Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

PENERAPAN ASPEK HUKUM TERHADAP KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA
(Studi Kasus: Proyek The Lagoon Tamansari Bahu Mall)
Christie Pricilia Pelealu
Jermias Tjakra, B. F. Sompie
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
email:christiepelealu@yahoo.co.id

ABSTRAK
Proyek konstruksi sangat rentan terhadap kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja
bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan kerja bagi tenaga kerja, sehingga
dapat memperkecil angka kecelakaan dan penyakit kerja pada suatu proyek konstruksi. Pemerintah
telah mengeluarkan undang-undang dan berbagai peraturan menyangkut keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Tetapi semua usaha pemerintah tidak akan berhasil tanpa adanya respon dari
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi.
Wawancara serta observasi telah dilakukan terhadap pekerja, pimpinan proyek dan safety officer
pada proyek the Lagoon Tamansari untuk meneliti apakah dalam pelaksanaan proyek tersebut sudah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dasar penerapan SMK3
disesuaikan dengan standar internasional yaitu OHSAS 18001:2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan aspek hukum terhadap K3 pada proyek ini sudah
baik karena setiap elemen K3 telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun peraturan dan sangsi yang dikeluarkan oleh perusahaan,
dalam hal ini PT.Wika Gedung. Hal ini berpengaruh baik kepada tenaga kerja maupun perusahaan
karena dapat menghindari kecelakaan dan penyakit kerja serta pelanggaran kerja dalam proyek the
Lagoon Tamansari. Dengan adanya peraturan perundangan undangan tersebut maka telah lengkap
landasan hukum untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Untuk mengetahui penerapan aspek hukum dan juga manajemen K3, PT. Wika Gedung mengadakan
Inspeksi K3, Audit K3 dan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan. Hal ini dilakukan agar perusahaan
dapat mengidentifikasi kondisi yang beresiko agar bisa dilakukan tindakan perbaikan dan juga
mengevaluasi pelaksanaan manajemen K3 apakah sudah berjalan baik atau tidak. Sehingga dapat
dikatakan PT. Wika Gedung sudah berhasil menerapkan Peraturan perundangan undangan K3.
Kata kunci : Aspek Hukum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerapan

PENDAHULUAN pemerintah tidak akan berhasil tanpa adanya


respon dari perusahaan-perusahaan yang
Latar Belakang bergerak dibidang konstruksi. Untuk mencegah
Pekerjaan konstruksi sangat rentan terhadap hal tersebut dibutuhkan juga respon dari
kecelakaan. Sehingga merupakan hal yang perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah
mustahil untuk menyatakan bahwa dalam proyek yang terjadi dalam suatu proyek dengan
konstruksi tidak akan terjadi kecelakaan kerja. memberikan sangsi kepada para pekerja yang
Pembangunan yang dilaksanakan dengan melanggar peraturan ataupun dengan sengaja
teknologi tingkat tinggi maupun dengan mengabaikan prosedur dalam melaksanakan
teknologi sederhana pasti memiliki resiko yang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dapat
dapat menimbulkan kecelakaan kerja. menyebabkan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja dan penyakit kerja yang Menerapkan manajemen keselamatan dan
disebabkan oleh pekerja, harus dicegah bahkan kesehatan kerja (K3) sangat penting. Karena
kalau bisa dihilangkan sama sekali. Dalam bertujuan untuk memberikan suasana lingkungan
mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintah dan kondisi kerja yang baik, nyaman dan aman
telah mengeluarkan undang-undang dan berbagai serta dapat menghindari kecelakaan dan penyakit
peraturan menyangkut keselamatan dan kerja .
kesehatan kerja (K3). Tetapi semua usaha

331
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

Dengan adanya peraturan perundang- LANDASAN TEORI


undangan yang dikeluarkan pemerintah maka
telah lengkap landasan hukum untuk Keselamatan Kerja
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
pada proyek konstruksi. bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan
Rumusan Masalah tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
Permasalahan dari penelitian ini adalah melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja berlaku
bagaimana penerapan aspek hukum terhadap disegala tempat kerja, baik di darat, di laut, di
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). permukaan air, di dalam air maupun di udara.
Lokasi proyek merupakan salah satu
Batasan Masalah lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup
Batasan masalah pada penelitian ini adalah besar. Tim manajemen sebagai pihak yang
sebagai berikut: bertanggung jawab selama proses pembangunan
1. Penelitian hanya dilaksanakan pada proyek harus mendukung dan mengupayakan program-
the Lagoon Tamansari Bahu Mall program yang dapat menjamin agar dapat
2. Penerapan Manajemen Keselamatan dan meminimalisir bahkan meniadakan kecelakaan
Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan oleh kerja.
kontraktor Hubungan antara pihak yang berkewajiban
3. Menerapkan peraturan perundang-undangan memperhatikan masalah keselamatan dan
(aspek hukum) untuk melaksanakan kesehatan kerja adalah kontraktor dengan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pekerja. Kewajiban kontraktor dan rekan
kerjanya adalah mengasuransikan pekerjanya
Tujuan Penulisan. selama masa pembangunan berlangsung.Pada
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk rentang waktu pelaksaan pembangunan,
mengetahui penerapan aspek hukum terhadap kontraktor sudah selayaknya tidak mengizinkan
keselamatan kerja (K3) pada proyek konstruksi. pekerjanya untuk beraktivitas bila terjadi hal-hal
berikut :
Manfaat Penulisan 1. Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian kesehatan kerja;
ini adalah : 2. Tidak menggunakan peralatan pelindung diri
1. Untuk Pemerintah selama bekerja;
Memberikan suatu konstribusi pada 3. Mengizinkan pekerja menggunakan peralatan
pemerintah dalam upaya meningkatkan yang tidak aman.
kesejahteraan pekerja khususnya
perlindungan keselamatan dan kesehatan Tujuan Keselamatan Kerja
kerja (K3) pada tenaga kerja proyek Adapun tujuan diselenggarakannya
konstruksi. keselamatan kerja adalah :
2. Untuk Kontraktor 1. Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya
Sebagai masukan kepada para kontraktor dalam melakukan pekerjaannya,
dalam meningkatkan program pencegahan 2. Menjamin keselamatan setiap orang yang
bahaya/resiko kecelakaan kerja proyek berada ditempat kerja,
konstruksi yang bisa terjadi pada pekerja 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
karena tidak taat pada peraturan perundang- secara aman dan efisien.
undangan dalam melaksanakan keselamatan
dan kesehatan kerja. Syarat-syarat Keselamatan Kerja
3. Untuk Pekerja Guna memenuhi sasaran keselamatan kerja
Merupakan masukan yang sangat berartibagi haruslah memenuhi syarat-syarat keselamatan
para pekerja sebagai objek langsung kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
kecelakaan, agar selalu melakukan Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 yaitu :
pengamanan yang baik terhadap tindakan a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
maupun kondisi berbahaya untuk dirinya dan b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
lingkungan sekitarnya. kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

332
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamat- Penyakit akibat kerja dapat dimulai dengan
kan diri pada waktu kebakaran atau kejadian- pengendalian secermat mungkin gangguan
kejadian lain yang berbahaya; kerja dan kesehatan. Gangguan ini terdiri dari:
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan; a. Beban kerja (ringan/sedang/berat/atau
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para fisik/mental/sosial)
pekerja; b. Beban tambahan oleh lingkungan kerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau seperti fisik, kimia, biologis, dan
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, psikologis.
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, c. Kapasitas kerja, atau kualitas pekerja itu
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; sendiri yang mencakup kemahiran, umur,
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya daya tahan tubuh, jenis kelamin, gizi,
penyakit akibat kerja baik fisik maupun ukuran tubuh, dan motivasi kerja.
psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan Penyebab Penyakit akibat Kerja Pada Proyek
sesuai; Konstruksi
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara Menurut undang-undang kecelakaan kerja
yang baik; disebutkan bahwa penyakit akibat kerja adalah
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
cukup; termasuk kecelakaan. Penyakit akibat kerja harus
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan mendapat perhatian secara khusus, hal ini
ketertiban; dikarenakan bahwa:
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, - Penyakit yang terjadi sebenarnya dapat
alat kerja, lingkungan, cara dan proses dicegah, untuk ini perlu adanya kesadaran dan
kerjanya; keamanan
n. Mengamankan dan memperlancar pengang- - Penyakit yang terjadi dapat menimbulkan
kutan orang, binatang, tanaman atau barang; kelainan/cacat yang tidak dapat dipulihkan
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis kembali
bangunan; - Kemungkinan cacat mempunyai frekuensi
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan besar
bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
barang; penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam
q. Mencegah terkena aliran listrik yang beberapa golongan, yaitu :
berbahaya. a. Golongan fisik,
b. Golongan kimia,
Kesehatan Kerja c. Golongan hayati (biologi / infeksi),
Kesehatan kerja adalah suatu keadaan atau d. Golongan faal,
kondisi badan/tubuh yang terlindungi dari segala e. Golongan mental.
macam penyakit atau gangguan yang diakibatkan Macam-macam penyakit akibat kerja yang
oleh pekerjaan yang dilaksanakan. Penyakit kerja sering diderita oleh tenaga kerja pada proyek
membawa dampak kerugian bagi perusahaan konstruksi:
berupa pengurangan waktu kerja dan biaya untuk a. Pengemudi traktor/road roller, crane :
mengatasi penyakit tersebut. Sehingga bagi - Menimbulkan keletihan di bagian leher
pengusaha konstruksi, pencegahan jauh lebih dan bahu
menguntungkan daripada penanggulangannya. - Menyebabkan terjadinya kerusakan kecil
Menurut Silalahi N.B. Bennett dan Silalahi B. pada persendian tulang belakang, hal ini
Rumondang (1985), dikenal dua kategori dilihat dalam pemotretan sinar rontgen (x-
penyakit yang diderita tenaga kerja yaitu : ray)
1. Penyakit umum (general diseases) b. Pekerjaan dengan peralatan yang bergetar
Penyakit umum adalah semua penyakit yang seperti, Power chain saw, Vibrating plate
mungkin dapat diderita oleh semua temper, Concrete vibrator, dapat
orang.Pencegahan penyakit ini merupakan mengakibatkan ganguan sirkulasi darah tepi
tanggung jawab seluruh anggota masyarakat. dan gangguan saraf, antara lain:
2. Penyakit akibat kerja (man made diseases) - Gangguan pendengaran sampai tuli
c. Tukang kayu

333
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

- Banyak keluhan nyeri pinggul dan tulang terhadap debu atau gas yang berbahaya,
belakang kacamata khusus dan sebagainya.
- Regenerasi tulang pinggang (lumbale e. Pemeriksaan kesehatan. Hal ini meliputi
spire) akibat beban yang terus-menerus pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan
sehingga kondisi tubuh dasar berubah dan pemeriksaan secara berkala untuk dapat
sukar digerakkan mencari faktor penyebab yang menimbulkan
- Gangguan di lutut, adanya rasa nyeri di gangguan maupun kelainan terhadap tenaga
lutut, krepitasi sampai dapat terjadinya kerja.
degenarasi struktur persendian lutut f. Latihan dan informasi sebelum bekerja, agar
d. Tukang batu pekerja mengetahui dan lebih berhati-hati
Pemasangan batu-bata, pencampuran semen terhadap kemungkinan adanya bahaya.
dan lain-lain, yang menyebabkan: g. Pendidikan tentang keselamatan dan
- Semen dermatitis, yaitu peradangan kulit kesehatan kerja. Pendidikan ini dilakukan
akibat terkontak dengan semen secara teratur.
- Kelelahan pinggang terutama adanya rasa
nyeri di daerah lumbal bagian bawah Kecelakaan Kerja
e. Tukang las Kecelakaan adalah kejadian yang tidak
Terutama pada pekerja yang tidak memakai terduga dan tidak diharapkan.Tidak terduga oleh
kacamata pengaman, sehingga dapat karena latar belakang peristiwa itu tidak terdapat
menyebabkan penyakit : adanya unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam
- Heat cataract, akibat radiasi dan panas bentuk perencanaan.
yang terus-menerus sehingga lensa mata Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
mengeruh yang ada hubungannya dengan pekerjaan, bahwa
- Gangguan pernafasan, dari uap/gas yang kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan
ditimbulkan pada saat pengelasan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan,
- Kelainan kulit akibat panas terbakar termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
f. Pekerjaan dengan bahan peledak perjalanan dari rumah menuju tempat kerja
Pada penggunaan maupun perawatan yang ataupun sebaliknya. Maka dalam hal ini, terdapat
kurang baik dapat menyebabkan terjadinya dua permasalahan penting, yaitu :
keracunan terutama oleh asam nitrat.Kelainan a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan,
terjadi pada system darah maupun sistem b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang
saraf. dilakukan
g. Pekerjaan kantor, administrasi dan lainlain: Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian,
- Gangguan penglihatan yaitu:
- Gangguan pernafasan 1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja 3. Keluhan dan kesedihan
Pencegahan penyakit akibat kerja dapat 4. Kelainan dan cacat
dilakukan dengan: 5. Kematian
a. Substitusi, yaitu penggantian bahan-bahan
yang berbahaya dengan bahan yang tidak Pencegahan Kecelakaan Kerja
berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan Aktivitas pencegahan kecelakaan dalam
maupun mutunya. keselamatan kerja profesional dapat dilakukan
b. Isolasi, yaitu menjauhkan atau memisahkan dengan beberapa hal berikut:
suatu proses pekerja yang mengganggu/ 1. Memperkecil kejadian yang membahayakan
membahayakan. dari mesin, cara kerja, material dan struktur
c. Ventilasi, yaitu pengairan udara bersih ke perencanaan
dalam ruang kerja atau dengan menghisap 2. Memberikan alat pengaman agar tidak
udara keluar. membahayakan sumber daya yang ada dalam
d. Alat pelindung diri.Alat ini dapat berbentuk perusahaan tersebut
pakaian, topi pelindung kepala, sarung 3. Memberikan pendidikan (training) kepada
tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan tenaga kerja atau karyawan tentang
untuk menahan beban yang berat, masker kecelakaan dan keselamatan kerja
khusus untuk melindungi alat persnafasan

334
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

4. Memberikan alat pelindung diri tertentu 6. Pengrusakan alat pengaman peralatan yang
terhadap tenaga kerja yang berada pada area digunakan untuk melindungi manusia
berbahaya 7. Bekerja berlebihan/melebihi jam kerja di
Menurut Sumamur (1996), kecelakaan- tempet kerja.
kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan 8. Mengangkat/mengangkut beban yang
hal-hal berikut : berlebihan.
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan- 9. Menggunakan tenaga berlebihan / tenaganya
ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi hanya untuk main-main.
kerja pada umumnya, perencanaan, 10. Peminum/pemabuk/mengkonsumsi narkoba.
konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, Kondisi membahayakan yang sering terjadi:
pengawasan, pengujian dan cara kerja 1. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan.
peralatan industry, tugas-tugas pengusaha dan 2. Alat dan peralatan yang sudah tidak layak
buruh, latihan, supervise medis, P3K dan pakai;
pemeriksaan kesehatan. 3. Terjadi kemacetan (congestion).
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar 4. Sistim peringatan yang berlebihan (in
resmi, setengah resmi atau tidak resmi adequate warning system).
mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan 5. Ada api dan di tempat berbahaya.
sesuai instruksi peralatan industri dan alat 6. Alat penjaga/pengaman gedung kurang
pelindung diri (APD) standar.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang 7. Kondisi suhu yang membahayakan: terpapar
dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang- gas dan lain-lain.
undangan yang berlaku 8. Terpapar bising.
4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat 9. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang
dan ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya, ataupun berlebihan.
pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan
ledakan dan peralatan lainnya. Perlindungan Tenaga Kerja
5. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-
jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan dari
6. Pendidikan. segi fisik yang mencakup perlindungan
7. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi keselamatan dari kecelakaan kerja dan
tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang kesehatannya serta adanya pemeliharaan moril
baru dalam keselamatan kerja. kerja dan perlakuan yang sesuai dengan martabat
8. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, manusia dan moral agama, sebagaimana telah
yang merupakan ukuran utama efektif ditegaskan pada Pasal 86 Undang-Undang
tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada Nomor 13 Tahun 2003 tentang Keselamatan dan
perusahaanlah kecelakaan-kecelakaan terjadi, Kesehatan Kerja. Setiap tenaga kerja mempunyai
sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu hak untuk memperoleh perlindungan atas:
perusahaan sangat bergantung kepada tingkat a. Keselamatan dan kesehatan kerja,
kesadaran akan keselamatan kerja pihak yang b. Moral dan kesusilaan,
bersangkutan. c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama.
Tindakan dan Kondisi Membahayakan Perlindungan tersebut dimaksudkan agar
Tindakan membahayakan yang sering terjadi: tenaga kerja dapat secara aman melakukan
1. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
kewenangan (bekerja bukan pada kewe- meningkatkan produksi dan produktivitas
nangannya). pekerjaannya. Tenaga kerja harus memperoleh
2. Gagal menciptakan keadaan yang baik perlindungan dari berbagai peristiwa disekitarnya
sehingga menjadi tidak aman atau memanas. dan pada dirinya yang dapat menimpa dan
3. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai menggangu dalam pelaksanaan pekerjaanya.
dengan kecepatan geraknya.
4. Memakai alat pelindung diri (APD) (safety) Alat Pelindung Diri (APD)
hanya berpura-pura. Dalam bidang konstruksi, ada beberapa
5. Menggunakan peralatan yang tidak layak. peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang

335
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

mungkin bisa terjadi dalam proyek konstruksi. Pakaian kerja bertujuan pemakaian pakaian
Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang kerja ialah melindungi badan manusia
yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang
Macam-macam alat pelindung diri (APD) sehat atau yang biasa melukai badan.
sebagai berikut: 9. P3K
1. Kacamata Pengaman Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang
Kacamata pengaman digunakan untuk bersifat ringan ataupun berat pada pekerjaan
melindungi mata dari debu kayu, batu, konstruksi, sudah seharusnya dilakukan
serpihan besi yang berterbangan ditiup angin. pertolongan pertama pada kecelakaan di
Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan proyek.Adapun jenis dan jumlah obat-obatan
kacamata kerja.Namun pekerjaan yang mutlak disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
membutuhkan perlindungan mata adalah Selain peralatan standar diatas, perusahaan
mengelas. konstruksi sebaiknya menyediakan tanda-tanda
2. Sarung tangan (mark) dalam proyek. Tanda dalam proyek
Tujuan utama penggunaan sarung tangan konstruksi memberikan informasi berupa tanda-
adalah melindungi tangan dari benda-benda tanda pada area yang mengandung resiko tinggi
keras dan tajam selama menjalankan kecelakaan.Tanda ini merupakan kewajiban bagi
pekerjaan. Jenis kegiatan yang memerlukan pengelolah proyek.
sarung tangan adalah pekerjaan pembesian,
pekerjaan kayu. dan pekerjaan-pekerjaan
yang memerlu
3. Sepatu pengaman
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan
perlindungan terhadap kaki.Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu denga sol
tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana
tanpa terluka oleh benda-benda tajam
atau.Bagian muka sepatu harus cukup keras
(atau dilapisi dengan pelat besi) supaya kaki
tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
4. Helm Gambar 1. Alat Pelindung Diri (APD)
Helm (helmet) sangat penting digunakan
sebagai pelindung kepala. Helm digunakan Peraturan Perundang-undangan yang
untuk melindungi kepala dari bahaya yang berkaitan dengan Keselamatan dan
berasal dari atas, misalnya barang, baik Kesehatan Kerja (K3)
peralatan atau material konstruksi yang jatuh Berbagai peraturan perundangan merupakan
dari atas. landasan hukum guna dijadikan pedoman dalam
5. Pelindung telinga penerapan K3. Berikut ini uraian dari beberapa
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga peraturan perundangan di bidang perlindungan
dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin tenaga kerja:
yang memiliki volume suara yang cukup 1. Undang-Undang Dasar 1945
keras dan bising. 2. Undang-Undang No.14 tahun 1969 tentang
6. Masker Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan Ketenagakerjaan
untuk pekerjaan konstruksi.Oleh karena itu 3. Undang-undang No.3 tahun 1992 tentang
diperlukan masker. Misalnya serbuk kayu dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
besi sisa dari kegiatan memotong, 4. Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan
mengamplas, dan debu-debu bahan bangunan. Umum dan Menteri Tenaga Kerja
7. Sabuk pengaman (safety belt) berfungsi untuk No.Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986
pelaksanaan pekerjaan pada bagian bangunan Tentang Pedoman Keselamatan dan
yang tinggi dan pada pekerjaan beresiko Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
tinggi dengan tidak ditemukannya pijakan Konstruksi.
kaki. 5. Undang-Undang Republik Indonesia No.13
8. Pakaian kerja tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang
isinya secara spesifik membahas kesempatan

336
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

dan perlakuan yang sama bagi tenaga kerja, Gambaran dan Data Umum Proyek
pelatihan tenaga kerja, pembinaan dan a. Nama Proyek : The Lagoon Tamansari
pengawasan tenaga kerja juga perlindungan b. Lokasi proyek: kawasan Bahu Mall blok A-3
tenaga kerja Manado
6. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang c. Pemilik Proyek : PT.Wika Realty
Keselamatan Kerja. Undang-undang ini
sebagai aturan pelaksanaan dari UU No.14 Waktu Penelitian
tahun 1969 yang menyangkut norma Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai
perlindungan tenaga kerja, khususnya bidang dari september sampai november 2013
keselamatan kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Metode Pelaksanaan Penelitian
Transmigrasi RI. Per-01/MEN/1980 tentang Metode penelitian yang dilaksanakan sebagai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada berikut :
Konstruksi Bangunan 1. Studi Lapangan (Observasi)
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Per- Mengadakan survei lapangan dengan
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen melakukan kunjungan dan pengamatan
Keselamatan dan Kesehatan langsung serta mewawancara para pekerja
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per- dan juga memberikan daftar pertanyaan
04/MEN/1995 Tentang Perusahaan Jasa mengenai K3 dan peraturan perundangan-
Keselamatan dan Kesehatan Kerja undangan yang diterapkan oleh PT. Wika.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan 2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980, tentang Mencari referensi dan mempelajari kajian
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam tentang K3 berdasarkan hasil studi literatur
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja dan buku acuan yang mendukung.
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per.01/MEN/1981, tentang Pengambilan Data
Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Data- data yang diambil berupa:
Kerja, sedang pelaksanaannya diatur dalam a. Data Primer : wawancara, daftar pertanyaan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja serta data tentang tenaga kerja.
No.KEPTS/333/MEN/1989 b. Data Sekunder: referensi Pustaka
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per.03/MEN/1982, tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-
03/MEN/1998 Tentang Tata Cara Pelaporan Gambaran Umum Proyek
dan Pemeriksaan Kecelakaan Proyek ini memiliki luas site 2.440 m dengan
14. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.7 total luas lantai bangunan dan memiliki 3 bagian
tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan utama yaitu: lantai 1-4 untuk tempat parker,
Keberhasilan Serta Penerangan Dalam lantai 5-14 untuk condominium dan lantai 15-28
Tempat Kerja. untuk apartment.
Yang diberikan wewenang oleh owner
sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi adalah
METODOLOGI PENELITIAN PT. RECTA OPTIMA dan sebagai Kontraktor
adalah PT. WIKA GEDUNG. Adapun sebagai
Penelitian ini bersifat terapan dengan kajian owner yaitu PT. WIKA REALTY
literatur dimana metode yang digunakan adalah
sebagai berikut : Data Proyek
1. Studi kepustakaan yang berkaitan dengan 1. Nama Proyek: Proyek Pembangunan
penelitian ini sebagai kajian dari segi teoritis. Apartemen dan Condominium The Lagoon
2. Pengamatan data proyek melalui konsultasi Tamansari
dengan pihak terkait. 2. Lokasi Proyek: Kawasan Bahu Mall Blok A-3
3. Penelitian langsung di lapangan.
4. Wawancara dengan staf di lapangan.
5. Pengambilan data proyek di lapangan

337
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

Waktu Pelaksanaan Proyek menjamin bahwa proyek akan dilaksanakan


Sesuai dengan master schedule, pelaksanaan untuk mempertimbangkan faktor kualitas, K3
proyek dimulai pada Juni 2013 dan selesai pada serta Lingkunan hidup untuk memenuhi
28 februari 2014. persyaratan pelanggan, persyaratan legal dan
persyaratan lainnya.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Ruang lingkup mencakup implementasi
Kerja sistem manajemen di perusahaan termasuk
Saat ini jumlah tenaga kerja pada proyek semua persyaratan yang diberlakukan oleh ISO
pembangunan The Lagoon Tamansari sebanyak 9001:2008, ISO 14001:2004 dan OHSAS
101 orang. Hal tersebut telah memenuhi 18001:2007 mulai dari proses persiapan
Permenaker No. 05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1 pelaksanaan sampai dengan serah terima.
yang menyatakan bahwa Setiap perusahaan OHSAS 18001:2007 memiliki komponen-
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak komponen yang sama dengan SMK3 yang diatur
seratus orang atau lebih dan atau mengandung dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996.
karakteristik proses atau bahan produksi yang Komponen tersebut meliputi komitmen dan
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit dan evaluasi serta tinjauan oleh pihak
akibat kerja wajib menerapkan Sistem manajemen.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Penerapan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek Kesehatan Kerja Pada Proyek The Lagoon
pembangunan The Lagoon Tamansari disusun Tamansari
menjadi satu kesatuan dengan sistem manajemen
mutu dan manajemen lingkungan. Dalam Tabel 1. Hasil wawancara yang dilakukan kepada
perencanaannya seluruh standar dan pedoman petugas K3 dilokasi proyek The lagoon
sistem tersebut disusun dalam Prosedur Mutu, Tamansari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan.
Prosedur Mutu, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan integrasi pemenuhan Sistem
Manajemen Mutu (ISO 9001:2008), Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001:2007) dan
Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2004) yang
dituangkan dalam prosedur yang dapat
digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji,
menilai, mengukur efektifitas, mengetahui
ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses
pelaksanaan proyek. SMK3L dibuat berdasarkan
pada persyaratan pelanggan (kontrak), peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lainnya.
Prosedur dan persyaratan yang digunakan A = Dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan akan ditinjau B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya
kembali secara rutin untuk menjamin C = Tidak Dilaksanakan
kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang D = Tidak Dipantau
terkandung didalamnya memenuhi persyaratan
kontrak, peraturan legal dan persyaratan lainnya
untuk mencapai peningkatan yang berkesinam- Penerapan Aspek Hukum terhadap
bungan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tujuan dibuatnya RMK3L ini adalah untuk Proyek The Lagoon Tamansari
memastikan bahwa semua proyek sebelum Hasil observasi, wawancara dan daftar
dilaksanakan telah dilengkapi dengan Rencana pertanyaan yang diajukan kepada SHE di lokasi
Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta proyek The Lagoon Tamansari, dapat dilihat
Lingkungan Proyek yang bertujuan untuk pada tabel 2.

338
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

Tabel 2. Hasil observasi, wawancara dan daftar pertanyaan yang diajukan kepada SHE di lokasi
proyek The Lagoon Tamansari
No. Elemen Keselamatan dan Aspek Hukum A B
Kesehatan Kerja (Peraturan Perundang-undangan)
1 Perusahaan Menerapkan Permenaker RI No. 05/MEN/1996 v
Sistem Manajemen K3
2 Menyelenggarakan Jaminan Undang-undang No. 3 Tahun 1992 dan PP No. v
Sosial Tenaga Kerja 14 Tahun 1993
3 Syarat-syarat Keselamatan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang v
Kerja Keselamatan Kerja
4 Melakukan Pengawasan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang v
terhadap Pelaksanaan K3 di Keselamatan Kerja
Lungkungan Proyek
5 Rambu-rambu dan Tanda- Permenaker RI No. Per 01/MEN/1980 tentang v
tanda K3 pada Lokasi Proyek K3 pada Konstruksi Bangunan
6 Perusahaan Menyediakan APD Permenaker RI No. 08/MEN/VII/2010 tentang v
Alat Pelindung Diri
7 Perusahaan Memperhatikan Kepmenkes RI No. 261/MENKES/SK/ v
tentang Lingkungan Kerja II/1998
8 Untuk Meminimalisasi Permenaker RI No. Per 01/MEN/1980 tentang v
Keadaan Darurat seperti Tim K3 pada Konstruksi Bangunan
Tanggap Darurat, Mengadakan
Kerja Sama dengan Rumah
Sakit
9 Mengadakan Evaluasi K3 Permenaker RI No. 05/MEN/1996 elemen Bab 5 v
seperti Inspeksi, Audit, dan
Tindakan Perbaikan dan
Pencegahan
10 Perusahaan Membuat Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan v
Pedoman tentang K3 Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986
tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Sumber: The Langoon Tamansari

Melalui data-data tersebut, dilakukan obser- dan Kesehatan Kerja didapat bahwa PT. Wika
vasi untuk melihat penerapannya secara langsung Gedung sudah menerapkan Sistem Manajemen
dilokasi proyek. Hasil observasi menunjukkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek
bahwa keseluruhan elemen Sistem Keselamatan The Lagoon Tamansari dengan sangat baik. Hal
dan Kesehatan Kerja dilokasi proyek tersebut ini dapat dilihat dengan adanya prosedur
telah dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini terlihat manajemen K3 serta peraturan perundang
dari kelengkapan prosedur yang disediakan oleh undangan K3 yang dikeluarkan oleh pemerintah
perusahaan untuk mengatur dan menyusun dan juga oleh perusahaan.
pekerjaan dengan aman dan efisien. Penerapan Aspek Hukum terhadap
Untuk menangani masalah K3, pihak Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh
kontraktor telah menyediakan petugas-petugas baik kepada perusahaan maupun tenaga kerja
yang menangani masalah K3 yaitu SHE, Safety karena apabila perusahaan ataupun tenaga kerja
Patrol, Safety Induction, Tim Tanggap Darurat. yang mengabaikan K3 dalam menjalankan
pekerjaan akan diberikan sangsi hukum karena
baik perusahaan dan tenaga kerja telah terikat
KESIMPULAN secara hukum. Sebagai contoh apabila para
pekerja pada saat melakukan pekerjaan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang diketinggian dan tidak menggunakan Sabuk
Penerapan Aspek Hukum terhadap Keselamatan Pengaman maka safety officer dapat memberikan

339
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (331-340) ISSN: 2337-6732

sangsi kepada pekerja tersebut sesuai dengan Kesehatan Kerja yang telah berjalan dilokasi
aturan yang dibuat oleh perusahaan. proyek.
Menerapkan K3 sesuai dengan peraturan 2. Memberikan Penghargaan kepada pekerja
perundang-undangan secara tidak langsung dalam hal pemakaian APD dan Ketaatan
perusahaan dapat mencegah terjadinya kece- dalam mematuhi peraturan K3 serta
lakaan dan penyakit kerja serta pelanggaran dikenakannya sangki untuk segala macam
kerja. Dan juga pekerjaan dapat terlaksana pelanggaran peraturan perundang undangan.
dengan aman dan efisien. 3. Dibutuhkannya campur tangan pemerintah
sebagai pengontrol dan memberi sangsi bagi
perusahaan yang mengabaikan masalah K3
SARAN sehingga menimbulkan perhatian dan
kesadaran pihak perusahaan untuk
1. Mempertahankan dan meningkatkan Penerap- menerapkan manajemen K3 bagi kepentingan
an sistem Manajemen Keselamatan dan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Anizar, 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industry, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Barthos Basir, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Billy, Dengah, Studi Korelasi Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Peningkatan
Produktifitas Tenaga Kerja. Proyek Konstruksi PT. Trakindo Utama Kabupaten Minahasa
Utara.

Gempur, Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Direktorat Jenderal


Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja RI.

Ridley, John, 2008. Ikhtisar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Rijanto B, Boedi, 2010. Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L),
Mitra Wacana Media, Jakarta.

Silalahi N. B. Bennet dan Silalahi B. Rumondong, 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Sumamur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT Toko Gunung Agung. Jakarta.

UU No.1 Tahun 1970, Dasar-dasar K3 dan Kelembagaan, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI.

340

Anda mungkin juga menyukai