Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

Tentang
PENERAPAN SMK3 PADA PROYEK PEMBANGUNAN
RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO
OLEH PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK.

OLEH :
ALZA AN NISSA’ SALSABILA
NIM : I831310008

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem
secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Sebenarnya, penerapan K3 dalam sistem manajemen perusahaan memberikan
banyak keuntungan selain peningkatan produktifitas kerja dan tetap terjaganya
kesehatan, keselamatan pekerja, penerapan K3 juga dapat meningkatkan citra baik
perusahaan yang dapat memperkuat posisi bisnis perusahaan. Satu lagi hal penting
bahwa dengan komitmen penerapan K3, angka kecelakaan kerja dapat ditekan
sehingga dapat menekan biaya kompensasi akibat kecelakaan kerja.
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan
dinyatakan bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan system
manajemen perusahaan.” Selanjutnya, ketentuan mengenai penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996
pasal 3 ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan K3
(SMK3) yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang memperkerjakan
tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya
yag ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja sepeti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan, penyakit akibat kerja wajib menetapkan Sistem Manajemen K3
(SMK3).”
Pembangunan Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo ini memiliki tingkat
risiko kecelakaan yang cukup kompleks. Oleh karena itu, Sistem Manajemen K3
harus diterapkan secara maksimal agar proyek pembangunan bisa berjalan sesuai
dengan yang diharapkan dan tingkat risiko kecelakaan bisa ditekan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat ditentukan dari gambaran di atas sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
sebagai upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan nyaman pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo?
1.2.2 Bagaimana tingkat penerapan SMK3 pada proyek pembangunan Rumah
Sakit Delta Surya Sidoarjo?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, adapun tujuan sebagai berikut
:
1.3.1 Dapat menentukan dan merencanakan SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagai upaya mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga tercipta tempat kerja yang
aman dan nyaman pada proyek pembangunan Rumah Sakit Delta Surya
Sidoarjo.
1.3.2 Dapat memahami sejauh mana tingkat penerapan SMK3 pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo.

1.4 Manfaat
Penyusunan kegiatan tersebut di atas diharapkan memberikan manfaat bagi:
1.4.1 Penulis
Menambah ilmu pengetahuan baru dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
1.4.2 Lembaga
Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai pentingnya Perencanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada suatu proyek tertentu.
1.4.3 Pengusaha Jasa Konstruksi
Sebagai salah satu pertimbangan kepada pelaksana kegiatan untuk
penyusunan Dokumen Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek
(Safety Plan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum


Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia
masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan
kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh,” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini
tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3
masih rendah, padahal karyawan adalah aset penting perusahaan.
Kewajiban untuk menyelenggarakan Sistem Manajemen K3 pada perusahaan-
perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan baru menghasilkan 2,1 % saja dari
15.000 lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan
Sistem Manajemen K3. Minimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh masih
adanya anggapan bahwa program K3 hany akan menjadi tambahan beban biaya
perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk
korban kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya Sitem Manajemen K3, yang
besarnya mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa
masalah K3 tidak selayaknya diabaikan.
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdampak ekonomis yang cukup
signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian.
Di samping dapat mengakibtakan korban jiwa, biaya-biaya lain yaitu biaya
pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi asuransi, dan
pebaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak langsung yang merupakan
akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian waktu kerja
(pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan
produktivitas), pengaruh psikologis yang negative pada pekerja, turunnya reoutasi
perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya kesempatan
usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). Biaya-biaya tidak langsung ini
sebenrnya jauh lebih besar daripada biaya lansgung. Berbagai studi menjelaskan
bahwa rasio antara biaya tidak langsung dan biaya langsung akibat kecelakaan kerja
konstruksi sangt bervariasi dan diperkitakan mencapai 4:1 sampai dengan bahkan
17:1 (The Business Roundtable).

2.2 Proyek Konstruksi


Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material,
peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi
sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Abrar, 2009).
Di antara berbagai macam kegiatan proyek salah satunya adalah kegiatan
proyek konstruksi. Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan
dengan jelas (Suharto, 1999). Dalam rangkaian kegiatan tersebut terjadi suatu
proses mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
bangunan. Sumber daya tersebut terhimpun dalam suatu organisasi untuk
menyelesaikan proyek tepat waktu, tepat anggaran dan sesuai dengan standar
kualitas yang dispesifikasikan oleh perencana/owner. Sumber daya yang dimaksud
adalah tenaga kerja, peralatan konstruksi, material permanen dan sementara, suplai
dan fasilitas, uang dan teknologi/metode dan waktu. Pemegang peranan utama
pada proses konstruksi adalah kontraktor dan subkontraktor. Pihak lain yang
terlibat adalah arsitek/engineer sebagai supervisor, supplier material dan peralatan,
konsultan, owner, serta penyedia jasa pengangkutan.

2.3 Risiko dan Bahaya Pekerjaan Konstruksi


Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sector industri yang memiliki
risiko kecelakaan kerja cukup tinggi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari
karyawan/ pekerja di sektor jasa konstruksi terutama di proyek-proyek konstruksi,
akan terkena risiko bahaya di tempat kerjanya. Risiko ini bervariasi mulai dari yang
paing ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya (Ridley dan
Channing, 1999).
Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi antara lain
: hal-hal yang berhubungan dengan karakteistik proyek konstruksi, lokasi kerja
yang berbdea-beda, terbuka dan dipegaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yan terbatas,
dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan
tenaga kerja yang tidak terlatih. Ditambah lagi dengan manajemen keselamatan
kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metode pelaksnaan
konstruksi yang berisiko tinggi.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu (Djati, 2006) :
2.3.1 Kecelakaan umum
Kecelakaan yang terjadi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan seperti
kecelakaan pada waktu hari libur/cuti, kecelakaan di rumah dll.
2.3.2 Kecelakaan akibat kerja
Kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaan. Kecelakaan
karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Dari berbagai kegiatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pekerjaan yang
paling berbahaya adalah pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian dan pekerjaan
tanah. Misalnya pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Delta Surya
Sidoarjo.
Pada jenis pekerjaan konstruksi bangunan, kecelakaan kerja yang terjadi
cenderung serius bahkan seringkali mengakibatkan cacat tetap bahkan kematian.
Kecelakaan-kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan yang mungkin timbul pada
proyek konstruksi bngunan diantaranya adalah :
1) Terluka karena terkena peralatan pada saat melakukan pekerjaan
konstruksi.
2) Tertimpa material (batu, pasir, tanah, dll) di lokasi proyek maupun
ketika melakukan kegiatan mobilisasi barang.
3) Terjatuh dari ketinggian.
4) Tersengat arus listrik ketika melakukan pemasangan instalasi kelistrikan
5) Terjadi kecelakaan akibat pengoperasian alat-alat berat.
6) Gangguan pendengaran akibat penggunan peralatan konstruksi (misalnya
penggunaan fibrator, hamer, dsb).
7) Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi
pengion dan non pengion.
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian (Yusra dan Dhoni, 2005).

2.5 Sistem Manajemen K3 Pada Proyek Konstruksi


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No.5 Tahun 1966
tentang Sistem Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko, yang
berkaitan dengan kegiatan keja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.
Manajemen K3 dilaksanakan sejak masa perencanaan, masa pelaksanaan
hingga berakhirnya proyek. Pada masa perencanaan, method statement yang ada
harus melalui check list safety untuk memastikan untuk memastikan metod
etersebut masuk dalam kategori risiko yang dapat diterima (acceptable risk).
Sedangkan faktor paling penting dalam pelaksanaan K3 adalah komitemen
manajemen yang kuat dan konsisten, adanya sistem SOP & Rules yang mudah di
implementasikan, tingkat kepedulian semua elemen yang terpelihara, sumber daya
manusia yang cukup untuk melaksanakan dan memelihara sistem yang diterapkan
serta sumber daya keuangan.
Penerapan K3 yang baik adalah dengan membuat program-program yang
logis , mudah untuk dilaksanakan secara konsisten. Dan yang terpenting adalah
memberikan informasi, penyuluhan, dan training-training kepada seluruh pekerja
sertavmenerapkan sistem reward dan punishment. Media untuk menyampaikan
informasi ini sangat beragam, mulai dari Safety Induction, poster-poster,
penyuluhan dalam Tool Box Meeting (TBM) dan Safety Talk, Statistik, Training,
dan Safety Campaign. Dalam Safety Campaign, selain memberikan training
mengenai Safe Work Practice, terkadang Safety Departement juga memberikan
informasi-informasi kecelakaan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian
pekerja terhadap pentingnya keselamatan keja.

2.6 Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo


Rumah Sakit Delta Surya merupakan salah satu rumah sakit di Kota Sidoarjo
yang bertempat di Jl. Pahlawan No.9, Jati, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur.
Status : Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut
Luas Lahan = 14.825 m2
Luas Bangunan = 7.289 m2

2.7 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.


PT Adhi Karya (Persero) Tbk. merupakan perusahaan publik yang bergerak
di bidang konstruksi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada 11 Maret 1960.
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang beroperasi pada konstruksi dan rekayasa bangunan. Ruang lingkup
usaha ADHI meliputi konstruksi, konsultasi manajemen dan industri teknis
(pengadaan rekayasa dan konstruksi / EPC), perdagangan umum, pengadaan jasa,
industri manufaktur, jasa informasi teknologi, real estate dan industri agri. Di
operasi, ADHI didukung oleh sembilan divisi yang tersebar di Indonesia dan luar
negeri. ADHI mengkalsifikasi proyek jasa konstruksi dalam dua kelompok, yaitu:
2.7.1 Proyek infrastruktur seperti jalanan dan jembatan, irigasi, pembangkit listrik,
pelabuhan, dan lain lain.
2.7.2 Proyek bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan dengan bangunan
tinggi seperti hotel dan bangunan kantor, konstruksi fasilitas umum seperti rumah
sakit dan sekolah, bangunan komersial, rumah, kawasan industri dan manufaktur;
pekerjaan mekanik dan listrik di dalam bangunan dan industri, transmisi listrik dan
gardu, otomatisasi bangunan, pembangkit listrik, AC dan sound system, radio,
telekomunikasi dan instrumentasi dan perpipaan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pemilihan Objek & Ruang Lingkup


Objek dan ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam upaya pencegahan kecelakaan
kerja pada proyek pembangunan Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo oleh PT. Adhi
Karya (Persero) Tbk.

3.2 Pengumpulan Data / Literatur


Penelitian ini mengambil contoh pada pekerjaan dalam pembangunan Rumah
Sakit Delta Surya Sidoarjo dengan deskripsi proyek sebagai berikut :

3.2.1 Data Umum


Nama Paket Pekerjaan: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Delta Surya
Sidoarjo
Kontraktor : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Konsultan Supervisi : PT. Wijaya Karya (PErsero) Tbk.
Sumber Dana : APBN 2018
Lokasi Proyek : Jl. Pahlawan No.9, Jati, Kec. Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur.
3.2.2 Data Proyek
Luas Lahan = 14.825 m2
Luas Bangunan = 7.289 m2

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut :
3.3.1 Observasi
3.3.2 Studi Kepustakaan
3.3.3 Wawancara (Kuisioner)
3.4 Pelaksanaan
Pelaksaanan dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari dokumen
tentang kecelakaan kerja yang terjadi kemudian memberikan kuisioner kepada
tenaga kerja maupun pelaksana dan petugas K3 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

3.5 Analisis Data


Data penelitian yang telah diperoleh akan dianalisis dalam bentuk deskripsi
(prosentase penerapan SMK3 pada proyek) serta dalam bentuk perhitungan statistik
dengan bantuan perhitungan komputer.

3.6 Diagram Alir Penelitian


Tahapan pelaksanaan dari kegiatan penelitian ini digambarkan dalam bagan,
sebagai berikut :

Mulai

Pemilihan Objek dan ruang Lingkup

Studi Pustaka / Literatur

Pengumpulan Data / Literatur

Pelaksanaan

Analisis Data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir


DAFTAR PUSTAKA

Abrar. 2009. “Manajamen Proyek.” Yogykarta: Andi Offset

Permenaker No.5 Tahun 1966. “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja”

Suharto. 1999. “Proyek Konstruksi”

Ima. 2006. “Warta Ekonomi: K3 Masih Dianggap Remeh”

Yusra dan Dhoni. 2005. “Pentingnya Implementasi K3 dalam Perusahaan”

PT. Adhi Karya TBK. “Adhi Karya”


https://www.emis.com/php/company-profile/ID/Pt_Adhi_Karya Persero Tbk_id
1610028.htm
(Diakses pada 18 November 2018).

PT. Adhi Karya TBK. “Adhi Karya”


https://id.wikipedia.org/wiki/Adhi_Karya
(Diakses pada 18 November 2018).

RS. Delta Surya. “Sejarah RS. Delta Surya”


http://rsdeltasurya.com/
(Diakses pada 18 November 2018).

Anda mungkin juga menyukai