Anda di halaman 1dari 15

RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Oleh Kelompok 6 :

Gst. Kadek Citra Deviyanti (2021 013 0053)


I Made Arya Weda Rahayu (2021 013 0027)
I Made Nuraja (2021 013 0023)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS &TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NGURAH RAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan ini dapat kami
selesaikan.
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan dengan resiko
tinggi, jika dilihat dari bobot pekerjaan dan struktur bangunan yang tinggi. Laporan
dengan judul Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Proyek
Konstruksi, bertujuan untuk mengetahui risiko-risiko dan sumber risiko K3, risiko
K3 yang termasuk kategori dominan, serta tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi risiko K3 kategori dominan yang timbul dalam proyek
konstruksi.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini.

Denpasar,23 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 2
1.3 Tujuan……………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 3
2.1 Proyek Konstruksi…………………………………………… 3
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)……………………... 3
2.3 Peralatan Perlindungan Diri………………………………….. 4
2.4 Kecelakaan Kerja…………………………………………….. 4
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………… 5
3.1 Umum………………………………………………………. 5
3.2 Data Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)…. 5
BAB IV PENUTUP……………………………………………………. 9
4.1 Simpulan……………………………………………………… 9
4.2 Saran…………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
upaya pembangunan suatu bangunan. Hal ini dapat dilihat di berbagai daerah
Kabupaten/Kota banyaknya proyek konstruksi yang sedang berjalan seperti
pelaksanaan pembangunan gedung perkantoran, pelaksanaan konstruksi gedung
hotel, pelaksanaan konstruksi rumah sakit, pelaksanaan konstruksi apartement, dan
pelaksanaan konstruksi lainnya. Proses pembangunan proyek konstruksi pada
umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal
tersebut menyebabkan industri konstruksi memiliki catatan yang buruk dalam hal
keselamatan dan kesehatan kerja. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan
karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks serta sulit
dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pekerja yang
melaksanakan. Oleh karena itu, keselamatan kerja merupakan aspek yang harus
dibenahi setiap saat karena seperti kita ketahui, masalah keselamatan kerja
merupakan masalah yang sangat kompleks yang mencakup permasalahan segi
perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban
serta citra dari suatu organisasi itu sendiri. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3) pada proyek konstruksi merupakan bentuk upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan
produktivitas. Pada pelaksanaan K3 proyek konstruksi, tingkat pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan oleh pihak-pihak yang terkait untuk pencegahan
keselamatan kerja sangat rendah. Hal ini menjadi salah satu kendala pada proyek
kontruksi karena masih banyaknya paradigma yang mengatakan bahwa safety
sangat mahal dan hanya membuang uang serta pola pikir tentang minimnya
keselamatan kerja maupun pernyataan yang tidak nyamannya dengan pakaian safety
yang mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan kerja pada proyek konstruksi.

1
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi, yaitu
mengidentifikasi dan menganalisis risiko serta mitigasi risiko untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada suatu
pekerjaan proyek kontruksi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah,
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada proyek konstruksi?
2. Pengendalian dan risiko-risiko K3 yang termasuk kategori dominan
dalam proyek konstruksi?

Agar dalam penulisan dapat terfokus dan terarah, maka dibuat suatu batasan
masalah. Adapun batasan masalah tersebut terfokus pada pelaksanaan program dan
kendala yang terjadi dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
proyek konstruksi. Dan responden penelitian ini adalah tenaga kerja pada proyek
konstruksi tersebut.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:

3. Mengetahui pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


pada proyek konstruksi.
4. Untuk mengetahui Pengendalian dan risiko-risiko K3 yang termasuk
kategori dominan dalam proyek konstruksi.

1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan program kerja Keselamatan
dan Kesehatan kerja (K3) serta pengendalian dan risiko-risiko K3 yang termasuk
kategori dominan dalam proyek konstruksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi


Suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang
tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan
penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai
dengan kesepakatan (Dipohusodo, 1995).
Pada umumnya, proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi )
dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu
memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan
bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang),
information (informasi), dan time (waktu) (Ervianto, W. I., 2005).

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan
dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan tangga
bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik (Agus, T.,
1989).

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang


ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja atau perusahaan selalu
dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap produksi digunakan secara
aman dan efisien. Keselamatan dan kesehatan kerja juga mengandung nilai
perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, S.,
2010).

Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 Tentang


Kesehatan Kerja, pada Pasal 23 berisi: 1. Kesehatan kerja disenggelarakan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. 2. Kesehatan kerja meliputi
perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat
kesehatan kerja. 3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

3
2.3 Peralatan Perlindungan Diri
Peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek
konstruksi sangatlah penting dan wajib digunakan untuk melindungi seseorang
dari kecelakaan ataupun bahaya yang mungkin terjadi dalam proses konstruksi.
Mengingat pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja maka semua perusahaan
kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/perlengkapan
perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua
karyawan yang bekerja (Ervianto, W. I., 2005).

Beberapa bentuk dari peralatan perlindungan diri telah memiliki standar


di proyek konstruksi dan tersedia di pabrik ataupun industri konstruksi. Helm
pelindung dan sepatu merupakan peralatan perlindungan diri yang secara umum
digunakan para pekerja untuk melindungi diri dari 9 benda keras. Di beberapa
industri, kacamata pelindung dibutuhkan. Kelengkapan peralatan perlindungan
diri membantu pekerja melindungi dari kecelakaan dan luka-luka, (Charles A.
W, 1999, hal 401).

2.4 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalana berangkat dari rumah
menuju tempat kerja daan pulang kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui
(Permenaker no. Per 03/Men/1994)

Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak
aman seperi ventilasi, penerangan, kebisingan, atau suhu yang tidak aman
melampaui ambang batas. Selain itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari
manusia yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau
material (Ramli, S., 2010).

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian


materi bagi pekerja dan pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampakpada masyarakat luas (Depkes RI, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Umum

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek kontruksi.


Pengambilan data di lakukan pada proyek kontruksi.

3.2 Data Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3.2.1 Keamanan Tempat Bekerja


3.2.2 Peralatan dan Pakaian Kerja
3.2.3 Kebakaran
3.2.4 Perlindungan Terhadap Publik
3.2.5 Kesehatan Kerja
3.2.6 Umum

KEKERAPAN TERHADAP PENYAKIT AKIBAT KERJA / KECELAKAAN AKIBAT KERJA


UNTUK PEKERJAAN KONTRUKSI

A. Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi terjadinya Risiko K3 Konstruksi


Keterangan :
Jawaban kuesioner ini diberikan menjadi 5 skor pengukuran tingkat kesetujuan responden, dengan ketentuan:
1: Sangat Setuju (SS)
2: Setuju (S)
3: Cukup Setuju (CK)
4: Tidak Setuju (TS)
5: Sangat Tidak Setuju (STS)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN SKALA NILAI PENETAPAN PENGENDALIAN NILAI


NO
KERJA (K3) 1 2 3 4 5 RISIKO K3 TK. RESIKO
1 KEAMANAN TEMPAT KERJA
Setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai Terhindar dari kecelakaan akibat
a. #### ### 4
tempat kerja dengan aman. pekerjaan, yang berdampak pada
Telah terpasang pagar pengaman pada ruang pekerja maupun Pihak K3.
b. terbuka di dalam proyek untuk mencegah #### ### ### ### Pelaksanaan pekerjaan yang 2
terjatuhnya pekerja. simultan, tidak mengganggu proses
pekerjaan yang lainnya.
Lokasi proyek memiliki penerangan dan
c. #### ### ### 0
pencahayaan yang baik.

Telah terpasang rambu-rambu/tandatanda


d. #### ### ### #### 0
keselamatan kerja pada area tertentu di proyek.
Pekerja baru, atau penambahan pekerja, wajib
e. #### ### ### #### 0
melapor ke Pihak K3
JUMLAH 4 1 0 0 0
2 PERALATAN dan PAKAIAN KERJA

Peralatan yang ada dioperasikan


Perusahaan menyediakan pakaian kerja, helm,
oleh pekerja yang telah
a. pakaian kerja, sepatu boots, sarung tangan, #### ### ### #### 4
berpengalaman.
masker, sabuk pengaman, dll.
Pakian Kerja digunakan oleh Para
Pekerja pada saat bekerja.
Semua peralatan tersebut dalam kondisi baik dan
b. #### ### ### ### 4
dapat digunakan sesuai fungsinya.

Para pekerja menggunakan peralatan dan


c. #### ### ### 0
pakaian kerja saat bekerja.

Perusahaan menyediakan alat pengaman kerja


d. #### ### ### #### ### 0
seperti tangga, jaring, railing, dll

Peralatan dan mesin yang ada dioperasikan oleh


e. #### ### ### #### ### 0
pekerja yang telah perpengalaman.

Melakukan perawatan pada alat-alat kerja yang


f. #### ### ### #### ### 0
sering digunakan secara berkala

JUMLAH 4 2 0 0 0
3 KEBAKARAN

Telah diberlakukan larangan merokok pada area


a. #### ### ### #### ### 2
proyek untuk menghindari kebakaran.
Penetapan sanksi pelarangan
Tersedia alat pemadam kebakaran yang
b. #### ### ### #### ### merokok pada area proyek untuk 4
mencukupi.
menghindari kebakaran.
Telah dibatasi bahan material yang mudah Menbuat pembatas dan tempat
c. #### ### ### #### ### 0
terbakar. menyimpan bahan material yang
mudah terbakar.
Telah disediakan tempat untuk menyimpan dan
d. #### ### ### #### ### 0
membuang material/barang yang mudah terbakar.
JUMLAH 2 2 0 0 0
4 PERLINDUNGAN TERHADAP PUBLIK

Telah terpasang pagar beserta pintu masuk dan Komunikasikan untuk mengikut
a. keluar dengan keadaan yang baik di sekitar lokasi #### ### ### sertakan pekerja pada program K3. 2
proyek. Manajemen mengkoordinasi
Penerapan K3 sehingga
Telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai
b. #### ### ### #### ### terlaksanakan dengan baik. 4
proyek di sekitar lokasi proyek.
Pemasangan sign board K3, yang berisi antara
c. lain slogan yang mengingatkan akan perlunya #### ### ### #### ### 0
bekerja dengan selamat,dll.

Terdapat jalur penyelamatan yang cukup sebagai


d. #### ### #### ### 0
jalur alternatif dalam keadaan darurat.
JUMLAH 2 2 0 0 0
5 KESEHATAN KERJA
Tersedia kamar mandi yang cukup dan Menyediakan MCK, ruang untuk
a. diberlakukan tugas piket untuk membersihkan #### ### #### istirahat atau Kotak P3K serta 3
kamar mandi. kebersihan dalam proyek konstruksi.
Tersedia ruang untuk istirahat dan dapur beserta Meminta Perusahaan
b. #### ### 4
air minum untuk para pekerja. mengasuransikan para pekerja
Tersedia Kotak P3K untuk pertolongan pertama
c. #### ### #### ### 0
pekerja
Pemeriksaan kesehatan untuk karyawan sebelum
d. di lakukannya proyek dan pemeriksaan kesehatan #### #### ### 0
berkala saat pelaksanaan proyek.
Memberikan asuransi dan bekerja sama dengan
e. pihak Puskesmas atau Rumas Sakit untuk para #### #### ### 0
pekerja.
JUMLAH 3 2 0 0 0
6 UMUM

Perusahaan mengikut sertakan para pekerja pada Mewajibkan perusahaan


a. #### ### #### ### memberikan pelatihan kepada para 3
pelatihan mengenai prosedur keselamat kerja.
pekerja tentang penerapan K3.
Memiliki peraturan yang jelas dan memberikan Melibatkan Pemerintah dalam
b. #### ### #### ### Pengawasan penerapan K3 dalam 4
sanksi terhadap pelanggaran peraturan K3.
proyek konstruksi.
Perusahaan memberikan briefing mengenai
c. prosedur keselamatan kerja di hari tertentu #### #### 0
selama proyek berlangsung.
Mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap
d. kecelakaan kerja yang pernah terjadi #### ### ### #### 0
sebelumnya.
Terdapat jalur evakuasi yang cukup dalam
e. #### #### 0
keadaan darurat.
JUMLAH 3 2 0 0 0
TOTAL 18 11 0 0 0
PERSENTASE 62% 38% 0% 0% 0%

B. Penentuan Nilai Kekerapan Terjadinya Risiko K3 Konstruksi


seperti dinyatakan dengan nilai pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Nilai Kekerapan Terjadinya Risiko K3 Konstruksi

Nilai Kekerapan

1 (Satu) Sangat Sering terjadi dalam kegiatan kontruksi


2 (Dua) Sering terjadi dalam kegiatan kontruksi
3 (Tiga) Sedang terjadi dalam kegiatan kontruksi
4 (Empat) Jarang terjadi dalam kegiatan kontruksi
5 (Lima) Sangat Jarang terjadi dalam kegiatan kontruksi
Tabel 1.3. Nilai Keparahan atau Kerugian atau Dampak Kerusakan akibat Risiko K3 Konstruksi.
seperti dinyatakan dengan nilai pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Nilai Keparahan Terjadinya Risiko K3 Konstruksi

Keparahan/Kerugian/ Dampak
M engancam
Tingkat Cedra ringan dan Cacat & Kematian & rusak Nilai
Tidak perlu perawatan keselamatan
kehilangan waktu Kerusakan berat/proses
medis/proses tertunda masyarakat
kerja peralatan terambat total
sekitarnya
Sangat Ringan 1
Ringan 2
Sedang 3
Berat 4
Sangat Berat 5

Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) hasil perkalian konstruksi antara nilai


kekerapan terjadinya resiko K3 Konstruksi (P) dengan nilai keparahan yang
ditimbulkan (A).

TR = P x A

Hasil Perhitungan Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dijelaskan dengan


Tabel 1.4.Nilai Tingkat Risiko K3 Konstruksi

Keparahan
TINGKAT RISIKO K3 KONSTRUKSI Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat Berat
1 2 3 4 5
K Sangat Jarang 5 5 10 15 20 25
e
k Jarang 4 4 8 12 16 20
e
r Sedang 3 3 6 9 12 15
a
p Sering 2 2 4 6 8 10
a
n Sangat Sering 1 1 2 3 4 5

Keterangan:

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu


Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko yang paling tepat
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hitungan terhadap program keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) didapatkan hasil bahwa pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yang berlangsung proyek kontruksi
mengutamakan keselamatan dan mengingatkan pekerja dan masyarakat
yang berada di luar proyek dengan cara pemasangan sign board
keselamatan kerja, pemasangan rambu atau informasi mengenai
proyek, pagar proyek atau larangan mendekati proyek, dan jalur
penyelamatan untuk para pekerja didalam proyek. Walaupun program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada Kota Bandung banyak yang
mengutamakan perlindungan terhadap publik, program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yang lainnya harus lebih diperhatikan lagi
untuk keselamatan kerja para pekerja yang berada di dalam proyek dan
mengecilkan resiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja.

2. Risiko-risiko K3 yang termasuk risiko dominan (major risk) sebanyak


risiko yang terdiri dari risiko tinggi dan risiko sangat tinggi. Risiko-
risiko ini dipengaruhi oleh faktor sumber risiko yang berasal dari
manusia (people), risiko, faktor lingkungan (environment) risiko, faktor
peralatan (equipment), risiko dan faktor bahan (material).

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat berikan adalah :

1. Untuk para pekerja konstruksi, disarankan untuk lebih memperhatikan


maupun mementingkan keselamatan saat bekerja dengan lebih
mematuhi aturan keselamatan kerja dan mengikuti aturan keselamatan
kerja dengan menggunalan alat pelindung diri (APD) dan
menggunakaan alat sesuai keahliannya untuk menghindari resiko
kecelakaan dalam proyek konstruksi.
2. Bagi perusahaan jasa konstruksi / kontraktor, disarakan untuk lebih
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan para pekerja seperti alat
pelindung diri (APD) maupun alat dalam membantu pekerja dalam
bekerja, dan memperhatikan prosedur program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) untuk menyempurnakan program yang telah di
berlakukan pada proyek konstruksi tersebut.

3. Bagi pemerintah / bagian pemeriksaan program keselamatan dan


kesehatan kerja (K3), disarankan untuk lebih giat memantau
perkembangan proses konstruksi dan melakukan pemeriksaan rutin
terhadap program yang ada pada proyek yang sedang berjalan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Betrika, O. 2015. Memahami Siapakah Owner Risk di Organisasi Anda.


https://tatakelola.co/manajemen-risiko/memahami-siapakah-risk-owner-di-
organisasi-anda/. Diakses 10 September 2018.
Darmawi, H. 2000. Manajemen Risiko. Bumi Aksara: Jakarta.
Dipohusodo, I. 1995. Manajemen Proyek Kontruksi Jilid 2. Yogyakarta:
Kanisius.
Purnomo,W.P.2012. 99Ribu Kasus Kecelakaan Kerja di 2011.
https://nasional.inilah.com/read/detail/1839600/99-ribu-kasus-
kecelakaan- kerja-di-2011. Diakses tanggal 21 Agustus 2018.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: R&D
Alfabeta.
Tirto. 2018. Daftar Kecelakaan Proyek Infrastruktur pada Awal 2018.
https://tirto.id/daftar-kecelakaan-proyek-infrastruktur-pada-awal-2018- cE4M.

Anda mungkin juga menyukai