Disusun Oleh
Kelompok 6 :
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan
judul Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi pada mata kuliah Pengantar Metode
Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas ini guna untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Pengantar Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi yang diampu oleh
Bapak Hamdeni Medriosa, S.T., M.T.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian K3 Konstruksi
2.1.2 Istilah-Istilah yang Ditemui Dalam Dunia Kerja
2.1.2 Jenis-Jenis Bahaya Dalam K3
2.2 Tujuan K3 Konstruksi
2.3 Prinsip Kerja K3 Konstruksi
2.4 Prinsip Kerja K3 Konstruksi
2.4.1 Jenis Bahaya Konstruksi
2.4.2 Sebab Kecelakaan Konstruksi
2.5 Penerapan K3 di Proyek Konstruksi
2.6 Alat Pelindung Diri
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Jasa bidang konstruksi menjadi sektor bisnis dengan risiko kecelakaan kerja yang
tinggi. Sektor tersebut melakukan berbagai aktivitas dengan melibatkan aspek konstruksi,
baik itu perubahan maupun perbaikan. Kegiatan tersebut termasuk pembuatan jembatan,
pembangunan rumah, gudang, dan gedung, serta proses pengaspalan atau menghaluskan
jalan, penghancuran, penggalian, atau juga pengecatan dalam skala yang besar.
Artinya, para pekerja konstruksi sudah pasti berperan serta dalam berbagai aktivitas
yang bisa membuat mereka berhadapan dengan risiko kecelakaan kerja yang cukup serius.
Tak hanya itu, para pekerja di bidang konstruksi juga rentan mengalami kecelakaan kerja.
Inilah mengapa, perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi harus menerapkan Sistem
Manajemen K3 sebaik mungkin.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi atau bisa disebut K3 Konstruksi adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi. Aspek keamanan pada pekerjaan konstruksi sangatlah penting bagi kelancaran
sebuah proses proyek. Hal ini sangat fokus dan tertuju pada kesehatan dan keselamatan
tenaga pekerjanya. Dengan sangat mempertimbangkan aspek dan faktor para pekerja,
nantinya akan membantu sebuah proses berjalan dan bekerja dengan baik.
Konstruksi bangunan gedung memiliki pekerjaan yang kompleks dibandingkan
konstruksi lainnya. Bangunan gedung terdiri dari kelompok pekerjaan struktur, arsitektur,
mekanikal dan elektrikal, plumbing, interior, landscape, dan pekerjaan tambahan lainnya.
Berdasarkan penelitian Setiawan, (2014) jumlah kecelakaan kerja konstruksi yang paling
sering terjadi dari tahun 2005 sampai tahun 2015 adalah terjatuh, tersengat listrik dan
tertimpa. Penelitian Sari (2016) dan Abryandoko (2018) memperoleh risiko K3 berupa
tanah longsor, terkena benda tajam, terjatuh dari tempat tinggi, dan tersengat aliran listrik.
Risiko lain berupa tenaga kerja yang mengalami sakit akibat kerja berupa gangguan sistem
pernafasan (Purba et al., 2015). Risiko paling fatal adalah terjadinya kematian (Astiti,
2015). Pada pekerjaan skafolding memiliki 40 potensi bahaya dengan kategori risiko tinggi
yang perlu mendapat penanganan (Persada, 2015).
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan K3 Konstruksi?
2. Apa tujuan dari K3 Konstruksi?
3. Bagaimana prinsip dasar penerapan K3?
4. Apa yang dimaksud dengan proyek konstruksi?
5. Bagaimana penerapan K3 di proyek konstruksi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud dari K3 Konstruksi.
2. Mengetahui tujuan dari K3 Konstruksi.
3. Mengetahui prinsip dasar dari K3.
4. Mengetahui maksud dari proyek konstruksi.
5. Mengetahui penerapan K3 di proyek konstruksi.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Jika dilihat secara umum, K3 Konstruksi merupakan suatu himbauan atau regulasi yang
dipakai untuk memberikan informasi kepada para karyawan yang berkaitan dengan
keamanan, keselamatan, dan kesehatan di lingkungan kerja. Tentunya, diharapkan terciptanya
situasi perusahaan yang nyaman dan aman, terutama bagi para karyawan. Keamanan pada
bisnis konstruksi menjadi aspek yang sangat penting agar tercipta suasana proyek yang aman.
Tentunya, hal tersebut berfokus pada keselamatan dan kesehatan para pekerja. Pasalnya,
tenaga kerja yang senantiasa terjaga kesehatannya dan terjamin keselamatannya selama
bekerja akan membuat mereka loyal dan lebih produktif. Alhasil, proses operasional
perusahaan pun menjadi lebih maksimal.
K3 konstruksi berdasarkan pendapat ahli terbagi menjadi dua sudut pandang, yaitu
keilmuan dan filosofi. Apabila dilihat dari sudut pandang keilmuan, simbol K3 konstruksi
diartikan sebagai salah satu upaya atau cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
berbagai kondisi yang berkaitan kecelakaan kerja. Selain itu, simbol tersebut juga berperan
untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan karena pekerjaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran di lingkungan, dan hal lainnya. Sementara itu, simbol dari K3 konstruksi menjadi
tanda sebuah pemikiran maupun upaya yang dilakukan untuk menjamin kesempurnaan
maupun kebutuhan aspek jasmani maupun rohani para tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan
agar para pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih maksimal.
6
e. Accident adalah kejadan bahaya yang disertai dengan adanya korban atau kerugian
baik manusia maupun peralatan.
2.1.2 Jenis-Jenis Bahaya Dalam K3
Dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Jenis kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia berbahaya.
Contoh: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan gas bahan kimia.
2) Jenis fisika
- Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin.
- keadaan yang sangat bising.
- keadaan udara yang tidak normal.
Contoh: Kerusakan pendengaran dan Suatu suhu tubuh yang tidak normal
Contoh:
- Kerusakan penglihatan
- Pemindahan barang yang tidak hati-hat sehingga melukai pekerja
- Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehngga melukai pekerja
7
Yang mana didalam aturan tersebut membahas seputar keselamatan tenaga kerja. Telah
dibahas secara rinci mulai dari syarat K3 hingga tujuannya. Inilah beberapa tujuan dari
adanya rambu K3, diantaranya :
Kemudian memiliki surat izin dengan adanya penggunaan jalan atau fasilitas umum
lainnya. Selain itu, memiliki surat keterangan dalam penggunaan alat berat. Dan bahkan
8
wajib untuk memberitahukan kepada pemerintah dan instansi setempat dengan adanya
proses konstruksi.
Prinsip selanjutnya yang wajib Anda perhatikan adalah safety plan. Rencana tersebut
merupakan salah satu rencana dalam pelaksanaan K3. Yang mana bertujuan agar nantinya
sebuah proyek konstruksi tersebut dalam berjalan dengan lancar. Dan diharapkan dapat
aman dan tercegah dari adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Dan yang terakhir adalah pelaksanaan serta pelatihan K3. Untuk kegiatan K3 ini meliputi
safety plan yang mana kerjasama akan terjalin dengan instansi terkait. Selanjutnya untuk
pengawasan K3 ini meliputi safety patrol, safety supervisor, dan safety meeting. Yang
mana setiap unsur tersebut mempunyai peranan dan tugasnya masing-masing.
Mulai dari mengawasi kegiatan dan pelaksanaan dalam proses konstruksi. Kemudian
mengendalikan proses berjalannya K3 dengan benar dan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Dan yang terakhir adalah untuk membahas berbagai hasil laporan dari safety
patroli dan safety supervisor.
Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana
tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi
menimbulkan banyak permasalahan yang bersifat kompleks. Proyek konstruksi memilik ciri-
ciri pokok proyek antara lain, (Soeharto, Imam, 1995) :
1. Memiliki tujuan yang khusus produk akhir atau hasil kerja akhir
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan
9
3. Bersifat sementara, dalam artian umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung.
1. Proyek bersifat unik, keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi
rangkaian kegiatan yang sama persis, proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan
grup pekerja yang berbeda-beda.
1. Physical Hazards
Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi
2. Chemical Hazards
Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
3. Electrical Hazards
Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik
yang bersifat sementara dan kadang kadang tidak terkendali
4. Mechanical Hazards
Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat
sampai kepada alat berat
10
5. Physiological Hazards
Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat
kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dll.
7. Biological Hazards
Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.
1. Faktor Manusia
Pencegahan :
2. Faktor Lingkungan
Pencegahan:
3. Faktor Teknis
- Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.
11
- Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition).
Pencegahan:
1 Melakukan Identifikasi
Tahapan ini dilakukan dengan mengenali adanya potensi bahaya polusi atau semua aktivitas
konstruksi yang hendak dilakukan. Caranya yaitu dengan membuat peta atau gambaran besar
tentang semua hal yang memungkinkan menjadi bahaya berdasarkan area atau bidang kerja
setiap karyawan.
2. Melakukan Evaluasi
Tahapan berikutnya yaitu evaluasi, dilakukan dengan menilai semua kemungkinan risiko
bahaya untuk membuat skala kepentingan berdasarkan dengan peringkat hazard atau hazard
rating.
4. Melakukan Penerapan
Selanjutnya yaitu menyusun rencana kerja dan menerapkan semua bentuk pengendalian risiko
kecelakaan kerja sebaik mungkin.
5. Melakukan Monitoring
12
Setelah tahapan implementasi dilakukan, tim K3 tetap perlu melakukan pemantauan guna
mengetahui sejauh mana implementasi K3 berhasil dilakukan. Salah satu aktivitasnya yaitu
dengan inspeksi maupun audit internal sesuai dengan keadaan lingkungan kerja.
Perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang di sekelilingnya. Adapun bentuk peralatan
dari alat pelindung:
a) Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
b) Safety belt
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.
c) Penutup telinga
Berfungsi sebagai penutu telinga ketika bekerja di tempat yang bising.
d) Kaca mata pengamanan
Berfungsi sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.
e) Pelindung wajah
Berfungsi sebagai pelindung wajah ketika bekerja.
f) Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya kurang
bagus.
g) Safety Shoes
Berfungsi mengurangi dampak dan menghindarkan terlukanya jari-jari kaki dari
hantaman,tusukan atau timpaan benda yang berat dan keras pada saat terjadi kecelakaan
kerja.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman
dan nyaman.
2. Perusahaan harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk meningkatkan
dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan komitmen
pekerja terhadap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Anonim, 2013. Modul K3L (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan Hukum.
Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.
15