ABSTRAK
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor
yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian, perikanan,
perkayuan, dan pertambangan. Jumlah tenaga kerja disektor konstruksi yang mencapai sekitar 4.5 juta orang,
53% diantaranya hanya mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5%
dari tenaga kerja ini belum pernah mendapatkan pendidikan formal apapun.
Di dalam penelitian ini, perencanaan K3 dibuat berdasarkan pedoman/standar OHSAS 18001 juga sesuai
dengan peraturan dan standar teknik terkait konstruksi di Indonesia bahkan juga menurut undang-undang dan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Pada penelitian ini peneliti langsung mengadakan survey di lapangan untuk mengidentifikasi mengenai risiko
K3, kemudian langsung memberikan penilaian tentang risiko-risiko K3 yang terjadi di lapangan, serta
mempelajari bagaimana tindakan penanganan yang baik terhadap risiko K3 pada kegiatan proyek
pembangunan PT. Trakindo Utama.
Dari hasil penelitian didapat bahwa masih banyak tenaga kerja yang tidak mengetahui tentang K3. Apa yang
dimaksud dengan K3, bagaimana cara penerapan K3, dan lain-lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa
masih kurangnya perhatian ataupun komitmen dari perusahaan kontraktor untuk melaksanakan program K3
dengan baik.
Kata kunci: K3, tenaga kerja, penilaian resiko
Pekerjaan Pondasi:
Persyaratan Umum
teknis yang aman untuk penempatan dan pengerjaan. b) Menunjukkan tipe, kekuatan dan
peng-aturan bagian yang menumpu gaya muatan. c) Dilengkapi dengan perhitungan kekuatan
atap dan struktur berat lainnya yang dibuat dengan bahan-bahan prefabricated. 2) Selama
pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan pembangu-nan, termasuk data yang
mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan: 1) Masih kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dari para
pekerja mengenai keselamatan dan kese-hatan kerja. 2) Dengan adanya sistem manajemen kese-lamatan
dan kesehatan kerja para pekerja dapat sedikit terhindar dari kecelakaan dan penyakit kerja. 3) Sistem
manajemen keselamatan dan kese-hatan kerja yang ada dapat dikatakan belum terealisasikan dengan
baik . Saran 1) Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman dan
nyaman. 2) Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi-kan program K3 untuk meningkatkan dukungan
pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan komitmen pekerja terhadap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Austen, A.D. dan Neale, R.H. 1991. Memanajemeni Proyek Konstruksi, Penerbit PT.Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta
Armanda D, Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan, Jakarta
Ervianto, W.I. 2007. Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Jakarta
Ridley J. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001, Penerbit Dian
Rakyat, Jakarta