Oleh
Agus Wira Adi Kusuma
0023.10.16.2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu : Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil akhir.
yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya
dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan
terdapat tenaga kerja yang bekerja serta adanya bahaya kerja dari
Oleh karena itu, perlu adanya pelaksanaan P3K yang di dukung oleh
sub kontraktor, pekerja, masyarakat dan tempat kerja. Dalam hal ini
tentang Keselamatan Kerja pada pasal 1 ayat 1, Tempat kerja ialah tiap
dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk
yang tidak disengaja. Salah satu risiko pekerjaan yang terjadi adalah
bahwa lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya
di kawasan Asia dan Pasifik diman dua per tiga kematian akibat kerja di
dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, lebih dari 2,78 juta orang
kerja. Selain itu terdapat sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat
dunia sejak lima tahun terakhir (2014-2018). Terlihat bahwa pada tahun
(Dinas Tenaga Kerja, 2014) angka kecelakaan kerja pada tahun 2010
sebanyak 531 kasus, tahun 2011 sebanyak 501 kasus, tahun 2012
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
yang akan disampaikan penulis pada penulisan makalah ini dan juga
diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan bagi
PEMBAHASAN
a. Definisi Bahaya
(Ilmansyah, 2020).
2021)
4) Bahaya yang dapat timbul yang berasal dari luar tempat kerja
bekerja.
b. Definisi Risiko
waktu tertentu atau siklus tertentu. Selain itu, ada tingkat risiko
(Tarwaka,2008)
berikut:
2019).
Padahal, apabila penerapan K3 diaplikasikan dengan
lebih menguntungkan,
d) Mencegah kematian,
saing nasional,
a) Eliminasi
alat bantu.
b) Substitusi
ketinggian.
c) Rekayasa Teknik
bekerja di ketinggian.
d) Pengendalian Administrasi
a) Tempat kerja,
b) Peralatan kerja,
c) Cara kerja,
f) Rambu-rambu, dan
2. K3 Peralatan Konstruksi
konstruksi
(Saftey Devices).
sebagai berikut:
pesawat uap
keran angkat
memiliki nama lain front end dozer, dimana ada dua jenis dozer
roda karet).
pemindahan tempat.
jarak jauh.
140 kaki.
dalam proyek.
material saja, sedang alat angkut bisa menempuh jarak yang jauh
seperti truk.
roda karet dan memiliki mobilitas tinggi, dengan roda yang dapat
gerak fleksibel.
sebagainya.
aspal hot mix yang dihasilkan dari alat produksi aspal yaitu
dikerjakan.
Kekurangan alat berat jenis ini adalah perputaran roda
dengan ukuran yang sama. Peran kerja asphalt finisher ini sangat
permukaan air.
makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah, jadi besarnya
atas.
dan produktif
kerja
pengendalian keselamatan
petir
Angkut
a. Pesawat angkat
1) Tower Crane
2) Takel
4) Pesawat Pneumatic
5) Gondola
6) Keran Angkat
7) Keran Magnit
8) Keran Lokomotif
9) Keran Dinding
1) Truk
2) Truk Derek
3) Traktor
4) Gerobak
5) Forklift
6) Kereta Gantung
7) Alat Angkutan
1) Lokomotif
2) Gerbong
3) Lori
1) Konveyor Rantai
1) Sling Wirerope
2) Rantai
3) Tali Serat
4) Spreder Bar
5) Shaker
6) Kiem
7) O-ring dll
hukuman-hukuman lain.
diinginkan terjadi.
2) Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan
meminimalkan kerugian.
(Ramli,2010):
diinginkan.
3) Menembus rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai
dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). HIRARC saat ini telah dikenal
control yang biasa digunakan dan dianggap lebih tepat dan lebih
dan kerugian baik bagi manusia maupun lingkungan. Dalam hal ini
(Ramli, 2010).
Idenfikasi bahaya dilakukan dengan mengidentifikasi
kerja kita menjadi tempat yang aman dan sehat untuk bekerja.
rumit ada proses yang berbahaya dan ada pula proses yang
dll.
sangat tinggi dan ada pula yang rendah, misalnya dalam hal
tahun yang bisa disebut juga kronis. Oleh sebab itu setiap
pekerja itu sendiri dan orang lain disekitarnya, cara kerja yang
atau mengangkut.
Konstruksi
bagi pekerja atau buruh ditempat kerja APD yang sesuai dengan
yang diwajibkan
keselamatan kerja.
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per:
01/Men/1981
akibat kerja.
Per.03/Men/1982
Per.08/Men/VII/2010
ditempat kerja.
ditempat kerja.
ditempat kerja.
c. Budaya K3
masyarakat.
yang melihat K3 sebagai sebuah nilai. Nilai yang melekat pada diri
perkiraan konservatif, ada 270 juta kecelakaaan kerja dan 160 juta
tahun 1995 tren kecelakaan sangat buruk, dari tidak pernah terjadi
Poster & Stuart Hoult, dalam jurnal Minerals 2013, 3, 59-72 bahwa
tambang terbuka.
lingkungan,dan sistem.
pola interaksi antar sistem maupun sub sistem, dan yang terkait
Konvensi ILO No. 155 tahun 1981 dan No. 187 tahun 2006,
pekerja.
a. Perlindungan Kebakaran
perhatian.
lakukan pelatihan
tanggap darurat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahaya yang dapat timbul dalam kegiatan bisnis yang berhubungan dengan
memiliki potensi bahaya dan risiko yang tinggi baik berupa risiko kegagalan
keamanannya oleh ahli, harus dipasang secara tepat, tidak boleh dirubah-
konstruksi, memiliiki potensi bahaya dan risiko yang tinggi baik berupa risiko
kerja dalam hubunganya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu
kerja dan yang melindunginya terhadap satu atau lebih resiko kesehatan atau
keselamatan
dibuat untuk formalitas. Lebih dari itu, K3 merupakan suatu standar untuk
yang dilaksanakan dengan disiplin, karena sektor ini memiliki risiko tinggi
masyarakat.
dari perlindungan kebakaran. AFP ditandai dengan item dan / atau sistem,
kebakaran, agen bersih gas, atau sistem busa pemadam kebakaran. Sistem
https://arparts.id/macam-macam-alat-berat-yang-dipakai-dalam-bidang-
konstruksi/
https://kuatindonesia.co.id/jenis-pesawat-angkat-dan-angkut-paa/