi sehingga dapat digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perlindungan K3 yang efektif dan efisien dapat
mendorong produktivitas jika di laksanakan dan di terapkan melalui sistem
manajemen K3 sebagaimana amanat pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Untuk itu, tema peringatan bulan K3 Nasional tahun ini
dimaksudkan untuk mendorong semua pihak berpartisipasi aktif membudayakan K3
yang diharapkan menjadi bagian integral dalam pembangunan nasional untuk
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat.

2.2 Definisi Hazard (Bahaya)

Berdasarkan Departement of Occupational paling aman and Health Malaysia


(2008:5), hazard (bahaya) adalah sebuah situasi atau asal yg membahayakan serta
memiliki potensi buat mengakibatkan kecelakaan atau penyakit pada insan,
Mengganggu lingkungan dan merusak peralatan. Bahaya merupakan segala sesuatu
termasuk situasi atau tindakan yg berpotensi buat menyebabkan kecelakaan atau
cidera di insan, kerusakan atau gangguan lainnya (Ramli, 2010:57).

2.3 Jenis Hazard (Bahaya)

6
Bahaya kerja dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu bahaya kesehatan,
bahaya keselamatan dan bahaya lingkungan. Bahaya kesehatan adalah segala kegiatan
yang menyebabkan timbulnya penyakit pada setiap pekerja. Bahaya keselamatan ialah
kegiatan yang bisa mengakibatkan kecelakaan atau kerusakan terhadap barang.
Bahaya lingkungan merupakan bahaya yg dilepaskan ke lingkungan yg bisa
menyebabkan pengaruh yang bisa mengganggu (Halim, 2016:280).
menurut Ramli (2010:66) bahaya di klasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu
bahaya mekanis, bahaya listrik, bahaya fisis, bahaya biologis, dan bahaya kimia.
 Bahaya Mekanis
Bahaya mekanis bersumber berasal alat-alat mekanis atau benda beranjak
menggunakan gaya mekanika baik yang digerakan menggunakan
penggerak maupun secara manual.
 Bahaya Listrik
Bahaya listrik adalah bahaya yg bersumber berasal energi listrik. Bahaya
yg dihasilkan dari tenaga listrik seperti kebakaran, sengatan listrik, serta
hubungan singkat. Hampir seluruh lingkungan kerja poly ditemukan
bahaya listrik, baik dari jaringan listrik, juga alat-alat kerja atau mesin yang
menggunakan energi listrik.
 Bahaya Fisis
Bahaya fisis artinya bahaya yang asal asal faktor fisis seperti bising yang
dapat menyebabkan ketulian atau kerusakan pada alat pendengaran,
tekanan, getaran, suhu panas atau dingin, sinar ultra violet juga infra
merah, cahaya atau penjelasan dan radiasi asal bahan radioaktif,
 Bahaya Biologis
Bahaya biologis ialah bahaya yang bersumber berasal unsur biologis
seperti tumbuhan dan hewan yang asal asal kegiatan kerja atau lingkungan
kerja.
 Bahaya Kimiawi
Bahaya kimiawi yakni bahaya yang bersumber berasal bahan kimia baik
berasal sifat juga kandungannya. Bahaya yg ditimbulkan berasal bahan-
bahan kimia diantaranya:
- Iritasi sang bahan kimia yg memiliki sifat iritasi seperti cuka air aki,
asam keras, serta lainnya.
- Keracunan sang bahan kimia yg bersifat toxic.
- Kebakaran dan peledakan sang bahan kimia yang bersifat simpel
terbakar serta mudah meledak seperti golongan senyawa hidrokarbon
yaitu minyak tanah, premium, LPG dan lainnya.
- Polusi serta pencemaran lingkungan.

2.4 Definisi Resiko

Risiko ialah kombinasi berasal kemungkinan serta keparahan dari suatu


peristiwa (Ramli, 2013:15). Risiko memiliki ambiguitas yaitu risiko menggunakan
dampak positif yang disebut kesempatan atau opportunity serta risiko yg membawa
dampak negatif yg biasa disebut dengan ancaman atau threat. Semakin besar potensi
terjadinya suatu kejadian dan semakin akbar dampak yg ditimbulkannya, maka insiden
tadi dinilai mengandung risiko tinggi.

2.5 Korelasi Bahaya dan Resiko

7
Bahaya serta risiko mempunyai hubungan yg sangat erat. Risiko
mendeskripsikan besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat menyebabkan kecelakaan
dan besarnya keparahan yang dapat diakibatkannya. sumber bahaya mengandung
sebuah risiko yg bisa menyebabkan insiden terhadap manusia, lingkungan ataupun
property. Besarnya risiko dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti besarnya paparan,
pengguna, lokasi, kuantitas dan kerentanan unsur yang terlibat didalam sebuah risiko.
sehingga risiko digambarkan menjadi peluang dan kemungkinan (probability) suatu
bahaya buat menghasilkan suatu kecelakaan dan taraf keparahan yang dapat
ditimbulkan Bila kecelakaan terjadi (severity). Mengendalikan atau menghilangkan
bahaya sebagai akibatnya secaraotomatis risikonya juga dapat dikurangi atau
dihilangkan adalah sasaran primer pada konsep keselamatan kerja.

2.6 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang tidak terpola, tak terkontrol serta
sesuatu hal yang tidak di perkirakan sebelumnya sebagai akibatnya merusak
efektivitas kerja seorang (Wijaya, 2015:30). Kecelakaan kerja pada perusahaan
kentara merugikan perusahaan dalam segi saat yang terhenti atau terganggu akibat
kecelakaan kerja juga dari segi biaya karena perusahaan wajib mengeluarka biaya buat
menanggung risiko kecelakaan yang dialami sang pekerja juga aset perusahaan.
menurut Suma’mur (2014:453) penyebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2,
yakni:
1. Faktor mekanis serta lingkungan yg mencakup segala sesuatu selain faktor
manusia seperti lingkungan pekerjaan yang kurang aman atau unsafe
condition contohnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang
terbuka serta lain sebagainya.
2. Faktor insan itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan contohnya
kelalaian, kecerobohan, kelelahan, mengantuk dan lain sebagainya.
Kerugian dampak kecelakaan kerja dapat tergambarkan berasal
pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan.
Kerugian kerja dapat mengkategorikan menjadi kerugian pribadi (direct cost)
mirip porto pengobatan serta kompensasi dan kerusakan sarana produksi, dan kerugian
tidak pribadi (indirect cost) seperti kerugian jam kerja, kerugian produksi, kerugian
sosial, gambaran dan agama konsumen (Ramli, 2010:18).
2.7 Manajemen Resiko

Manajemen risiko artinya sebuah proses identifikasi, pengukuran risiko serta


menghasilkan sebuah seni manajemen buat mencegah dan menangani risiko .
Manajemen risiko ialah bagian integral asal proses manajemen yang berjalan pada
perusahaan atau lembaga. Manajemen risiko menyangkut proses, budaya, dan struktur
dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan berkala pada suatu sistem manajemen
yg baik (Ramli, 2010:16). pada aspek K3, manajemen risiko merupakan sebuah upaya
mengelola risiko K3 buat mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan
secara terpola, dan terstruktur pada suatu kesisteman yg baik. Manajemen risiko K3
berkaitan dengan bahaya serta risiko yg terdapat ditempat kerja dimana bahaya serta
risiko tadi dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun pekerja.
Sebelum tahu wacana sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) perlu dipahami terlebih dahulu wacana keselamatan serta kesehatan kerja
(K3). Keselamatan serta kesehatan kerja atau disingkat K3 adalah sebuah metode yg

8
bekerjasama dengan dua aktivitas yaitu syarat kesehatan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan akibat kerja serta cara wacana upaya keselamatan terhadap tenaga kerja yg
sedang bekerja (Gunawan, 2015:421). K3 pula diartikan menjadi suatu kondisi kerja
yg terbebas dari risiko kecelakaan yg dapat mengakibatkan cidera, penyakit,
kerusakan serta gangguan lingkungan. kondisi kerja yang safety serta nyaman
merupakan hak asal setiap pekerja yang wajib dipenuhi sang perusahaan (Irawan,
2015:16).
Sistem Manajemen K3 ialah pengelolaan K3 menggunakan menerapkan sistem
manajemen buat mencapai akibat yang efektif dalam mencegah kecelakaan serta efek
lain yang merugikan (Ramli, 2013:23). menurut Kepmenaker 05 tahun 1996, sistem
manajemen K3 merupakan bagian asal sistem manajemen secara holistik yg mencakup
struktur organisasi, tanggung jawab, perencanaan, pelaksanaan, mekanisme, proses
serta sumber daya yg diharapkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian serta pemeliharaan kebijakan keselamatan serta kesehatan kerja sebagai
bentuk pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang efisien, aman, serta produktif.
Dasar hukum Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
 UU no 1 Th. 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU no 3 Th 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
 UU no 23 Th 1992 Tentang Kesehatan.
 UU no 13 th 2003 Tentang Tenaga Kerja
 Keppres RI no 22 Th 1993 tentang penyakit yang timbul karena kerja
 Konvensi ILO no 185/1981 menetapkan kwajiban setiap negara untuk
merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan nasionalnya
dibidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungannya.
 Konvensi ILO no. 161 th 1985 tentang keselamatan kerja.
Sistem Manajemen K3 mempunyai tujuan menjadi berikut (Ramli, 2010:48):
 Menjadi alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
 Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi
 Menjadi dasar penghargaan (awards)
 Sebagai tunjangan profesi
Pada konsep manajemen K3 ini, manajemen risiko merupakan elemen inti.Organisasi
harus memutuskan, mengimplementasikan serta memelihara prosedur buat melakukan
identifikasi bahaya asal aktivitas yang sedang berjalan, evaluasi risiko serta
memutuskan pengendalian yang diharapkan.
Menurut OHSAS 18001:2007, manajemen risiko terbagi menjadi tiga bagian
yaitu Hazard Identification, Risk Assesment dan Risk Control atau biasa dikenal
dengan HIRARC. HIRARC sebagai salah satu persyaratan yang harus terdapat pada
menerapkan sistem manajemen keselamatan serta kesehatan kerja (SMK3)
berdasarkan OHSAS 18001:2007 pada klausul 4.3.1 (Halim, 2016:280).

2.8 Konsep HIRARC

Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) merupakan


salah satu persyaratan pada penerapan SMK3 sesuai OHSAS 18001:2007. organisasi
harus memutuskan prosedur mengenai Identifikasi bahaya (Hazard Identification),
evaluasi risiko (Risk Assesment) dan menentukan pengendaliannya (Risk Control).
keseluruhan berasal proses ini pula diklaim menjadi manajemen risiko (Ramli,
2010:79).

9
HIRARC merupakan suatu elemen pokok dalam sistem manajemen K3 yang
berkaitan menggunakan sebuah upaya pencegahan dan pengendalian bahaya.
berdasarkan OHSAS 18001, HIRARC wajib dilakukan di semua kegiatan organisasi
buat memilih kegiatan organisasi yg mengandung potensi bahaya dan bisa
menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan serta kesehatan kerja.HIRARC
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu identifikasi bahaya (Hazard Identification), evaluasi
risiko (Risk Assesment) serta pengendalian risiko (Risk Control) (Ramli, 2010:43).
berdasarkan Departement of Occupational safety and Health Malaysia (2008:6), dalam
pelaksanaannya HIRARC mempunyai tujuan menjadi berikut:
 Untuk mengidentifikasi seluruh faktor yang dapat menyebabkan sebuah
kerusakan terhadap pekerja serta lain-lain (bahaya).
 Memungkinkan pengusaha untuk merencanakan, memperkenalkan serta
memantau langkah-langkah pencegahan supaya bisa memastikan bahwa
risiko dikendalikan secara memadai setiap ketika.

2.9 Proses HIRARC

Dalam prosesnya HIRARC membutuhkan empat langkah yg sederhana:


 Mengklasifikasikan seluruh kegiatan kerja
 Mengidentifikasi bahaya yang ada berasal aktivitas kerja tersebut
 Melakukan evaluasi risiko (menganalisis serta memperkirakan risiko dari
setiap bahaya) menggunakan menghitung atau memperkirakan
kemungkinan terjadinya bahaya dan keparahan bahaya.
 Memutuskan apakah risiko dapat ditoleransi serta menerapkan tindakan
pengendalian (Bila diharapkan).

2.10 Analisis dengan Menggunakan Univariat dan Bivariat

a) Analisis Univariat
Analisis data univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan
menampilkan input sebagai berikut:
a. Usia
b. Tingkat Pendidikan
c. Masa Kerja
d. Pengetahuan
e. Program Inspeksi
f. Program Pengawasan
g. Program Safety Morning
h. Program Toolbox Meeting
i. Kepatuhan Penggunaan APD
b) Analisis Bivariat
analisis bivariat memiliki tujuan untuk mencari hubungan antara variabel bebas
dan terikat dengan menggunakan uji chi Square. Dengan menampilkan input
sebagai berikut :
a. Hubungan Penerapan Program Inspeksi terhadap Kepatuhan
Penggunaan APD.
b. Hubungan Penerapan Program Pengawasan terhadap Kepatuhan
Penggunaan APD.
c. Hubungan Penerapan Program Safety Morning terhadap Kepatuhan
Penggunaan APD.

10
d. Hubungan Penerapan Program Toolbox Meeting terhadap Kepatuhan
Penggunaan APD.

11
BAB III
METODOLOGI

3.1 Ringkasan Umum

Penyusunan penulisan proposal ini berfokus pada Analisis K3 dengan


Menggunakan analisis Univariat dan Bivariat. Studi kasus pada penelitian ini adalah
Proyek Pembangunan Gedung di Kota Surabaya. Untuk mencapai tujuan penelitian
ini dilakukan pengambilan data dengan menggunakan jenis penilitan Kuantitatif
dengan desain penelitian Cross-Sectional karena penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel dalam satu waktu.

3.2 Tahapan Pelaksanaan

Pada proses pelaksanaan tugas akhir perlu dilakukan analisis secara teliti,
tepat, dan akurat. Semakin rumit masalah yang dihadapi, maka analisis yang harus
dikerjakan akan semakin komplek. Karenanya dukungan data, informasi, teori, atau
konsep dasar dan alat bantu yang memadai secara kualitatif sangat penting untuk
menghasilkan analisis yang baik. Sehingga dalam proses pelaksanaan tugas akhir
diperlukan tahapan-tahapan pekerjaan agar menghasilkan penelitian yang tertata
secara jelas dan sesuai dengan tujuan awal dari penelitian.

3.2.1 Tahap Identifikasi Masalah

Tahapan dalam penelitian diawali dengan studi untuk mengidentifikasi


wilayah suatu lokasi sehingga dapat diketahui permasalahan apa saja yang
dapat mempengaruhi.

3.2.2 Tahap Studi Literatur

Studi literatur diperlukan untuk mengidentifikasi pustaka dan acuan


yang akan digunakan untuk menunjang proses pelaksanaan penulisan.

3.2.3 Tahap Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan. Data
primer yang digunakan berupa Data hasil pengisian kuesioner sebagai
instrument dari penelitian ini serta hasil observasi kepatuhan penggunaan
APD pada pekerja.
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil studi-studi yang
sudah ada, yang terdiri dari: Data Jumlah total Pekerja di Proyek, Data
jumlah pekerja di setiap section pekerjaan, Data JSA dan Peralatan Personil
Maintenance.

3.2.4 Tahap Analisis Data

12
Tahap analisis data adalah tahap dimana data diolah dari pengumpulan
data yang sudah
ada guna menganalisis suatu hal yang ditinjau. Berikut adalah tahapan-
tahapan dari analisis data.
a. Analisis data univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi
b. Analisis bivariat memiliki tujuan untuk mencari hubungan
antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji chi
Square.

13
DAFTAR PUSTAKA

Saraswati, Yusiane. Ridwan, Ahmad. Candra, Agata Iwan. 2020. Analisis Penerapan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pembangunan Gedung Kuliah Bersama
Kampus C Unair Surabaya. Volume 3 nomer 2. E-ISSN : 2621-7686.
https://doi.org/10.30737/jurmateks.v3i2.1111.
Hudayana. Yuantari, MG Catur. Asfawi, Supriyono. 2014. Identifikasi Risiko Bahaya
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pekerja Meubel Ud. Mita Furniture
Kalinyamatan Jepara Tahun 2013. Volume 13 nomer 1. E-ISSN : 1991-2011.
https://doi.org/10.33633/visikes.v13i1.1119.
Leyn, Silfinus Padma Widya Bintara . 2018. Evaluasi penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) Studi Kasus di PT. Indokon Raya. https://dokumen.tips/documents/raya-
studi-kasus-di-pt-indokon-kesehatan-kerja-k3-a-turnitinpdf-2019.html?page=.
Astiningsih, Hayu. Kurniawan, Bima. Suroto. 2014. Hubungan Penerapan Program K3
Terhadap Kepatuhan Penggunaan Apd Pada Pekerja Konstruksi Di Pembangunan
Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani Semarang. Volume 6 nomer 4. E-ISSN : 2356-
3346. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.
Astiningsih, Hayu. Kurniawan, Bima. Suroto. 2014. Hubungan Penerapan Program K3
Terhadap Kepatuhan Penggunaan Apd Pada Pekerja Konstruksi Di Pembangunan
Gedung Parkir Bandara Ahmad Yani Semarang. Volume 6 nomer 4. E-ISSN : 2356-
3346. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.
Setyoko. 2017. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada
Perusahaan. Volume 13 nomer 3. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article
/view/1143.
Ramli, Soehatman. Djajaningrat, Husjain. 2010. Seri Manajemen K3 02 : Pedoman Praktis
Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta. PT. Dian
Rakyat.
Artikel Perencanaan K3 Pekerjaan Bidang Konstruksi.
Jamsostek. Kasus Kecelakaan kerja Tahun 2021

14

Anda mungkin juga menyukai