Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR METODE PELAKSANAAN DAN PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi”

Disusun Oleh

Kelompok 6 :

Eza Rieffiano Ramadhan (2020210062)


Sandri Mira Tama Putra (2020210069)
Mohammad Shadiq M.R (2020210072)
Ghina Pricillia Darmansyah (2020210176)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan
judul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi pada mata kuliah Pengantar Metode
Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi.

Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini guna untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pengantar Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi yang diampu oleh
Bapak Hamdeni Medriosa, S.T., M.T.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 22 Februari 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian K3 Konstruksi
2.1.2 Istilah-Istilah yang Ditemui Dalam Dunia Kerja
2.1.2 Jenis-Jenis Bahaya Dalam K3
2.2 Tujuan K3 Konstruksi
2.3 Prinsip Kerja K3 Konstruksi
2.4 Prinsip Kerja K3 Konstruksi
2.4.1 Jenis Bahaya Konstruksi
2.4.2 Sebab Kecelakaan Konstruksi
2.5 Penerapan K3 di Proyek Konstruksi
2.6 Alat Pelindung Diri
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jasa bidang konstruksi menjadi sektor bisnis dengan risiko kecelakaan kerja yang
tinggi. Sektor tersebut melakukan berbagai aktivitas dengan melibatkan aspek konstruksi,
baik itu perubahan maupun perbaikan. Kegiatan tersebut termasuk pembuatan jembatan,
pembangunan rumah, gudang, dan gedung, serta proses pengaspalan atau menghaluskan
jalan, penghancuran, penggalian, atau juga pengecatan dalam skala yang besar.
Artinya, para pekerja konstruksi sudah pasti berperan serta dalam berbagai aktivitas
yang bisa membuat mereka berhadapan dengan risiko kecelakaan kerja yang cukup serius.
Tak hanya itu, para pekerja di bidang konstruksi juga rentan mengalami kecelakaan kerja.
Inilah mengapa, perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi harus menerapkan Sistem
Manajemen K3 sebaik mungkin.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi atau bisa disebut K3 Konstruksi adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi. Aspek keamanan pada pekerjaan konstruksi sangatlah penting bagi kelancaran
sebuah proses proyek. Hal ini sangat fokus dan tertuju pada kesehatan dan keselamatan
tenaga pekerjanya. Dengan sangat mempertimbangkan aspek dan faktor para pekerja,
nantinya akan membantu sebuah proses berjalan dan bekerja dengan baik.
Konstruksi bangunan gedung memiliki pekerjaan yang kompleks dibandingkan
konstruksi lainnya. Bangunan gedung terdiri dari kelompok pekerjaan struktur, arsitektur,
mekanikal dan elektrikal, plumbing, interior, landscape, dan pekerjaan tambahan lainnya.
Berdasarkan penelitian Setiawan, (2014) jumlah kecelakaan kerja konstruksi yang paling
sering terjadi dari tahun 2005 sampai tahun 2015 adalah terjatuh, tersengat listrik dan
tertimpa. Penelitian Sari (2016) dan Abryandoko (2018) memperoleh risiko K3 berupa
tanah longsor, terkena benda tajam, terjatuh dari tempat tinggi, dan tersengat aliran listrik.
Risiko lain berupa tenaga kerja yang mengalami sakit akibat kerja berupa gangguan sistem
pernafasan (Purba et al., 2015). Risiko paling fatal adalah terjadinya kematian (Astiti,
2015). Pada pekerjaan skafolding memiliki 40 potensi bahaya dengan kategori risiko tinggi
yang perlu mendapat penanganan (Persada, 2015).

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan K3 Konstruksi?
2. Apa tujuan dari K3 Konstruksi?
3. Bagaimana prinsip dasar penerapan K3?
4. Apa yang dimaksud dengan proyek konstruksi?
5. Bagaimana penerapan K3 di proyek konstruksi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud dari K3 Konstruksi.
2. Mengetahui tujuan dari K3 Konstruksi.
3. Mengetahui prinsip dasar dari K3.
4. Mengetahui maksud dari proyek konstruksi.
5. Mengetahui penerapan K3 di proyek konstruksi.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian K3 Konstruksi

Jika dilihat secara umum, K3 Konstruksi merupakan suatu himbauan atau regulasi yang
dipakai untuk memberikan informasi kepada para karyawan yang berkaitan dengan
keamanan, keselamatan, dan kesehatan di lingkungan kerja. Tentunya, diharapkan terciptanya
situasi perusahaan yang nyaman dan aman, terutama bagi para karyawan. Keamanan pada
bisnis konstruksi menjadi aspek yang sangat penting agar tercipta suasana proyek yang aman.
Tentunya, hal tersebut berfokus pada keselamatan dan kesehatan para pekerja. Pasalnya,
tenaga kerja yang senantiasa terjaga kesehatannya dan terjamin keselamatannya selama
bekerja akan membuat mereka loyal dan lebih produktif. Alhasil, proses operasional
perusahaan pun menjadi lebih maksimal.
K3 konstruksi berdasarkan pendapat ahli terbagi menjadi dua sudut pandang, yaitu
keilmuan dan filosofi. Apabila dilihat dari sudut pandang keilmuan, simbol K3 konstruksi
diartikan sebagai salah satu upaya atau cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
berbagai kondisi yang berkaitan kecelakaan kerja. Selain itu, simbol tersebut juga berperan
untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan karena pekerjaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran di lingkungan, dan hal lainnya. Sementara itu, simbol dari K3 konstruksi menjadi
tanda sebuah pemikiran maupun upaya yang dilakukan untuk menjamin kesempurnaan
maupun kebutuhan aspek jasmani maupun rohani para tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan
agar para pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih maksimal.

2.1.1 Istilah-Istilah yang Ditemui Dalam Dunia Kerja


a. Harzard adalah suatu keadaan yng dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit dan
kerusakan yang menghambat kemampuan pekerja.
b. Danger/ bahaya adalah tingkat bahaya suatu kondisi yang dapat mengakibatkan
peluang bahaya yang mulai tampak sehingga mengakibatkan memunculkan suatu
tindakan.
c. Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
d. Incident adalah memunculnya kejadian yang bahaya yang dapat mengadakan kontak
dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.

6
e. Accident adalah kejadan bahaya yang disertai dengan adanya korban atau kerugian
baik manusia maupun peralatan.
2.1.2 Jenis-Jenis Bahaya Dalam K3
Dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Jenis kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia berbahaya.
Contoh: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan gas bahan kimia.
2) Jenis fisika
- Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin.
- keadaan yang sangat bising.
- keadaan udara yang tidak normal.

Contoh: Kerusakan pendengaran dan Suatu suhu tubuh yang tidak normal

3) Jenis proyek/ pekerjaan


- Pencahayaan atau penerangan yang kurang.
- Bahaya dari pengangkutan barang.
- Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.

Contoh:

- Kerusakan penglihatan
- Pemindahan barang yang tidak hati-hat sehingga melukai pekerja
- Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehngga melukai pekerja

2.2 Tujuan K3 Konstruksi


Pada sebuah bidang kerja yakni konstruksi, K3 atau sebuah keamanan konstruksi
terpusat pada berbagai atau segala hal yang memberikan pengaruh pada aspek lainnya. Mulai
dari suatu kondisi keselamatan, keamanan, dan kesehatan bagi setiap pekerjanya. Bahkan
lingkungan kerjanya pun juga sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan
proyek. Dengan terciptanya sebuah tanda atau aturan K3 bukanlah tanpa sebab. Keberadaan
rambu K3 konstruksi ini memiliki banyak peranan penting. Yang mana sangat berfokus pada
kelancaran dan keselamatan selama proses pekerjaan proyek. Seperti yang telah tertulis pada
UU No.1 Tahun 1970. 

7
Yang mana didalam aturan tersebut membahas seputar keselamatan tenaga kerja. Telah
dibahas secara rinci mulai dari syarat K3 hingga tujuannya. Inilah beberapa tujuan dari
adanya rambu K3, diantaranya : 

1. Berguna untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan berbagai risiko


kecelakaan, kebakaran, bahkan hingga peledakan. 
2. Memberikan petunjuk atau kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri sewaktu
terjadi keadaan darurat.
3. Mampu memberikan sebuah pertolongan dan sebagai alat perlindungan saat terjadi
sebuah kecelakaan atau keadaan darurat lainnya. 
4. Mengendalikan sebuah penyebarluasan suhu, debu, kotoran, angin, suara, getaran,
dan masih banyak faktor atau benda lainnya. 
5. Mampu mengendalikan timbulnya sebuah penyakit akibat kerja, entah fisik hingga
psikis. 
6. Dapat digunakan sebagai penyelenggara penyegaran udara, suhu, dan kelembaban. 
7. Mampu memperoleh sebuah penerangan yang sangat cukup saat keadaan darurat. 
8. Berguna untuk mengamankan dan memberikan kelancaran untuk proses evakuasi
keadaan darurat, bahkan dapat digunakan untuk memelihara bangunan. 
9. Mendapatkan sebuah keserasian antara pekerja dengan lingkungannya dan
memelihara kebersihan yang ada. 
10. Dapat menyesuaikan dan menyempurnakan berbagai pengaman kerja. 

2.3 Prinsip Kerja K3 Konstruksi


Dalam penerapan K3 di sebuah proyek konstruksi diperlukan untuk memperhatikan
beberapa faktor dalam proses kinerja konstruksi. Bahkan saat pelaksanaannya harus diketahui
dan menerapkan beberapa prinsip kerja yang sesuai dengan K3. Inilah beberapa faktor dan
prinsip kerja yang wajib untuk diterapkan, antara lain :
1. Kelengkapan Administrasi
Pada setiap pelaksanaan konstruksi, tentunya wajib untuk memiliki administrasi dan
bahkan harus sudah melengkapi surat-menyuratnya. Mulai dari pendaftaran proyek pada
departemen kerja setempat. Melakukan pendaftaran dan pembayaran untuk asuransi tenaga
kerja dan asuransi lainnya. 

Kemudian memiliki surat izin dengan adanya penggunaan jalan atau fasilitas umum
lainnya. Selain itu, memiliki surat keterangan dalam penggunaan alat berat. Dan bahkan

8
wajib untuk memberitahukan kepada pemerintah dan instansi setempat dengan adanya
proses konstruksi. 

2. Menyusun Safety Plan

Prinsip selanjutnya yang wajib Anda perhatikan adalah safety plan. Rencana tersebut
merupakan salah satu rencana dalam pelaksanaan K3. Yang mana bertujuan agar nantinya
sebuah proyek konstruksi tersebut dalam berjalan dengan lancar. Dan diharapkan dapat
aman dan tercegah dari adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 

Dengan memperhatikan faktor tersebut dapat menciptakan sebuah produktivitas kinerja


yang sangat tinggi. Umumnya, safety plan ini meliputi pembukaan tentang gambaran
proyek dan pokok perhatian dalam K3. Kemudian ada risiko kecelakaan dan
pencegahannya. Adanya tata cara pengoperasian peralatan dengan baik dan yang terakhir
adalah alamat instansi terkait. 

3. Pelaksanaan dan Pelatihan K3

Dan yang terakhir adalah pelaksanaan serta pelatihan K3. Untuk kegiatan K3 ini meliputi
safety plan yang mana kerjasama akan terjalin dengan instansi terkait. Selanjutnya untuk
pengawasan K3 ini meliputi safety patrol, safety supervisor, dan safety meeting. Yang
mana setiap unsur tersebut mempunyai peranan dan tugasnya masing-masing. 

Mulai dari mengawasi kegiatan dan pelaksanaan dalam proses konstruksi. Kemudian
mengendalikan proses berjalannya K3 dengan benar dan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dan yang terakhir adalah untuk membahas berbagai hasil laporan dari safety
patroli dan safety supervisor. 

2.4 Proyek Konstruksi

Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana
tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi
menimbulkan banyak permasalahan yang bersifat kompleks. Proyek konstruksi memilik ciri-
ciri pokok proyek antara lain, (Soeharto, Imam, 1995) :

1. Memiliki tujuan yang khusus produk akhir atau hasil kerja akhir

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan

9
3. Bersifat sementara, dalam artian umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas

4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung.

Tiga karakteristik proyek konstruksi adalah :

1. Proyek bersifat unik, keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi
rangkaian kegiatan yang sama persis, proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan
grup pekerja yang berbeda-beda.

2. Membutuhkan sumber daya (resources), setiap proyek konstruksi membutuhkan


sumber daya dalam penyelesaiannya, yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metoda,
material). Pengorganisasian semua sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek.
Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan sumber daya
lainnya. Apalagi pengetahuan yang dipelajari seorang bangunan, computer science,
construction management. Untuk itu seorang manajer proyek secara tidak langsung
membutuhkan pengetahuan tentang teori kepemimpinan yang harus ia pelajari sendiri

3. Membutuhkan organisasi, setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di mana di


dalamnya terlibat sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian,
dan juga ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah
menyatukan visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

2.4.1 Jenis Bahaya Konstruksi

1. Physical Hazards
Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi
2.    Chemical Hazards
Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
3.    Electrical Hazards
Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik
yang bersifat sementara dan kadang kadang tidak terkendali
4.    Mechanical Hazards
Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat
sampai kepada alat berat

10
5.    Physiological Hazards
Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat
kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dll.
7.    Biological Hazards
Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.

2.4.2 Sebab Kecelakaan Konstruksi

1. Faktor Manusia

- Sangat dominan dilingkungan konstruksi.


- Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda.
- Pengetahuan tentang keselamatan rendah.
- Perlu penanganan khusus

Pencegahan :

- Pemilihan Tenaga Kerja


- Pelatihan sebelum mulai kerja
- Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung

2. Faktor Lingkungan

- Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising yang berlebihan dapat


mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.
- Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan
efektivitas kerja.
- Cuaca (panas, hujan)

Pencegahan:

- Dianjurkannya menggunakan penutup telinga dan masker pada pekerja.

3. Faktor Teknis

- Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.

11
- Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition).

Pencegahan:

- Perencanaan Kerja yang baik


- Pemeliharaan dan perawatan peralatan
- Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
- Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman
- Penerapan Sistim Manajemen Mutu

2.5 Penerapan K3 di Proyek Konstruksi

1 Melakukan Identifikasi
Tahapan ini dilakukan dengan mengenali adanya potensi bahaya polusi atau semua aktivitas
konstruksi yang hendak dilakukan. Caranya yaitu dengan membuat peta atau gambaran besar
tentang semua hal yang memungkinkan menjadi bahaya berdasarkan area atau bidang kerja
setiap karyawan.

2. Melakukan Evaluasi
Tahapan berikutnya yaitu evaluasi, dilakukan dengan menilai semua kemungkinan risiko
bahaya untuk membuat skala kepentingan berdasarkan dengan peringkat hazard atau hazard
rating.

3. Melakukan Pengembangan Strategi


Tahapan selanjutnya adalah pengembangan strategi yang dilakukan dengan menyusun atau
mengembangkan strategi yang berkaitan dengan prosedur pengendalian sekaligus pencegahan
terhadap kecelakaan kerja yang berdasarkan data dari langkah identifikasi dan penilaian.
Caranya yaitu dengan menentukan konsep keselamatan kerja yang lebih akurat.

4. Melakukan Penerapan
Selanjutnya yaitu menyusun rencana kerja dan menerapkan semua bentuk pengendalian risiko
kecelakaan kerja sebaik mungkin.

5. Melakukan Monitoring

12
Setelah tahapan implementasi dilakukan, tim K3 tetap perlu melakukan pemantauan guna
mengetahui sejauh mana implementasi K3 berhasil dilakukan. Salah satu aktivitasnya yaitu
dengan inspeksi maupun audit internal sesuai dengan keadaan lingkungan kerja.

2.6 Alat Pelindung Diri

Perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang di sekelilingnya. Adapun bentuk peralatan
dari alat pelindung:

a) Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
b) Safety belt
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.
c) Penutup telinga
Berfungsi sebagai penutu telinga ketika bekerja di tempat yang bising.
d) Kaca mata pengamanan
Berfungsi sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.
e) Pelindung wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah ketika bekerja.
f) Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya kurang
bagus.
g) Safety Shoes
Berfungsi mengurangi dampak dan menghindarkan terlukanya jari-jari kaki dari
hantaman,tusukan atau timpaan benda yang berat dan keras pada saat terjadi kecelakaan
kerja.

BAB III

PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman
dan nyaman.
2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk meningkatkan
dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan komitmen
pekerja terhadap perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Anonim, 2013. Modul K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan Hukum.
Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.

https://mutuinstitute.com/post/apa-itu-k3-konstruksi/ (24 Februari 2023)

15

Anda mungkin juga menyukai